Blessing of the Sea Ep 6 Part 3

Sebelumnya...


Deok Hee masuk ke kamarnya sambil mengomel.

Deok Hee : Dia bukan putri kandungnya. Kenapa hanya peduli kepadanya? Karena inilah Ji Na bertingkah.

Ponsel Deok Hee tiba2 berdering. Deo Hee terkejut, Ji Na lah yang menghubunginya.

Ji Na : Kubilang dengarkan saja!

Deok Hee : Di sini tidak ada siapa pun. Ibu di rumah sendirian. Ada apa ini? Ibu sangat mencemaskanmu. Hati ibu rasanya hancur karena cemas.

Ji Na : Ibu tidak menghubungi polisi karena tidak bisa menghubungiku, bukan?


Deok Hee : Tentu saja tidak. Keadaannya agak berbahaya karena Chung Yi mulai bilang kau mencuri uangnya, tapi ibu menghentikannya. Bagaimana bisa ibu mencurigaimu? Dasar anak licik.

Ji Na : Aku memang mencuri uangnya.

Deok Hee kaget, tunggu, apa? Kenapa kau mencurinya? Seharusnya kau meminta kepada ibu jika membutuhkan uang.

Ji Na : Ibu tidak punya uang. Sekarang aku di bandara untuk ikut pelatihan di luar negeri.

Deok Hee : Apa? Di mana? Tiba-tiba? Tanpa berpamitan kepada ibu?

Ji Na : Ini terjadi mendadak. Itu sebabnya aku butuh uang.

Deok Hee : Ibu akan ke bandara. Tunggu sebentar, Ji Na.

Ji Na : Aku akan menghubungi lagi setelah tiba di sana. Tidak usah mencemaskanku dan jaga kesehatan Ibu.


Ji Na mematikan panggilannya.

Deok Hee heran Ji Na mengatakan itu tiba2.


Seorang wanita mendatangi Ji Na di kamar. Dia adalah pemilik kamar yang disewa Ji Na. Dia menagih uang sewanya.

Ji Na langsung mengeluarkan amplopnya yang berisi uang Chung Yi dan mengambil uangnya.

Wanita itu terkejut melihat uang Ji Na banyak.

Ji Na : Aku akan membayar di muka untuk tiga bulan.

Setelah mendapatkan uangnya, wanita itu pergi.


Chung Yi memungut sisa2 alat lukis dan lukisannya yang habis dibakar Deok Hee.

Chung Yi ternyata lolos seleksi pertama di Joobo dan Joobo memintanya mengirimkan portfolio sebelum tenggat waktu.

Chung Yi lalu melihat barang2nya yang ia bawa saat pertama kali datang ke tempat Hak Kyu.


Tak lama kemudian, Hak Kyu pulang dan duduk disamping Chung Yi. Hak Kyu merasa bersalah atas apa yang dilakukan Deok Hee pada Chung Yi.

Chung Yi menatap ayahnya dengan berkaca-kaca dan berkata ia baik2 saja tapi kemudian ia meralat ucapannya dan mengatakan, ia tidak bisa baik2 saja untuk hari itu.

Chung Yi : Maafkan aku, Ayah.


Hak Kyu memeluk Chung Yi.

Hak Kyu : Kenapa minta maaf? Gadis malang.


Deok Hee mengintip mereka.

Deok Hee : Bagaimana caraku menyampaikan kabar ini? Masa bodoh. Ini bisa terjadi dalam keluarga. Astaga, sial.


Ji Na membongkar tasnya dengan panic. Ia kehilangan uangnya!


Shi Joon stress memikirkan Ji Na yang memberikan kesaksian palsu. Ji Na bilang, bahwa korban tidak pernah memperkosanya dan Shi Joon membunuh korban karena cemburu.

Shi Joon marah dan meminta polisi menghubungi Ji Na.


Di kamarnya, Ji Na bertengkar dengan pemilik kamarnya.

Ji Na : Kau yang punya kunci duplikatnya.

"Baiklah, laporkan aku. Laporkan jika kau punya bukti aku yang mencurinya."

Ji Na terdiam.

"Tidak bisa, bukan? Berhenti menyalahkan orang. Mandilah dan tidur."

"Berikan uangku. Aku bisa mati tanpa itu. Kembalikan kepadaku!"

"Ada apa denganmu? Jika punya bukti, laporkan saja."

Wanita itu mendorong Ji Na dan bergegas pergi.


Ji Na tidur di lantai kamarnya sambil memegangi perutnya.

Tiga bulan kemudian...


Young In sedang melihat portfolio para murid.

Ia menggeleng2 sambil membalik2 halaman portfolio para siswa. Pilihannya jatuh pada sebuah lukisan.


Tak lama, Pil Doo datang, memberikan daftar para kandidat yang lolos.

Young In : Dia lolos juga?

Pil Doo : Lukisan itu rupanya. Itu tiruan, bukan asli, jadi, dia didiskualifikasi.

Young In : Begitukah? Aku ingin bertemu dengan siswa ini.

Pil Doo lagi : Baik, Bu. Aku akan melapor lagi.


Chung Yi berlari ke kantor polisi dan melihat Shi Joon yang dibawa menuju mobil tahanan.

Nyonya Jung juga ada di sana. Ia marah dan tidak terima putranya dihukum 8 tahun penjara.

Chung Yi memeluk Nyonya Jung. Nyonya Jung minta putranya jujur, mengatakan siapa pelaku sebenarnya. Tapi Shi Joon malah menyuruhnya pulang.

Shi Joon dibawa pergi. Chung Yi dan Nyonya Jung menangis.


Woo Yang dan Hun Jung di kedai kecil.

Hun Jung tidak berselera makan.

Kandungan Hun Jun semakin membesar. Rambut Hun Jung yang tadinya panjang, kini pendek karena dipangkas ibunya karena ketahuan dia hamil.

Hun Jung : Ibumu juga mengancam akan memangkas seluruh rambutmu. Aku masih ketakutan.

Woo Yang : Kau menyelamatkan rambutku. Aku mencintaimu, Hun Jung-ah.


Mereka melihat Ji Na sedang makan di depan mereka.

Awalnya mereka gak ngeh itu Ji Na.

Ji Na yang kaget melihat mereka, langsung pergi.


Hun Jung sadar itu Ji Na. Ia mau mengejar Ji Na tapi perutnya tiba2 sakit.


Ji Na terus berlari. Di tengah jalan, perutnya tiba2 saja sakit.


Sekarang, Ji Na melahirkan sendirian di kamarnya.

Kenangannya dengan Shi Joon serta masalah yang menimpa ia dan Shi Joon terbayang di benaknya.

Ji Na : Aku akan melalui ini. Aku akan hidup bahagia sebelum mati.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment