• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 39 Part 1

Sebelumnya...


Ji Won kaget Yeo Ri tiba-tiba datang ke rumahnya, saat ia hendak pergi menemui Kim Sook Mi, membawa koper berisi uang. Saking kagetnya, Ji Won yang baru keluar dari kamar, langsung menjatuhkan kopernya begitu melihat Yeo Ri.

Ji Won gugup, Nona Yoon, ada apa kemari?

Yeo Ri diam saja dan terus menatap tajam Ji Won.

Ji Won sewot, aku bertanya ada apa kau kemari!

Yeo Ri langsung bersikap ramah.

Yeo Ri : Hallo, Nyonya. Do Chi memintaku mengambilkan sesuatu untuknya. Kenapa anda sangat terkejut?


Ji Won memanggil Bi Ahn. Setelah Bi Ahn datang, Ji Won minta Bi Ahn mengantar Yeo Ri ke kamar Do Chi.


Yeo Ri langsung ke kamar Do Chi bersama Bi Ahn.

Yeo Ri : Ma Ya di rumah?

Bi Ahn : Dia pergi berenang. Dia akan kembali sejam lagi.

Yeo Ri : Begitu rupanya.

Bi Ahn keluar.

Yeo Ri : Sejam terlalu lama. Kim Sook Mi akan segera mendarat.


Yeo Ri lalu ingat koper yang dijatuhkan Ji Won tadi.

Yeo Ri : Apa itu tadi?

Tak lama, Yeo Ri menyadari sesuatu.


Yeo Ri langsung keluar. Ia teriak memanggil Bi Ahn.

Bi Ahn datang. Yeo Ri tanya dimana Ji Won. Bi Ahn bilang, Ji Won pergi. Ji Won pergi dengan terburu-buru sambil membawa koper.

Yeo Ri yakin, Ji Won akan pergi menemui Kim Sook Mi. Yeo Ri pun bergegas keluar.


Diuar, Ji Won yang sudah di depan mobilnya, bertanya-tanya kenapa Yeo Ri harus ke rumahnya sekarang.


Ji Won lalu masuk ke mobilnya. Tapi saat mau menjalankan mobilnya, ia dikagetkan dengan Yeo Ri yang tiba-tiba muncul di depan mobilnya.

Ji Won : Benar-benar menyebalkan!


Yeo Ri mendekati pintu Ji Won. Ji Won menurunkan kaca mobilnya dan menyemprot Yeo Ri.

Yeo Ri : Anda terburu-buru sekali, mau kemana?

Ji Won : Haruskah kuberitahukan urusan pribadiku?

Yeo Ri : Anda benar. Anda pergi sampai aku tidak sempat berpamitan. Baiklah. Sampai jumpa lagi.

Ji Won pun pergi.


Yeo Ri : Urusan pribadi? Kemungkinan besar. Pasti ada hubungannya dengan Bom.


Yeo Ri mengikuti Ji Won. Di setengah perjalanan, Ji Won sadar Yeo Ri mengikutinya.

Sementara itu, Yeo Ri yakin Ji Won akan menemui Kim Sook Mi. Yeo Ri pun berniat menangkap basah Ji Won yang menemui Kim Sook Mi.


Di restoran, Bom yang bosan, bertanya-tanya, kapan Ma Ya akan datang.

Bom : Nona Yoon pergi menjemputnya?

Ponsel Mal Nyeon berdering, telepon dari Yeo Ri.


Mal Nyeon : Seol-ah, kau menjemput Ma Ya? Kim Sook Mi akan segera mendarat... Apa? Baik. Kami akan pergi juga.

Mal Nyeon lalu memberitahu Ki Dong, kalau Ji Won bertingkah aneh.

Mal Nyeon : Katanya Ji Won mau menemui Kim Sook Mi, jadi, dia mengikutinya.

Ki Dong : Kita tidak bisa meninggalkan Bom sendiri, jadi, kau tinggallah di sini dengannya. Aku akan menghubungi Oliver atau Do Chi dan menemui Kim Sook Mi sebelum Ji Won tiba di bandara.

Mal Nyeon : Ajak Oliver. Do Chi terkenal, jadi, mungkin situasinya akan canggung.


Tapi Do Chi tiba2 datang.

Bom gembira dan langsung memeluk Do Chi.

Do Chi : Kau baik-baik saja di rumah nona pengacara?

Bom mengangguk.


Do Chi kemudian memberitahu Ki Dong dan Mal Nyeon bahwa ia akan ikut ke bandara menjemput Kim Sook Mi.

Do Chi : Karena aku terkenal, dia mungkin lebih nyaman denganku.


Di ruangannya, Moo Yeol menghubungi reporter.

Moo Yeol : Sekarang saatnya. Unggah kabar kegagalan kesepakatan penjualan Wid Fashion  Katakan keputusan akhir mereka tidak membeli Wid Fashion.

Moo Yeol senang.

Moo Yeol : Aku sudah menjual semua sahamku. Saat harga saham terjun bebas, aku akan membelinya kembali.


Moo Yeol lalu menatap meja Yeo Ri.

Moo Yeol : Kenapa Yeo Ri belum masuk? Aku mau dia melihat ekspresi Pimpinan Koo denganku.


Di ruangannya, Do Young kaget membaca artikel tentang Blanc yang batal membeli Wid Fashion.

Do Young heran, kenapa mereka berubah pikiran dalam semalam?

Do Young lalu memanggil Moo Yeol.


Begitu Moo Yeol datang, Do Young langsung melemparnya dan menghardiknya.

Do Young : Bagaimana bisa kau membiarkan ini terjadi! Kenapa Blanc tiba-tiba berubah pikiran! Kusuruh kau menurunkan harga jika perlu untuk menjual Wid Fashion!

Moo Yeol : Aku sendiri baru mengetahuinya saat membaca artikelnya. Aku harus mencari tahu alasan Blanc berubah pikiran.

Do Young : Kau tidak kompeten atau mengejekku? Jika kau tahu Blanc tidak akan membeli Wid Fashion  dan menipuku, kau akan menerima ganjarannya. Atau jika kau tidak tahu, tidak akan kumaafkan kelalaianmu.

Moo Yeol : Aku berusaha menghubungi mereka agar tahu apa yang terjadi. Tapi mereka menghindariku.

Do Young : Turunkan banyak harganya jika perlu. Yang penting jual perusahaannya. Jika ini tidak beres, tidak ada tempat bagimu baik dalam keluarga atau pun di perusahaan.


Moo Yeol keluar. Sampai diluar, dia tersenyum sinis.

Moo Yeol : Tidak ada tempat bagiku? Kau kira kau bisa mengendalikan hidupku selamanya?


Do Chi dan Ki Dong menunggu Sook Mi di bandara, berbekal foto Sook Mi dan Bom di artikel yang mereka dapat.

Do Chi ragu mereka bisa mengenali Sook Mi.

Ki Dong : Kita tidak boleh kehilangan dia.


Tak lama, Sook Mi muncul. Do Chi dan Ki Dong bergegas mendekatinya.

Do Chi : Kim Sook Mi-ssi?

Sook Mi kaget, ya, aku sendiri.

Do Chi : Kami melindungi Bom. Tolong ikut kami diam-diam. Jika tidak, kami akan menghubungi polisi.

Sook Mi : Siapa kalian? Di mana Kelly? Di mana dia?


Ki Dong menghubungi Mal Nyeon.

Ki Dong : Kami bersama Kim Sook Mi. Pertama, berikan ponselnya ke Bom.


Ki Dong lalu memberikan ponselnya ke Sook Mi.

Ki Dong : Kau boleh berbicara dengannya.

Sook Mi pun bicara dengan Bom.

Sook Mi cemas, Kelly? Kau tidak apa-apa? Kau bersama siapa?

Bom : Ibu. Aku baik-baik saja. Cepat kemari.


Sook Mi lalu mengembalikan ponsel Ki Dong.

Sook Mi mulai marah, dimana Kelly!


Yeo Ri masih mengikuti Ji Won.

Ji Won penasaran, sampai kapan Yeo Ri akan mengikutinya.


Ji Won akhirnya menghentikan mobilnya. Ia lalu turun dan melabrak Yeo Ri.

Yeo Ri : Anda tidak boleh berhenti mendadak begitu. Aku hampir menabrak anda.

Ji Won : Kenapa kau mengikutiku! Kenapa?

Yeo Ri : Apa maksud anda? Aku hanya pergi ke tujuanku.

Ji Won : Kau hanya pergi ke tujuanmu?

Yeo Ri : Kenapa anda berpikir aku mengikuti anda? Anda mau menemui seseorang yang tidak ingin kuketahui?


Ponsel Ji Won berdering.

Ji Won : Ya, Hae Joo. Ada apa?

Hae Joo : Ini darurat. Datanglah ke perusahaan.

Ji Won : Ada apa? Baik.


Ji Won pun pergi tapi sebelum pergi, ia bilang pada Yeo Ri bahwa mereka akan membahas masalah itu lain kali.


Setelah Ji Won pergi, Yeo Ri juga kembali ke mobilnya.

Yeo Ri lalu dihubungi Ki Dong.

Yeo Ri : Halo, ayah. Kalian membawa Kim Sook Mi ke rumah? Baik. Aku akan pulang juga.


Sook Mi teriak2 memanggil Bom begitu tiba di kediaman Yeo Ri. Bom keluar dari kamar bersama Mal Nyeon.Sook Mi langsung memeluknya.

Sook Mi : Biar ibu lihat. Kau tidak apa-apa? Kau tidak terluka? Kelly. Ibu amat khawatir.


Mal Nyeon kesal melihat Sook Mi sok peduli pada Bom.

Mal Nyeon : Kau membuatku mual. Setelah menculik anak orang lain...

Sook Mi : Di mana Nona Yoon Seol yang menjaga anakku?


Yeo Ri pulang.

Begitu Yeo Ri datang, Sook Mi menanyakan barang2 dan paspor Bom. Ia berkata, karena wali sah Bom sudah datang, jadi ia akan membawa Bom pergi.

Yeo Ri : Tidak! Kau tidak bisa pergi seperti ini. Mari bicara empat mata. Ini bukan hal yang bisa dikatakan di hadapan Bom.


Yeo Ri mengajak Sook Mi ke kamarnya.

Sook Mi : Ada apa? Kau memperlakukanku seperti kriminal juga di bandara.

Yeo Ri : Kim Sook Mi-ssi, kau mengenal Perawat Park Ji Young, bukan?

Sook Mi : Perawat Park Ji Young? Siapa itu?


Sook Mi lalu kaget, siapa kalian? Kau berbohong soal paspornya bermasalah, bukan?

Yeo Ri : Delapan tahun lalu, dia bekerja denganmu di Rumah Sakit Gangnam. Kau masih tidak ingat?

Sook Mi : Siapa kau?

Yeo Ri : Kau mendapat kata sandi dari Park Ji Young untuk file Son Bom dan memalsukan kematiannya, lalu membawanya ke Inggris.


Ji Won dan Hae Joo tiba di ruangan Do Young. Hae Joo tanya ada apa.

Do Young : Tersebar daring bahwa Grup Wid bisa jatuh.

Ji Won : Kudengar harga saham mencetak sejarah terendah. Apa yang terjadi?

Do Young : Blanc mempublikasikan bahwa mereka tidak akan membeli Wid Fashion.

Ji Won : Baru kemarin mereka bilang mereka kemungkinan akan membelinya.

Do Young : Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku merasa dikhianati.

Ji Won : Lantas, kita harus menemukan perusahaan lain untuk membeli Wid Fashion.

Do Young : Kita tidak punya waktu. Jika tidak segera menjual Wid Fashion kita akan melewatkan tenggat untuk membayar tanah Bu Seo. Kita kehilangan tanah dan saham akan sia-sia.

Hae Joo : Lantas, bagaimana? Kita harus melakukan sesuatu.

Do Young : Apa kata Moo Yeol? Dia bertanggung jawab atas penjualan Wid Fashion.

Hae Joo : Katanya dia sibuk mengurus itu kemarin malam. Aku yakin dia kebingungan seperti orang gila sekarang.


Yeo Ri masih menuduh Sook Mi.

Yeo Ri : Kau  tidak akan menyangkal mengetahui siapa itu Son Bom, bukan? Karena dia gadis di luar itu, yang seharusnya putrimu.

Sook Mi : Kisah konyol macam apa yang kau karang? Bom itu putriku. Namanya Kim Bom.

Yeo Ri : Putrimu?


Yeo Ri lalu menunjukkan hasil tes DNA nya dengan Bom.

Yeo Ri : Kau masih akan berbohong dan bilang dia putrimu?

Sook Mi : Kau ibu kandungnya?

Yeo Ri : Benar. Aku ibunya. Aku melahirkannya. Kau berbohong dia sudah meninggal dan menculiknya dariku! Siapa yang menyuruhmu melakukan itu? Siapa dalangnya? Haruskah aku menelepon polisi?

Sook Mi : Silakan. Aku tidak memalsukan dokumen medis apa pun.


Yeo Ri : Lantas, kenapa Son Bom yang tewas delapan tahun lalu kini hidup sebagai Kim Bom di Inggris?

Sook Mi : Memang benar aku bekerja di rumah sakit delapan tahun lalu. Serta aku ingat gadis itu, Son Bom, yang kau sebutkan. Tapi aku mengadopsi Bom melalui proses adopsi resmi.

Sook Mi minta izin menelpon tapi Yeo Ri merebut ponselnya.

Yeo Ri : Kau mau memberi tahu siapa?

Sook Mi : Apa yang kau lakukan? Berikan ponselku.

Yeo Ri : Katakan kepadaku siapa yang harus kau telepon. Kau tidak boleh menelepon sampai berkata jujur.

Sook Mi : Baiklah. Lantas, ayo pergi ke suatu tempat bersama.


Ki Dong, Do Chi, Yeo Ri dan Sook Mi pergi ke Panti Asuhan Angel tempat Bom diadopsi.

Ki Dong : Jangan berusaha kabur.

Sook Mi : Hanya ini pintu keluarnya. Jadi, berjagalah saja di sini.


Tak lama, Sook Mi keluar membawa surat adopsinya.

Sook Mi : Lihat baik-baik! Lihat apakah Bom-ku itu Son Bom sesuai katamu tadi.

Do Chi heran, dia secara resmi mengadopsi Bom melalui Panti Asuhan Malaikat?

Yeo Ri tidak percaya.

Yeo Ri : Kau bahkan memalsukan sertifikat kematiannya. Pasti lebih mudah lagi memalsukan sertifikat adopsi. Aku tidak bisa membiarkan Bom pergi seperti ini. Aku akan masuk dan memeriksanya sendiri.


Yeo Ri mau masuk tapi dihalangi Sook Mi.

Sook Mi : Aku akan melaporkan kalian atas penculikan Kelly. Akan kumarahi ibu Ma Ya karena membiarkan putriku dengan kalian.


Hae Joo heran karena Moo Yeol tidak menelponnya juga.

Ji Won : Apakah dia bahkan berhubungan dengan Blanc?

Do Young : Tunggu saja.


Ponsel Hae Joo berdering, tapi itu telepon dari Sook Mi.

Hae Joo : Wanita lancang itu. Sekarang dia menelepon?

Sook Mi : Halo?Ini ibunya Ma Ya?

Hae Joo : Ya.


Yeo Ri merebut ponsel Sook Mi dan memutus panggilannya.

Yeo Ri : Ibunya Ma Ya tidak tahu kami bersama Kelly. Tolong jangan membuat situasinya makin rumit.

Sook Mi : Itu situasimu.

Yeo Ri : Apakah kau berpura-pura menelepon ibu Ma Ya untuk mengirimkan sinyal kepada seseorang yang bersamanya?

Sook Mi : Berhentilah bicara tidak masuk akal. Aku akan membawa Kelly pulang ke Inggris. Aku tidak mau menghamburkan waktuku bersama kalian.


Hae Joo kesal panggilannya diputus begitu saja.


Moo Yeol datang.

Do Young : Apa yang terjadi? Kau bisa menghubungi Blanc? Tidak. Lupakan ini. Ayah akan berbicara sendiri.

Moo Yeol : Maaf. Blanc sudah memutus semua komunikasi dengan kita.


Do Young syok dan langsung terduduk lemas.

Moo Yeol : Tampaknya mereka sudah menyerah dengan Wid Fashion.

Hae Joo dan Ji Won langsung memegangi Do Young.


Ji Won menatap Moo Yeol.

Ji Won : Kau sudah memberi tahu mereka bahwa harganya kita turunkan? Mereka masih menolak?

Moo Yeol : Aku menawarkan harga terendah serta reorganisasi, tapi mereka menolak. Kurasa mungkin lebih baik berpindah ke Nara Fashion saja.

Do Young : Ayah tidak peduli siapa. Yang penting jual Wid Fashion  sebelum harga saham jatuh makin jauh.


Moo Yeol pamit. Hae Joo menyusul Moo Yeol.

Hae Joo : Yeobo, krisis adalah kesempatan. Gunakan ini untuk menunjukkan yang bisa kau lakukan dan meniti kariermu. Lantas, ayahku akan menerimamu sebagai penerusnya.

Moo Yeol : Tidak ada waktu untuk ini. Aku harus menemui sebanyak mungkin orang untuk menjual Wid Fashion seperti perintah ayahmu.


Di dalam, Ji Won yakin Moo Yeol merencanakan sesuatu.

Ji Won : Dia tidak lagi diam dan berhati-hati di sekitar kita.

Do Young : Cukup! Kita harus bekerja sama kini, alih-alih saling melawan. Aku membutuhkan semua bantuan. Kini kita tidak bisa saling curiga.

Ji Won bicara dalam hati : Aku yakin Moo Yul merencanakan sesuatu.


Sook Mi mengajak Bom pulang. Tapi Yeo Ri tidak mengizinkannya. Yeo Ri yakin surat adopsi itu sudah dipalsukan Sook Mi.

Yeo Ri lantas memegang pipi Bom tapi Sook Mi melarang Yeo Ri menyentuh Bom.

Sook Mi lalu menyuruh Bom menunggu di kamar karena ia mau bicara dengan Yeo Ri.

Bom : Baiklah. Tapi Ibu tidak bertengkar dengannya, bukan? Dia baik. Dia membelikanku baju bagus dan banyak makanan enak.

Sook Mi minta Mal Nyeon menjaga Bom.

Mal Nyeon mengerti dan mengajak Bom nonton TV di kamarnya.


Yeo Ri berkeras Kelly adalah Bom nya.

Yeo Ri : Aku punya tes DNA untuk membuktikannya dan tanda lahir di pinggangnya juga.

Sook Mi : Memang benar aku menyukai Bom di Rumah Sakit Gangnam delapan tahun lalu. Itulah alasanku mengadopsinya beberapa bulan kemudian. Aku melihat tanda lahir di pinggangnya dan terpikirkan Bom, lalu menganggap itu takdir.

Do Chi : Itukah alasanmu menamainya Bom?

Sook Mi : Benar. Aku tidak memercayai hasil tes DNA yang kau punya. Aku mengadopsi Kim Bom, bukan Son Bom.


Mal Nyeon keluar, membawa dua kantung plastik. Plastik yang satu sudah berisi rambut Bom.

Yeo Ri mengambil rambutnya dan memasukkannya ke dalam plastik itu.

Mal Nyeon menyuruh Ki Dong melakukan tes DNA. Ki Dong langsung pergi.


Yeo Ri pede.

Yeo Ri : Aku tahu kini kau mengulur waktu untuk menyiapkan diri. Kau harus membayar perbuatanmu saat esok tiba. Bersama orang yang membayarmu.

Sook Mi terdiam kesal.

Bersambung ke part 2...

The Game : Towards Zero Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Tae Pyeong dan Joon Young masih di jalan.

Joon Young terkejut mengetahui Tae Pyeong tidak pernah menonton televisi.

Joon Young : Memiliki kekuatan seperti itu pasti lebih sulit dari dugaanku. Jika kau tidak menonton TV sama sekali, kau mungkin tidak pernah menonton film, bukan? Aku mengerti. Anggap saja kau menonton film romantis. Saat kau melihat wajah tokoh utama, itu akan menjadi film horor.


Sementara Joon Young mengoceh, Tae Pyeong malah memperhatikan bibir Joon Young.

Tae Pyeong terpesona. Pada Joon Young.

Joon Young : Kalau begitu, kau belum pernah ke bioskop? Astaga, maksudku, aku tidak bisa pergi karena aku sangat sibuk, tapi tidak bisa pergi sama sekali adalah hal yang berbeda. Apa yang kau lakukan saat sendirian? Apa yang kau lakukan untuk bersenang-senang? Begini, kau tidak bisa pergi ke area ramai karena alasan yang jelas. Ada tempat tertentu yang kau suka?


Tae Pyeong terus memperhatikan Joon Young. Ia benar-benar terpesona oleh sosok Joon Young.

Tae Pyeong : Apa karena aku tidak bisa melihat kematiannya? Untuk kali pertama, ekspresi wajah seseorang menyentuh hatiku. Apa seperti ini rasanya menatap seseorang?


Sadar Tae Pyeong terus menatapnya,, Joon Young pun tanya apa ada yang salah di wajahnya.

Tae Pyeong tersenyum.

Tae Pyeong : Tidak ada. Menghadap ke depan dan mengemudilah dengan nyaman.


Gantian Joon Young yang senyum.

Tambah terpesona lah itu si Tae Pyeong ama senyum Joon Young.

*Tae Pyeong jatuh cinta...


Tae Pyeong akhirnya tiba di rumahnya. Joon Young terus mengikuti Tae Pyeong, hingga ke depan pintu. Tae Pyeong berbalik dan terkejut Joon Young masih mengikutinya.

Tae Pyeong : Kau tidak pergi?

Joon Young : Begini... Terima kasih untuk hari ini.

Tae Pyeong : Aku senang bisa membantu.


Keduanya lantas tertawa.

Joo Young : Benar, bukan? Kau senang aku bersikeras kau membantuku? Omong-omong, kau bilang kau gugup tadi. Kau bilang mungkin ada alasan kenapa kita bisa mengubah kematiannya. Bagaimana kalau kita mencari alasannya bersama?


Tae Pyeong tertegun Joon Young mengajaknya kerja sama.

Joon Young : Saat menangani kasus pembunuhan yang mirip dengan kasus Mi Jin, kita mungkin bisa menemukan alasannya. Aku akan sibuk menyelesaikan kasus ini untuk sementara. Kau tertarik bekerja denganku?

Tae Pyeong : Aku akan memikirkannya. Kau harus pergi.

Joon Young : Baiklah. Baiklah. Semoga malammu menyenangkan.


Joon Young pun pergi. Tae Pyeong menatap kepergian Joon Young.


Setelah itu, Tae Pyeong kembali ke kamarnya dan menatap lukisannya.


Tae Pyeong ingat saat Joon Young meminta bantuannya untuk menemukan Mi Jin.

Tae Pyeong : Prediksiku tidak pernah salah.

Joon Young : Kita bisa mengubah prediksi itu.

Tae Pyeong : Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu.

Joon Young : Akan kuperlihatkan bahwa itu bisa berubah.


Tae Pyeong lalu ingat saat Joon Young melakukan CPR pada Mi Jin,, hingga Mi Jin tersadar.


Lalu ia ingat saat Joon Young mengajaknya bekerja sama.

Joon Young : Kau bilang mungkin ada alasan kenapa kita bisa mengubah kematiannya. Bagaimana kalau kita mencari alasannya bersama?


Tae Pyeong terus menatap lukisannya.


Besoknya, kepolisian menggelar konferensi pers di hadapan para wartawan, termasuk Han Kyu dan Ye Ji.

Woo Hyun : Mulai sekarang, aku akan menjelaskan tentang penculikan dan percobaan pembunuhan seorang gadis SMA di Bongnae-dong yang terjadi tadi malam. Pada malam tanggal 15, sekitar pukul 20.00, detektif dari divisi kejahatan saat bertugas malam mengetahui bahwa korban menyimpan ponselnya sebelum penculikan.


Bong Soo, Joon Young dan Dong Woo yang menatap Woo Hyun dari belakang kerumunan wartawan, merasa agak miris.

Bong Soo : Kepala harus menjelaskan kasus di Gedung Biru nanti. Kita bahkan belum menangkap pelakunya.

Joon Young : Aku sungguh berpikir beberapa hal harus diprioritaskan.

Dong Woo : Omong-omong, suatu keajaiban Mi Jin masih hidup.

Dong Woo lantas mengaku lapar dan mengajak kedua rekannya makan.


Tapi setibanya diluar,, mereka bertemu Joon Hee yang baru datang. Joon Hee dan Joon Young saling bertatapan.


Joon Hee dan Joon Young bicara di ruang interogasi.

Joon Hee : Kau sudah besar.  Kau tampak seperti orang dewasa sekarang.

Joon Young : Beberapa orang mungkin salah paham bahwa kita sebenarnya dekat.

Joon Hee : Benar. Entah bagaimana aku harus berterima kasih.

Joon Young : Aku hanya melakukan tugasku. Kurasa kau tidak datang kemari hanya untuk berterima kasih. Langsung ke intinya saja.


Diluar,, Dong Woo, Bong Soo dan Kang Jae memperhatikan mereka. Woo Hyun lalu datang dan bergabung dengan mereka.


Joon Hee memberikan artikel korban ketujuh Jo Pil Doo yang dibunuh di rumah sakit.

Joon Hee : Aku memeriksa semua artikel terkait agensi berita lain, tapi hanya artikelku yang punya foto nomor kamarnya. Sehari setelah artikelku diterbitkan, dia dibunuh. Aku tahu Jo Pil Doo tahu setelah membaca artikelku, jadi...


Woo Hyun terkejut mendengarnya.


Joon Hee : ... jadi, aku ingin mengubur masalah ini sampai akhir. Aku yakin dia membaca artikelku. Aku mengerti. Dia tidak bisa memaafkanku. Putrinya yang diselamatkan dibunuh karena aku.

Joon Young : Jo Pil Doo bisa melihat nomor kamar melalui artikel ini. Namun, kurasa ayah korban tidak berusaha membalas. Jika dia melihat foto ini, mungkin dia lebih mengkhawatirkan bahwa wajahnya ada di koran, bukan nomor kamar. Ini foto terakhirnya sebelum dia meninggal. Tidak mungkin ayah korban melihat foto ini. Dia diserang artikel berita bahwa putrinya sudah meninggal di rumah sakit saat mereka sangat dekat dengan putri mereka. Tapi banyak artikel diterbitkan tentang kematiannya. Apa menurutmu dia membaca koran?

Joon Hee terdiam.


Joon Young : Dia akan membaca koran jika tidak tahu bagaimana dia mati. Karena itulah yang kurasakan. Aku melihat jasad ayahku melalui artikel yang kau terbitkan.

Joon Hee terkejut mendengarnya.

Joon Young : Lebar, 20 cm. Panjang, 15 cm. Saat aku melihat jasad ayahku di foto kecil itu, aku tidak percaya.

Flashback....


Joon Young yang duduk di sebuah meja, membaca artikel ayahnya.

Joon Young : Korban mengalami sembilan fraktur pada tulang rusuk. Pergelangan kaki dan panggulnya terkoyak hingga tidak bisa dikenali.



Woo Hyun kembali ke kantornya. Joon Hee mengikutinya dan membombardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan.

Joon Hee : Kau belum menemukan tempat penguburan untuk enam korban lainnya. Kau sudah menetapkan tanggal untuk pemeriksaan TKP Jo Pil Doo? Ayolah. Beri tahu saja aku.

Woo Hyun :  Sudah cukup. Cukup!

Joon Hee : Detektif Nam, aku seorang reporter. Aku melakukan ini demi kebaikan masyarakat.



Woo Hyun yang sudah tidak tahan lagi, mencengkram kerah Joon Hee.

Woo Hyun : Bagaimana menerbitkan foto seorang detektif yang tewas saat bertugas dianggap sebagai hak publik? Beri tahu aku idemu soal hak publik! Kau keterlaluan! Yang benar saja!


Mereka lalu melihat Joon Young.

Woo Hyun : Joon Young-ah.

Woo Hyun bergegas mendekati Joon Young.



Joon Young menoleh dan saat itulah ia melihat Joon Hee.

Flashback end...


Joon Young menatap tajam Joon Hee.

Joon Young : Di artikel itu, tertulis ada sembilan fraktur rusuk, lalu mata, hidung, mulut, telinga, kepalanya yang retak, juga kakinya yang patah berdarah. Tertulis bahwa seluruh tubuhnya kehabisan darah. Tapi aku menemukan sesuatu setelah menjadi polisi. Tidak ada sembilan fraktur. Ada 13.

Joon Hee merasa bersalah.


Joon Hee : Maaf. Saat itu, aku...

Joon Young : Mungkin kau sangat ingin membuat laporan eksklusif. Aku mengerti kenapa kau melakukan itu. Tapi kenapa ayah korban ingin membalas dendam setelah 20 tahun?


Joon Hee : Dia ingin membuatku merasakan sakit yang sama. Gadis itu juga diculik setelah membeli kue ulang tahun, sama seperti Mi Jin. Dia membelinya untuk merayakan ulang tahun ibunya.

Woo Hyun kaget mendengarnya.


Joon Hee : Pelakunya adalah ayah korban ketujuh, Hong Jung Ho.

Joon Young terkejut mendengarnya.


Bersambung....