The Game : Towards Zero Ep 6 Part 1

Sebelumnya...


Tae Pyeong duduk di lantai,, di depan jendela kamarnya, sambil memainkan boneka danboo. Tae Pyeong melindungi boneka danboo nya dari sinar matahari dengan tangannya, kemudian membiarkan boneka danboo nya terkena sinar matahari lalu kembali melindungi boneka danboo nya dari sinar matahari.


Setelah itu, ia meletakkan boneka danboonya di jendela, lalu beranjak ke pintu.

Tapi ia kaget karena pintu kamarnya tak bisa dibuka.


Tae Pyeong membuka jendela kecil di pintunya dan mendapati Nona Lee menggembok pintu kamarnya.

Nona Lee : Itu perintah Pak Baek. Aku tidak bisa membantumu. Istirahatlah hari ini. Sampai jumpa.

Nona Lee beranjak pergi.


Tae Pyeong teriak, tunggu Nona Lee! Aku harus ke toilet!

Nona Lee : Harus ke toilet sekarang?

Tae Pyeong : Astaga. Ini keadaan darurat. Tolong cepat. Nona Lee, cepat. Cepatlah. Astaga, ini menyiksaku. Astaga. Ini sangat darurat.

Nona Lee : Tunggu, Tae Pyeong-ah.


Nona Lee yang kasihan, membukakan gemboknya. Begitu pintunya bisa dibuka, Tae Pyeong langsung keluar dan mencari Teacher Baek.

Nona Lee menyusul Tae Pyeong.


Tae Pyeong menatap kesal Teacher Baek. Teacher Baek yang bisa merasakan kehadiran Tae Pyeong, langsung mengomeli Nona Lee.

Teacher Baek : Kau bahkan tidak bisa bekerja dengan baik. Aku harus memotong gajimu.


Tae Pyeong lantas duduk di depan Teacher Baek.

Tae Pyeong : Akulah yang membayarnya.

Teacher Baek : Aku memberimu makan dan tempat tinggal, lalu kini kau merendahkanku?

Tae Pyeong : Kenapa kau mengurungku?

Teacher Baek : Karena aku punya alasan bagus.

Tae Pyeong : Maka dari itu. Apa alasannya?

Teacher Baek diam.


Tae Pyeong beranjak dari duduknya dan berniat pergi.

Teacher Baek : Jika kau pergi ke kantor polisi sekarang, hubungan kita akan berakhir.

Langkah Tae Pyeong langsung terhenti.


Teacher Baek : Aku yakin mereka memberimu tawaran. Tidak ada lagi yang bisa membantu penyelidikan sepertimu.

Nona Lee kaget, polisi memberimu tawaran?


Tae Pyeong : Aku melihat kematian seseorang berubah. Aku ingin tahu kenapa berubah dan bagaimana bisa berubah.

Teacher Baek : Kenapa? Karena kematian yang kau lihat 20 tahun lalu?

Tae Pyeong lalu teringat masa kecilnya, 20 tahun lalu.

Flashback....


Beberapa anak laki-laki yang badannya lebih besar dari Tae Pyeong, memaksa Tae Pyeong melihat kematian seorang anak laki-laki,, yang muncul di episode awal.

"Bagaimana dia mati? Katakan. Kau bilang bisa melihat kematian seseorang. Bagaimana dia mati?" tanya mereka kepada Tae Pyeong.

Anak laki-laki yang ditatap Tae Pyeong pun marah.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Bagaimana aku mati sampai kamu menatapku seperti itu?"


Adegan kemudian berganti pada mimpi Tae Pyeong yang kita lihat di awal episode. Seorang pria dengan bekas luka bakar di wajahnya bertanya pada Tae Pyeong, apa Tae Pyeong berpikir Tae Pyeong akan berbeda?

"Cobalah kehilangan seseorang yang paling berharga bagimu. Maka kau akan mengerti."


Adegan pun kembali pada Tae Pyeong kecil yang melihat kematian anak laki-laki itu. Dan anak laki-laki itu adalah masa kecil dari pria dewasa dengan bekas luka bakar di wajah.

Tae Pyeong : Kau akan bunuh diri. Kau akan jatuh dan mati. Begitulah kau mati.

Flashback end...


Tae Pyeong : Aku tahu akan datang hari saat kami bertemu lagi. Aku takut akan kehilangan seseorang yang berharga bagiku, jadi, aku menjauh dari orang tuaku dan hidup sendiri selama 20 tahun.


Flashback--ketika Tae Pyeong kecil pertama kalinya datang mencari Teacher Baek.

Teacher Baek : Kudengar kau datang dari Amerika. Kenapa kau  datang dan menemuiku di sini?

Tae Pyeong : Aku melihat kematian setiap hari. Aku melihat bagaimana Ibu, Ayah, dan teman-temanku akan mati.

Flashback end...


Tae Pyeong : Aku bahkan tidak pernah punya teman atau mencintai seseorang. Terkadang, aku takut kau menjadi orang paling berharga bagiku. Aku takut saat masih kecil. Tapi aku tidak ingin takut lagi.

Teacher Baek tertegun sejenak.

Teacher Baek : Lalu? Begitu tahu bagaimana kematian seseorang bisa berubah dan menghentikan kematiannya, Kau  pikir tidak akan takut lagi? Hidup berhubungan dengan kecemasan atas hal-hal yang tidak terjadi dan berusaha keras untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Semua orang juga hidup seperti itu.


Teacher Baek bangkit dari duduknya dan hendak beranjak.

Tae Pyeong : Ada seseorang yang ingin terus kutemui.

Mendengar itu, Teacher Baek terdiam.


Tae Pyeong lalu teringat Joon Young.

Tae Pyeong : Saat bersamanya, aku merasa seperti orang lain. Aku bahkan tidak yakin apakah hubunganku dengannya akan berjalan lancar, tapi aku tidak ingin menyerah dari awal. Tolong aku.


Teacher Baek tertegun. Ia menghela nafas, lalu kemudian pergi tanpa mengatakan apapun. Tangis Tae Pyeong keluar.


Joon Young, Dong Woo, Bong Soo dan Kang Jae mencari informasi tentang Hong Jung Ho"


Begitu mendapat alamatnya, Kang Jae dan Joon Young bergegas memeriksanya. Tapi sepertinya Hong Jung Ho sudah lama tidak tinggal disana. Joon Young bahkan menemukan beberapa surat tagihan di kotak surat.

Joon Young : Pasti sudah lama sejak tempat itu kosong. Sudah lama dia tidak membayar tagihan air dan listriknya. Kurasa Pak Hong Jung Ho tidak tinggal di sini.


Kang Jae dan Joon Young menyebar.

Kang Jae menanyai dua nenek-nenek yang lewat, tapi kedua nenek itu mengaku tidak kenal Hong Jung Ho.


Joon Young mendatangi tempat setrika uap. Ia menanyakan Hong Jung Ho pada seorang pria pemilik tempat itu.

"Ayah Min Ah? Kau membicarakan ayah Min Ah, bukan?"

Joon Young menunjukkan foto Hong Jung Ho.

"Ya, itu ayah Min Ah. Setelah istrinya meninggal seperti itu, aku sudah lama tidak melihatnya. Kudengar dia di rumah sakit."


Maka Kang Jae dan Joon Young bergegas ke rumah sakit itu. Tapi sayangnya, mereka mendapatkan kabar bahwa Hong Jung Ho meninggal tadi pagi.


Dong Woo di kantor, menatap foto Hong Jung Ho yang ia pasang di papan investigasi.

Ponselnya berbunyi. Telepon dari Joon Young.

Joon Young : Kurasa bukan dia. Tidak lama setelah istrinya wafat, dia dirawat di rumah sakit dan tidak bisa bergerak sama sekali selama enam bulan. Dan dia meninggal pagi ini.

Dong Woo : Baiklah.

Joon Young : Mi Jin sudah siuman, jadi, kami akan mengunjunginya.

Dong Woo : Baik. Hubungi aku jika kau menemukan hal yang aneh.


Dong Woo lalu mencopot foto Hong Jung Ho.


Bong Soo juga sedang memeriksa sesuatu.


Tak lama, Dong Woo menghubunginya.

Dong Woo : Bagaimana? Kau mendapatkannya?

Bong Soo : Untungnya, jejak sepatunya dari merek terkenal, jadi, mereka bisa menemukannya. Ini model lama, jadi, akan butuh waktu, tapi mungkin saja bisa ditemukan. Selain itu, NISI sedang mencari sampel rambut yang ditemukan di peti.

Dong Woo : Baik. Kabari aku begitu hasilnya keluar.


Dong Woo lalu melihat foto jejak kaki tersangka.

"Jejak Kaki Tersangka, 270 mm, 178 cm atau lebih, sepatu kasual"


Malam pun tiba. Di ruang tengah rumahnya, Tae Pyeong sedang membaca artikel tewasnya ayah Joon Young.

Di sekelilingnya, banyak artikel berserakan.


Nona Lee kemudian datang dan merebut artikel itu dari Tae Pyeong.

Nona Lee : Cukup. Akan kubacakan untukmu. Aku melihat beberapa wajah di koran saat mencetaknya. Akan terlalu mengerikan untukmu.

Tae Pyeong : Artikel itu sendiri sama menyedihkannya.

Nona Lee : Sebenarnya, itu lebih buruk. Tengkorak kirinya benar-benar hancur. Dia berdarah dari telinga, mata, mulut, dan hidungnya. Ini pasti ayah Detektif Seo Joon Young.

Tae Pyeong : Dia mungkin membaca artikel itu juga, bukan?

Nona Lee : Kenapa? Kau khawatir?

Tae Pyeong : Ada banyak hal yang tidak kuketahui. Kukira dia hanya kehilangan ibunya.

Nona Lee : Ibunya juga meninggal?

Tae Pyeong : Itu foto yang dia tinggalkan.


Nona Lee ingat foto yang ditinggalkan Joon Young saat datang dengan Bong Soo dan Kang Jae.

Nona Lee : Apa maksudmu itu ibunya?

Tae Pyeong : Sepertinya dia meninggal tidak lama setelah Seo Joon Young lahir. Lalu dia kehilangan ayahnya 10 tahun kemudian.

Nona Lee : Malangnya.


Nona Lee lalu membaca artikel tentang si korban ketujuh.

Nona Lee : Korban ketujuh yang dikubur hidup-hidup selamat dengan ajaib.

Tae Pyeong kaget, ada yang selamat?

Nona Lee : Tapi kemudian dia meninggal di rumah sakit.


Mendengar itu, Tae Pyeong langsung merebut artikel itu dari Nona Lee dan menatap mata Min Ah.

Tae Pyeong melihat bagaimana Min Ah tewas dicekik oleh pria serba hitam.


Tae Pyeong juga melihat wajah pelakunya.

Tae Pyeong kaget.


Nona Lee : Sudah kubilang jangan melihatnya.

Tae Pyeong : Aku... Aku harus melihat foto Mi Jin lagi. Jika pelaku mencoba meniru yang terjadi pada korban ketujuh, dia dalam bahaya. Aku bisa melihat perubahan takdirnya kali ini. Aku harus memastikan dia aman.


Joon Young ke rumah sakit. Di depan kamar Mi Jin, ia menemukan tidak ada label nama Mi Jin di dekat pintu.


Saat mau masuk, Joon Hee keluar.


Joon Young menemui Mi Jin. Ia memberikan Mi Jin hadiah.

Mi Jin : Ini sangat indah. Terima kasih.

Joon Young : Kau menyukainya?

Mi Jin : Ya. Rasanya aneh akhirnya bertemu denganmu setelah hanya mendengar suaramu.

Joon Young : Benarkah?


Mi Jin ingat saat berbicara dengan Joon Young saat dia masih terperangkap di peti.

Mi Jin : Kukira hidupku akan berakhir.

Joon Young : Aku akan menangkap pelakunya agar ini tidak terjadi lagi. Tapi untuk itu, aku butuh bantuanmu. Aku tahu sulit mengingat, tapi kau ingat wajah pelakunya? Tidak harus wajahnya. Kau ingat pakaiannya atau semacamnya?

Mi Jin : Tidak. Aku tidak ingat apa pun.

Joon Young : Tidak apa-apa.


Joon Hee dan Ji Won mengantar Joon Young keluar.

Ji Won : Detektif Seo, terima kasih sudah berkunjung.

Joon Young : Sama-sama. Hubungi aku kapan pun jika Mi Jin mengingat sesuatu.

Ji Won : Baik.

Joon Young : Jika dia tidak ingat apa pun, kami ingin melakukan penyelidikan hipnotis. Pertimbangkanlah.


Joon Young lalu menatap Joon Hee.

Joon Young : Mengenai Pak Hong Jung Ho, kami...

Joon Hee : Bagaimana kalau kita bicarakan itu sambil minum kopi?

Joon Young : Baiklah.

Joon Young dan Joon Hee pergi.


Kang Jae memberitahu Ji Won, bahwa mereka akan memperketat penjagaan rumah sakit.

Ji Won : Baiklah. Terima kasih.

Kang Jae pergi. Polisi yang datang bersama Kang Jae, mulai menjaga kamar Mi Jin.


Seorang pria tinggi melintas. Ia berjalan di depan Joon Young dan Joon Hee, kemudian pergi.


Joon Young : Kurasa istrimu belum tahu.

Joon Hee : Aku tidak bisa memberitahunya. Dia akan sedih jika berpikir akulah penyebab semua ini.

Joon Young : Dia akan tahu cepat atau lambat. Bukan dia. Dia sudah meninggal.

Joon Hee kaget mendengarnya.

Joon Young : Aku mengerti bahwa itu sulit, tapi kau harus memberitahunya. Aku yakin pelakunya sudah lama mengikuti Mi Jin. Istrimu mungkin pernah bertemu dengannya. Menurutku sebaiknya dia pulang begitu pulih. Kita mungkin telah memperkuat keamanan di sekitar sini, tapi ini area terbuka. Aku pamit.


Joon Young beranjak pergi. Joon Hee menghentikan langkahnya dengan mengucapkan terima kasih.

Pria tinggi tadi ternyata tidak pergi. Ia bersembunyi tak jauh dari mereka dan menguping pembicaraan mereka.


Joon Young pergi dan melewati pria itu. Pria tinggi itu, Do Kyung!


Han Kyu dan Ye Ji memaksa masuk ke kamar Mi Jin yang dijaga polisi.

Han Kyu : Aku rekan kerjanya. Aku datang untuk berkunjung. Ayolah, aku bukan reporter.

Joon Young lewat. Ye Ji memanggil Joon Young dan tanya kondisi Mi Jin.

Joon Young mengangguk, mengatakan Mi Jin baik-baik saja. Joon Young lalu pergi.


Nona Lee tanya ke Teacher Baek, apa rencana Teacher Baek.

Teacher Baek : Kita tidak bisa membiarkan Tae Pyeong. Makin berusaha mencegah seseorang melakukan sesuatu, makin mereka ingin melakukannya. Selain itu, aku tidak bisa mencegahnya menemui dia.

Nona Lee : Lalu apa yang akan kau lakukan?

Teacher Baek : Jika aku tidak bisa menghentikannya, maka dia harus tahu sendiri.


Joon Young duduk di tepi atap, memperhatikan foto ayahnya.

Joon Young : Ayah. Aku merindukan ayah hari ini.


Joon Young lalu ingat masa kecilnya, kenangannya bersama sang ayah.

Joon Young lantas mendongak ke langit. Tangisnya mau jatuh tapi tiba2 saja fotonya jatuh ke bawah, terbawa angin.


Di bawah,, Do Kyung menangkap foto itu.

Do Kyung melihat foto itu.


Joon Young yang melihat itu, mengucapkan terima kasih. Do Kyung mendongak, menatap Joon Young.

Do Kyung : Aku akan naik.


Do Kyung menyusul Joon Young. Do Kyung mengembalikan foto Joon Young.

Do Kyung : Kukira detektif tahu untuk tidak duduk di situ.

Joon Young : Bagaimana kau tahu aku detektif?


Do Kyung : Bukankah kau Detektif Seo Joon Young? Aku Goo Do Kyung.

Joon Young : Goo Do Kyung? Kau... apa kau Empat Pekan?

Do Kyung : Empat Pekan?

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment