• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 18 Part 1

Sebelumnya... 

Siapain hati ya guys, karena mulai episode ini sampai 30 episode ke depan kita bakal ngeliat penderitaan Yeon Hwa yang dituduh membunuh Yoon Hee.


Yoo Ra membeku.

Dia syok melihat Chang Doo sudah duduk di kursinya.

Chang Doo : Halo, Choi Yoo Ra-ssi.


Sementara Tae Il yang percaya Yeon Hwa yang membunuh Yoon Hee, mencekik Yoon Hee yang hampir tiba di rumah. Tae Il mengancam akan merobek mulut Yeon Hwa jika Yeon Hwa berani tersenyum lagi.

Soo Ae keluar dan terkejut melihat kakaknya dicekik.

Soo Ae pun langsung berlari, menolong sang kakak yang mulai kehabisan napas.

Soo Ae memukul2 lengan Tae Il.

Soo Ae : Jangan pukul kakakku! Jangan bersikap buruk pada kakakku! Aku akan memberimu Dal Soon.


Soo Ae menggigit lengan Tae Il. Tae Il mendorong Soo Ae. Yeon Hwa mau menolong Soo Ae tapi Tae Il terus mencekiknya.

Nyonya Han keluar dan langsung menolong kedua putrinya.

Tae Il meminta Yeon Hwa bersiap-siap karena ia akan membunuh Yeon Hwa.


Tae Il lantas melepaskan Yeon Hwa dan beranjak pergi.

Nyonya Han mengejar Tae Il.

Nyonya Han : Kau siapa! Kenapa melecehkan putriku! Ayo pergi ke polisi!

Yeon Hwa dan Soo Ae bergegas lari ke arah Nyonya Han.

Tae Il berbalik dan mendorong Nyonya Han. Yeon Hwa dan Soo Ae menangkap Nyonya Han yang didorong oleh Tae Il.

Tae Il mengancam mereka lagi, lalu beranjak pergi.


Nyonya Han dan Soo Ae memapah Yeon Hwa ke rumah.

Bersamaan dengan itu, Nyonya Jo keluar dari kamar dan melihat mereka.

Nyonya Jo terkejut melihat leher Yeon Hwa yang merah.

Nyonya Han menjelaskan ke Nyonya Jo bahwa ada yang salah paham dengan Yeon Hwa.

Soo Ae juga bantu menjelaskan dengan memperagakan adegan saat Tae Il mencekik Yeon Hwa.

Nyonya Han : Aku akan membawa anak-anak ke tempat tidur.

Nyonya Han dan Soo Ae membawa Yeon Hwa ke atas.


Nyonya Jo kesal.

Nyonya Jo : Aku tidak akan bisa menjalani hidupku. Apa yang terjadi dengan kemalangan tak berujung? Aku di tahun emasku, tapi mengapa aku harus menanggung ini? Yoo Ra, detak jantungku sangat cepat. Aku tidak bisa hidup seperti ini.


Yoo Ra yang gugup, bertanya alasan Chang Doo menemuinya.

Chang Doo melihat kalung CYR di leher Yoo Ra.

Chang Doo : Apakah kau mendapatkan kalung itu sebagai hadiah atau kau membelinya sendiri?


Yoo Ra beranjak ke mejanya.

Yoo Ra : Menerobos masuk ke tempat kerjaku untuk penyelidikan sangat tidak menyenangkan. Tolong pergi.

Chang Doo : CYR. Aku ingin tahu apakah itu penting. Aku rasa itu penting karena kau mencarinya di lokasi kecelakaan saat fajar. Pada titik tertentu, mobil Seol Yeon Hwa ada di depanmu.  Kau mempercepat dan melewati Seol Yeon Hwa ... kalau begitu! Saat itulah, kau menabrak Ha Yoon Hee. Kau ketakutan dan berniat lari, tapi Ha Yoon Hee meraih pergelangan kakimu.


Yoo Ra masih menyangkal. Dia pura2 tidak mengerti omongan Chang Doo.

Chang Doo menunjukkan gelang CYR itu. Yoo Ra kaget.

Chang Doo : Aku bermain sedikit bulutangkis. Aku memiliki tangan Iron Man. Aku merasa aneh bahwa gelang wanita ini pas dengan lenganku. Lalu aku menemukan ini gelang kaki.


Yoo Ra : Ya, itu milikku. Itu mungkin lepas saat aku memberikan selimut ke Yeon Hwa. Ini hadiah yang penting, jadi aku kembali untuk itu, untuk jaga-jaga.

Chang Doo : Betulkah? Lalu bagaimana caranya Yeon Hwa ingat ini? Faktanya adalah ini di tangan Ha Yoon Hee. Seol Yeon Hwa tahu tentang itu.


Yoo Ra tak bisa berkelit lagi.

Chang Doo senang karena berhasil menangkap pelaku tabrak lari Yoon Hee.


Nyonya Han memberikan Yeon Hwa segelas air.

Nyonya Han tanya, apa Yeon Hwa yakin tidak mau ke rumah sakit?

Nyonya Han : Apakah leherku sudah lebih baik?

Soo Ae : Kakak hampir kehilangan hidupnya, kan?

Nyonya Han : Minumlah. Aku melaporkannya ke polisi. Aku memberi tahu mereka bagaimana tampangnya dan apa yang dia lakukan. Siapa itu? Apakah kau mengenalnya?

Yeon Hwa : Dia adalah tunangan Team Leader Ha.

Nyonya Han : Dia mengira kau membunuhnya?

Yeon Hwa : Team Leader Ha sedang hamil, jadi dia mengira aku menghancurkan keluarganya.

Nyonya Han : Ini masalah serius. Kita harus mengungkap kebenarannya.


Tiba2 Yeon Hwa mual.

Nyonya Han cemas.

Nyonya Han : Apa yang terjadi Yeon Hwa? Kau tidak bisa bernafas?


Yeon Hwa lari ke kamar mandi.

Soo Ae nangis melihat kakaknya seperti itu dan Nyonya Han marah.


Yoo Ra berkelit lagi. Ia menertawakan Chang Doo yang menuduhnya hanya karena satu gelang kaki.

Yoo Ra mau pergi tapi dihalangi Chang Doo.

Chang Doo : Lalu, katakan padaku mengapa kau berbohong soal mobilmu.


Chang Doo lalu menunjukkan sebuah kancing.

Chang Doo : Ini kancing dari pakaian Ha Yoon Hee, kenapa bisa ada di mobilmu?

Yoo Ra tersudut lagi.


Chang Doo mendekati Yoo Ra.

Chang Doo : Dia tetap saudaramu meskipun tidak sedarah. Bukankah terlalu kejam menjebaknya sebagai pelaku tabrak lari?


Yoo Ra yang gugup, mau kabur tapi dihalangi Chang Doo.

Yoo Ra : Apa yang kau inginkan!

Chang Doo : Choi Yoo Ra, kau akan menjadi pasangan yang cocok untukku. Berdasarkan pengalaman panjangku, ada dua jenis orang-orang di dunia ini. Orang yang menggunakan cara licik untuk bertahan hidup dan orang yang bermain adil meski mereka kalah. Kau mau masuk kategori mana?


Sementara Yeon Hwa masih merasakan sakit di lehernya.

Nyonya Han mengompres Yeon Hwa.

Yeon Hwa terus batuk-batuk.

Nyonya Han tambah cemas.


Yoo Ra tiba di sebuah alamat di kartu nama yang dipegangnya. Kartu nama itu dari Chang Doo.

Flashback....


Chang Doo memberi Yoo Ra anting Yoon Hee. Dia lalu menyuruh Yoo Ra memilih, menyerahkan diri atau melanggar aturan.

Flashback end...


Yoo Ra menemukan mobil Bu Go.

Saat hendak meletakkan anting Yoon Hee di sela-sela kaca mobil Bu Go, Bu Go keluar membuang sampah. Sontak, Yoo Ra langsung sembunyi.

Saat mau masuk, Bu Go menatap ke arah mobilnya dan kembali masuk.

Yoo Ra lega.


Yoo Ra kembali ke rumahnya dengan tubuh lemas. Nyonya Han menghampirinya. Sontak lah Yoo Ra melonjak kaget melihat Nyonya Han yang mendadak muncul di depannya. Nyonya Han menyuruh Yoo Ra istirahat..


Kondisi Yeon Hwa tambah buruk.

Soo Ae cemas dan berusaha membangunkan Yeon Hwa.

Yeon Hwa bangun dan mual lagi.


Yoo Ra hendak masuk ke kamarnya. Bersamaan dengan itu, Yeon Hwa keluar dan lari ke kamar mandi.


Soo Ae keluar kamar dan bertemu Yoo Ra.

Soo Ae menangis, kakakku kasihan sekali.

Soo Ae menyusul Yeon Hwa ke kamar mandi.

Yoo Ra langsung gemetaran.


Yeon Hwa muntah-muntah.

Soo Ae mengajak Yeon Hwa memanggil sang ibu tapi Yeon Hwa melarang dan meyakinkan Soo Ae kalau dia tidak apa-apa.


Yoo Ra masuk ke kamarnya.

Yoo Ra : Kau yang menabrak Yoon Hee, Seol Yeon Hwa. Bukan aku. Surga menolongku. Kau tidak beruntung.


Besoknya pagi-pagi sekali, Yeon Hwa dibantu ibu dan adiknya mencari saksi kecelakaan Yoon Hee. Mereka memasang spanduk juga membagikan brosur.


Ponsel Yeon Hwa berdering, telepon dari Bu Go. Yeon Hwa kaget saat Bu Go bilang polisi datang memeriksa mobilnya.

Bu Go : Kenapa kau tersangkanya?

Yeon Hwa syok, aku tersangka bukan saksi?

Nyonya Han yang mendengar itu juga kaget.

Chang Doo dan seorang rekannya bersama seorang montir memeriksa mobil Bu Go.



Seorang pria datang. Chang Doo memanggil pria itu Reporter Oh.

Reporter Oh tanya soal hubungan Yeon Hwa dan Yoon Hee yang tidak baik.

Reporter Oh : Dia menentang pernikahan itu jadi Seol Yeon Hwa menabraknya?

Chang Doo pun menyuruh Reporter Oh percaya pada bukti, bukan perkataan orang.

Chang Doo : Yeon Hwa adalah mata-mata dan Ha Yoon Hee menutupinya. Dia sangat dendam.


Tak lama, rekan Chang Doo menemukan anting Yoon Hee di dalam kap mobil Bu Go.

Si montir heran karena ia tak menemukan anting itu sebelumnya.

Reporter Oh kaget.


Nyonya Han, Yeon Hwa dan Soo Ae pulang ke rumah. Mereka melihat Nyonya Jo habis menerima telepon sambil marah2.

Nyonya Jo menginterogasi Yeon Hwa.

Nyonya Jo : Kau menabraknya atau tidak?

Yeon Hwa : Tidak, Nek. Aku tidak melakukannya.

Yoo Ra dan Tuan Choi datang. Yoo Ra gugup.

Nyonya Jo : Lalu mengapa semua orang menjadi gila? Apa kebenarannya? Bagaimana dengan mata-mata, kecelakaan dan masker oksigen? Kau benar-benar tidak ada hubungannya  dengan itu?

Yeon Hwa : Tidak, aku bersumpah bahwa aku  tidak melakukan semua itu.

Nyonya Han : Bu, Yeon Hwa hanya membantu wanita yang dipanggilnya Team Leader Ha ke rumah sakit. Yeon Hwa juga korban.

Tuan Choi : Orang terburuk adalah pelaku tabrak lari yang belum menyerahkan diri. Siapa orang yang kejam seperti itu?


Yoo Ra yang gugup, memutuskan pergi tanpa sarapan.

Nyonya Jo menyuruh Yoo Ra sarapan dulu.

Nyonya Han bilang akan menyiapkan sarapan untuk Yoo Ra.

Yoo Ra menolak dan beranjak pergi.


Kang Wook masuk ke sebuah kamar membawa dua cangkir dan terkejut melihat sebuah meja.

Kang Wook ingat kemarahan Yoon Jae pada ibunya.

Flashback...


Yoon Jae : Kau tidak tahu meja itu sangat berarti bagi ayah! Ayah bekerja di sana selama 40 tahun. Bawa kembali sekarang!

Flashback end...


Kang Wook : Jadi, dia membawanya kembali.


Nyonya Jang selesai memasak. Kang Wook datang, membawa secangkir gelas.

Kang Wook : Yoon Jae belum pulang?

Nyonya Jang : Jangan khawatir dan duduk. Kau dan Yoon Hee memiliki selera yang sama. Jika Yoon Hee ada di sini, kau bisa bergaul dengannya seperti saudara kandung.

Kang Wook : Kapan kau membuat semua ini?

Nyonya Jang : Aku akan membuatmu sarapan setiap hari jadi pastikan kau memakannya meskipun kau terlambat.


Kang Wook bilang kalau ia ingin hidup rukun dengan Yoon Jae.

Kang Wook : Minum bersama, bersepeda ski dan memancing. Aku ingin melakukan banyak hal.

Nyonya Jang : Dia tidak punya sopan santun karena dia terlahir istimewa. Aku tidak tahan melihat dia mengabaikanmu.

Nyonya Jang lalu menyuruh Kang Wook makan.


Sopir datang membawakan koran.

Sopir berkata kalau harga saham turun lagi.

Nyonya Jang membaca koran sambil ngomel2.

Nyonya Jang : Tentu saja itu akan jatuh bersama berita kecelakaan Yoon Hee dan rumor lainnya. Aku perlu mengadakan rapat pemegang saham.


Yoo Ra cemas karena belum ada kabar dari Chang Doo.


Yoon Jae datang. Yoo Ra langsung bersikap manis dan tanya apa Yoon Jae sudah sarapan?

Yoon Jae minta kopi pada Yoo Ra.


Yoo Ra masuk, membawakan sereal dan beberapa multivitamin.

Yoo Ra mengaku bertanggung jawab atas kesehatan Yoon Jae.

Yoo Ra : Takdir J-Cosmetic ada di tanganmu.

Lalu Yoo Ra memberikan jadwal Yoon Jae dan beranjak pergi.


Yoon Jae memeriksa jadwalnya sambil menatap komputernya dan ia kaget menemukan artikel Yoon Hee dan Yeon Hwa.

Dalam artikel itu, Yeon Hwa dituduh menabrak Yoon Hee.


Yoon Jae langsung menelpon Yeon Hwa tapi Soo Ae yang menjawab.

Soo Ae : Yoon Jae Oppa, Yeon Hwa Eonni sakit. Orang jahat mencekiknya tadi malam. Dia mencekik lehernya dan membuatnya sakit. Dia hampir mati.

Yoon Jae kaget, apa? Dimana?

Soo Ae : Di depan rumah tadi malam. Oppa, kau superman. Jadi lindungi kakakku.


Yoon Jae teringat kata-kata Tae Il yang akan membunuh penabrak Yoon Hee, meskipun itu Yoon Jae atau Yeon Hwa.

Yoon Jae lalu berdiri dan menelpon Tae Il.

Yoon Jae : Apa itu kau, Kim Tae Il? Kau pergi menemui Yeon Hwa tadi malam?

Tae Il : Aku akan mengejarnya sampai akhir!

Yoon Jae : Datanglah ke kantorku. Aku akan mengungkapkan kebenaran bagi dunia, bukan kebohongan.

Bersambung ke part 2....

Blessing Of The Sea Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Young In, Jae Ran, Gwi Nyeo dan Pil Doo tiba di lokasi acara.


Chung Yi berlari mencari pianis yang dia pukul tadi.

Tak lama, dia melihat sang pianis berdiri di atas sebuah panggung.

Chung Yi : Tangan pianis adalah mata pencariannya. Bagaimana jika dia menyalahkanku? Baiklah. Sebelum dia mengarang cerita, aku akan bicara dengannya.


Chung Yi naik ke panggung, menghampiri Poong Do.

Poong Do sendiri berdiri menghadap ke tirai yang masih menutupi panggung itu.

Poong Do memejamkan matanya sambil memijat tangannya yang masih sakit.

Chung Yi : Permisi?

Poong Do : Di sini tidak ada penjaga? Ini gila.

Chung Yi : Jadi, soal yang terjadi tadi... Aku menjaga lab agar tidak ada pencuri. Kau masuk diam-diam seperti pencuri dan... Aku hanya melakukan tugasku. Intinya, maaf karena telah melukai tanganmu.

Poong Do : Aku tidak peduli. Bicaralah dengan manajerku.

Chung Yi : Aku minta maaf. Bisakah kau...

Poong Do : Cukup!

Chung Yi : Biar kulihat separah apa pergelangan tanganmu. Kalau-kalau nanti kau mengubah ceritanya, aku harus memastikan.


Chung Yi ingin melihat tangan Poong Do yang tadi dia pukul. Poong Do marah dan mencengkram tangan Chung Yi.

Sontak lah keduanya sama-sama kaget melihat satu sama lain.


Chung Yi mau melepaskan cengkraman Poong Do, tapi dia malah nyaris jatuh ke bawah dan Poong Do ikut ketarik. Untunglah Poong Do berpegangan pada besi, agar tidak terjatuh.

Tirai terbuka. Sontak, semua tamu undangan heboh. Para reporter mulai menjepret mereka.

Chung Yi yang panik, langsung lari.


Young In menatap kesal pada Poong Do. Poong Do juga kesal melihat neneknya dan beranjak pergi.


Jae Ran bertanya-tanya, siapa wanita yang bersama Poong Do tadi dan kenapa Poong Do tidak jadi tampil.

Jae Ran memarahi Pil Doo.

Jae Ran : Kami datang untuk konser dan ini yang kau dapatkan?


Ji Na yang baru datang, melihat Pil Doo. Ia tersenyum dan mau menghampiri Pil Doo, tapi langkahnya terhenti saat ia melihat Young In pergi.


Poong Do berhasil mengejar Chung Yi.

Poong Do : Kau si bocah itu! Kau preman dari rumah kaca itu?

Poong Do mencengkram tangan Chung Yi.

Chung Yi tanya, bagaimana Poong Do mengenalnya? Lalu Chung Yi menghempaskan tangan Poong Do.

Poong Do : Kau tidak mengingatku?


Chung Yi menatap wajah Poong Do lekat2.

Chung Yi : Kau siapa..

Poong Do : Jika tidak ingat, ya sudah. Kau bisa pergi saja. Kau membuatku tampak buruk.

Chung Yi : Lalu apa? Haruskah kita tetap di sana?

Poong Do : Kau harus menjelaskan bagaimana kau mengacaukan konserku.

Chung Yi : Kau yang memegang tanganku.

Poong Do gemes si Chung Yi ngejawab dia terus.


Chung Yi : Sebaiknya kau kembali, Pak Pianis. Pergelangan tanganmu tampaknya baik-baik saja. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Aku sudah meminta maaf dengan jelas.

Chung Yi membelalakkan matanya dan lari.


Ryan datang nyusulin Poong Do.

Ryan : Sedang apa kau di sini? Berhenti menghilang. Apa masalahmu?

Poong Do marah.

Poong Do : Katakan yang sejujurnya. Di mana Eric dan kenapa keluarga Jubo di sini?

Ryan : Karena... Akan kujelaskan nanti. Bermainlah dahulu...

Ryan menarik tangan Poong Do.

Poong Do : Lepaskan!


Poong Do pergi.

Ryan kesal, dia akan membuatku mati.


Poong Do yang lagi jalan, melihat kerumunan wartawan. Sontak lah, Poong Do langsung ngumpet dan nyari jalan lain. Poong Do berjalan mundur sambil menutupi wajahhnya dengan jaketnya. Bersamaan dengan itu, Ji Na lewat. Poong Do menabrak Ji Na.

Ji Na : Hei, hati-hati kalau jalan!

Poong Do terus menutupi wajahnya dan meminta maaf pada Ji Na. Lalu dia buru-buru pergi.

Ji Na : Sial! Aku benci lingkungan ini.


Poong Do masuk ke kebun kaca.

Merasa sudah aman, dia duduk di bangku yang tadi diduduki Chung Yi.

Lalu Poong Do merogoh2 sakunya, nyariin ponselnya tapi ponselnya sama Ryan.

Poong Do kesal. Dan dia tambah kesal pas ingat Chung Yi lupa sama dia.


Deok Hee menempelkan kartu namanya di setiap kaca mobil yang sedang terparkir.


Deok Hee lantas tak sengaja menabrak Jae Ran yang sedang menunggu Gwi Nyeo.

Jae Ran marah, apa yang kau lakukan! Ajumma!


Deok Hee memberikan kartunya.

Jae Ran tertawa sinis membaca kartu nama Deok Hee.

Jae Ran : Bang Deok Hee, dukun raja naga. Pasti mudah menghasilkan uang. Kau menerima uang setelah melontarkan kalimat acak.

Deok Hee : Kalimat acak? Kau mengenakan pakaian mahal, tapi bicaramu seperti orang biasa.

Jae Ran : Maka, coba padaku. Siapa namaku? Berapa usiaku? Makanan apa yang kusuka?

Deok Hee : Pikirmu aku detektif swasta?

Jae Ran : Tepat sekali. Jangan bagikan ini jika kamu tidak tahu apa pun.


Jae Ran menempelkan kartu nama Deok Hee ke jidat Deok Hee.

Jae Ran mau pergi tapi langkahnya terhenti karena ocehan Deok Hee.

Deok Hee : Lalu kenapa jika kau punya baju dan mobil bagus? Hatimu penuh dengan kecemasan. Pada malam hari, hatimu terasa hampa dan angin dingin berembus di antaranya. Tiap butir nasi yang kau makan terasa bagai pasir. Saat memejamkan matamu, kau teringat wajah orang yang tidak bisa kau lupakan. Ada nama yang tidak akan pernah kau lupakan.


Jae Ran menatap kesal Deok Hee.

Gwi Nyeo datang.

Gwi Nyeo : Eomma, masuklah.

Deok Hee terus mengoceh.

Deok Hee : Apa gunanya hidup? Kau seperti perahu kecil terombang-ambing di samudra.


Gwi Nyeo mulai kesal ibunya gak masuk juga.

Gwi Nyeo : Kubilang masuk!

Jae Ran mengambil kartu nama Deok Hee di tanah dan masuk ke mobil.


Deok Hee ngoceh lagi.

Deok Hee : Apakah itu menarik perhatianmu? Aku terdengar seperti menceritakan kisah hidupmu, bukan?


Hak Kyu datang dan mengomeli Deok Hee karena menyebarkan kartu nama itu.

Hak Kyu : Kau akan membuatku tampak buruk.

Deok Hee : Kau bilang orang-orang berkuasa dan kaya akan kemari. Aku ingin memperbaiki bisnisku dengan kesempatan ini. Aku ingin mempromosikan diri, tapi kenapa sudah selesai? Ini yang dilakukan orang kaya? Kenapa berhenti di tengah acara?

Hak Kyu : Kurasa mereka tahu kau datang. Jangan lakukan hal aneh dan pulanglah.


Hak Kyu lalu ngeliat kartu nama yang udah ditempelin Deok Hee ke mobil orang.

Han Kyu sewot dan bergegas mencopoti kartu nama itu.


Di kedai Bibi Jung, Chung Yi meneguk segelas air sampai habis.

Bibi Jung : Konsernya sudah selesai? Aku baru ingin mengajak Yeol Mae untuk menontonnya.

Chung Yi : Itu... Tidak ada yang perlu dilihat.


Hun Jung dan Woo Yang tiba berlarian keluar dengan hebohnya sambil memegangi ponsel mereka.

Hun Jung mengecek badan Chung Yi.

Hun Jung : Chung Yi-ya, kau baik-baik saja? Kau terluka? Siapa bilang kau boleh dipukuli?

Woo Yang : Kau membiarkan dia hidup? Kenapa kau tidak mematahkan hidungnya?

Chung Yi bingung, apa maksud kalian?


Hun Jung menunjukkan artikel Chung Yi dan Poong Do tadi di atas panggung.

Yeol Mae dan Tae Yang berlari mendekati Chung Yi. Mereka juga mau melihat artikelnya.

Hun Jung : Ada banyak foto dirimu. Bukankah ini pria yang memukulmu?

Bibi Jung cemas mendengar itu.

Bibi Jung : Chung Yi, kau terluka?

Chung Yi : Tidak Bibi.


Chung Yi kembali menatap foto2 Poong Do.

Chung Yi : Tapi kenapa dia tampak sangat familier?


Tak lama, Chung Yi ingat Poong Do pria yang di dermaga waktu itu, yang bilang kalau dia tampak berbeda di matanya.

Chung Yi : Mustahil dia.


Chung Yi membaca judul artikelnya.

"'Mengejutkan! Sikap Kasar Ma Poong Do di Konser'"

Chung Yi : Ma Poong Do?

Chung Yi ingat kejadian di hotel tempat Shi Joon kerja dulu.

Flashback...


Saat itu, Chung Yi sedang memunguti papan nama bertuliskan 'Istri Poong Do', 'Ma Poong Do milikku'.

Chung Yi mengumpulkan papan nama itu dan meletakkannya di meja.

Setelah itu, ia duduk menunggu Shi Joon sambil menatap jaket yang ia belikan sebagai hadiah untuk Shi Joon.

Tapi tiba2 Poong Do datang merebut jaketnya dan mengakui itu jaketnya.

Poong Do dan Chung Yi rebutan jaket.

Kesal karena Poong Do tak mau melepas jaketnya, Chung Yi menghantukkan kepalanya ke hidung Poong Do sampai hidung Poong Do terluka.

Flashback end...


Chung Yi kaget, astaga! Ternyata orang gila itu!

Bersambung ke part 3...