• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 19 Part 1

Sebelumnya...


Tae Pyeong merenung di kamarnya dan teringat kata-kata Teacher Baek.

Teacher Baek : Konfusius mengatakan, sebelum kau pergi melakukan pembalasan dendam, galilah dua kuburan.


Tae Pyeong lalu berdiri di depan jendela.

Tae Pyeong : Seharusnya aku tahu apa yang dia pikirkan.


Tae Pyeong kemudian menghubungi Bu Jung.

Tae Pyeong : Ini aku, Bu Jung. Kim Tae Pyeong.


Setelah itu, Tae Pyeong pergi menemui seorang pria.

Pria itu meletakkan tas koper di bagasi Tae Pyeong, kemudian pergi dengan skuternya.

Tae Pyeong membuka tas itu. Isinya, bom!


Tae Pyeong lalu memikirkan penglihatannya.

Dalam penglihatannya, ia yang bersimbah darah dilarikan ke rumah sakit oleh Joon Young.

Dokter langsung mengambil tindakan. Joon Young cemas.

"Apakah kau tahu identitasnya?" tanya dokter.

"Iya, dia pria berusia 27 tahun bernama Kim Tae Pyeong.  Dia mengalami pendarahan akibat luka tusukan diperutnya." jawab seorang pria, petugas ambulans.

"Apakah dia masih sadar?" tanya dokter.

"Tidak Tekanan darahnya 70, denyut jantungnya 140." jawab petugas.


Joon Young mendekati Tae Pyeong. Ia memegang wajah Tae Pyeong.

Suster meminta Joon Young keluar.

Dokter melakukan kejut jantung pada Tae Pyeong.

Joon Young takut Tae Pyeong gak sadar lagi.

Narasi Joon Young terdengar.

Joon Young : Seharusnya aku mencurigai kenapa dia menunjukkan wajah yang bahagia saat itu.


Tae Pyeong sedang makan-makan dengan Tim Divisi Kejahatan Polisi Joongang.

Terdengar suara Dong Woo yang menyuruh Bong Soo membalik daging yang sedang mereka bakar, karena dagingnya sudah mulai hangus.

Woo Hyun lalu memperkenalkan Tae Pyeong secara formal kepada tim nya. Woo Hyun bilang, Tae Pyeong akan menjadi konsultan mereka.


Tae Pyeong berdiri dan mengenalkan dirinya secara formal.

Tae Pyeong : Aku Kim Tae Pyeong. Senang bekerjasama dengan kalian.

Woo Hyun lalu menyuruh Bong Soo menyapa Tae Pyeong.

Bong Soo berdiri dengan malas-malasan dan menyapa Tae Pyeong.

Bong Soo, apa yang kau lakukan?

Bong Soo : Senang bertemu denganmu. Aku Ko Bong Soo dari Divisi Kejahatan Satu. Seniorku memanggilku S.A.M.



Bong Soo mengajak Tae Pyeong bersulang, tapi kemudian dia protes dengan minuman Tae Pyeong.

Bong Soo : Tunggu, ada apa dengan warna ini? Kami tidak menyukai warna ini. Aku tidak bisa membiarkannya. Itu bukan air soda, kan? Aku tidak bisa membiarkannya.


Bong Soo kembali duduk.

Tae Pyeong : S.A.M? Kenapa julukanmu begitu?

Bong Soo : Apakah kau tidak tahu? Tubuh kurus, senyuman yang menawan, kemampuan yang hebat. S.A.M.

Kang Jae : Dasar memalukan.


Kang Jae juga mengenalkan dirinya.

Joon Young : Dia mantan penembak nasional.

Kang Jae : Berhentilah membicarakan tentang masa laluku.

Joon Young : Dia adalah guru menembakku.

Kang Jae : Iya, benar. Beritahu aku jika kau ingin belajar menembak... Sebentar, warga sipil tidak boleh menembak apapun. Aku yakin dia bahkan tidak tahu cara memakai pistol.

Dong Woo berikutnya yang mengenalkan diri.


Woo Hyun bilang, Dong Woo punya 10 sabuk hitam beladiri.

Mereka lalu bersulang.


Setelah itu, Joon Young dan Tae Pyeong bicara diluar.

Joon Young : Pemakamannya baru saja selesai. Apakah kau baik-baik saja?

Tae Pyeong : Lebih berat untuk tinggal di rumah sendirian. Jika ada sesuatu yang salah dengan kematiannya, aku akan melakukan sesuatu untuk menyelesaikannya. Aku baik-baik saja.


Woo Hyun keluar.

Joon Young : Apakah kau sudah mau pergi?

Woo Hyun : Iya. Kenapa kalian berdua berdiri diluar? Kau tidak perlu mengantarku. Kembalilah kedalam.

Woo Hyun pergi.

Tae Pyeong menyuruh Joon Young masuk duluan karena ia mau bicara dengan Woo Hyun.


Tae Pyeong : Terima kasih atas keperdulianmu selama pemeriksaan mayat Pak Baek.

Woo Hyun : Aku harusnya mempercayaimu dulu. Aku sangat menyesal.

Tae Pyeong : Ada satu bantuan lagi yang ingin kuminta darimu.


Paginya, Nona Lee mengomeli Tae Pyeong yang hendak pergi ke kantor polisi. Nona Lee tak setuju Tae Pyeong menjadi konsultan tim Joon Young.

Nona Lee : Ada apa denganmu, Tae Pyeong-ssi! Kau tinggal dirumah selama beberapa hari, lalu, kenapa kau tiba-tiba melakukan ini?

Tae Pyeong : Kenapa? Menurutmu aku akan membuat masalah? Bukan begitu? Kau benar. Aku akan menyelidikinya. Untuk melawan seseorang, kau  harus mengerti mereka tapi tidak ada yang kuketahui tentang Jo Hyun Woo. Itulah sebabnya aku akan mempelajarinya. Jangan khawatir. Aku akan pergi sekarang.


Tae Pyeong dan tim Joon Young mulai rapat. Joon Young mulai menjelaskan ke Tae Pyeong, sambil menunjuk papan investigasi.

Joon Young : Aku sudah menyusun catatan penyelidikannya sampai sekarang. Kami yakin Jo Hyun Woo sudah membunuh temannya, Goo Do Kyung. Dia menyamarkan kematiannya dan mendapatkan identitas baru.


Tae Pyeong : Apakah mereka berteman?

Bong Soo : Iya. Kebakaran di panti asuhan dan bunuh dirinya terjadi saat dia berumur 18 tahun. Saat itulah kau bisa mendapatkan KTP karena proses mendapatkannya tidak terlalu ketat saat itu, kami yakin dia menggunakannya untuk kepentingannya.


Joon Young : Hyun Woo mengenal Kim Hyung Soo 3 tahun yang lalu. Gadis SMA yang dibunuh di Sano-dong dan dia adalah pelaku utamanya. Hyun Woo adalah orang yang melakukan autopsinya. Kami yakin saat itu dia menemukan DNA pelaku dan menyadari bahwa itu sama dengan profil ayahnya.

Tae Pyeong : Apakah itu mungkin?

Joon Young : Iya, jika kau mengingat profilnya. Dia mungkin melihat dokumen ayahnya.Setelah menjadi detektif, hal pertama yang kulakukan adalah melihat dokumen ayahku. Saat itulah dia menyadari bahwa profil DNA ayahnya yang dia ketahui sebenarnya milik Hyung Soo.

Bong Soo : Singkatnya, ayahnya masuk ke dalam penjara karena pembunuhan para gadis itu.

Joon Young : Dia mungkin sangat terkejut. Ini adalah foto panti asuhan yang dipotret Pak Lee Joon Hee 20 tahun yang lalu. Saat itu, dia menuduh Hyun Woo sebagai anak pembunuh. Karena dendam, aku yakin Hyun Woo menargetkan Mi Jin. Aku juga bicara dengan detektif yang bertanggung jawab dalam kasus bunuh diri Hyun Woo.

Kang Jae : Kita tidak punya cukup bukti untuk menuduhnya membunuh. Yang bisa kami lakukan adalah menuntutnya atas pelanggaran hukum penduduk, memalsukan dokumen resmi, dan menghalangi hukum.

Tae Pyeong : Dia bahkan tidak akan dihukum karena membunuh orang lain.


Joon Young : Kami yakin Hyung Soo bisa menjadi kunci dari semua itu. Dia pelaku asli dari kasus 20 tahun yang lalu. Jika Hyun Woo mengurungnya, aku yakin dia membantunya dalam kejahatan peniru.

Dong Woo : Masalahnya, kita tidak tahu dimana dia menyembunyikannya.


Tae Pyeong kemudian mendekat ke papan investigasi dan mengambil foto Joon Hee.


Dalam penglihatannya, ia melihat tim penjinak bom sedang berusaha menjinakkan bom yang terpasang di badan Joon Hee.

Di sekeliling Joon Hee, ada beberapa polisi berseragam! Sepertinya ada perayaan. Ada Dong Woo, Bong Soo dan Kang Jae disana!

Tim penjinak bom memotong salah satu kabel. Tae Pyeong melihat bom itu sama seperti bom yang ia dapatkan dari si pria bermasker.


Tapi usai kabelnya dipotong, bom itu siap meledak.

Joon Hee mendengar suara Do Kyung lewat earphone di telinganya.

Do Kyung : Sudah kubilang jangan sok pintar denganku.



Bom meledak!

Tae Pyeong syok dengan penglihatannya.


Kemudian Woo Hyun datang.

Tae Pyeong melihat bagaimana kematian Woo Hyun.

Woo Hyun membuka pintu ruangan tepat saat bom akan meledak.

Sontaklah Woo Hyun terlempar keluar dan tewas seketika.


Tae Pyeong juga melihat bagaimana Kang Jae, Bong Soo dan Dong Woo meninggal.


Kondisi Bong Soo dan Dong Woo sangat mengerikan.

Darah keluar dari mata Bong Soo.


Sementara kaki Dong Woo putus.


Tae Pyeong : Jo Hyun Woo. Semua orang diruangan ini akan mati karena dia.

Tae Pyeong lalu menatap Joon Young.

Tae Pyeong : Tapi kenapa dia tidak ada didalam ruangan itu?


Melihat ekspresi Tae Pyeong, Joon Young tanya apa Tae Pyeong baik-baik saja.

Tae Pyeong pun meletakkan kembali foto Joon Hee di papan. Ia bilang tidak ada apa-apa dan beranjak pergi dengan alasan ingin mencari udara segar.


Joon Young yang tak percaya, menyusul Tae Pyeong keluar.

Joon Young : Tae Pyeong-ssi, apa kau baik-baik saja?

Tae Pyeong diam saja.

Joon Young : Ada apa? Apakah kau melihat sesuatu melalui kematian Lee Joon Hee?

Tae Pyeong : Tidak. Apakah kau bisa menghubunginya sekarang? Aku ingin menanyakan sesuatu.


Joon Young pun menghubungi Joon Hee tapi ponsel Joon Hee tidak aktif.

Joon Young : Ponselnya mati. Dia mungkin sengaja mematikannya karena keadaannya saat ini. Haruskah aku menelpon wartawan lain?

Tae Pyeong mengangguk.

Joon Young : Mari kita kesana setelah aku bisa menghubunginya.


Di kurungan, Joon Hee menatap kesal Hyung Soo.

Dia lalu mendekati Hyung Soo dan melepaskan ikatan di mulut Hyung Soo.

Joon Hee : Siapa kau? Katakan padaku!

Hyung Soo : Apakah mengetahuinya bisa mengubah apapun?


Joon Hee lalu berdiri dan menjauhi Hyung Soo. Ia marah.

Joon Hee : Tidak, tidak! Jo Pil Doo adalah pembunuhnya. Sidik jarinya ditemukan di KTP korban! Dan setiap lokasi konstruksi tempat dia bekerja...

Hyung Soo : Kau menemukan mayat.

Joon Hee terkejut.


Hyung Soo : Berkat idiot bodoh itu, aku dikurung disini.

Joon Hee : Idiot?

Hyung Soo : Iya. Dia pria yang rajin. Dia selalu datang ke tempat kerja lebih dulu.

"Jadi... aku menaruh dompet korban dimana dia bisa menemukannya. lalu dia memungutnya."


Jo Pil Doo menemukan dompet Hong Min A.

"Satu-satunya dosa yang dia punya adalah kemiskinan. Kupikir dia akan mengambil uang itu dan membuang dompetnya. tapi untunglah, dia juga mengambil dompetnya."


Jo Pil Doo membuang kartu identitas Hong Min A ke dalam sebuah karung dan beranjak pergi membawa dompet Hong Min A.

Hyung Soo mendekat dan mengambil kartu identitas Hong Min A. Dia senang Jo Pil Doo memakan umpannya, lalu meletakkan kartu nama Hong Min A di tempat yang mudah dilihat.


Hyung Soo : Itu merek terbaru. Kemudian, polisi menemukan kartunya dan menuntutnya. Itu sangat lucu. Istrinya membawa dompet korban kemana-mana lalu mayat yang aku kubur ditemukan. Dia pasti merasa dihukum secara tidak adil. Dia mungkin tidak mengerti.

Joon Hee : Kenapa kau melakukannya?

Hyung Soo : Ini semua karena kau. Kau sudah cukup baik merilis foto bersama nomor kamar rumah sakitnya, jadi aku membunuhnya.


Mendengar itu, Joon Hee pun terduduk lemas dan mulai merasa menyesal.

Hyung Soo : Aku takut akan tertangkap, jadi aku bertindak cerdas dan itu berhasil. Apakah kau akhirnya menyadari... bahwa kau menyiksa orang yang salah? Aku memberi Jo Hyun Woo sedikit saran. Aku bilang padanya untuk membunuh putrimu dengan cara yang sama. Jadi intinya, kau membunuh putrimu sendiri.

Hyung Soo tertawa.


Joon Hee marah dan mencekik Hyung Soo.

Joon Hee : Aku akan membunuhmu. Aku akan membunuhmu!

Do Kyung datang, membawa pisau. Ia memberikan pisau itu ke Joon Hee dan menyuruh Joon Hee membunuh Hyung Soo.


Joon Hee terdiam menatap pisau yang diberikan Do Kyung.

Do Kyung : Membunuh orang lain tidak berarti apapun. Seperti itulah semua orang pada awalnya.


Kang Jae dan Bong Soo berdiri di depan pintu ruangan Woo Hyun. Sementara di dalam, Woo Hyun, Joon Young dan Dong Woo mendengarkan rencana Tae Pyeong yang mau melibatkan media untuk menangkap Do Kyung.

Tae Pyeong : Jika kita membiarkan media tahu Goo Do Kyung adalah teman Jo Hyun Woo, wartawan akan segera mendatanginya. Mereka akan segera tahu jika dia ditahan sebagai pelaku atas pembunuhan Mi Jin. Kalau begitu kita harus menyingkirkan dia dari jabatannya. Semakin mereka menyelidikinya, semakin banyak kecurigaan yang mereka dapatkan dan mencari-cari kesalahan akan membuatnya merasa seolah-olah dia buronan. Tapi sebelum itu, Kepala Nam harus berterus terang bahwa dia memalsukan bukti.


Dong Woo : Tae Pyeong-ssi, kau sadar apa yang baru kau katakan?

Tae Pyeong : Pelaku sebenarnya yang harus dikejar adalah Kim Hyung Soo. Saat dia menjadi buronan, itu akan membuat Jo Hyun Woo merasa tertekan. Setelah dia membuat kesalahan, dia akan mengekspos lokasi dari Kim Hyung Soo.


Joon Young : Idemu tidak buruk, tapi aku menentangnya.

Kang Jae dan Bong Soo masuk. Mereka juga menentang ide Tae Pyeong.

Joon Young : Ini bukan hanya mengenai mengundurkan diri dari jabatannya. Media akan mengejar Kepala Nam, dan dia akan diganggu. Kau tidak tahu bagaimana rasanya.


Tapi Woo Hyun setuju dengan ide Tae Pyeong.

Woo Hyun : Ini kesalahanku. Seharusnya aku membenarkannya sejak lama. Telpon Lee Joon Hee dari Hana Daily. Aku akan melakukan wawancara. Semua orang berpikir Jo Pil Doo adalah Pembunuh Tengah Malam. Aku harus membenarkannya. Hal yang benar adalah meminta maaf dan meminta pengampunan didepan seluruh dunia. Walaupun Jo Hyun Woo tidak mau menerima permintaan maafku, beberapa hal seharusnya dilakukan.


Do Kyung kembali ke atas dan meminum kopinya. Setelah itu, ia melihat tangga 9 yang ia lingkari di kalendernya.


Sekarang, Dong Woo dan Joon Young berusaha membujuk Woo Hyun.

Dong Woo : Apakah tidak ada cara lain?

Woo Hyun : Hentikan itu. Ini adalah pilihan terbaik yang kita punya.


Diluar, Bong Soo dan Kang Jae menatap Tae Pyeong dengan sengit.

Tae Pyeong yang salah tingkah, berniat pergi tapi kemudian dia melihat kalender Joon Young di atas meja. Joon Young melingkari tanggal 9.


Bersambung ke part 2...

King Maker : The Change Of Destiny Ep 3 Part 3

Sebelumnya...


Chun Joong pun menunjukkan kemampuannya. Banyak orang mengantri ingin diramal Chun Joong.

Pal Ryeong menatap Chun Joong, bagus!

Chun Joong pun menggerutu.


Seorang pria duduk di hadapan Chun Joong.

Chun Joong mencoba meredam kekesalannya karena dipaksa meramal oleh Pal Ryeong. Dia memejamkan mata, lalu menghela nafas.


Anak buah In Gyu melapor pada In Gyu bahwa Chun Joong tidak terlihat di kediamannya.

"Kami sudah mencari di Ganghwa, tapi dia belum terlihat."

In Gyu kesal, lalu? Kalian gagal?

Dua anak buah yang ditugasnya mencari Chun Joong pun terdiam.

Seorang anak buah In Gyu memberi saran agar mereka memakai peramal atau dukun untuk mencari Chun Joong.

In Gyu : Peramal?

"Ada banyak peramal terkenal belakangan ini. Baeohgae memiliki Tuan Choi yang baru."

In Gyu : Baiklah. Jika mencari hiburan, aku akan mencarinya. Cari Choi Chun Joong. Kau mengerti?


Pria yang duduk di depan Chun Joong ternyata Hakim Lee. Sontaklah Chun Joong kaget Hakim Lee datang ke tempatnya.

Chun Joong : Kenapa orang terhormat datang ke sini? Kau membuatku merasa terhormat, Tuan.

Hakim Lee : Aku banyak mendengar tentangmu sampai tidak bisa menolak. Aku sudah lama menunggu untuk menemuimu. Apa yang kau lihat? Apa aku menjadi kaya? Apa aku tenang sebelum mati?


Chun Joong terdiam dan membaca wajah Hakim Lee. Lalu dia berkata dalam hatinya, bahwa masa depan Hakim Lee begitu suram.

Melihat Chun Joong diam saja dan menatap wajahnya, Hakim Lee berkata kalau Chun Joong punya kebiasaan tidak sopan.

Hakim Lee : Kau tergila-gila dengan wajahku?

Chun Joong : Ya, Tuan, wajahmu menawan. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau punya wajah harimau. Tapi masa depanmu menunjukkan kau bukan siapa-siapa, pencari kesenangan.

Hakim Lee sewot, bukan siapa-siapa? Kau mengejekku!

Hakim Lee bahkan sampai menggebrak meja, membuat semua orang menatap ke arah mereka.

Chun Joong : Tidak, menurutku itu aneh. Kau di masa depan marah kepada para petinggi dan tidak kenal takut. Kau tidak takut mengungkapkan isi hatimu. Beberapa hari ini, aku yakin kau terlalu banyak bicara dan membuat dirimu dalam masalah. Masa depanmu adalah menulis surat permintaan maaf kepada bangsawan.

Hakim Lee : Kau meramal masa depanku atau mengejekku? Berengsek!


Chun Joong : Tidak perlu marah karena aku tidak meramalmu. Aku berpikir sebaliknya, tapi sekarang aku tahu.

Hakim Lee : Kau mempermainkanku?

Chun Joong : Sedang apa kau di sini? Kenapa kau menemui peramal dan memberi informasi palsu? Apa yang kau dapatkan?

Hakim Lee : Mungkin ini bisa menjadi awal dari hubungan saling percaya.


Lalu wajah Hakim Lee berubah serius menatap Chun Joong.

Hakim Lee : Bunguyusin, keyakinan penting dalam pertemanan. Atau mungkin tidak..., kenapa aku tidak bersikap sepertimu kali ini? Biar kuberi tahu ramalanmu! Seseorang akan mencarimu. Dia akan menyiapkan jamuan hanya untukmu. Namun selama perjamuan, kau harus bicara dengan hati-hati.

Chun Joong terdiam menatap Hakim Lee. Hakim Lee tertawa.


Hakim Lee lalu beranjak dan memberitahu orang-orang kalau ramalan Chun Joong sangat akurat. Tapi saat beranjak menuju keluar, wajah Hakim Lee justru berubah kesal.


Pal Ryeong mendekati Chun Joong yang sedang menatap Hakim Lee.

Pal Ryeong : Pria itu Heungseon-gun, kerabat Raja, bukan? Awas, aku harus melempar garam.

Chun Joong : Kenapa?

Pal Ryeong : Karena aku mendengar banyak hal. Dua peramal sudah meramal masa depannya. Yang satu mati setelah meramal dan satunya menghilang, belum ditemukan. Heungseon-gun, pria itu... Dia hidup dengan gegabah selama ini. Sejak Pulau Ganghwa, lima tahun lalu, dia kembali dengan kondisi hancur. Dia membawa energi yang buruk!

Chun Joong terdiam dan berpikir.


In Gyu yang hendak menemui Bong Ryeon, teringat masa lalunya dengan Bong Ryeon.

Saat itu, In Gyu kesakitan dan terjatuh di halaman rumahnya.


Lalu Bong Ryeon datang dan memapah In Gyu ke dalam. In Gyu terus memanggil-manggil ibunya.

In Gyu : Kau siapa?

Bong Ryeon : Aku putri Ban Dal, Bong Ryeon. Ibumu sakit, aku di sini untuk melakukan ritual pemulihan.

Bong Ryeon memegang tangan In Gyu tapi In Gyu menarik tangannya.

In Gyu : Kau akan tertular penyakitku.

Bong Ryeon : Aku tidak jatuh sakit. Kau juga akan baik-baik saja. Aku tahu karena aku bisa melihatnya.


Bong Ryeon lantas menyelimuti In Gyu dan minta In Gyu jaga diri.

Setelah itu Bong Ryeon keluar dan In Gyu terus menatap Bong Ryeon.

Flashback end...


Bong Ryeon keluar dan tanya alasan In Gyu datang.

In Gyu : Aku datang untuk memberimu hadiah kecil, Tuan Putri. Kau suka burung, bukan? Aku memilih yang ini sendiri.

In Gyu menunjukkan burung dalam sangkar yang dibawanya.

Bong Ryeon : Ambil kembali. Aku benci hewan yang dikerangkeng. Kau tidak boleh masuk ke sini dengan bebas. Jika masuk tanpa izin lagi, kau akan dihukum.


Bong Ryeon mau pergi tapi In Gyu menahannya. In Gyu kesal.

In Gyu : Kenapa kau beraroma parfum seperti itu? Kau memakai parfum selir untuk merayu pria?

Bong Ryeon : Meski dunia ini runtuh dan hanya kau yang hidup, tolong jangan khawatir, aku tidak akan pernah merayumu.

In Gyu : Hanya aku yang tahu masa lalumu dan bersedia menerimamu.


In Gyu lalu teringat saat Bong Ryeon dulu mengatainya pecundang.

In Gyu : Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi dengan orang lain?


Bong Ryeon minta In Gyu melepaskan tangannya. Tapi In Gyu tidak mau.

Dan datang dan minta In Gyu melepaskan Bong Ryeon.

In Gyu pun melepaskan Bong Ryeon.

In Gyu : Aku akan meninggalkan burungnya.

In Gyu yang kesal, lalu beranjak pergi.


Dan melirik Bong Ryeon.

Dan : Nona baik-baik saja?


Pal Ryeong membawa Chun Joon ke gibang.

Pal Ryeong : Cepat!Kau tahu siapa yang kita temui?

Seorang pria lalu menemui mereka. Pria itu bilang keponakan Ibu Suri, Tuan Cho, ingin bertemu Chun Joong.

Pria itu masuk duluan. Pal Ryeong berjalan duluan, mengikuti pria itu.


Saat Chun Joong mau masuk, dia malah bertemu Bong Ryeon yang baru datang.

Bong Ryeon lantas berlalu dari hadapan Chun Joong.


Pal Ryeong menyusul Chun Joong.

Pal Ryeong : Kau melihat hantu?

Pria itu memanggil mereka dan menyuruh mereka masuk.


Bong Ryeon yang lagi menyusuri pasar, bertemu seorang wanita yang memintanya membeli liontin. Bong Ryeon menolak.

"Bersikap baiklah dan belilah satu." ucap wanita itu.


Lalu tiba-tiba saja, Bong Ryeon melihat wanita itu berubah menjadi sosok bocah perempuan.


Bong Ryeon kemudian mendapat penglihatan tentang Chun Joong. Dalam penglihatannya, Chun Joong dipukul sampai terluka.

Sontak lah Bong Ryeon kaget.

Bong Ryeon : Doryongnim....

Bong Ryeon khawatir.


Dan Chun Joong pun seketika muncul di depannya.

Bong Ryeon melihat Chun Joong.

Bong Ryeon : Chun Joong Doryongnim.


Bong Ryeon yang lemas setelah mendapat penglihatan, lalu jatuh. Chun Joong langsung menangkapnya. Mereka lalu saling bertatapan dalam diam.

Bersambung...

Yg jadi Pangeran Ha Eung kenapa Jeon Kwang Leol sih ah! Kalo Lee Kyoung Young atau Son Byung Ho, jahat dan liciknya pasti lebih ngena... Kalo Jeon Kwang Leol, biasa lihat dia jd org baik tiba2 lihat dia jadi jahat, berasa gimana gitu... Terakhir nonton dramanya yg Remember, dia jadi bapaknya Yoo Seung Ho..