Chun Joong pun menunjukkan kemampuannya. Banyak orang mengantri ingin diramal Chun Joong.
Pal Ryeong menatap Chun Joong, bagus!
Chun Joong pun menggerutu.
Seorang pria duduk di hadapan Chun Joong.
Chun Joong mencoba meredam kekesalannya karena dipaksa meramal oleh Pal Ryeong. Dia memejamkan mata, lalu menghela nafas.
Anak buah In Gyu melapor pada In Gyu bahwa Chun Joong tidak terlihat di kediamannya.
"Kami sudah mencari di Ganghwa, tapi dia belum terlihat."
In Gyu kesal, lalu? Kalian gagal?
Dua anak buah yang ditugasnya mencari Chun Joong pun terdiam.
Seorang anak buah In Gyu memberi saran agar mereka memakai peramal atau dukun untuk mencari Chun Joong.
In Gyu : Peramal?
"Ada banyak peramal terkenal belakangan ini. Baeohgae memiliki Tuan Choi yang baru."
In Gyu : Baiklah. Jika mencari hiburan, aku akan mencarinya. Cari Choi Chun Joong. Kau mengerti?
Pria yang duduk di depan Chun Joong ternyata Hakim Lee. Sontaklah Chun Joong kaget Hakim Lee datang ke tempatnya.
Chun Joong : Kenapa orang terhormat datang ke sini? Kau membuatku merasa terhormat, Tuan.
Hakim Lee : Aku banyak mendengar tentangmu sampai tidak bisa menolak. Aku sudah lama menunggu untuk menemuimu. Apa yang kau lihat? Apa aku menjadi kaya? Apa aku tenang sebelum mati?
Chun Joong terdiam dan membaca wajah Hakim Lee. Lalu dia berkata dalam hatinya, bahwa masa depan Hakim Lee begitu suram.
Melihat Chun Joong diam saja dan menatap wajahnya, Hakim Lee berkata kalau Chun Joong punya kebiasaan tidak sopan.
Hakim Lee : Kau tergila-gila dengan wajahku?
Chun Joong : Ya, Tuan, wajahmu menawan. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau punya wajah harimau. Tapi masa depanmu menunjukkan kau bukan siapa-siapa, pencari kesenangan.
Hakim Lee sewot, bukan siapa-siapa? Kau mengejekku!
Hakim Lee bahkan sampai menggebrak meja, membuat semua orang menatap ke arah mereka.
Chun Joong : Tidak, menurutku itu aneh. Kau di masa depan marah kepada para petinggi dan tidak kenal takut. Kau tidak takut mengungkapkan isi hatimu. Beberapa hari ini, aku yakin kau terlalu banyak bicara dan membuat dirimu dalam masalah. Masa depanmu adalah menulis surat permintaan maaf kepada bangsawan.
Hakim Lee : Kau meramal masa depanku atau mengejekku? Berengsek!
Chun Joong : Tidak perlu marah karena aku tidak meramalmu. Aku berpikir sebaliknya, tapi sekarang aku tahu.
Hakim Lee : Kau mempermainkanku?
Chun Joong : Sedang apa kau di sini? Kenapa kau menemui peramal dan memberi informasi palsu? Apa yang kau dapatkan?
Hakim Lee : Mungkin ini bisa menjadi awal dari hubungan saling percaya.
Lalu wajah Hakim Lee berubah serius menatap Chun Joong.
Hakim Lee : Bunguyusin, keyakinan penting dalam pertemanan. Atau mungkin tidak..., kenapa aku tidak bersikap sepertimu kali ini? Biar kuberi tahu ramalanmu! Seseorang akan mencarimu. Dia akan menyiapkan jamuan hanya untukmu. Namun selama perjamuan, kau harus bicara dengan hati-hati.
Chun Joong terdiam menatap Hakim Lee. Hakim Lee tertawa.
Hakim Lee lalu beranjak dan memberitahu orang-orang kalau ramalan Chun Joong sangat akurat. Tapi saat beranjak menuju keluar, wajah Hakim Lee justru berubah kesal.
Pal Ryeong mendekati Chun Joong yang sedang menatap Hakim Lee.
Pal Ryeong : Pria itu Heungseon-gun, kerabat Raja, bukan? Awas, aku harus melempar garam.
Chun Joong : Kenapa?
Pal Ryeong : Karena aku mendengar banyak hal. Dua peramal sudah meramal masa depannya. Yang satu mati setelah meramal dan satunya menghilang, belum ditemukan. Heungseon-gun, pria itu... Dia hidup dengan gegabah selama ini. Sejak Pulau Ganghwa, lima tahun lalu, dia kembali dengan kondisi hancur. Dia membawa energi yang buruk!
Chun Joong terdiam dan berpikir.
In Gyu yang hendak menemui Bong Ryeon, teringat masa lalunya dengan Bong Ryeon.
Saat itu, In Gyu kesakitan dan terjatuh di halaman rumahnya.
Lalu Bong Ryeon datang dan memapah In Gyu ke dalam. In Gyu terus memanggil-manggil ibunya.
In Gyu : Kau siapa?
Bong Ryeon : Aku putri Ban Dal, Bong Ryeon. Ibumu sakit, aku di sini untuk melakukan ritual pemulihan.
Bong Ryeon memegang tangan In Gyu tapi In Gyu menarik tangannya.
In Gyu : Kau akan tertular penyakitku.
Bong Ryeon : Aku tidak jatuh sakit. Kau juga akan baik-baik saja. Aku tahu karena aku bisa melihatnya.
Bong Ryeon lantas menyelimuti In Gyu dan minta In Gyu jaga diri.
Setelah itu Bong Ryeon keluar dan In Gyu terus menatap Bong Ryeon.
Flashback end...
Bong Ryeon keluar dan tanya alasan In Gyu datang.
In Gyu : Aku datang untuk memberimu hadiah kecil, Tuan Putri. Kau suka burung, bukan? Aku memilih yang ini sendiri.
In Gyu menunjukkan burung dalam sangkar yang dibawanya.
Bong Ryeon : Ambil kembali. Aku benci hewan yang dikerangkeng. Kau tidak boleh masuk ke sini dengan bebas. Jika masuk tanpa izin lagi, kau akan dihukum.
Bong Ryeon mau pergi tapi In Gyu menahannya. In Gyu kesal.
In Gyu : Kenapa kau beraroma parfum seperti itu? Kau memakai parfum selir untuk merayu pria?
Bong Ryeon : Meski dunia ini runtuh dan hanya kau yang hidup, tolong jangan khawatir, aku tidak akan pernah merayumu.
In Gyu : Hanya aku yang tahu masa lalumu dan bersedia menerimamu.
In Gyu lalu teringat saat Bong Ryeon dulu mengatainya pecundang.
In Gyu : Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi dengan orang lain?
Bong Ryeon minta In Gyu melepaskan tangannya. Tapi In Gyu tidak mau.
Dan datang dan minta In Gyu melepaskan Bong Ryeon.
In Gyu pun melepaskan Bong Ryeon.
In Gyu : Aku akan meninggalkan burungnya.
In Gyu yang kesal, lalu beranjak pergi.
Dan melirik Bong Ryeon.
Dan : Nona baik-baik saja?
Pal Ryeong membawa Chun Joon ke gibang.
Pal Ryeong : Cepat!Kau tahu siapa yang kita temui?
Seorang pria lalu menemui mereka. Pria itu bilang keponakan Ibu Suri, Tuan Cho, ingin bertemu Chun Joong.
Pria itu masuk duluan. Pal Ryeong berjalan duluan, mengikuti pria itu.
Saat Chun Joong mau masuk, dia malah bertemu Bong Ryeon yang baru datang.
Bong Ryeon lantas berlalu dari hadapan Chun Joong.
Pal Ryeong menyusul Chun Joong.
Pal Ryeong : Kau melihat hantu?
Pria itu memanggil mereka dan menyuruh mereka masuk.
Bong Ryeon yang lagi menyusuri pasar, bertemu seorang wanita yang memintanya membeli liontin. Bong Ryeon menolak.
"Bersikap baiklah dan belilah satu." ucap wanita itu.
Lalu tiba-tiba saja, Bong Ryeon melihat wanita itu berubah menjadi sosok bocah perempuan.
Bong Ryeon kemudian mendapat penglihatan tentang Chun Joong. Dalam penglihatannya, Chun Joong dipukul sampai terluka.
Sontak lah Bong Ryeon kaget.
Bong Ryeon : Doryongnim....
Bong Ryeon khawatir.
Dan Chun Joong pun seketika muncul di depannya.
Bong Ryeon melihat Chun Joong.
Bong Ryeon : Chun Joong Doryongnim.
Bong Ryeon yang lemas setelah mendapat penglihatan, lalu jatuh. Chun Joong langsung menangkapnya. Mereka lalu saling bertatapan dalam diam.
Bersambung...
Yg jadi Pangeran Ha Eung kenapa Jeon Kwang Leol sih ah! Kalo Lee Kyoung Young atau Son Byung Ho, jahat dan liciknya pasti lebih ngena... Kalo Jeon Kwang Leol, biasa lihat dia jd org baik tiba2 lihat dia jadi jahat, berasa gimana gitu... Terakhir nonton dramanya yg Remember, dia jadi bapaknya Yoo Seung Ho..
0 Comments:
Post a Comment