Sebelumnya............
“Menurutmu, bagaimana
perasaanku? Tidak, setelah melihat foto itu, menurutmu apa yang kulakukan pada
Choi Jin Eon?” tanya Hae Gang.
“Aku tidak tahu.” jawab
Seol Ri.
“Aku memukulinya sebentar,
lalu memberinya pelukan.” Ucap Hae Gang.
Seol Ri terkejut.
“Kenapa kau mengirimkan
foto itu? Untuk membuatku terguncang dan untuk menghancurkan hubungan kami?
Karena tidak ingat, aku tidak punya luka darinya. Aku hanya menerima cinta.
Jadi foto2 yang kau kirimkan dengan rajin itu tidak membuatku terluka atau menyakitiku.”
“Tidakkah kau lihat
tanggal2 di foto itu? Selagi kau sekarat, Jin Eon Sunbae bersama denganku.
Sungguh itu tidak mengusikmu? Untuk memberinya luka yang tidak pernah bisa ia
sembuhkan, kau melompat ke dalam sungai tepat di depan matanya. Saat dia
terjebak dalam kebakaran, kau bahkan tidak berusaha menyelamatkannya karena
kebencianmu padanya. Wanita seperti itulah dirimu.”
“Tidak sekarang.”
“Mungkin kau akan segera
kembali pada Do Hae Gang saat itu.”
“Ada yang tidak kau
ketahui. Alasanku jatuh cinta padanya, bukan karena dia suamiku tapi pria yang
bernama Choi Jin Eon itu adalah pria yang benar2 asing bagiku. Aku mencintai
lelaki yang pertama kali kutemui dalam hidupku. Bagiku ini cinta baru, bukan
cinta yang dijejalkan dalam ingatanku namun cinta yang hidup. Bukan di masa
lalu, tapi di masa kini. Pria bernama Choi Jin Eon. Kami tahu, pria itu dan
diriku sama2 tahu. Kami hanya tidak mengucapkannya dengan lantang, tapi kami
tahu kami tidak bisa meneruskannya seperti diri kami sekarang. Aku sadar kau
terburu2, tapi tunggu lah sebentar lagi. Ingatanku akan kembali pada akhirnya.
Jadi entah marah atau memaafkannya, akan kuputuskan apa yang akan kulakukan
kepadanya. Jadi jaga tingkahmu dan tunggulah.”
Saat sudah keluar dari
apartemen Seol Ri, Hae Gang merasa terguncang dengan kata2 Seol Ri tadi. Tak
lama kemudian, ponsel Hae Gang berdering. Telepon dari Jin Eon, namun Hae Gang
yang mulai merasa takut memutuskan tidak menjawab panggilan Jin Eon.
Di ruangannya, Jin Eon
teringat kata2 Seok tentang Hae Gang yang tidak bisa menerima seperti apa ia di
masa lalu.
Beberapa saat kemudian, Jin Eon membuka lacinya dan melihat berkas
tentang strategi melawan Kim Sun Yong yang disusun Hae Gang.
Tak lama kemudian, Hyun
Woo masuk dan memberitahu Jin Eon bahwa ia telah menemukan keberadaan pria
bernama Lee Jung Man. Hyun Woo berkata bahwa kantor imigrasi sudah melacaknya.
Hyun Woo memberitahu Jin Eon bahwa Lee Jung Man selama ini berada di China.
“Jika dia dibuntuti, akan
ada yang tertangkap dan dia juga tertangkap. Apa yang terjadi dengan si
penikam, kau sudah mendengarnya dari kepolisian?” ucap Hyun Woo.
“Belum. Tolong cari tahu
tanggal kedatangannya.” Pinta Jin Eon.
“Siapa?” tanya Hyun Woo.
“Lee Jung Man.” Jawab Jin
Eon.
Tae Seok yang menguping
pembicaraan Jin Eon dan Hyun Woo lewat alat penyadap terkejut mengetahui Jin
Eon berencana menangkap Lee Jung Man.
Hyun Woo berkata kalau
mereka memerlukan sedikit bukti lagi agar bisa melibatkan jaksa. Hanya ada satu
jawaban, kata Hyun Woo. Dokgo Yong Gi. Jin Eon mengaku bahwa ia sudah menemukan
Yong Gi.
“Kau menemukannya? Kalau
begitu kita sudah selesai sekarang.” jawab Hyun Woo.
“Masih belum. Aku tidak
bisa melakukannya.” Ucap Jin Eon.
“Kau bercanda? Memalsukan
uji klinis dan mendorong pembunuhan? Kau ingin menutupi hal itu? Bukan dari
orang lain tapi dari mulut Choi Jin Eon, bagaimana mungkin kau mau menutupi
hasilnya?” protes Hyun Woo.
Tae Seok yang menguping
pembicaraan Jin Eon dan Hyun Woo pun tersenyum senang.
Sementara itu, di
ruangannya, Jin Eon tampak memikirkan sesuatu.
(Mungkinkah Jin Eon tahu
ruangannya disadap???)
Hae Gang sudah tiba di
rumahnya. Begitu melihat rumahnya, ia pun kembali teringat saat dirinya
hujan2an menunggu kepulangan Jin Eon di teras rumah.
Yong Gi beranjak keluar
dari kamarnya begitu mendengar suara bel. Ia terkejut melihat wajah Hae Gang di
layar intercom.
Bersambung…………
0 Comments