Live Up To Your Name Ep 3 Part 2

Sebelumnya...


Pagi2, Direktur Ma dan Direktur Shin sudah berada di Shinhae. Kedua direktur ini saling menyapa. Direktur Shin lalu menanyakan persiapan Direktur Ma. Direktur Ma berkata, bahwa dirinya tidak melakukan banyak persiapan. Ia hanya merenovasi beberapa ruang rumah sakit.

Sopir Direktur Ma lalu berbisik, memberitahu bahwa wartawan sudah menunggu Direktur Ma. Tapi baru mulai berjalan, ia mendengar Direktur Shin bicara dengan seseorang di telepon. Direktur Shin nampak terkejut begitu menerima teleponnya.


"Bangsal VIP di Rumah Sakit Oriental Shinhae adalah rumah sakit pertama dalam pengobatan oriental?" tanya wartawan.

"Selaku rumah sakit oriental terbaik di Korea, kami ingin memenuhi kebutuhan VIP dan memberikan mereka pelayanan dan pengobatan terbaik." jawab Direktur Ma.

Wartawan pun merasa ada yang aneh. Direktur Ma dijuluki sebagai Heo Jun modern tapi mendirikan bangsal VIP.


Jae Ha datang dan melihat sesi wawancara Direktur Ma. Ia sedikit kecewa saat Direktur Ma mengaku, mendirikan bangsal VIP bukan demi uang atau ketenaran.


Wawancara pun selesai. Direktur Ma bicara dengan Jae Ha.

"Kenapa tidak pulang? Nenekmu sudah menunggu." ucap Direktur Ma.

"Aku ada urusan di dekat sini. Jadi aku mampir sebentar." jawab Jae Ha.

"Karena kau mendadak datang, pasti banyak yang terkejut. Tapi, banyak orang yang memperhatikanmu." ucap Direktur Ma.

"Tentu mereka memperhatikan ... apa yang dipelajari cucu Dirut saat di John Hopkins.  Aku akan mempraktekan yang kupelajari. Jangan khawatir." jawab Jae Ha.

Jae Ha lalu berkata, kalau kakeknya membuat bangsal VIP karena mengincar posisi ketua. Jae Ha bilang, sang kakek juga berkompetisi dengan Direkut rumah sakit lain.

"Aigoo, kau sudah memikirkan itu juga ? Tak salah lagi, kau memang cucuku." jawab Direktur Ma sembari tertawa.

Direktur Ma lalu meminta Jae Ha agar tidak mengecewakannya. Jae Ha mengerti, namun wajahnya nampak sedikit kecewa.


Im lagi ngadem di depan kipas angin sambil memperhatikan Byung Ki yang sedang menyiapkan obat-obatan.

Byung Ki menatap Im dengan tatapan sebal sambil mengingat perintah Kakek Choi yang menyuruhnya mengawasi Im.

Im memperhatikan sekeliling Haeminseo Kakek Choi. Ia teringat saat ngadem di bawah AC di Rumah Sakit Shinhae.

"Dulu Rumah sakitnya besar sekali seperti istana. Ini diwariskan sejak ribuan tahun lalu.  Tapi kenapa sekarang tampak kumuh sekali ?" ucap Im heran.

Im lalu melihat-lihat berbagai jarum dan alat akupuntur. Ia mengambil salah satu jarum, tapi Byung Ki langsung memukul tangannya.

"Jangan asal menyentuh. Cuma boleh dilihat saja." ucap Byung Ki.

"Ini jarum yang dipakai di sini ?" tanya Im. Byung Ki pun mengangguk.


"Jarum filiform dan jarum panjang terlihat serupa. Dimana gunting, runcing, sendok, tombak, bulat tajam, stiletto, dan jarum besar?" tanya Im.

"Ini semua jarum yang digunakan di sini." jawab Byung Ki.

"Artinya kita cuma pakai 3 jenis jarum?" tanya Im sambil menyentuh meja tempat jarum2 itu diletakkan.

"Jangan bicara aneh-aneh dan duduk saja! Baru saja kusterilkan. Tanganmu belum dicuci. Jorok." sewot Byung Ki, lalu membersihkan mejanya.


"Sudah siang tapi masih belum ada pasien? Bagaimana kalian mencari nafkah? Apa tetua disini tidak punya keahlian?" tanya Im.

"Tidak ada apanya?  Itu karena, orang-orang pergi ke rumah sakit besar untuk berobat." jawab Byung Ki.

Im teringat Rumah Sakit Pengobatan Oriental Shinhae saat polisi menangkapnya. Ia merasa harus pergi kesana.

Byung Ki pun langsung menendang Im keluar. Im marah.

"Padahal aku tidak minta rumah atau tanahmu.  Berapa sih harga tempat ini? Orang-orang di sini berhati dingin semua!" ucapnya.


Ha Ra tampak melamun di lobby rumah sakit. Dari kejauhan, Yeon Kyung menatap Ha Ra dan teringat Ibu Ha Ra yang memintanya membujuk Ha Ra.

"Kami hanya memberikan informasi mengenai operasinya. Pasien dan keluarga yang menentukan mengenai operasi." jawab Yeon Kyung.

"Kenapa kau dingin sekali? Ini sebabnya aku ingin dokter lain. Tapi Ha Ra menolak dokter selain dirimu.  Saat Prof.

Hwang menawarkan dokter pengganti, aku menolak. Kenapa kau begini padaku?" protes ibu Ha Ra.

Yeon Kyung hanya bisa menghela nafas menatap Ha Ra. Lalu ponselnya berdering. Telepon dari Direkturnya.


Direktur Shin marah2 pada Yeon Kyung. Pasalnya, foto Im yang sedang menyelamatkan Ha Ra terpampang di buletin rumah sakit.

*Pelakunya sudah jelas Man Soo, siapa lagi

"Siapa dia ? Dokter Choi kenal ?" tanya Direktur Shin.

"Tidak, dia cuma orang lewat." jawab Yeon Kyung.

"Berhenti omong kosong ! Kita menyelamatkan banyak pasien ! Ini omong kosong! Kau tidak tahu betapa pentingnya saat ini?" ucap Direktur Shin.

"Saat ini ada apa?" tanya Yeon Kyung bingung.

"Untunglah kutangani dengan cepat.  Jangan-jangan, orang ini akan kembali ke rumah sakit ini ? Dia tidak akan kembali, kan?"

"Tidak akan kembali." jawab Yeon Kyung.

"Jika dia kembali ke rumah sakit, aku akan laporkan ke polisi." ucap Direktur Shin.


Keluar dari ruangan Direktur Shin, Yeon Kyung pun kebingungan bagaimana caranya menghubungi Im.

"Kenapa ? Pacarmu tidak bisa dihubungi? Lalu siapa pria pagi hari itu ? Selingkuhanmu ?" tanya Man Soo yang nongol tiba-tiba.

"Kau yang memposting rekaman CCTV ?" tanya Yeon Kyung.

"Tidak, Prof Hwang memintaku menghapusnya.  Tapi kukira sayang sekali jika tidak dibagi." jawab Man Soo.

"Akhirnya kau menemukan kelemahanku." ucap Yeon Kyung kesal, lalu beranjak pergi.


"Kau membawanya ? Polisi bilang, tidak. Lalu dimana dia sekarang ? Penanganan medis tanpa lisensi, hukumannya 5 tahun penjara ?" ucap Man Soo.

Yeon Kyung pun langsung berhenti melangkah dan menatap tajam Man Soo.

"Pasti dia akan kembali. Pacarnya ada di sini." ucap Man Soo. Man Soo kemudian tertawa dan beranjak pergi.


Im sendiri lagi bersepeda. Ia mengambil sepeda yang terparkir di depan Haeminseo.

Saat melewati turunan, Im panik karena tidak bisa mengontrol laju sepedanya. Hingga akhirnya, ia jatuh di atas kap mobil.


Im pun langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulance. Ia pun tambah panic.

"Aku naik kuda. Aku naik kuda." ucapnya dalam hati.

"Katakan kau terluka di mana?" tanya petugas.

Im pun menunjuk kakinya.

"Selain kaki?" tanya petugas.


Ambulance meliuk2 di jalanan dengan kecepatan tinggi. Im pun terlempar kesana kemari. Lalu tiba2, si petugas meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

Di rumah sakit, Min Jae menyuruh Yeon Kyung menelpon Im.

"Dia tak punya ponsel." jawab Yeon Kyung.

"Kau bilang mau bertemu di mana ? Kalau dia datang akan kuatasi." ucap Suster Jung. Yeon Kyung menggeleng.

"Kalau begitu, bagaimana? Kalau sampai Man Soo melihatnya mondar mandir bisa gawat." ucap Min Jae.

"Berharap saja dia tak datang." jawab Yeon Kyung.


Di ambulance, Im berusaha mengobati si petugas. Ia memeriksa nadi si petugas.

"Kau pasti makan terlalu cepat disaat kembung. Perutmu jadi sakit." ucap Im.

Im pun mulai memberikan akupuntur pada si petugas. Tak lama kemudian, si petugas mulai membaik.


Ambulance tiba di Rumah Sakit Shinhae. Begitu pintu ambulance dibuka, Im pun sudah kembali menjadi pasien.

"Dia kenapa ?" tanya dokter pada petugas.

"Aigoo, aigoo, sakitnya. Aigoo." teriak Im.

*Sy ngakak, si Im udah pandai ngomong aigoo...


Yeon Kyung berusaha tidak mempedulikan Im. Ia ingin fokus pada operasi Ha Ra. Tiba2, terdengar panggilan untuk Yeon Kyung yang disuruh ke IGD.


Penasaran, Man Soo pun ikutan ke IGD.

"Dokter Choi barusan keluar. Dia pergi dengan pacarnya." ucap petugas di IGD.

"Coba lihat dua orang ini. Dia ingin main petak umpet denganku. jawab Man Soo, lalu pergi menyusul mereka.


Yeon Kyung sudah membawa Im keluar. Sekarang, dia sedang mengganti perban Im.

"Kau lihat yang barusan kulakukan? Pergi dan bawa ini. Gunakan sekali sehari. Kembali seminggu kemudian untuk dijahit. Jangan kembali sampai saat itu. Sekarang juga lekas pergi." ucap Yeon Kyung.


Yeon Kyung menyuruh Im pergi lewat pintu belakang.

"Katakan padaku. Apalagi kesalahanku? Kau menyuruhku datang ke rumah sakit.  Kau tahu apa usahaku demi menepati janji ?" tanya Im.

"Kau naik ambulan." jawab Yeon Kyung, berusaha menahan kekesalannya.

"Makanya, kau tahu kenapa aku naik ambulan ... apa penyebabnya?" tanya Im.

"Kau kira aku akan memujimu untuk itu? Tidak seharusnya kau naik itu untuk bersenang-senang.  Lalu, kenapa kau selalu bohong dan mengaku pacarku ? Ini tempat kerja.  Kau tahu seberapa malunya aku ?! Sekarang pergilah." jawab Yeon Kyung.

"Gadis itu, apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah dioperasi?" tanya Im.

"Kenapa kau selalu menanyakan pasienku!"

"Aku merasa tidak tenang. Katakan padaku."

"Aku ... sangat lelah sekali. Aku menjaga pasienku semalaman, tapi pasien itu menolak dioperasi.  Aku harus menyelamatkannya ! Tapi kau selalu menyusahkan aku.  Siapa sebenarnya pria ini,  kenapa pria ini melakukan hal aneh,  aku berpikir untuk memenjarakanmu. Jadi ... sebelum ada yang melihat, segera pergi dari sini.  Enyah dari hadapanku. Sekarang juga."


Im pun meninggalkan rumah sakit lewat pintu belakang. Sambil menuruni tangga, ia mengomeli Yeon Kyung yang terus saja memarahinya.

Im lalu melihat lututnya yang terluka.


Sekarang, Im duduk di teras belakang rumah sakit. Ia mau mengobati lukanya tapi bingung menggunakan obatnya.

Tepat saat itu, Ha Ra yang mau kabur keluar dari pintu belakang.

"Gadis kecil!" panggil Im begitu melihat Ha Ra.


Sambil mengobati luka Im, Ha Ra bertanya kenapa Im bisa terluka. Im pun berkata, ia terluka saat dalam perjalanan menemui seseorang.

"Kenapa selalu terluka ? Kau sudah dewasa." ucap Ha Ra.

"Dengan yang kemarin, kita sudah impas." jawab Im.

"Heol!" teriak Ha Ra.

Lalu Im bertanya, apa artinya pacar.

"Kau tidak tahu artinya tapi mengaku pacarnya dokter ? Itu artinya "teman lelaki" Saling cinta. Dengan kata lain kekasih." jawab Ha Ra.

"Itu sebabnya dia marah sekali." ucap Im.

"Kau punya tujuan?" tanya Im lagi.

"Kenapa tidak ? Tujuanku banyak." jawab Ha Ra.

"Begitu, ya ? Tujuanmu banyak." ucap Im sedih.

"Kau tidak punya tujuan?" tanya Ha Ra.

"Saat ini Mak Gae pasti cemas sekali." gumam Im.


Lalu, Im melihat Yeon Kyung. Begitu melihat Yeon Kyung, Im pun langsung ngumpet. Sebelum ngumpet, ia sempat memukul kepala Ha Ra untuk menarik perhatian Yeon Kyung.

"Kenapa memukulku!"protes Ha Ra.

"Oh Ha Ra!" panggil Yeon Kyung.

Yeon Kyung mendekati Ha Ra.

"Kenapa? Mau membujukku?" tanya Ha Ra.

"Tidak." jawab Yeon Kyung.

"Yah, pasien yang menentukan segalanya." ucap Ha Ra penuh kemenangan.

"Memang tugasmu.  Tapi, ketahui ini dulu sebelum membuat keputusan.  Ada orang diluar sana yang tidak punya pilihan.  Apapun yang terjadi, hari ini, besok ... waktu yang kau habiskan tanpa banyak berpikir ...  adalah keputusan penting bagi orang lain.  Seperti yang kubilang sebelumnya, aku tak pandai menyenangkan hati pasien.  Tapi ... aku pasti menepati janjiku. Janji yang sudah kubat. Itu alasanku menjadi dokter." jawab Yeon Kyung.

Ha Ra mulai tersentuh. Yeon Kyung lalu beranjak pergi.


Ucapan Yeon Kyung, membuat Im teringat janjinya pada Yeon Yi yang ia buat sebelum datang ke istana untuk mengobati Raja. Im meminta Yeon Yi bertahan sedikit lagi dan berjanji akan menyelamatkan Yeon Yi.


Ha Ra pun kembali ke kamarnya. Ia setuju dioperasi, tapi sebagai gantinya ia minta orang tuanya bercerai.

"Eomma, appa, aku tahu kalian sayang padaku. Tapi ibu, kau tidak bahagia hidup dengan ayah. Ayah juga begitu. Tapi kalian tidak bisa bercerai kalau aku hidup. Jadi aku ingin mati saja." ucap Ha Ra.


Ha Ra lalu menatap Yeon Kyung.

"Tapi ternyata salah. Aku tidak ingin mati. Aku  ingin naik rollercoaster dengan temanku.  Aku ingin ...  pergi ke klub saat sudah dewasa. Aku ingin punya impian yang keren." ucap Ha Ra.


Ibu Ha Ra pun menangis. Ia langsung memeluk Ha Ra. Yeon Kyung juga nampak berkaca-kaca.


Sekarang, Ha Ra sudah kembali memakai seragam pasien. Yeon Kyung senang bisa membujuk Ha Ra. Tapi Ha Ra bilang, bukan Yeon Kyung lah membujuknya, tapi Im.


Flashback...

"Gadis kecil, kau tahu apa bagian tersulit dari menjadi dokter ? Saat kau bisa dan mampu,  namun tidak dapat menyelamatkan nyawa seseorang.  Di duniaku,  ada banyak orang yang tidak bisa ... dan bisa kuselamatkan.  Tapi bagaimana lagi ? Praktek medis kami masih belum maju untuk mengobati penyakit.  Saat aku kehilangan pasienku, bahkan disaat aku mampu,  aku ... tidak bisa tidur dan makan.  Aku merasa marah pada segalanya.  Penyakit ...  dapat disembuhkan selama pasiennya ingin sembuh.  Dokter hanya bisa membantu melawan penyakit itu bersama. Itu adalah pertarungan pasien itu sendiri dengan penyakit mereka. Aku tidak menyelamatkanmu hari itu. Tapi kau sendiri yang melakukannya.Kau pasti bisa bertahan. " ucap Im.

Flashback end...


"Ahjushi ... benakah dia dokter dari Joseon ?" tanya Ha Ra.

Yeon Kyung pun tertawa mendengarnya.


Direktur Ma sedang melihat rekaman CCTV saat Im menolong Ha Ra dengan akupuntur.

"Cari tahu siapa pria ini." suruh Direktur Ma pada sopirnya.


Yeon Kyung mulai penasaran pada Im karena Im berhasil membujuk pasiennya. Ia lalu celingak celinguk mencari Im.


Im sendiri masih mondar mandir di depan rumah sakit memikirkan sesuatu. Tapi ia tak bisa berpikir banyak karena lapar.

Im pun masuk ke rumah sakit dan melihat Yeon Kyung yang tersenyum pada Jae Ha.

"Dia bisa senyum ternyata." ucap Im, lalu beranjak pergi.

Setelah Im pergi, Yeon Kyung dihubungi Min Jae. Min Jae memberitahu Yeon Kyung soal pasien kecelakaan yang akan segera datang ke rumah sakit mereka.

"Kecelakaan di persimpangan ? 5 tabrakan beruntun?" tanya Yeon Jae.


Ambulance yang membawa korban kecelakaan pun tiba saat Im hendak pergi. Melihat korban kecelakaan, Im langsung teringat pada Yeon Kyung yang pingsan begitu melihat korban kecelakaan.

Tepat saat itu, Jae Ha lewat dan Im langsung menanyakan Yeon Kyung.

"Dia masuk karena ada pasien darurat." jawab Jae Ha.

Jae Ha lalu bertanya, Im siapa. Tanpa menjawab pertanyaan Jae Ha, Im pun langsung mencari Yeon Kyung.


Im menemukan Yeon Kyung yang sedang syok di IGD. Yeon Kyung terus berjalan mundur, ia bahkan menjatuhkan stetoskopnya.

Di belakang Yeon Kyung, petugas mendorong brankar yang diatasnya terbaring salah satu korban kecelakaan. Sebuah besi panjang masih menancap di dada pasien.

Yeon Kyung masih membeku di tempatnya tanpa sadar bahaya apa yang menantinya di belakangnya.

Melihat itu, Im pun langsung berlari menyelamatkan Yeon Kyung hingga akhirnya dirinya lah yang tertusuk besi itu.


Tepat saat itu, Im dan Yeon Kyung menghilang. Petugas yang membawa korban kecelakaan itu pun kebingungan mencari Yeon Kyung dan Im.

Hanya stetoskop Im yang terlihat di lantai.


Im kembali ke Joseon, tapi dia tidak sendiri. Yeon Kyung ikut bersamanya.

Saat berusaha membangunkan Yeon Kyung, seekor harimau besar pun muncul.


Tak lama kemudian, Yeon Kyung terbangun dan ia bingung melihat sekelilingnya.

Im menyuruh Yeon Kyung bangun tapi Yeon Kyung malah berpikir Im mau macam-macam dengannya.

Im pun akhirnya membantu Yeon Kyung berdiri. Setelah itu, ia membawa lari Yeon Kyung.

Bersambung.......

0 Comments:

Post a Comment