Skip to main content

Blessing of the Sea Ep 1 Part 3

Sebelumnya...


Ji Hwan dan Hak Kyu sudah sampai di kuil. Ji Hwan membawakan kasur dan selimut untuk Hak Kyu. Hak Kyu merasa tidak enak, ia takut merepotkan Ji Hwan.

"Aku baik-baik saja." jawab Ji Hwan sembari tertawa.

Ji Hwan lalu berkata, kalau Hak Kyu lebih berat dari yang terlihat.

"Aku mungkin tampak kurus, tapi sebenarnya aku berat." jawab Hak Kyu tertawa.


Hak Kyu lantas memperkenalkan dirinya. Ji Hwan tertawa mendengar nama Hak Kyu.

"Seperti ayah Sim Chung dalam dongeng. 300 karung beras." ucap Ji Hwan.

"Iya, 300 karung beras. Aku Sim Hak Kyu yang itu." jawab Hak Kyu tertawa.

Tapi kemudian, tawa Hak Kyu hilang dan berganti dengan kesedihan. Hak Kyu menyebut dirinya sebagai ayah tidak berguna karena tidak mampu menjaga putrinya.


Tiba-tiba terdengar teriakan seorang pria yang memanggil Jo Ji Pal. Mendengar itu, Ji Hwan langsung keluar.

"Tunggu, tasmu." ucap Hak Kyu tapi Ji Hwan keburu pergi.

Hak Kyu melihat tas tabung yang ada di dalam tas ransel Ji Hwan. Penasaran, ia membukanya dan terkejut melihat lukisan berharga itu.


Diluar, Ji Hwan dan Sung Jae berpelukan. Sung Jae lalu menatap Ji Hwan dengan berkaca-kaca dan memanggilnya 'Hyung'.

"Mianata, apa kau sangat cemas?" tanya Ji Hwan.

"Kenapa baru muncul padahal mengetahui itu!" sewot Sung Jae, lalu kembali memeluk Ji Hwan.


Hak Kyu lantas keluar dan menatap mereka dengan heran. Hak Kyu kemudian beranjak pergi.

Tak jauh dari mereka, seorang pria berpakaian dan bermasker hitam melihat mereka. Pria itu, Seo Pil Doo! Omo... Pil Doo kesal melihat mereka berdua.


Hak Kyu ternyata pergi menelpon istrinya. Deok Hee mengomel dan meminta Hak Kyu segera mencari uang. Deok Hee takut Ji Na mereka tidak akan ditangani dokter jika tidak ada uang.

Hak Kyu pun kesal mendengar istrinya yang terus merengek meminta uang.

"Akan kubawakan uang meski harus menjual tubuhku!" Hak Kyu lalu menutup teleponnya.


Selesai menelpon, Hak Kyu melihat sebuah mobil yang terparkir disamping telepon umum. Ia pun sadar siapa pemilik mobil itu.


Sung Jae kesal mendengar cerita Ji Hwan tentang kejahatan Pil Doo. Ia mengaku, sudah menduga itu sebelumnya. Sung Jae lantas menyuruh Ji Hwan melaporkan Pil Doo pada polisi dan perusahaan, tapi Ji Hwan tidak mau karena takut membahayakan Pimpinan Ma (Young In, untuk selanjutnya kita panggil begini ya).

"Seharusnya kau mengabariku lebih cepat." ucap Sung Jae.

"Seo Pil Doo tidak akan diam saja. Siapa sangka dia bisa menjebakku sebagai pencuri 'Potret Kecantikan'?" jawab Ji Hwan.

"Jadi kau menunggu delapan tahun agar aku percaya padamu?" tanya Sung Jae.

"Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu yang pasti. Jangan biarkan dia lolos dan persiapkan rencana matang untuk menangkapnya." jawab Ji Hwan.


Hak Kyu minum-minum. Ia yakin istrinya akan membunuhnya jika tidak membawa uang. Tak lama kemudian, Hak Kyu berpikir mencuri lukisan 'Potret Kecantikan' itu.

Ia lantas buru-buru pergi dari kuil setelah mencurinya.

Di tengah jalan, ia terjatuh. Hak Kyu kemudian melihat kain yang membebat tangannya dan teringat cerita Ji Hwan tentang putri Ji Hwan yang membuat kain itu.

Hak Kyu pun tersadar kalau tidak seharusnya dia mencuri.


Namun tiba-tiba, Hak Kyu melihat sosok berpakaian hitam sedang melakukan sesuatu pada mobil Ji Hwan.

Hak Kyu bergegas mengejar sosok itu.


Tapi Pil Doo yang tak lain adalah sosok hitam itu berhasil memukul Hak Kyu hingga Hak Kyu pingsan.

Tapi sebelumnya, Hak Kyu sempat memegang tangan Pil Doo dan membuat jam tangan Pil Doo terjatuh.


Ji Hwan dan Sung Jae kembali ke kuil. Tapi yang aneh, tas tabung Ji Hwan sudah kembali berada di tangan Ji Hwan.

"Poong Do pasti sudah besar sekarang. Kau sudah melihat Hong Joo ku? Mata dia istimewa. Aku yakin kau dan dia akan akrab."

Ji Hwan lalu membuka tas tabungnya dan ia terkejut lukisannya sudah menghilang.


Hong Joo dan Poong Do duduk di bawah pohon. Hong Joo memperkenalkan temannya yang adalah kunang-kunang pada Poong Do.

"Temanku cantik, kan? Warna mereka berbeda, setidaknya bagiku. Tidak ada warna yang sama di dunia ini. Aku punya banyak teman tapi mereka tidak bisa bicara sepertimu. Jangkrik, katak dan kunang-kunang. Namun tidak apa-apa. Kami semua teman. Aku bisa melihat mereka meskipun mereka tidak bisa bicara. Aku bisa tahu mereka sedang sedih atau senang. Jadi kau tidak perlu khawatir. Aku akan mendengarkan apapun yang ingin kau katakan."

Poong Do tersenyum.


Tak lama kemudian, Poong Do menguap. Hong Joo mengajak Poong Do kembali.

Poong Do meletakkan kekerannya di pangkuan Hong Joo. Hong Joo senang karena Poong Do memberikan kekeran itu padanya. Saking senangnya, ia bahkan sampai mencium pipi Poong Do.


Namun saat kembali, Hong Joo heran melihat suasana rumahnya sudah sepi. Ia pikir, ibunya sudah tidur.

Poong Do lalu memberi isyarat mau ke kamar mandi. Hong Joo menyuruh Poong Do menunggu sebentar karena ia mau mengambil senter di dalam.


Setibanya di dalam, ia melihat yang seharusnya tidak ia lihat.

Rumahnya berantakan dan ibunya sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Pil Doo kemudian membekapnya dari belakang. Hong Joo meronta dan menangis melihat sang ibu yang entah masih hidup atau sudah tiada.


Bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...