Sebelumnya...
Hae Sung dan Chang Suk yang
sudah rapi dan mau pergi terkejut melihat So Hye menyiapkan sarapan pagi. Chang
Suk pun langsung mengabadikan hal itu dengan kamera ponselnya. So Hye berkata,
kalau ia membuat sup rumput laut dan makanan lainnya. Hae Sung pun ikut
mengabadikannya dengan kameranya. So Hye menatap Chang Suk.
“Ini bukan apa2, tapi tolong
nikmatilah.” Ucap So Hye pada Chang Suk.
Hae Sung dan Chang Suk pun buru2
mencicipi masakan So Hye. Hasilnya, Chang Suk memberikan jempolnya untuk So Hye.
Hae Sung juga ikut memuji So Hye dengan mengatakan kalau So Hye jago memasak
dan menulis. Chang Suk juga berkata, kalau masakan So Hye lebih baik daripada
masakan chef mereka.
So Hye pun tersipu malu. Ia
lantas mengaku bahwa dirinya sedang dalam tahap belajar. So Hye kemudian
beranjak ke dapur untuk mengambil kue. Begitu So Hye pergi, Hae Sung dan Chang
Suk langsung memuntahkan makanan itu. Hae Sung lalu menyuruh Chang Suk membuang
makanan itu sebelum So Hye kembali.
Hahahahah…. Begitu So Hye
kembali membawa kue, So Hye terkejut melihat sarapannya sudah ludes. Hae Sung
pun mengaku kalau masakan So Hye sangat enak. So Hye lantas menyuruh Hae Sung
mencicipi kuenya. Dengan wajah terpaksa, Hae Sung pun terpaksa mencicipi kue So
Hye yang rasanya tidak karuan itu. Hae Sung yang tidak mau menderita sendiri
pun memanggil Chang Suk dan memasukkan kue itu ke mulut Chang Suk.
“Jika memungkinkan, aku akan
memasak setiap hari.” Ucap So Hye.
“Jangan!” larang Hae Sung yang
membuat So Hye heran.
“Kau bisa lelah. Aku akan
mencari chef. Kau tidak boleh mengerjakan apapun dan hanya perlu istirahat.”
Ucap Hae Sung.
“Baiklah. Tapi aku akan
membuatnya dari waktu ke waktu.” Jawab So Hye, bikin Hae Sung dan Chang Suk
panik.
Untuk menghindari masakan So
Hye, Hae Sung dan Chang Suk beralasan kalau mereka harus segera tiba di lokasi
shooting. So Hye berkata akan menyimpan kue itu di kulkas jadi Hae Sung dan
Chang Suk bisa memakannya kembali nanti. Hae Sung dan Chang Suk pura2 terharu
untuk membuat So Hye senang.
Hae Sung dan Chang Suk sarapan
di salah satu toko kue. Hae Sung bertanya, kapan chef mereka akan datang. Chang
Suk bilang chef mereka akan datang minggu depan. Chang Suk kemudian berkata
kalau mereka harus makan makanan Korea karena mulai hari ini Hae Sung akan
melakoni adegan aksi.
“Kita di daerah ini, kita harus
mengunjungi semua tempat yang pernah kita kunjungi.” Ucap Hae Sung.
Chang Suk pun menatap bingung
Hae Sung.
“Kau tidak ingat tempat
ini? Saat itu, kita tidak punya cukup
uang. Jadi kita hanya memesan satu makanan dan membaginya jadi dua.” Jawab Hae
Sung.
Chang Suk pun langsung tersenyum
lebar begitu mengingatnya. Chang Suk lantas mengajak Hae Sung menghabiskan
semua makanan itu. Tak lama kemudian, seorang ahjumma datang menyapa mereka.
Hae Sung pun terkejut melihat ahjumma itu. Ia tidak menyangka ahjumma itu masih
bekerja di sana.
“Chang Suk, kau ingat? Dia
bilang padaku kalau aku akan sibuk dalam waktu sebulan. Dan kemudian, aku
bertemu So Hye dan aku mendapatkan peran dalam sebuah drama pendek.” Ucap Hae
Sung.
“Itu benar, aku ingat.” Jawab
Chang Suk sambil menatap ahjumma itu.
“Sudah lama sekali. Haruskah
kita mencobanya lagi?” tanya ahjumma itu.
Si ahjumma itu ternyata seorang
peramal. Ia menyuruh Hae Sung memilih satu kartu dan mulai meramal Hae Sung. Si
peramal berkata, bahwa Hae Sung akhirnya jatuh cinta pada wanita yang dulu
pernah dicintai Hae Sung dan Hae Sung akan melihat bagaimana cinta sejati itu.
Hae Sung dan Chang Suk pun
langsung sumringah karena ucapan si peramal benar. Si peramal lantas menyuruh
Hae Sung memilih dua kartu. Berdasarkan kartu pertama pilihan Hae Sung, si
peramal bilang ada iblis di dekat Hae Sung. Chang Suk pun membenarkan hal itu.
Si peramal menyuruh Hae Sung berhati2 karena iblis itu akan lebih ganas. Lalu,
berdasarkan kartu ketiga si peramal bilang akan ada kematian. Si peramal
mengambil satu kartu lagi dan berkata dalam waktu dekat seseorang yang dekat
dengan Hae Sung akan mati. Hae Sung terkejut. Wajahnya pun langsung berubah
cemas.
Setelah meninggalkan kafe, Chang
Suk meminta Hae Sung melupakan ramalan tadi. Chang Suk bilang kalau si peramal
tadi hanya mengatakan omong kosong. Hae Sung pun berubaha tidak peduli, namun
kecemasan tetap terlihat di wajahnya. Hae Sung pun semakin cemas karena tidak
bisa menghubungi So Hye. Hae Sung lantas menghubungi Joon Gi.
“Kau bicara dengan So Hye hari
ini?” tanya Hae Sung.
“Tidak.” Jawab Joon Gi.
“Dia tidak menjawab teleponnya.
Bisakah kau pergi mengeceknya?” pinta Hae Sung.
Joon Gi menolak dengan alasan
sibuk. Hae Sung protes, “Apa maksudmu kau sibuk? Kau itu kan seorang direktur.”
“Lupakan itu. Aku ini direktur
yang sibuk. Sudah dulu, ya.” ucap Joon Gi.
Ada yang aneh dengan Joon Gi.
Wajah Joon Gi nampak begitu pucat. Ada apa dengan Joon Gi???
So Hye tiba2 merasa pusing. Tapi
So Hye berusaha menahannya dan beranjak ke dapur. Ia kemudian membaca daftar di
pintu kulkas, lalu mengeluarkan beberapa sayuran dari dalam kulkas. So Hye lalu
melihat tangannya yang masih dipenuhi bercak kemerahan. Tak lama kemudian,
ponsel So Hye berbunyi. So Hye menerima panggilan dari Joon Gi.
“Hae Sung bilang kau tidak bisa
dihubungi jadi dia menyuruhku mengecek keadaanmu.” Ucap Joon Gi.
“Maafkan aku, tadi aku di kamar
mandi. Kenapa dia selalu membuat kekacauan.” Jawab So Hye.
“Aku rasa dia mengira aku ini
dokter pribadimu. Kau tahu kan aku direktur rumah sakit. Dia menyuruhku
menjalankan tugasku.” Ucap Joon Gi.
Joon Gi lalu tertawa… So Hye pun
meminta maaf atas nama Hae Sung.
“Tapi Joon Gi, bercak
kemerahanku semakin memburuk.” Ucap So Hye.
“Taruh lebih banyak pelembab
seperti yang kubilang padamu. Jangan lupa makan dengan baik.” Jawab Joon Gi.
“Aku tahu aku harus makan, tapi
aku tidak bisa merasakan apapun. Bisakah aku membawakan sesuatu dan
mengunjungimu di rumah kaca? Kupikir aku akan lebih baik jika makan dengan
seseorang.” ucap So Hye.
“Sekarang aku sedang meeting.
Aku akan sedikit lebih sibuk. Bagaimana kalau nanti siang?” jawab Joon Gi.
“Baiklah.” Ucap So Hye.
“Kau harus makan yang banyak dan
merasa lebih baik saat datang ke sini. Haruskah aku memberimu tips bagaimana
cara untuk menikmati makananmu? Untuk orang2 yang tidak bisa merasakan apapun
seperti kita, ingatlah rasa makanan itu. Kita akan menikmati makanan dengan
ingatan itu. Dan ada banyak acara memasak. Tontolah itu saat kau makan dan kau
akan merasa lebih baik.” tanya Joon Gi.
“Itu tips yang sempurna.
Baiklah, aku akan mengunjungimu siang ini.” jawab So Hye.
Benar saja!! Usai berbicara
dengan So Hye, Joon Gi merasakan rasa sakit di dadanya. Joon Gi berusaha kuat
menahan rasa sakit itu. Tak lama kemudian, Jamie datang. Ia marah karena Joon
Gi tidak menghubunginya. Joon Gi yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit
berkata kalau ia melarang Suster Song memberitahu Jamie.
“Aku tidak akan mati sekarang.
Jangan cemas.” Ucap Joon Gi sembari tersenyum.
“Kau benar2 ingin bercanda? Lalu
kenapa… kenapa kau terlalu keras pada dirimu sendiri? Haruskah aku memakai obat
lain?”
“Aku masih bisa menahannya. Aku
akan baik2 saja setelah tidur sebentar.”
“Periksa dirimu secepatnya.”
“Aku tahu kondisi kesehatanku
lebih baik dari orang lain. Aku baik2 saja.”
“Kau tidak akan menyerah, kan?”
“Kenapa aku harus menyerah? Kau
tidak tahu siapa aku? Sampai detik terakhir yang Tuhan berikan padaku, aku akan
melakukan yang terbaik dan menikmati momen kesendirianku. Jangan cemas.”
“Baiklah, hubungi aku jika kau
merasa tidak enakan.”
Jamie pun beranjak pergi setelah
sebelumnya memeriksa infuse Joon Gi.
Hae Sung kembali ke ruang make
up dan langsung mengecek ponselnya. Ia tersenyum lega mendapat banyak sekali
SMS dari So Hye. Dalam pesannya, So Hye bilang ia tidak menjawab ponsel Hae
Sung karena sedang mandi. So Hye juga menyemangati Hae Sung dan meminta Hae
Sung tidak mengganggu Joon Gi lagi.
So Hye mencoba saran dari Joon
Gi. Ia makan sambil menonton acara memasak di TV. Tak lama kemudian, Hae Sung
menelponnya lewat video call. So Hye pun merasa sedikit risih karena Hae Sung
suka menelponnya lewat video call. Gara2 si peramal nih, si Hae Sung jadi over
gini…
“Princess ku, kau sedang
istirahat?” tanya Hae Sung.
“Aku sedang makan. Bagaimana
shootingmu? Kau melakukannya dengan baik? Kau akan di sana sepanjang malam. Kau
baik2 saja?” jawab So Hye.
“Aku tidak baik2 saja.Aku pikir
ada yang aneh dengan diriku.” ucap Hae Sung.
“Aneh? Aneh apanya?” tanya So
Hye cemas.
“Lihat aku. Aku masih tampan,
kan?” tanya Hae Sung.
“Apa kau benar2 harus seperti
ini!” jawab So Hye kesal.
“Aku tahu kau menyukainya.
Berikan aku ciuman.” Ucap Hae Sung.
So Hye pun menghela napas kesal,
tapi biarpun kesal ia tetap memberikan ciuman untuk Hae Sung. Hae Sung langsung
ketawa lebar dan berkata So Hye melakukannya dengan baik. Sebelum mengakhiri
pembicaraan mereka, So Hye mengingatkan Hae Sung untuk tidak melakukan
kesalahan.
Usai bicara dengan So Hye, Hae
Sung dikejutkan dengan kemunculan Chang Suk yang tiba2 di belakangnya. Chang
Suk berkata, kalau Hae Sung sudah membuatnya merinding. Chang Suk juga berkata
kalau ia mungkin akan segera berubah menjadi ayam dan terbang jauh. Hae Sung
pun tersenyum geli melihat Chang Suk yang menirukan gaya ayam.
“Bersiaplah, kita harus ke
lokasi shooting selanjutnya.” Ucap Chang Suk.
Tapi Hae Sung malah memberinya
jurus kamehameha… Hahaha…. Chang Suk pura2 terluka akibat serangan kamehameha
Hae Sung. Hae Sung masih ingin memberi Chang Suk jurus kamehamehanya tapi Chang
Suk menyuruhnya berhenti dan berkata kalau Hae Sung akan shooting adegan laga.
Tapi tiba2, Chang Suk ngasih Hae Sung jurus yang sama. Hae Sung pura2 terluka.
Hae Sung pun membalas Chang Suk dengan melakukan hal yang sama. Chang Suk pun
kabur.
Sang Wook yang baru pulang dari
kantornya, terkejut mendapati motor Seol di depan asramanya. Petugas yang biasa
menjaga lingkungan asrama pun memberikan sebuah amplop berwarna pink pada Sang
Wook. Sang Wook pun buru2 membuka amplop itu dan membaca isinya. Surat itu dari
Seol…
“Brother Kim Sang Wook, terima
kasih atas semuanya. Aku sangat berhutang padamu. Aku tidak yakin apakah ini
cukup membayar hutangku. Ini hadiah dariku.”
Sang Wook langsung lemas membaca
surat Seol itu…
Di gudang, Seol sedang mengobati
lukanya. Seol tiba2 teringat kata2 Sang Wook waktu itu. Seol terdiam… ia lantas
mengambil ponselnya. Sepertinya ia ingin menghubungi Sang Wook…
Mi Sun datang membawakan banyak
makanan untuk So Hye. So Hye pun terheran2 karena Mi Sun membawakan begitu
banyak makanan untuknya. Mi Sun beralasan, ia mau menjual makanan itu jadi
itulah kenapa ia datang karena ingin membagi sedikit makanannnya untuk So Hye.
“Kau tidak menghabiskan semua
simpananmu, kan?” tanya So Hye.
“Jangan cemas. Kami baik2 saja.”
Jawab Mi Sun.
Tak lama kemudian, So Hye
menerima panggilan dari Seol. Ooooh, jadi yang ditelpon Seol itu So Hye toh,
bukan Sang Wook…
“Apa aku membangunkanmu? Apa aku
menelponmu terlalu dini?” tanya Seol khawatir.
“Tidak, aku sedang sarapan.”
Jawab So Hye.
“Benarkah? Kau baik2 saja, kan?”
tanya Seol.
“Tentu saja. Kau juga baik2,
kan?” tanya So Hye balik.
“Aku…. kabarku selalu sama. So
Hye-ya, ada sesuatu yang mau kusampaikan padamu. Motor yang kau berikan padaku
sebagai hadiah kuberikan pada orang lain untuk melunasi hutangku.”
“Itu bagus. Nanti kalau aku
sudah punya uang, aku akan membelikanmu yang baru.”
“Benarkah? Kedengarannya
menarik.”
“Sepertinya ada cerita panjang
dibalik ini.”
“Ceritanya yang panjang. Aku
akan menceritakannya kapan2 kalau kita bertemu.”
“Baiklah. Hey, Soul. Aku bersama
Mi Sun sekarang. Dia membawakanku banyak makanan pagi ini.”
“Hey, Soul! Aku juga ingin
melakukannya untukmu.” Ucap Mi Sun.
“Minggu ini aku tidak bisa. Aku
akan meluangkan waktu minggu depan. Aku akan menelponmu lagi nanti.” Jawab
Seol.
Usai bicara dengan kedua
sahabatnya, mata Seol langsung berkaca2. Sementara di seberang sana, So Hye dan Mi Sun
curiga ada yang tidak beres dengan Seol. Mi Sun bahkan merasa kalau Seol
diperlakukan seperti budak, bukan menantu. So Hye pun mengajak Mi Sun
mengunjungi Seol minggu depan. Mi Sun setuju dan mengajak So Hye mengunjungi
tetangga Seol juga.
Jin Tae masih merasakan sakit di
punggungnya. Ia hanya bisa tidur tengkurap di kasur. Sang ibu dan juga kakaknya
menatapnya prihatin. Tak lama kemudian, Seol datang dan memberitahu mereka
kalau ia sudah menghubungi Dokter Mang. Seol lantas berlari keluar begitu
Dokter Mang sudah datang.
“Aku harus pergi bekerja. Aku ada
pertemuan dengan pembantu dari Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga.”
Jawab Jin Tae.
“Tunda saja. Setelah kau menjadi
anggota dewan, maka kau akan menjadi bos mereka. Kenapa kau harus bertemu
dengan mereka?” ucap sang ibu.
“Ibu, karena aku naik jabatan,
aku harus lebih rendah hati. Aku harus jadi contoh yang baik bagi bawahanku.”
Jawab Jin Tae.
“Oh itu benar. Jaksa Choi kami
benar. Aku tidak tahu kau punya alasan. Mungkin karena aku sudah tua jadi aku
tidak memikirkan hal2 macam itu.” ucap sang ibu.
Tak lama, Seol pun masuk sembari
memapah Dokter Mang yang ternyata tukang pijat. Dokter Mang pun mulai mengobati
punggung Jin Tae yang sakit.
Ibu dan kakak Jin Tae menatap Seol penuh
kebencian.
So Hye mencari Joon Gi di rumah
kaca, namun ia tak menemukan Joon Gi di sana. Beberapa saat kemudian, ia
mendengar Joon Gi memanggilnya. So Hye pun terkejut melihat Joon Gi yang tiba2
muncul dari dalam peti mati.
“Apa yang kau pikirkan? Aku
seperti drakula?” tanya Joon Gi, yang langsung membuat So Hye ketawa geli. Joon
Gi pun ikut ketawa.
“Jadi apa yang kudengar
sebelumnya itu benar? Kau seorang psikopat?” tanya So Hye.
“Kau baru menyadarinya?” Joon Gi
balik bertanya.
Joon Gi lantas menyuruh So Hye
berbaring di dalam peti mati itu. Joon Gi mengaku rasanya sangat nyaman. So Hye
jelas menolak, ia berkata itu sangat aneh. Tapi Joon Gi memaksa. So Hye pun
akhirnya mencoba berbaring di dalam sana.
“Kau benar. Ini sangat nyaman.”
Ucap So Hye.
“Berbaring di sana kau terlihat
seperti putri tidur.” Jawab Joon Gi, yang lagi2 bikin So Hye ketawa.
“Kematian begitu sederhana. Kau
datang dengan tangan kosong dan kau pergi dengan tangan kosong.” Ucap So Hye.
“Apa kau pernah menulis surat
wasiat?” tanya Joon Gi.
“Tidak.” Jawab So Hye.
“Cobalah menulisnya. Aku bisa
melihat bagaimana aku harus hidup saat aku menulis surat wasiat. Itu akan
sangat membantumu membuat daftar keinginan. Orang2 selalu berbicara tentang
kesejahteraan. Aku pikir kita harus membicarakan kematian dulu. Saat kau
berpikir bagaimana kau akan mati, kau akan tahu bagaimana kau harus hidup.
Dalam surat wasiatku, aku menulis bagaimana pemakaman yang kuinginkan dan siapa
yang kuinginkan datang ke pemakamanku. Aku bahkan menulis tidak mau mengundang
bajingan itu.” ucap Joon Gi.
“Kau menulis hal itu juga?”
tanya So Hye sembari tertawa geli.
“Tentu saja. Itu akan menjadi
pemakamanku. Aku akan melakukan apapun yang kuinginkan. Aku menyembunyikan ini
di belakang potku, jadi tolong rawat dia.” jawab Joon Gi sembari melirik
tanamannya.
“Bagaimana kau bisa tahu aku
akan hidup lebih lama daripada dirimu.” Ucap So Hye.
“Itu harapanku.” Jawab Joon Gi.
“Baiklah, aku akan menulis surat
wasiatku dan membiarkanmu mengetahuinya.” Ucap So Hye.
So Hye yang sudah kembali ke
rumah Hae Sung mulai menulis surat wasiatnya. Awalnya So Hye bingung harus
menulis apa, tapi kemudian ia menemukan sesuatu untuk ditulisnya.
Aku
ingin pemakamanku diluar ruangan dengan latar yang bagus. Aku ingin mengundang
semua orang yang kucintai. Aku berharap mereka bisa saling melengkapi satu sama
lain. Jadi ketika aku sudah tiada… ketika mereka merindukanku, mereka akan
saling melengkapi dan mengingat diriku. Hal2 yang mereka butuhkan untuk
pemakamanku. Musik, music yang ada di ponselku. Jangan pernah memutar music
yang sedih. Makanan. Makanan yang simple
dan minuman lezat. Jangan pernah mengundang Choi Jin Sook. Aku ragu dia mau
datang. Daftar orang2 yang akan kuundang dan hal2 yang akan kutinggalkan untuk
mereka. Dan Hae Sung….
Tangis So Hye pecah saat menulis
nama Hae Sung. So Hye tiba2 batuk. Tapi batuknya itu tidak berlangsung lama. So
Hye kemudian menghapus air matanya dan menatap foto Hae Sung.
“Sekarang aku memikirkan hal
itu. Kita hidup dibawah atap yang sama sekarang tapi kita tidak pernah
berkencan.” Ucap So Hye.
Hae Sung yang baru saja kembali
ke ruang make up, mendapatkan pesan dari So Hye. Dalam pesannya, So Hye ngajak
dia kencan. Hae Sung senang bukan kepalang dan langsung menghubungi So Hye.
Sementara itu, Chang Suk yang duduk di belakang Hae Sung senyam senyum
mendengarkan pembicaraan mereka.
“Kau ingin kita pergi kemana?
Fancy cuite? Haruskah kita pergi ke Hongkong dan makan dim sum? Bagaimana kalau
menyewa kapal pesiar?” tanya Hae Sung.
So Hye berkata kalau ia ingin
melakukan hal itu. Hal yang pernah mereka lakukan dulu. Hae Sung pun bertanya,
apa So Hye mau ke taman hiburan atau ke Namsan Tower. So Hye pun kesal karena
Hae Sung tidak ingat. Hae Sung tersenyum, lalu berkata kalau ia tidak mungkin
melupakan hal itu.
Flashback…
12
tahun lalu… So Hye dan Hae Sung sama2 keluar dari sebuah gedung. So Hye
berterima kasih karena Hae Sung sudah mau berpartisipasi dalam dramanya. Hae
Sung berkata, kalau dirinya lah yang seharusnya berterimakasih karena So Hye
sudah mendapuk artis baru seperti dirinya menjadi pemeran utama dalam drama So
Hye. So Hye pun mengaku kalau ia
menerima banyak pujian karena memilih artis baru yang sudah popular seperti Hae
Sung. Hae Sung pun merendah. Ia berkata, kalau tidak seorang pun yang mengenal
dirinya.
Benar
saja yang dibilang So Hye. Meskipun artis baru, tapi Hae Sung sudah memiliki
nama. Hal itu terbukti saat dua orang yang melintas di depan mereka mencuri
pandang ke arah Hae Sung. Hae Sung pun bertanya, apa So Hye yakin dia bisa
melakukannya dengan baik. So Hye bilang Hae Sung hanya perlu berlatih sedikit
lagi…
“Ngomong2,
apa kau sibuk minggu ini?” tanya Hae Sung.
“Minggu
ini aku tidak sibuk.” Jawab So Hye.
“Kalau
begitu maukah kau kemping denganku?” ajak Hae Sung.
“Kemping?”
tanya So Hye.
“Di
tim kami, ada seseorang yang bernama Chang Seok. Dia bilang ada tempat kemping
yang bagus di kampung halamannya. Bagaimana kalau kita kesana, makan barbeque
dan membaca script disana.” Jawab Hae Sung.
“Baiklah.”
Ucap So Hye.
“Benarkah? Aku sangat pintar dalam hal barbeque.” Jawab
Hae Sung.
“Baiklah
Kabari aku kapan kita akan pergi.” Ucap So Hye.
“Baiklah,
aku akan menelponmu nanti.” Jawab Hae Sung.
Flashback
end…
Hae Sung tertawa lebar teringat
hal itu. So Hye senang Hae Sung masih mengingat kenangan itu. Hae Sung pun
berkata, bahwa ia tidak mungkin lupa. Hae Sung lantas berkata kalau ia masih
harus shooting sampai besok pagi jadi mereka tidak bisa pergi jauh. Hae Sung
mengajak So Hye pergi kemping akhir pekan nanti. Tapi So Hye ingin pergi
sekarang. So Hye berkata tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa
depan. Hae Sung pun mengalah dan menuruti keinginan So Hye.
So Hye pun senang dan langsung
merias dirinya…
Di tempat kemping, Chang Suk
membantu Hae Sung menyiapkan tenda dan beberapa makanan lainnya. So Hye bersender
di depan mobil. Begitu semuanya beres, Chang Suk langsung pergi meninggalkan
dua sejoli yang lagi kasmaran itu. Hae Sung memberikan selimut pada So Hye begitu
So Hye duduk. Ia berkata akan jadi masalah kalau So Hye kedinginan.
“Apa yang kau pikirkan? Bukankah
rasanya seperti kita benar2 pergi kemping?” tanya Hae Sung.
“Ini sangat sempurna.” Jawab So
Hye.
“Oh! Aku rasa aku mendengar
suara burung.” Seru Hae Sung.
Begitu So Hye menoleh ke
belakangnya, Hae Sung pun langsung memindahkan kursinya ke samping So Hye. Hae
Sung juga menirukan suara burung. So Hye pun langsung tersenyum geli menyadari
maksud Hae Sung.
“Suaramu tidak mirip seperti
burung.” Ucap So Hye.
“Aku bukan seekor burung. Lalu
bagaimana suaraku tadi?” tanya Hae Sung.
So Hye diam saja dan hanya
tersenyum geli….
Hae Sung lantas membuka tutup
botol jus nya. Hae Sung menyuruh So Hye menganggap jus itu sebagai wine. Tapi
So Hye ingin minum wine. So Hye berkata, akan sangat menyenangkan jika mereka
bisa minum wine disaat seperti itu. Hae Sung pun mengaku kalau ia tidak mau
minum lagi. So Hye terkejut. Hae Sung berkata, ia berjanji tidak akan minum
lagi. So Hye tersenyum.
“Tempat ini benar2 bagus. Kenapa
tidak terpikirkan olehku sebelumnya? Harusnya aku bertanya padamu tentang
kencan pertama kita.” ucap Hae Sung.
“Sebenarnya, aku menunggumu
mengajakku berkencan tapi sekarang malah aku yang memintanya darimu.” Jawab So
Hye.
Hae Sung lantas menuangkan jus
nya ke dalam gelas. Mereka lalu meminum jus seolah2 jus itu adalah wine. Usai
meminum jus nya, So Hye menyenderkan kepalanya di bahu Hae Sung.
“Bagaimana shootingmu hari ini?
Apa kau melakukan banyak kesalahan lagi?” tanya So Hye.
“Aku melakukannya dengan baik
beberapa hari ini. Aku bukan si Foot Caprio lagi. Sekarang, aku adalah Hand
Caprio.” Jawab Hae Sung.
“Apa maksudmu? Kau menaikkan
levelmu dari dari Foot menjadi Hand?” tanya So Hye.
“Itu kemajuan yang besar. Aku
dapat melakukannya lebih baik. Sedikit demi sedikit.” Jawab Hae Sung.
So Hye tersenyum, ia lantas
kembali menyenderkan kepalanya di bahu Hae Sung.
“Apa yang kau makan saat makan
siang?” tanya So Hye.
“Aku memesan nasi kotak lagi.”
Jawab Hae Sung.
“Tidak baik kalau kau memakannya
setiap hari.” Ucap So Hye.
“Sutradara Yoon sepertinya
sangat menyukainya.” Jawab Hae Sung.
“Aku tahu dia menyembunyikan
sesuatu.” Ucap So Hye.
So Hye lalu merangkul Hae Sung
dan berkata kalau ia merasa menjadi pacar Hae Sung sekarang. So Hye bilang
mereka tinggal di atap yang sama tapi lantaran kesibukan masing2 mereka tidak
pernah membicarakan hal lain. Hae Sung berkata, kalau itu adalah kencan pertama
mereka setelah 12 tahun. So Hye membenarkan.
Hae Sung kemudian memperlihatkan
sepasang cincin pada So Hye. Hae Sung mengaku ia membeli cincin itu sudah lama.
Hae Sung bilang, kalau ia merasa saat itu adalah saat terbaik melamar So Hye.
So Hye tersenyum haru. Hae Sung berkata lagi. Ia mengaku kalau saat itu, 12
tahun yang lalu, ketika ia mengajak So Hye kemping, sebenarnya ia mau
mengatakan perasaan cintanya pada So Hye. Hae Sung juga berkata, kalau sekarang
ia akan mengatakan apa yang tidak bisa dikatakannya saat itu.
“Aku mencintaimu, Lee So Hye.”
ucap Hae Sung.
So Hye pun kembali tersenyum
haru…
So Hye lantas meminta Hae Sung
memasangkan cincin itu ke jarinya. Tapi cincinnya malah kebesaran. Hae Sung
merasa heran, ia merasa sudah membeli dengan ukuran yang pas. So Hye pun
berkata kalau ia telah kehilangan berat badannya. Hae Sung merasa kecewa karena
salah membeli cincin. So Hye pun langsung menenangkan Hae Sung dengan berkata
kalau mereka bisa menyesuaikan ukurannya nanti.
Hae Sung kemudian mengambil
ponselnya. Ia mau mengabadikan momen2 kencan pertama mereka. So Hye awalnya
menolak di foto, tapi Hae Sung memaksa. So Hye pun menurut. Ia memamerkan
cincin di jarinya saat Hae Sung mengambil foto mereka.
Bersambung ke Part 2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya <<< Hae Gang sedang berselfie ria di sebuah taman. Sepasang kekasih tampak bermesraan di belakangnya dan beranjak p...
0 Comments:
Post a Comment