Hae Sung mengalami kecelakaan di lokasi shooting. Tali yang dipakainya untuk bergelantungan lepas, ia pun terjatuh. Sebelum jatuh, tubuhnya sempat membentur dinding. Tim produksi panic, terutama Chang Suk. Sementara itu, Jamie masih berusaha keras mengembalikan detak jantung Joon Gi.
So Hye berlari di lorong dengan rumah sakit dengan wajah cemas dan begitu mengkhawatirkan seseorang. Langkahnya terhenti di depan sebuah kamar perawatan. So Hye menatap ke arah pintu kamar dengan wajah khawatir. Tak lama kemudian, Jamie keluar dari dalam kamar, ia menangis dan langsung memeluk So Hye. Setelah merasa sedikit tenang, Jamie menyuruh So Hye masuk ke dalam.
Dengan wajah takut dan khawatir, So Hye masuk ke dalam. Ia mendapati Joon Gi yang masih terbaring lemas di tempat tidur. Tak lama kemudian, Joon Gi membuka matanya. So Hye pun langsung menangis lega. Joon Gi tersenyum.
“Kenapa kalian berdua menangis? Aku baik2 saja.” Ucap Joon Gi.
“Aku pikir kau….”
So Hye tak mampu lagi melanjutkan kata2nya. Ia terus menangis. Joon Gi tiba2 merasakan sakit di dadanya. So Hye panic. Jamie menyuruh So Hye memarahi Joon Gi. Jamie berkata, Joon Gi sudah membuat ia takut. Joon Gi masih terus bercanda. Ia mengadu pada So Hye kalau Jamie tidak terampil melakukan pijat jantung dan menyuruh Jamie mempelajari teknik2 CPR lagi.
So Hye terduduk lemas saking leganya. Joon Gi tersenyum dan meyakinkan So Hye kalau dirinya baik2 saja…
Jamie mengajak So Hye ke rumah kaca. Di sana, Jamie memberitahu So Hye kalau hati Joon Gi dipenuhi oleh cairan sehingga Joon Gi mengalami serangan jantung. So Hye terkejut. Ia lalu bertanya, apa itu artinya kondisi Joon Gi semakin memburuk. Jamie mengangguk mengiyakan.
“Aku akan mengganti obatnya. Dengan kondisinya, ia naik helicopter dan melakukan pekerjaan sukarela. Lalu, ia terkena serangan jantung.” Ucap Jamie.
So Hye semakin terkejut…
“Dia tidak mau mendengarkanku!” keluh Jamie.
“Aku pastikan dia akan lebih berhati2.” Jawab So Hye.
“Selama lima tahun, dia menerima operasi, tes, ribuan suntikan. Tubuhnya penuh bekas luka. Aku rasa itulah sebabnya dia terus pergi keluar, jadi dia bisa melupakan penyakitnya.” ucap Jamie.
So Hye membisu mendengarnya.
“Bisakah kau memberi dia semangat?” pinta Jamie.
“Aku akan melakukannya.” Jawab So Hye, sembari menggenggam tangan Jamie.
Joon Gi tengah tertidur saat So Hye datang menghampirinya. Tak lama kemudian, Joon Gi membuka matanya dan tersenyum melihat So Hye. So Hye memarahi Joon Gi yang tidak mau menuruti perkataan dokter. Joon Gi lagi2 tersenyum. So Hye lantas meraih tangan Joon Gi dan mengepalkan tangan Joon Gi.
“Buatlah kepalan. Kumpulkan kekuatanmu bersama denganku dan bangkitlah. Dokter tidak seharusnya mati mendahului pasiennya.” Ucap So Hye.
“Tentu saja tidak. Jangan khawatir. Ini bukan masalah besar. Aku akan segera pulih.” Jawab Joon Gi.
So Hye pun tersenyum.
Chang Suk mendorong kursi roda Hae Sung di lorong rumah sakit. Hae Sung yang mengenakan kacamata dan maskernya, berusaha menghubungi Joon Gi. Ia pun terheran2 karena Joon Gi tidak menjawab panggilannya. Chang Suk mengajak Hae Sung ke rumah sakit lain. Hae Sung menolak, ia takut desas desus yang tidak jelas akan keluar. Hae Sung juga berkata kalau ia hanya mau diperiksa Joon Gi.
Di dalam, So Hye masih bersama Joon Gi. Joon Gi menyuruh So Hye mengambil ponselnya dari dalam tas karena ponselnya terus saja berdering. So Hye pun mengambil ponsel Joon Gi. Betapa terkejutnya ia saat melihat ke layar ponsel Joon Gi. Ada 21 missed calls dan 37 pesan dari Hae Sung. LOL LOL LOL
Joon Gi pun lagi2 bercanda. Ia berkata, kalau Hae Sung sangat menyukai dirinya. So Hye tersenyum geli.
“Cepatlah pulih. Biar aku menghubungi Hae Sung.” jawab So Hye, lalu beranjak keluar.
Di luar, Chang Suk bilang ke Hae Sung kalau ia akan mencari tahu keberadaan Joon Gi. Hae Sung mengangguk dan menyuruh Chang Suk cepat kembali. Begitu Chang Suk pergi, Hae Sung menerima panggilan dari So Hye.
“Princess So Hye. Apa kau memasak banyak makanan enak?”
“Kau dimana?”
“Tentu saja aku berada di lokasi shooting. Ada banyak kesalahan hari ini, jadi kurasa aku akan pulang terlambat.”
Tak lama kemudian, Chang Suk datang dan menyuruh Hae Sung melihat ke depan. Hae Sung awalnya sebal karena Chang Suk mengganggu dirinya yang sedang asyik bicara dengan So Hye di telepon, tapi ia langsung terdiam saat melihat So Hye di depannya. So Hye menatap kesal Hae Sung.
“Apa yang terjadi? Apa kau terluka di lokasi shooting?” tanya So Hye.
Hae Sung yang tak ingin So Hye cemas langsung bangkit dari kursi rodanya dan mengakui dirinya baik2 saja. Hae Sung juga memarahi Chang Suk yang membawa kursi roda untuknya. Tak lama Jamie datang. Jamie berkata, kalau dia sudah membaca pesan yang Hae Sung kirimkan pada Joon Gi. Hae Sung makin terdiam.
“Kau ingin diperiksa secara rahasia? Ikut denganku.” Ucap Jamie.
Jamie pun membawa Hae Sung menemui Joon Gi. Begitu Hae Sung datang, Joon Gi tersenyum dan melambaikan tangannya pada Hae Sung. Hae Sung terkejut dan langsung membuka kacamata hitamnya.
“Ada apa denganmu? Apa kau sakit?” tanya Hae Sung pada Joon Gi.
“Iya, dia sakit!” jawab Jamie kesal.
Jamie lantas menatap galak Joon Gi.
“Berbaring dengan benar! Kenapa kau di posisi itu lagi!” teriak Jamie.
“Oke, baiklah. Berhenti meneriakiku.” Jawab Joon Gi.
Joon Gi pun merubah posisinya. Tapi saat ia merubah posisinya, ia lagi2 merasakan sakit di dadanya. Semua langsung cemas. Hae Sung bahkan sampai bangkit dari kursi rodanya dan memeriksa keadaan Joon Ki. Joon Ki hanya tersenyum dan menunjukkan pesan Hae Sung di ponselnya.
“Aku memiliki pendaratan menganggumkan setelah melompat dari ketinggian 20 meter, tapi aku pingsan. Ketika aku bangun, aku tidak bisa merasakan kaki kananku.” Ucap Joon Gi.
So Hye pun langsung menatap khawatir ke arah Hae Sung.
Hae Sung menatap So Hye dan tertawa. Ia mengaku kalau dirinya baik2 saja. So Hye pun langsung memberikan tatapan galaknya. Joon Gi meminta Hae Sung melakukan pemeriksaan karena Hae Sung sudah berada di rumah sakit.
Jamie menyuruh Chang Suk mengisi formulir terlebih dahulu. Sebelum pergi, Jamie mengingatkan So Hye kalau kakaknya harus berpuasa, jadi So Hye tidak boleh memberi kakaknya makanan apapun.
“Saat dia merasa takut, dia akan menjadi menakutkan.” Ucap Joon Gi bercanda.
Joon Gi lantas kembali merasakan sakit di tubuhnya, membuat So Hye dan Hae Sung cemas.
“Kau tidak tahu? So Hye tidak menceritakannya padamu? Aku juga mengidap kanker sama seperti So Hye. Aku mengidap kanker paru2.” Ucap Joon Gi dengan santainya.
Hae Sung terkejut, tapi Joon Gi masih bercanda dengan berkata kalau dia seniornya So Hye.
Seol yang baru saja tiba di rumah sakit langsung menemui dokter dan menanyakan kondisi ibunya. Seol menarik napas lega saat dokter mengatakan kondisi ibunya sudah membaik, namun Seol langsung cemas saat dokter bilang ibunya mengidap tumor. Dokter berkata, mereka harus melakukan terapi proton atau bedah robotic tapi biayanya sangat mahal. Dokter juga bilang Seol setuju, maka dokter akan mencarikan rumah sakit terbaik untuk ibu Seol. Seol pun ingin tahu berapa besar biayanya.
Tangis Seol pecah saat menjenguk ibunya. Tak lama kemudian, Seol meraih ponselnya dan menghapus air matanya. Seol kemudian berpikir sejenak, lalu beranjak keluar.
“Bagaimana ibumu?” tanya Jin Tae.
“Dia baik2 saja. Tapi dia memiliki tumor dan harus di operasi. Biaya operasinya 30 juta won.” Jawab Seol.
“30 juta? Aigooo…” ucap Jin Tae kesal.
Jin Tae lantas memberitahu ibunya tentang kondisi ibu Seol. Tapi Nyonya Kwah malah ngomel2 dan tidak mengizinkan Jin Tae pergi ke rumah sakit karena akan ada upacara di rumah mereka. Jin Sook juga ngomel saat Jin Tae menyebutkan nominal biaya operasi ibu Seol.
“Saat dia menikahimu, dia hanya datang dengan sebuah apartemen. Tapi dia kehilangan itu untuk membayar hutang ayahnya.” ucap Jin Sook.
“Berapa banyak yang sudah kita habiskan. Operasi, rumah perawatan.” Jawab Nyonya Kwak.
“Dia berencana pergi setelah mengambil semuanya dari keluarga ini.” tuduh Jin Sook.
“Dia pergi begitu saja di tengah2 persiapan upacara peringatan kematian ayah mertuanya!” omel Nyonya Kwak.
Seol yang tak tahan lagi mendengar hujatan keluarga Jin Tae pun memutuskan sambungan teleponnya. Tanpa sengaja, Seol melihat iklan layanan peminjaman uang di bawah pintu. Seol pun langsung memungut kertas itu dan menelpon ke sana. Tapi sayang, ia tidak mendapatkan pinjaman karena tidak memiliki jaminan. Seol mencoba mencari pinjaman di tempat lain tapi ia lagi2 mendapat penolakan karena tidak memiliki jaminan.
Seol pun akhirnya memutuskan meminta bantuan So Hye. Tapi sayang, So Hye tidak menjawab ponselnya karena ponselnya tertinggal di kamar Joon Gi. Seol pun akhirnya menghubungi Mi Sun.
“Mi Sun-ah, kau memiliki uang berlebih?” tanya Seol.
“Berapa banyak? Aku memiliki 1,5 juta won. ” jawab Mi Sun.
“Ibuku sedang sakit. Apa So Hye memiliki tambahan uang?” ucap Seol.
“Kalau So Hye mungkin akan sulit, dia memiliki beberapa hal hari ini.” jawab Mi Sun.
Seol pun sedih… Tak lama kemudian, Mi Sun meminta nomor rekening Seol. Mi Sun berkata, akan mengirimkan berapapun yang ia punya. Pil Ho yang mendengar itu langsung menghela napas kesal.
Hae Sung yang baru selesai menjalani pemeriksaan langsung menemui So Hye. So Hye tampak khawatir. Hae Sung berkata, kalau dirinya baik2 saja. Hae Sung lalu bertanya, haruskah dirinya meninggalkan rumah sakit? Ia harus mengurus Princess So Hye nya.
“Dengarkan kata dokter, jalani beberapa tes lagi.” Pinta So Hye.
“Apa Hong Joon Ki baik2 saja?” tanya Hae Sung.
“Dia harus dirawat.” Jawab So Hye.
Hae Sung lantas menarik So Hye ke pintu darurat. So Hye mengernyit heran. Hae Sung melepas kacamata dan maskernya, kemudian meminta So Hye mengizinkannya menyentuh So Hye sekali saja. Belum lagi So Hye menjawab, Hae Sung sudah memeluk erat So Hye. So Hye cemas, ia takut orang2 memergoki mereka.
“Akhirnya aku merasa baik2 saja setelah bisa menyentuhmu.” Ucap Hae Sung.
Tak lama kemudian, Hae Sung melepas pelukannya.
“Hari ini kau pasti sangat ketakutkan, kan? Kau ketakutkan karena Hong Joon Gi, dan juga karena diriku.” ucap Hae Sung.
“Kau baik2 saja?” tanya So Hye.
“Tentu saja, kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Jadi kau jangan cemas.” Jawab Hae Sung.
So Hye pun tersenyum. Hae Sung kembali menarik So Hye ke dalam pelukannya.
Joon Gi tengah terlelap di kamarnya. Ada satu ranjang lagi disamping ranjang Joon Gi. Tak lama kemudian, So Hye masuk bersama Hae Sung. Begitu masuk, Hae Sung langsung berjalan mendekati Joon Gi, ia menyelimuti Joon Gi. Sementara So Hye mengecek ponselnya. So Hye terkejut melihat missed calls dari Seol. So Hye langsung keluar dari kamar untuk menghubungi Seol.
“Aku menghubungimu tanpa alasan.” Ucap Seol.
“Tapi ada apa dengan suaramu?” tanya So Hye.
“Tidak ada yang terjadi. Aku baik2 saja. So Hye, aku akan menghubungimu lagi nanti.” Jawab Seol sembari menahan tangisnya.
So Hye yang curiga langsung menghubungi Mi Sun. Dari Mi Sun, So Hye akhirnya tahu apa yang terjadi dengan Seol.
Sementara itu di rumah sakit, Seol mencoba menghubungi Jin Tae. Tapi ponsel Jin Tae tak aktif. Seol kecewa.
Dokter tampak keluar dari kamar perawatan ibu Seol. Begitu dokter keluar, Seol langsung melihat ibunya. Seol menatap wajah ibunya sambil teringat kata2 Nyonya Kwak dan Jin Sook.
“Dia tidak punya malu! Dia tidak pernah belajar dengan benar dan dia menunjukkan perilaku rendahnya!” ucap Nyonya Kwak.
“Ini bukan pertama kalinya, kan? Kenapa kau harus menghabiskan uang untuk seseorang yang belum sadar?” ucap Jin Sook.
“Bagaimana seseorang seperti itu bisa masuk ke dalam keluargaku! Dia hanya merusak putraku yang berharga!” ucap Nyonya Kwak.
Seol lantas duduk disamping ibunya.
“Ibu, kita akhiri sampai di sini. Aku tidak mau lagi mengemis pada orang2 itu. Tapi, Bu. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian? Kenapa kita tidak pergi bersama?”
Tangis Seol pecah.
“Ibu, kau mau memaafkanku, kan? Ibu… ibu…”
So Hye dan Mi Sun baru saja tiba di rumah sakit tempat ibu Seol dirawat. Mereka diantar oleh Chang Suk. Chang Suk menatap mereka dengan cemas.
Seol yang sudah tidak kuat lagi menahan penderitaan, berniat memutuskan selang pernapasan ibunya.
Untunglah, So Hye dan Mi Sun datang tepat waktu. Tapi Seol yang sudah tak kuat lagi, tetap ingin mengakhiri hidupnya dan hidup ibunya. So Hye pun berusaha menyadarkan Seol. Tangis Seol pecah. Ia lantas jatuh terduduk di hadapan ibunya.
“Ibu… ibu…” panggil Seol berkali2. So Hye dan Mi Sun memeluk Seol.
Seol, So Hye dan Mi Sun duduk di taman rumah sakit. Seol akhirnya menceritakan permasalahannya. Seol berkata, bahwa sang ibu menganggap harga diri lebih penting daripada nyawa.
“Mereka bilang, ibuku tidak punya malu. Ibuku akan pergi setelah menerima setiap sen dari menantunya.” Ucap Seol.
“Mereka benar2 mengerikan. Bagaimana bisa mereka mengatakan hal seperti itu pada seseorang yang tidak sadar?” jawab So Hye kesal.
“Jika kau mendengar omong kosong seperti itu, seharusnya kau membakar mereka. Kenapa kau mau bunuh diri, apa kau idiot!” ucap Mi Sun kesal.
“Hey…” So Hye menegur Mi Sun.
“Jadi berapa banyak yang kau butuhkan?” tanya So Hye.
“30 juta won.” Jawab Seol, membuat So Hye dan Mi Sun langsung diam.
“Jangan cemas. Aku akan mencarinya entah bagaimana caranya.” Ucap So Hye.
“Aku juga bisa mencari setengahnya dengan mengumpulkan di sana sini.” Ucap Mi Sun.
“Bagaimana aku bisa menerima uang kalian ketika aku tidak mampu membayarnya? Aku akan tinggal dengan kalian malam ini dan kembali pulang ke rumah setelah matahari terbit. Mereka akan sedikit memarahiku, tapi mereka pada akhirnya akan memberikannya padaku.” Ucap Seol.
“Biarkan kami melakukannya untukmu, Seol.” Bujuk So Hye.
“Kami sudah mengetahuinya, jadi bagaimana mungkin kami diam saja melihatmu menderita.” Ucap Mi Sun.
“Aku baik2 saja.” Jawab Seol.
“Setelah apa yang kau terima, kau masih ingin kembali ke sana dan bersikap seolah2 kau tidak mendengar apapun?” ucap So Hye.
“Lalu apa yang harus kulakukan? Kalau kau membantu biaya operasi sekarang, lalu bagaimana dengan biaya rumah sakit setelah operasi? Apa kalian pikir aku punya pilihan lain? Kalau aku pergi, dimana aku akan tinggal? Aku berbeda dari kalian. Kau penulis yang sukses. Dan kau Mi Sun, kau memiliki suami dan keluarga yang hangat.” Jawab Seol.
“Aku pasien kanker. Aku bukan penulis yang sukses lagi.” Ucap So Hye.
“Kau bilang apa? Kanker?” tanya Seol kaget.
“Berhenti mengatakan hal bodoh!” pinta So Hye.
“Kanker kau bilang? Kenapa? Kenapa harus kau!” jawab Seol marah.
“Seol-ah, aku benar2 ingin menyerah. Tapi setelah aku berhasil melewatinya, aku berpikir lebih baik hidup daripada mati. Kita harus hidup dengan baik dengan harga diri yang tinggi.” Ucap So Hye.
“Kenapa kau baru memberitahuku sekarang!” protes Seol.
“Dia akan memberitahumu saat kita bertemu. Kau sudah melalui banyak penderitaan, jadi dia tidak enak memberitahumu di telepon.” Ucap Mi Sun.
“Kau baik2 saja? Apa itu sangat sakit? Kau akan sembuh kan setelah menjalani pengobatan?” rengek Seol.
“Tentu saja aku akan sembuh. Bagaimana mungkin aku bisa sakit setelah melihatmu .” ucap So Hye.
“Tidakkah kalian pikir ini tidak adil? Kita melakukan yang terbaik selama hidup kita, lalu kenapa semuanya jadi begini? Kita harus bisa melewati semua ini. Kita ini bersama2, jadi apa yang harus kita takutkan?” jawab Mi Sun.
So Hye lantas menghapus air mata Seol.
“Jangan pernah punya pikiran aneh lagi. Berhenti mengatakan hal bodoh!” ucap So Hye.
“Aku tidak akan pernah melakukannya lagi.” Janji Seol.
Ketiga sahabat ini lantas berpelukan….
Bersambungke part 2
0 Comments:
Post a Comment