Narasi itu
terdengar bersamaan dengan scene yang memperlihatkan aktivitas di kota
metropolitan.
Choi Tae Pyung,
seorang pria tua berkacamata, tampak duduk di tengah2 penumpang subway. Tak
lama kemudian, ia membuka ponselnya dan melihat foto seorang pria dengan
dandanan cupu. Pria dengan dandanan cupu itu ternyata duduk tepat di
hadapannya.
Tak lama
kemudian, subway berhenti. Pria cupu itu pun bergegas turun. Ia sama sekali
tidak menyadari keberadaan Tae Pyung yang terus membuntutinya.
Di sebuah
ruangan khusus yang terdapat berbagai macam komputer di dalamnya, pria bernama
Jang Moo Won tampak berdiri dengan mata mengawasi layar2 komputer2 itu.
Di depan hotel,
pria penjaga pintu menginformasikan kepada rekannya tentang kedatangan Teacher
Jung. Teacher Jung tak sendiri, ia datang bersama sang asisten, Min Tae In.
Moo Won pun
memberi perintah pada Min Joo untuk mulai beraksi. Di hotel, kita melihat Jang
Min Joo, seorang wanita yang berperan sebagai resepsionis. Dengan lihainya, ia
menukar kartu kredit Teacher Jung. Teacher Jung menunggu di meja resepsionis
tanpa perasaan curiga sedikit pun. Tae In tampak menatap Min Joo dengan wajah
tegang.
Tak lama
kemudian, pria cupu itu datang ke hotel. Tae Pyung terus mengikuti pria itu.
Sementara itu,
Moo Won masih mengawasi komputernya.
Tae Pyung
langsung menuju meja resepsionis untuk mengambil kartu kredit Teacher Jung yang
asli. Setelah mendapatkannya, ia bergegas pergi ke meja yang di dekatnya ada
seorang pria gemuk yang tampak sibuk dengan sebuah laptop.
Tak lama
kemudian, seorang pelayan wanita datang menghampiri Tae Pyung. Tae Pyung
memberikan kartu kredit Teacher Jung yang asli pada pelayan itu. Si pelayan
kemudian menyerahkan kartu kredit itu pada Jin Deok Hoo, si pria gemuk. Deok
Hoo pun langsung melacak data2 di dalam kartu itu. Tak membutuhkan waktu lama,
Deok Hoo berhasil mendapatkan identitas si pria cupu. Si pria cupu bernama Im
Jae Myung, ia di keluarkan dari kampusnya dan dikenal sebagai penjual item
game.
“Tandai dia, Deok
Hoo.” Perintah Moo Won.
Tae Pyung
mengoceh, Semua menjadi ribut tiba-tiba saja. Kali ini pasti jangkauannya luas. Mereka semua berkomunikasi lewat earphone yang terselip di balik baju mereka.
Moo Won pun
berkata kalau mereka akan menemukan seberapa besar gambar itu.
Cha Gun Woo
berjalan sendirian menuju kamarnya yang berada di atap. Setibanya di depan
kamar, ia mendapat panggilan dari seseorang yang bernama Chang Min. Namun Gun
Woo memilih tidak menjawab panggilan Chang Min dan masuk ke kamarnya begitu
saja.
Keesokan
harinya, Gun Woo sudah berada di dalam sebuah mobil bersama Chang Min. Chang
Min mengaku bahwa dirinya sangat kecewa karena Gun Woo mengabaikan ulang tahun
Ah Young. Gun Woo sendiri pura2 tidur. Chang Min juga protes karena Gun Woo
tidak menjawab panggilannya semalam. Gun Woo tak bergeming, Chang Min pun hanya
bisa menghela napas kesal.
Chang Min
kemudian melihat data2 seorang pria….
“Si berengsek
ini, dia adalah pemilik dari klub malam. Narkoba, pelecehan seksual,
pemerkosaan, dan juga penjualan anak! Dialah yang paling buruk! Apakah kau
percaya kalau dia bebas berkeliaran dijalan? Aku pasti akan menangkap yang satu
ini, untuk membuat dunianya Ah Young menjadi tempat yang lebih baik. Kita
tetaplah rekan, satu tim. Kita sudah banyak menderita bersama. Apa yang akan
kita lakukan?” cerocos Chang Min.
Barulah Gun Woo
membuka matanya. Chang Min lantas menatap Gun Woo.
“Apa kau bahkan
tahu namaku?” tanya Chang Min.
Bukannya
menjawab, Gun Woo malah mengeluarkan sepasang sepatu berwarna pink dari laci
dashboard dan memberikannya pada Chang Min. Melihat itu, Chang Min pun tertawa
geli.
“Lihatlah
warnanya ini! Adik! Aku pandai menilai karakter seseorang. Ketika orang-orang
mengatakan bahwa kau akan menghabisi rekanmu, aku secara suka rela menjadi
rekanmu.” Oceh Chang Min.
Gun Woo yang
bosan mendengar ocehan Chang Min, beranjak keluar. Semula Chang Min menahannya.
Chang Min mengajak Gun Woo pergi beli minum bersama dan mengaku akan mentraktir
Gun Woo. Tapi Gun Woo menolak dan ingin pergi sendirian saja. Chang Min
memberikan uang pada Gun Woo.
Saat Gun Woo
berada di mesin kopi, target mereka muncul. Chang Min langsung menghubungi Gun
Woo, namun sial… Gun Woo meninggalkan ponselnya di mobil. Chang Min pun tak
punya pilihan lain selain menghadapi si penjahat itu sendirian.
“Apakah anda
Park Sung Mo? Aku dari kepolisian.” Ucap Chang Min sambil memperlihatkan kartu
tanda pengenalnya.
Pengawal Sung Mo
pun langsung mendekati Chang Min. Ia berkata kalau Chang Min salah orang. Tapi
Chang Min dengan beraninya mendekati Sung Mo yang sudah memegang stik golf.
Pengawal Sung Mo berusaha berusaha menghentikan Chang Min. Chang Min yang gerah
akhirnya membanting pengawal Sung Mo.
Sung Mo
membalas, dengan entengnya dia memukulkan stik golf itu ke kepala Chang Min.
Chang Min rubuh seketika dengan kepala bersimbah darah. Gun Woo yang mendengar
suara teriakan, langsung memeriksa apa yang terjadi. Betapa terkejutnya ia
menemukan Chang Min sudah terkapar.
Gun Woo dengan
sekencang2nya berlari mengejar mobil Sung Mo. Tapi ia tak bisa mengejar mobil
Sung Mo. Jelas saja, karena ia hanya berlari. Gun Woo pun segera menghampiri
Chang Min. Ia berteriak membangunkan Chang Min dan menyuruh seseorang memanggil
ambulance.
Gun Woo menunggu
di rumah sakit. Tak lama kemudian, istri Chang Min datang dan langsung menemui
atasan Gun Woo yang juga ikut menunggu di rumah sakit. Dokter keluar dari ruang
operasi dan mengabarkan kalau Chang Min akan sulit bertahan. Istri Chang Min
langsung terduduk lemas di lantai. Dan Gun Woo? Dia pergi begitu saja setelah
mendengar kondisi temannya.
Gun Woo pun
emosi ketika atasannya memberi perintah untuk melepaskan Sung Mo!!
Sudah bisa
ditebak apa yang terjadi berikutnya. Gun Woo yang diliputi amarah, langsung
mendatangi klub Sung Mo! Ponsel Gun Woo berdering ketika ia tiba di sana.
Atasan Gun Woo mencoba menghentikan Gun Woo, tapi Gun Woo yang terlanjur emosi
mengabaikan perintah atasannya itu.
Sung Mo yang
menyadari keberadaan Gun Woo menyuruh para pengawalnya membereskan Gun Woo.
Sung Mo juga tersenyum meremehkan Gun Woo. Dengan gampangnya, Gun Woo
menumbangkan para bodyguard Sung Mo satu per satu. Meski beberapa kali terkena
hantaman, Gun Woo tak peduli dan terus menghajar pengawal Sung Mo dengan
membabi buta.
Melihat para
pengawalnya tumbang, Sung Mo langsung melarikan diri ke atap. Gun Woo mengejar
Sung Mo. Sung Mo ketakutan. Dengan suara bergetar, ia tanya siapa Gun Woo.
Setelah tau bahwa Gun Woo adalah seorang polisi, Sung Mo pun meminta maaf atas
insiden Chang Min. Sung Mo bahkan menawarkan uang duka cita.
“Kenapa kau
melakukan itu?” tanya Gun Woo pelan.
“Itu kecelakaan!
Aku tidak tahu kalau dia akan mati segampang itu.” jawab Chang Min.
“Kau tak hanya
membunuh satu orang. Kau merusak segalanya... termasuk keluarga yang dia
sayangi.” Ucap Gun Woo.
Tak lama
kemudian, atasan Gun Woo datang. Kepercayaan diri Sung Mo pun tumbuh dengan
kedatangan atasan Gun Woo. Namun Gun Woo yang sadar kalau atasannya itu berniat
melepaskan Sung Mo, langsung memeluk Sung Mo dan menjatuhkan diri ke bawah.
Mereka mendarat di atas kap sebuah mobil.
Keesokan
harinya, Gun Woo sudah berada di pemakaman Chang Min. Gun Woo tertunduk sedih
melihat istri dan anak2 Chang Min yang menangis tersedu2. Anak perempuan Chang
Min tampak mengenakan sepatu pink pemberian Gun Woo. Setelah mereka semua
pergi, tangis Gun Woo pun pecah.
“Kita sudah
bekerja bersama selama setahun. Bagaimana mungkin aku tak mengenalmu? Maafkan
aku.” sesal Gun Woo.
Usai dari
pemakaman Gun Woo, Gun Woo didakwa melakukan tindakan korupsi dan kekerasan dan
oleh karena itu Gun Woo diskors 6 bulan. Saat meninggalkan ruangan, Gun Woo
bertemu Moo Won yang memang sudah menunggunya. Tapi Gun Woo malah bersikap
dingin pada Moo Won.
“Aku turut
berduka cita atas meninggalnya rekanmu. Aku juga turut berduka
atas
penangguhanmu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Gun Woo.” Ucap Moo Won.
Tae In membantu
Teacher Jung memilih dasi. Teacher Jung kemudian bertanya sudah berapa tahun
Tae In bekerja untuknya. Tae In berkata kalau ia sudah 3 tahun bekerja pada
Teacher Jung.
“Waktu berlalu
sangat cepat. Woo Shik, kau bilang kau ingin bertemu dengan Tetua? Jika bisnis
ini berjalan lancar, aku akan merencanakan sebuah pertemuan.” Ucap Teacher
Jung.
Teacher Jung
lantas meminta jaketnya pada Tae In. Teacher Jung kemudian berkata bahwa ia dan
Tae In seperti budak. Tae In lantas menahan Teacher Jung yang mau pergi. Tae In
kemudian memberikan inhaler Teacher Jung.
“Aku selalu
melupakan ini.” jawab Teacher Jung. Tae In pun tersenyum.
Gun Woo
menyusuri jalanan sendirian. Setibanya di rumah, Gun Woo tak langsung masuk dan
duduk di depan pintu. Seekor anjing menghampiri Gun Woo. Gun Woo pun memberikan
makanan pada anjing itu, namun wajah Gun Woo tampak muram. Ya, Gun Woo masih
belum bisa melupakan dukanya.
Moo Won menyusun
rencana dengan tim nya untuk mengetahui benda apa yang dibeli Teacher Jung
untuk mengetahui rencana Teacher Jung. Moo Won pun langsung menghubungi Min
Joo. Min Joo berkata kalau Teacher Jung sudah memesan layanan kamar. Deok Hoo
sukses meng-hack CCTV hotel tempat Teacher Jung menginap.
Dalam CCTV,
terekam sosok Tae In yang mengantar Jae Myung ke kamar. Tae In diam2
mengaktifkan alat penyadap di langit2 kamar. Tepat saat alat penyadap itu
aktif, Teacher Jung sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Deok Hoo pun
berhasil melacak lawan bicara Teacher Jung. Dia adalah Choi Jun Seok, seorang
makelar untuk pasar gelap. Teacher Jung menyuruh Jun Seok mencarikannya
penembak jitu.
“Dapatkan daftar
orang yang mungkin direkrut.” Perintah Moo Won.
Adegan kemudian
berpindah pada Tae In yang membawa Jae Myung menemui Teacher Jung. Jae Myung
mengeluarkan sebuah alat dari tasnya. Alat pelacak pun langsung bekerja
men-scan alat yang dibawa Jae Myung. Deok Hoo berkata bahwa butuh waktu 3 menit
sampai proses scanner selesai.
“Tidak bisakah
kita mencobanya dan melihatnya bekerja atau tidak?” tanya Teacher Jung.
“Apa harus kita
coba? Jika sistemnya baik, maka akan sempurna untuk melakukan pengetesan. Bisakah
kumulai?” jawab Jae Myung.
“Ini bukan hanya
sekedar tes. Lakukan seperti ini sungguhan. Lakukan untuk sesungguhnya, seperti
latihan.” Ucap Teacher Jung.
Tae In pun
langsung memutar otaknya. Ia menyarankan Teacher Jung untuk memeriksa uangnya
dahulu? Teacher Jung langsung menatap curiga Tae In. Tae In tampak tegang. Tapi
berikutnya, Teacher Jung tersenyum dan memuji kecermatan Tae In.
Saat Tae In
mengambil sekoper uang di meja, Teacher Jung menatapnya curiga. Tae In pun
tidak bisa berbuat apa2 lagi saat Teacher Jung ingin mencoba alat itu sekarang
juga. Teacher Jung bahkan juga menyuruh Tae In pergi.
“Ini diluar
dugaan! Kita masih punya waktu dua menit sampai scan-nya selesai. apakah kita
harus mengatakan padanya untuk mengulur waktu?” ucap Deok Hoo.
“Kita hanya
perlu dua menit.” Perintah Moo Won pada tim nya.
Tepat saat itu,
Tae Pyung datang. Ia menyamar sebagai pelayan dan mengaku membawakan layanan
special untuk tamu VIP. Teacher Jung tidak curiga dan mempersilahkan Tae Pyung
masuk. Setibanya di dalam, Tae Pyung dan Tae In saling melirik.
“Ini sebuah
kehormatan untuk melayanimu. Nama saya Ko Sang Moo, Aku yang menyiapkan semua
hidangan. Saya membawakan minuman berharga, untuk klien yang berharga pula.”
Ucap Tae Pyung.
Tae Pyung pun
meminta Teacher Jung mencicipi wine nya. Sementara itu, Moo Won dan Deok Hoo
tampak tegang menunggu proses scan selesai. Tae Pyung terus berusaha mengulur
waktu dengan menawarkan para gadis untuk Teacher Jung.
Proses scan
selesai. Deok Hoo dengan wajak terkejut memberi tahu Moo Won bahwa itu adalah
alat untuk memblokir seluruh kamera CCTV.
“Jadi dia
berencana dengan sistem kamera.” Gumam Moo Won.
Jae Myung
mempraktekkan alat itu di depan Teacher Jung. Dan benar saja, begitu alat itu
dinyalakan, seluruh kamera pengawas hotel jadi buram.
“Jadi kita sudah
punya skenario, sekarang yang menjadi masalah adalah tempatnya. Dapatkan si
penjual.” Perintah Moo Won.
Tae Pyung
langsung mengikuti Jae Myung. Jae Myung yang sadar diikuti langsung melarikan
diri. Tae Pyung bergegas mengontak Min Joo. Moo Won pun langsung pergi untuk
menyergap Jae Myung.
Jae Myung
melarikan diri dengan memeluk sekoper uang. Ia langsung diam saat mendapati Moo
Won di depannya. Dengan raut wajah yang datar, Moo Won menendang tengkuk Jae
Myung. Jae Myung jatuh seketika. Tak
lama kemudian, sebuah mobil datang dan langsung membawa Jae Myung.
Jae Myung di
bawa ke sebuah ruangan untuk diinterogasi. Namun sayangnya Jae Myung tak tahu
apa yang akan dilakukan Teacher Jung itu dengan alatnya.
Sekarang, Moo
Won ada di subway bersama Tae In. Mereka bersikap seolah tidak saling mengenal.
Ketika subway berhenti, Tae In turun duluan, Moo Won belakangan.
Tae In dan Moo
Won lalu duduk di stasiun secara berjauhan.
“Kita menemukan
bahwa ini adalah pengirim video. Mereka akan pergi setelah kamera security mati.
Kita harus menemukan targetnya dahulu.” Ucap Moo Won pada Tae In yang pura2
baca koran.
“Dia bukanlah
tipe orang yang akan berbagi segalanya.Tapi akan kucoba.” Jawab Tae In.
“Bagaimana
perdagangan dengan China?” tanya Moo Won.
“Kurasa mereka
akan menggunakan ini untuk perdagangan.” Jawab Tae In.
“Apa kau butuh
backup?” tanya Moo Won.
“Serahkan saja
padaku. Jika Guru Jung curiga, maka kerja keras ini tak akan berbuah apapun. Setelah
misi ini selesai. Aku bisa bertemu dengan Tetua.” Jawab Tae In.
“Karena kau
sudah memulainya, lakukan sesuai keinginanmu, Letnan Min.” ucap Moo Won.
Tae In pun
berterima kasih.
“Tapi... tentang
Cha Gun Woo...” ucap Moo Won.
“Ketua Tim... berhentilah
mengatakan padaku tentang Gun Woo.” Jawab Tae In.
Tae In lantas
beranjak pergi.
Tae In dan
Teacher Jung menemui beberapa orang di dermaga. Mereka memberikan banyak sekali
box berisi ikan, namun di bawah ikan2 itu terdapat banyak sekali senjata api.
Tapi setelah dicek, senjata api itu kosong.
“Aku tak melihat
pelurunya.” Ucap Teacher Jung.
“Anda memesan pistol,
bukan peluru.” Jawab salah satu dari orang2 itu.
“Jika ada
pistol, maka peluru juga harus ada bersamanya.” Ucap Teacher Jung.
Orang2 itu
bersiap dengan pistol mereka diam2…
“Kau seorang
pencuri. Apa uang membuatmu menjadi buta?” tanya Teacher Jung.
“Hati-hati
terhadap omonganmu. Jika kau tidak ingin kehilangan semua yang telah kau miliki
sekarang.” ancam orang2 itu.
Teacher Jung
mengalah. Ia menyuruh Tae In memberikan kopernya pada orang2 itu. Namun begitu
koper dibuka, bukan hanya uang yang ada di koper itu, tapi juga sebuah bom yang
akan meledak apabila Teacher Jung memencet tombol pada alat yang dipegangnya.
Tae In terpengarah. Dan orang2 itu, langsung menyerahkan pelurunya pada Teacher
Jung.
Tae In ke mobil
duluan, tapi setibanya di sana ia melihat seorang polisi sedang mengawasi mobil
mereka. Tae In pun memberikan kartu identitasnya dan menyuruh polisi itu pergi.
Tapi si polisi tidak mau pergi. Tae In yang melihat Teacher Jung berjalan ke
arahnya akhirnya terpaksa mengakui jati dirinya sebagai polisi pada polisi itu.
“Aku akan
membiarkanmu pergi, pergilah dan bertingkah yang biasa. Inilah satu-satunya
cara supaya kita berdua bisa hidup.” ucap Tae In.
Tak lama,
Teacher Jung datang dan meminta penjelasan. Tae In pun berkata kalau polisi itu
hanya sedang mengecek saja. Tae In juga mengingatkan Teacher Jung kalau semua
akan menjadi buruk jika mereka berurusan dengan polisi. Tapi sesuatu yang
mengejutkan terjadi. Polisi tadi mengaku pada Teacher Jung kalau Tae In seorang
polisi.
Anak buah
Teacher Jung langsung menikam Tae In. Tae In pun langsung terkulai di tanah.
Sambil menahan rasa sakit di perutnya, Tae In memencet tombol darurat pada
ponselnya.
Mendapat sinyal
darurat dari Tae In, anggota tim panik dan bergegas melacak keberadaan Tae In.
Gun Woo memakai
stelan jas hitam lengkap. Setelah itu, ia mengunjungi rumah abu Min Tae Hee.
Ingatan Gun Woo pun melayang ke masa lalu, saat ia dan Tae Hee saling menatap
ranjang dengan penuh cinta dan disinari matahari pagi. Gun Woo juga ingat saat
ia bertemu Tae In di rumah abu Tae Hee.
Flashback...
“Dia pernah mengatakan padaku
kalau dia lelah karena kau dan aku.” ucap Tae In.
“Hyung.... Kenapa kau bertingkah
seperti ini?” tanya Gun Woo.
“Carilah jalan untuk
menyelamatkan dirimu. Hidup ini harus tetap berjalan.” jawab Tae In.
Flashback end…
Gun Woo lantas
beranjak pergi dari rumah abu dengan wajah tertunduk. Tepat saat itu, Moo Won
menghampirinya. Gun Woo hanya diam seraya menatap dingin Moo Won.
Sekarang, Moo
Won dan Gun Woo ada di perjalanan. Gun Woo diam saja sambil menatap keluar
jendela. Moo Won pun berkata kalau Tae In bekerja untuknya dan sekarang terjadi
sesuatu pada Tae In. Gun Woo terkejut.
Moo Won lantas
membawa Gun Woo ke markasnya. Ia memperkenalkan satu per satu anggota tim pada
Gun Woo. Gun Woo ingin tahu tempat apa itu.
“Inilah tempat
yang kita gunakan sebagai kantor. Nama tempat ini belum terdaftar, tapi kita
menyebut diri kita sebagai Tim Investigasi Lima. Dengan sebuah metode
investigasi yang bertindak cepat dan selalu mengawasi. Kita adalah tim
investigasi eksekutif yang dibentuk untuk berurusan dengan kriminal. Itulah
kita.” jawab Moo Won.
“Tae In Sunbae... dimana
dia sekarang?” tanya Gun Woo.
Dan Moo Won pun
langsung mengajak Gun Woo ke ruangannya.
Diluar, Min Joo,Tae
Pyung dan Deok Hoo pun langsung menggosipi Gun Woo. LOL.
“Dia memberikan
gertakan yang dingin.” Ucap Tae Pyung.
“Ini sudah biasa
dengan seseorang yang tengah terluka. Mereka terikat untuk saling menyakiti.”
Jawab Min Joo.
“Apakah ini dari
analisis atau pengalaman?” goda Tae Pyung.
“Katakanlah dari
keduanya.” Jawab Min Joo sembari tersenyum manis.
“Pisau yang
tajam selalu memotong hingga dalam.” Ucap Tae Pyung sambil mencopot kumis
palsunya.
Di dalam, Gun
Woo sedang melihat foto2 Tae In bersama Teacher Jung.
“Dia
merahasiakannya selama 3 tahun?” tanya Gun Woo syok.
“Dia yang
pertama yang bisa terlibat hingga sejauh ini dan bisa sukses.” Jawab Moo Won.
Moo Won lantas
memutarkan rekaman Teacher Jung yang membutuhkan penembak jitu. Ia ingin Gun
Woo menjadi penembak jitu Teacher Jung. Gun Woo menolak.
“Sekarang kita
kehilangan kontak dengan dia. Dia sudah ketahuan.” Jawab Moo Won.
“Apa dia masih
hidup?” tanya Gun Woo cemas.
“Kita melakukan
ini untuk mencari tahu itu. Kau adalah orang yang paling berkualitas.” Jawab
Moo Won.
“Paling
berkualitas? Rekanku mati karenaku... sekarang kau ingin aku menjaga Tae In
Sunbae?” tanya Gun Woo.
“Kau ada hutang
dengan Tae In. Inilah kesempatanmu untuk melunasinya.” Jawab Moo Won.
“Aku akan berpura-pura
aku tak pernah mendengar ini semua. Ada banyak orang disini.” Ucap Gun Woo.
“Jika
identitasnya Tae In benar-benar terbongkar.. Ada kemungkinan juga kalau
keberadaan kita
akan terbongkar pula.” Jawab Moo Won.
“Tae In tidak
akan pernah melakukan itu.” ucap Gun Woo.
“Kita berusaha
untuk memperkecil kesalahan yang mungkin kita buat. Jadi, beberapa orang bisa
mati.” Ucap Moo Won.
“Itulah apa yang
aku katakan. Orang lain tidak bisa mati... karena kesalahanku lagi.” Jawab Gun
Woo.
Usai dari kantor
Moo Won, Gun Woo duduk di kedai soju. Ia memandangi pemantik api yang
bertuliskan ‘berhentilah merokok’… Kemudian, Gun Woo membuka dompetnya dan
melihat fotonya bersama Tae Hee dan Tae In. Ingatan Gun Woo seketika melayang
pada kata2 Moo Won.
“Apa kau ingin tahu siapa yang
ia kejar? dan kenapa dia mengejar mereka? Sudah 8 tahun. Kau harus belajar
bagaimana Letnan Min hidup.. apa yang dia tanggung... meskipun orang lain tak
ada yang peduli, kau harus mengetahuinya.” Ucap Moo Won.
Flashback end…
Gun Woo lantas
menenggak sojunya dan menghubungi seseorang.
Keesokan
harinya, Gun Woo dan Min Joo lagi memata2in Jun Seok di mobil. Tak lama
kemudian, Jun Seok keluar dari sebuah kafe dan menyetop sebuah taksi. Gun Woo
langsung turun dari mobil dan merebut taksi Jun Seok. Jun Seok pun terpaksa
menaiki taksi lain yang…. disupiri Tae Pyung!!
Jalanan macet
menjadi alasan Tae Pyung membawa Jun Seok ke tempat sepi. Tae Pyeong pun
menghentikan mobilnya ketika mereka sampai di terowongan ketika melihat ada
mobil yang berhenti di depan mereka. Tae Pyung pun turun dari taksinya dan
menghampiri mobil di depannya. Tak lama, sebuah mobil datang dari arah
belakang. Jun Seok pun sadar dirinya dikepung.
“Seorang pria
tua, seorang wanita.. hanya ada kalian berempat. Bagaimana polisi bisa
mendapatkan informasi sangat kecil? Akulah yang terbaik dari 707, tentara
teratas di negeri ini. Kau seharusnya memanggil Tim SWAT hanya untuk menemuiku.”
Ucap Jun Seok meremehkan.
“Aku benci mendengar
cerita tentara. Berhentilah merengek dan ayo pergi.” Jawab Min Joo.
“Si berengsek
ini begitu kekanakan.” Ucap Jun Seok.
Min Joo ingin
menghajar Jun Seok, tapi Tae Pyung menahan dan menyuruh Gun Woo yang
melakukannya.
Gun Woo
merangsek maju, tapi Jun Seok berhasil memukulnya berkali2. Min Joo dan Tae
Pyung langsung pesimis. Jun Seok merasa di atas angin. Tapi kekalahan Gun Woo
hanya berlangsung sebentar saja karena Gun Woo langsung menunjukkan
kemampuannya. Ia berhasil menjatuhkan Jun Seok. Kemampuan Gun Woo, membuat Min
Joo dan Tae Pyung takjub.
Di sebuah
ruangan, kita melihat Tae In disiksa!! Tangannya digantung dan badannya
dipenuhi darah. Tak lama kemudian, Teacher Jung datang mendekati Tae In.
“Aku mencoba
untuk menelepon polisi, tapi tak seorang pun yang mengenalmu. Kau bilang kau
seorang polisi... tapi jika kau bukan polisi, kau ini apa?” tanya Teacher Jung.
“Kenapa kau
mencurigaiku? Aku adalah keluargamu selama 3 tahun.” Ucap Tae In.
“Kau ingin tahu?
Mudah saja. Sebelum aku memulai proyek besarku, aku mengetes semua orang. Beberapa
mengenakan topeng, beberapa melarikan diri. Mereka semua sangat berbeda. Tapi..
kau bersih. Aku mencari tahu tentangmu. Aku melihat di tiap sudutnya. Aku tetap
tak bisa menemukan setitik debu pun. Orang yang seperti apakah itu?” jawab
Teacher Jung.
“Tinggalkan dia.
Kau sangat bahagia tumbuh dalam kekayaan.” Ucap Tae In.
“ Aku akan
memberikanmu beberapa waktu. Aku akan memberikanmu 3 hari. Hanya 3 hari.” Jawab
Teacher Jung.
Gun Woo mendapatkan
identitas palsu dari Min Joo.
“Ini adalah
identitas palsumu, telepon, dan latar belakangmu. Ingatlah semua secara detail.
Ini bukan hanya identitas palsu yang sederhana. Ini adalah identitas palsu yang
sempurna. Kita memasukkannya di data polisi.” Ucap Min Joo.
Tae Pyung
menyuruh Jun Seok bicara pada Teacher Jung. Jun Seok berkata pada Teacher Jung
untuk merekrut Gun Woo sebagai penembak jitu. Jun Seok berkata jika pekerjaan
Gun Woo adalah sopir pengganti.
“Aku mungkin tak
punya kepribadian yang baik, tapi aku punya kemampuan yang sangat baik. Dia
habis terlibat tindak kekerasan, tapi ia memiliki hutang judi. Dia akan
melakukan apapun untuk uang. Dia bahkan bekerja sebagai supir siang dan malam.”
Ucap Jun Seok.
Gun Woo pun
langsung menemui Teacher Jung yang sudah menunggu di mobil bersama dua pengawal
sebagai supir pengganti. Sambil mengemudi, Gun Woo menatap pengawal Teacher
Jung yang duduk disampingnya. Ia teringat kata2 Jun Seok.
“Lee Gwang Shik... Dia punya
mata dan tangan yang cepat." Ucap Jun Seok.
Gun Woo lantas
menatap pengawal Teacher Jung yang duduk di belakang. Namanya Ahn Gyung Soo
yang dikenal sebagai hacker. Benar saja. Gyung Soo langsung melacak2 data di
ponsel Gun Woo. Tak lama kemudian, Gyung Soo berkata bahwa Gun Woo bersih.
Gun Woo lantas
menatap Teacher Jung dari spionnya. Ingatannya melayang pada kata2 Min Joo.
“Kita semua memanggilnya
"Guru Jung". Tak ada informasi tentang ini. Semuanya tersembunyi.”
Ucap Min Joo.
Gun Woo pun tiba
di sebuah tempat yang lebih mirip gudang. Teacher Jung menyuruh Gun Woo
mengikutinya. Sesampainya di sana, Teacher Jung langsung mewawancarai Gun Woo.
“Kau tahu Jun
Seok, 'kan? Choi Jun Seok. Dia merekomendasikanmu.” Ucap Teacher Jung.
“Jun Seok
merekomendasikanku?” tanya Gun Woo.
“Apa kau tak
ingin bekerja sama denganku?” tanya Teacher Jung.
“Jika bayarannya
memungkinkan.” Jawab Gun Woo.
Teacher Jung
langsung tersenyum geli…
“Kau bahkan tak
menanyakan pekerjaan apa itu?” ucap Teacher Jung.
“Aku tidak dalam
posisi untuk menolak suatu pekerjaan.” Jawab Gun Woo.
Tapi tak lama,
Gun Woo ingin tahu pekerjaannya. Teacher Jung lagi2 tersenyum.
“Aku tak ingin
mengambil resiko.” Ucap Gun Woo.
Tak lama
kemudian, anak buah Teacher Jung yang dipanggil 100 Persen datang. 100 Persen
hanya tersenyum menyeringai begitu melihat sosok Gun Woo. 100 Persen lantas
mengajak Gun Woo bersalaman. Namun ketika Gun Woo menyambut uluran tangannya,
si 100 Persen malah membanting tubuh Gun Woo ke dinding dan mengancam Gun Woo
dengan pisau.
“Kau tahu aku,
'kan? Aku melihatmu di Kantor Kepolisian Yongsan. Berengsek ini... seorang
polisi.” Ucap 100 Persen.
Mendengar itu, anak buah Teacher Jung langsung mengambil tongkat besi untuk memukul Gun Woo. 100 Persen
terus menekan leher Gun Woo dengan pisaunya. Teacher Jung sambil menyemprotkan
inhaler nya menatap tajam Gun Woo.
“Hey. Apa kau
seorang polisi?” tanya Teacher Jung.
Gun Woo diam
saja sambil menatap Teacher Jung dengan tatapan memohon.
Bersambung…….
menegangkan..trimkash dn ditunggu 3piaode brktny,.