Joon Jae panik, ia berlarian kesana kemari
menyusuri mall mencari Sim Chung. Tapi ia ta bisa menemukan Sim Chung dimana2. Joon
Jae stress, ia pikir uang buruannya menghilang. Namun tiba ia terdiam saat
melihat seorang ayah yang menggendong anaknya keluar dari ruangan anak hilang.
Joon Jae pun mencoba mengecek ke sana, dan benar saja! Sim Chung duduk manis di
sana sambil menjilati lollipop.
“Hei, aku sudah menyuruhmu menunggu ku, kan? Kau
tahu apa artinya menunggu? Kalau kau pergi tanpa bilang2, aku akan pusing! Kau
tidak apa2, kan? Kau tidak terluka?” ucap Joon Jae.
Namun Joon Jae tersenyum saat matanya melirik ke
arah gelang giok Sim Chung.
“Ya, kau tidak terluka sedikitpun.” Gumam Joon Jae.
Tak lama kemudian, Sim Chung tersenyum. Joon Jae
terkejut, Apa ini? Kau bisa senyum?
Joon Jae lantas mengajak Sim Chung makan. Tapi Sim
Chung malah bikin malu karena makan spaghetti pakai tangan. Joon Jae yang tak
sanggup menahan rasa malu, akhirnya duduk disamping Sim Chung.
“Kau dari hutan, ya? Apa kau serigala? Kenapa tidak
sensitif?” ucap Joon Jae sambil mengelap mulut Sim Chung dengan tisu.
Joon Jae lantas mengajari Sim Chung cara makan yang
baik dan benar. Sim Chung pun akhirnya mengikuti saran Joon Jae. Ia makan
spaghetti pakai garpu. Usaha pertamanya langsung sukses. Joon Jae pun memuji
Sim Chung. Sim Chung yang senang dengan pujian itu terus mengulangi makan
spaghetti pakai garpu sambil melirik2 Joon Jae.
Sim Chung lalu makan dua buah pudding cokelat
sebagai hidangan penutup mulut. Ia makan dengan rakus sampai mulutnya
belepotan. Sementara Joon Jae mulai melancarkan rayuan mautnya.
“Sepertinya kita sudah mulai dekat sekarang, ya
kan? Jadi maksudku.. Oh! Ada sesuatu di sini.” Ucap Joon Jae sambil menyentuh
kepala Sim Chung.
Joon Jae menyalakan pemantik apinya. Sim Chung
terkejut. Joon Jae pun berkomentar, apa ini pertama kalinya Sim Chung melihat
api karena Sim Chung sangat kaget. Joon Jae lantas membakar seutas tali yang
langsung berubah menjadi sebuah kalung yang mau ia berikan pada Min Ji. Joon
Jae pun langsung memakaikan kalung itu ke leher Sim Chung.
Sim Chung terdiam menatap Joon Jae. Tapi tak lama,
ia tersenyum malu2 dan melanjutkan makan kuenya. Tanpa disadari Sim Chung,
gelang gioknya kini sudah berada di tangan Joon Jae.
Joon Jae kemudian berniat meninggalkan Sim Chung.
Ia mendudukkan Sim Chung di bangku mall dan menyuruh Sim Chung menunggu dirinya
sampai dirinya datang karena dirinya harus pergi sebentar. Saat menunggu lift,
Joon Jae tampak tak tega meninggalkan Sim Chung.
Pintu lift kemudian terbuka, dan Joon Jae benar2
pergi meninggalkan Sim Chung.
Sekembalinya ke hotel, Joon Jae langsung berkemas2
sambil berbicara dengan Nam Doo via telepon. Joon Jae memberitahu Nam Doo
tentang gelang itu. Nam Doo pun langsung ngajak Joon Jae ketemuan tapi Joon Jae
menolak dengan alasan mau ke suatu tempat.
“Mau ke mana? Meninggalkan sesuatu yang begitu
berharga?” protes Nam Doo.
“Ada sebuah tempat. Ujung dunia.” Jawab Joon Jae
sambil melihat petanya. Joon Jae mau ke Spanyol.
Saat mau meninggalkan kamarnya, Joon Jae
mengedarkan pandangannya dan terdiam melihat buah cherry yang terjatuh di
lantai.
Sementara itu, Sim Chung masih menunggu Joon Jae di
mall. Saat lift berbunyi, Sim Chung menoleh ke lift, mencari2 Joon Jae tapi ia
tak menemukan Joon Jae. Sm Chung terus dan terus menunggu sampai akhirnya mall
mau tutup. Seorang pegawai mall pun menyuruh Sim Chung pergi. Sim Chung awalnya
tidak mengerti, tapi kemudian ia beranjak pergi.
Hujan turun sangat deras. Joon Jae yang sedang
mengendarai mobilnya langsung teringat Sim Chung saat berhenti di lampu lalu
lintas.
Sim Chung menunggu Joon Jae di ruang anak hilang.
Tak lama, dua orang pegawai datang dan menyeret Sim Chung keluar dengan kasar.
Sim Chung yang tak mengerti apapun dikatai gila oleh pegawai mall itu. Pegawai
mall itu kemudian pergi meninggalkan Sim Chung.
Sim Chung akhirnya jongkok, menunggu Joon Jae. Tak
lama kemudian, kita melihat Joon Jae dengan payung hijaunya. Perlahan2, Joon
Jae menghampiri Sim Chung dan memayungi Sim Chung. Sim Chung mendongakkan
wajahnya. Dan ia tersenyum melihat sosok Joon Jae di hadapannya. Sementara Joon
Jae membeku menatap Sim Chung.
Sim Chung kemudian mengulurkan tangannya ke arah
Joon Jae, seperti yang ia lakukan pada Dam Ryung dulu. Dan Joon Jae menyambut
uluran tangan Sim Chung, persis seperti yang dilakukan Dam Ryung.
Lalu, kita diperlihatkan pada flashback kenapa Sim
Chung bisa menjilati lollipop di ruang tunggu anak.
Saat berada di sana, Sim Chung melihat gadis kecil
sedang menjilati lollipop. Sim Chung langsung mendekat, tapi si gadis kecil
menjauh. Sim Chung kemudian mengucapkan kata cantik yang dipelajarinya dari
Joon Jae. Tak lama, Sim Chung merebut lollipop itu. Si gadis kecil minta
lolipopnya dibalikin, tapi Sim Chung malah menyuruh gadis kecil itu
menunggunya. Gadis kecil itu pun menangis. Tak lama kemudian, ibu si gadis
kecil datang dan langsung menggendong si gadis kecil pergi.
Terdengar narasi Sim Chung.
'Tunggu'
artinya akan ada sesuatu yang bagus yang akan terjadi. Kata yang meskipun
sesuatu seperti ombak besar datang dan aku pergi jauh, temanku akan tetap
menemukanku. Kata yang meskipun ada sesuatu menyeramkan seperti hiu datang, kau
tidak perlu takut untuk tetap melihat sekitarmu.
Tak lama, Joon Jae pun datang dan langsung ngomel2.
“Aku sudah menyuruhmu menunggu, kan? Kau tahu tidak
artinya 'tunggu'? Kalau kau pergi begitu saja, aku akan pusing. Kau baik-baik
saja? Apa ada yang luka?” tanya Joon Jae.
Terdengar lagi narasi Sim Chung.
Kata
yang berarti temanku berharap aku tidak terluka. Kata yang bisa membuat hatimu
jadi hangat. Kata yang berarti sesuatu yang baik akan terjadi.
Preview Ep 2
0 Comments:
Post a Comment