Sebelumnya...
Hyun
Woo memberitahu hasil penyelidikannya pada Jin Eon tentang kecelakaan yang
dialami Presdir Choi dan Dokgo Ji Hoon di gunung yang menewaskan Ji Hoon. Hyun
Woo berkata, seorang pendaki mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan misterius.
Entah karena kerusakan tali atau kesalahan pendaki. Dan karena itu bukan
kecelakaan biasa, banyak orang dari Taman Nasional Bukhansan yang mengingatnya.
“Kalau
memang kesalahan pendaki, kesalahan seperti apa?” tanya Jin Eon.
Hyun
Woo pun menunjukkan sebuah artikel tentang kecelakaan kerusakan tali pada Jin
Eon.
“Pada
saat itu, tali sangat terkikis, itu artinya talinya terkikis karena menghantam
batu berulang kali. Ayahnya Hae Gang mendaki setelah sebelumnya minum alcohol. Itulah
yang ditetapkan sebagai kesalahan pendaki, dan mungkin itu sebabnya dia terus
menghantam bebatuan.” Ucap Hyun Woo.
“Apa?
Saat dia mendaki, dia minum?” gumam Jin Eon ragu.
Sementara
itu, kita melihat Hae Gang yang duduk sambil menatap tajam ke kursi Presdir
Choi.
Kembali
ke Hyun Woo yang melanjutkan penjelasannya…
“Karena
talinya terbuat dari nilon, itu membuat ujungnya tajam dan memotong bagian
ujungnya berulang kali, kemudian mengelupas. Secara teori ada kemungkinan besar
rusak atau terpotong. Perusahaan tali bersikeras bahwa tidak akan rusak sebanyak
itu hanya dengan tergesek, jadi mereka tidak menjaga talinya dengan baik,
biasanya. Dan mereka bilang itu adalah kasus yang tidak biasa. Tapi tali itu
kurang dari 6 bulan dipasarkan. Itu sebabnya para pendaki bersikeras bahwa itu
bukan karena produknya tidak diatur dengan baik, tapi karena rusak. Meski
mereka berargumentasi ini dan itu, satu hal yang pasti adalah, benar dia memang
memotong talinya pada saat-saat terakhir.” Ucap Hyun Woo.
Jin
Eon lantas membaca artikel yang diberikan Hyun Woo tadi.
“Ada
banyak penyebab kenapa tali bisa rusak. Saat tali digerakkan, benda asing
seperti kotoran atau kerikil masuk ke dalam pelindung tali. Dan memotong
seperti pisau bagian nilonnya menjadi serpihan. Kalau kau merusak tali dengan
rantai eisen atau dengan kapak kecil, kau bisa melihat kerusakannya tapi bagian
dalam tali mungkin saja rusak.”
Hyun
Woo pun bertanya, apa menurut Jin Eon ada seseorang yang memotong tali itu
dengan sengaja. Jin Eon tidak menjawab pertanyaan Hyun Woo, tapi menanyakan
saksi yang melihat kejadian itu.
“Belum
ada saksi mata. Tapi aku bisa mencari tahu pekerja yang bekerja pada saat itu. Karena
itu terjadi sebelum adanya komputerisasi, dia tidak bisa memeriksa daftar
pekerja yang bekerja di tahun 1981 sekarang. Tapi memeriksanya melalui kelompok
pribadi atau kelompok pensiunan. Dia meminta satu sampai dua hari.” Ucap Hyun
Woo.
Jin
Eon pun gemetaran. Ia takut kalau ayahnya benar2 menjadi pelaku pembunuhan ayah
Hae Gang.
Hae
Gang masih menatap tajam kursi Presdir Choi. Namun begitu, Presdir Choi datang
ia berusaha meredam amarahnya dan bersikap biasa saja. Presdir Choi ingin tahu
apa yang membuat Hae Gang datang mencarinya.
“Aku
mendengar tentangmu dan ayahku dari adik kembarku.” Jawab Hae Gang.
Sontak,
wajah Presdir Choi pun sedikit berubah saat Hae Gang menyingung hal itu. Hae
Gang ingin tahu dimana makam ayahnya. Presdir Choi berkata tidak ada makamnya.
Hae Gang terkejut.
“Kami
terjatuh di gunung, dia sangat menyukai gunung.” Ucap Presdir Choi dengan
sedikit gugup.
“Ayahku,
apa kau menebarkan kremasi ayahku dengan tanganmu sendiri?” tanya Hae Gang.
“Karena
tidak ada orang lain selain aku.” jawab Presdir Choi.
“Apa
kata-kata terakhir ayahku? Aku dengar dia yang memotong talinya duluan. Sebelum
dia memotongnya, dia pasti mengucapkan kata-kata terakhirnya. Biasanya pada
situasi seperti itu, orang-orang akan mengucapkan sesuatu untuk keluarganya. Apa
kata-kata terakhir ayahku?” tanya Hae Gang.
“Untuk
menjaga kalian berdua. Dia memintaku untuk menjaga Yong Gi dan Hae Gang.” jawab
Presdir Choi.
“Hae
Gang? Ayahku tidak tahu namaku, Presdir. Nama yang diberikan ayah padaku adalah
Ong Gi.” ucap Hae Gang.
Presdir
Choi pun bergegas meralat ucapannya.
“Ah,
ah, dia bilang Ong Gi. Malam itu, dia memintaku untuk menjaga Yong Gi dan Ong
Gi. Aku terbiasa memanggilmu Hae Gang, maka itulah yang terucap.”
“Itu
adalah kata-kata pertama dan terakhir dari ayahku? Aku datang untuk mendengar
kata-kata itu darimu, Presdir.” Ucap Hae Gang dengan tatapan kecewa mengarah
pada Presdir Choi.
“Pasti
sulit bagimu. Tentu saja, karena dia adalah ayahmu.” jawab Presdir Choi.
“Aku
pasti bertambah tua, karena ini semakin sulit dari yang aku pikirkan. Pikiran
itu sangat menyedihkan, ayahku dan hidup singkat ayahku, pikiran itu sangat
menyedihkan.” Ucap Hae Gang.
Hae
Gang lantas menanyakan foto ayahnya pada Presdir Choi. Saat Presdir Choi
mengambil foto ayahnya, ia pun kembali menatap Presdir Choi dengan tajam. Tapi
begitu Presdir Choi kembali, ia segera merubah tatapannya itu. Hae Gang terdiam
menatap foto ayahnya.
Di
ruangannya, Jin Eon menatap sertifikat hak paten Ssanghwasan. Kata2 Tae Seok
pun kembali terngiang di telinganya bahwa hanya ayahnya lah yang mengetahui
kebenarannya. Apakah sang ayah membunuh temannya atau menyaksikan temannya
menemui ajal, hanya ayahnya lah yang mengetahui kebenaran itu.
“Apa
kau benar2 membunuh ayah Hae Gang?” gumam Jin Eon.
Jin
Eon lantas menghubungi seseorang bernama Dokter Lee. Pada Dokter Lee, Jin Eon
menanyakan tentang keadaan kaki ayahnya. Jin Eon beralasan bahwa sang ayah
tidak pernah memberitahunya soal itu. Jin Eon kemudian meminta Dokter Lee
mengirimkan hasil rontgen ayahnya. Jin Eon juga meminta Dokter Lee agar tidak
mengatakan apapun pada ayahnya bahwa ia menelpon Dokter Lee.
Di
ruangannya, Tae Seok baru menyadari bahwa Hae Gang adalah sosok yang
mengerikan. Tae Seok memberitahu Produser Kim, bahwa Produser Kim dipecat bukan
karena melakukan korupsi, tapi karena mengkhianati Yong Gi. Tae Seok juga
berkata bahwa Song In Baek yang namanya muncul di dalam catatan Kim Sun Yong
juga dipecat Hae Gang.
Produser
Kim terkejut, maksudmu manajer kepala dari pusat penelitian Choon Won?
“Saat
memotong tangan dan kakiku, dia juga balas dendam untuk adiknya. Membunuh dua
burung dengan satu batu.” Ucap Tae Seok.
“Seperti
yang kau katakan, aku bisa keluar dan pergi ke perusahaan lain, bagaimana
denganmu? Tuntutannya sekarang mengarah kepadamu, bukan hanya Pudoxin. Segeralah
tuntut Wakil Presdir Do besok.” Jawab Produser Kim.
“Tidak.
Do Hae Gang tidak bisa berkata apapun di pengadilan. Seperti yang kau katakan,
itu melanggar undang2 hukum dan hukum kriminal, masalahnya adalah Baek Seok. Dia
memliki salinannya, dan salinan itu sama dengan yang asli dan bisa digunakan
sebagai bukti. Kita harus menghentikannya. Kita harus memastikan pengacara Baek
Seok tidak bisa hadir di persidangan.” Ucap Tae Seok.
Di
ruangannya, Jin Eon berusaha menghubungi Hae Gang, tapi ponsel Hae Gang sibuk
terus.
Hae
Gang sendiri lagi telponan sama adik kembarnya. Pada Yong Gi, ia bercerita
bahwa ia sudah melihat foto ayah mereka. Hae Gang mengaku hatinya sedih setelah
melihat foto ayah mereka.
“Wow,
kau juga bisa bersedih. Baguslah.” Ledek Yong Gi.
“Eonni,
kau harus memanggilku Eonni.” Ucap Hae Gang.
“Kau
benar-benar ingin dipanggil begitu? Kalau aku memikirkanmu, kau sangat
membosankan dan tukang perintah, eonni 3 menit. Kenapa kau berbicara dengan
nada memerintah? Karena kau memiliki kekuasaan dan posisi elit di dalam
kehidupanmu?” cerocos Yong Gi.
Yong
Gi pun mengunyah sesuatu, sampai menimbulkan suara.
“Tapi
kau makan apa sampai bersuara begitu?” tanya Hae Gang.
“Somyul.”
Jawab Yong Gi.
“Apa?
Somyul? Maksudmu menghilang?” tanya Hae Gang.
NOTE
: Dalam Bahasa Korea, somyul artinya menghilang.
“Apa
kau bilang? Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang kehidupan, benarkan? Aku
rasa begitu, bagaimana mungkin orang yang hanya minum anggur tahu tentang minum
dalam airmata.” Ucap Yong Gi kaget.
“Jadi
apa sebenarnya somyul itu?” tanya Hae Gang.
“SOju
dan MYULchi (ikan teri). Bukankah sudah jelas? Aku mengirimkan pesan telepati,
tapi apa?” gerutu Yong Gi.
“Apa
yang kau kirimkan kepadaku lewat telepati?” tanya Hae Gang.
“Karena
kau sudah bekerja keras, mari kita minum, telepati seperti itu.” jawab Yong Gi.
“Mari
kita makan somyul saat persidangannya selesai.” Ucap Hae Gang.
“Untuk
merayakan kekalahan?” tanya Yong Gi.
“Untuk
merayakan kekalahan dalam persidangan.” Jawab Hae Gang.
“Baiklah,
setuju. Tapi, tadi aku bertemu dengan ayah mertuamu, dan ahjusshi itu ingin
mendirikan gedung pusat penyakit yang tidak bisa disembuhkan untuk Woo Joo dan
aku. Dia bilang itu adalah hadiah dari ayah dan memintaku untuk mengelolanya. Berapa
banyak uang yang dia punya sampai sedermawan begitu? Kalau aku punya uang
sebanyak itu, akankah aku juga dermawan seperti dia? Yah, kalau kau memiliki 2-
3 milyar won, berapa banyak yang dimiliki Presdir Choi?” ucap Yong Gi.
Hae
Gang pun geram mendengarnya.
Gyu
Seok keluar dari kamarnya dan terdiam sejenak melihat Yong Gi yang menenggak
soju. Tak lama kemudian, ia beranjak ke lemari es dan mengambil air putih. Yong
Gi mengajak Gyu Seok minum bersamanya, tapi Gyu Seok menolak. Yong Gi pun
dengan sebal berkata bahwa ia sudah menduga kalau Gyu Seok akan menolaknya.
“Bisakah
kau mengajari aku?” tanya Yong Gi lagi.
“Maksudmu
belajar Bahasa Inggris?” tanya Gyu Seok.
“Bahasa
inggris dan juga pelajaran tentang penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Dan
kau yang terbaik di bagian itu.” jawab Yong Gi.
“Itu
benar.” ucap Gyu Seok memuji dirinya sendiri dengan santainya.. LOL LOL
“Jelaskan
secara cepat tentang penyakit yang tidak bisa disembuhkan sebelum kau kembali
ke kamarmu.” Pinta Yong Gi.
“Ada
sekitar 6 - 8 jenis penyakit, dan sekitar 5-6% orang di seluruh dunia menderita
penyakit itu. Sekitar 80% adalah karena keturunan, 50-75% terjadi pada
anak-anak. Sekitar 30% pasien meninggal sebelum berusia 5 tahun, obat yang
tersedia dipasaran kurang dari 5%. Ada sekitar 350 pasien di seluruh dunia, dan
sekitar 500 penderita di Korea.” Ucap Gyu Seok.
Gyu
Seok lantas mengajak Yong Gi minum bersama. Yong Gi mau mengambilkan gelas,
tapi Gyu Seok berkata tidak usah dan malah mengambil gelasnya yang tadi. Yong
Gi terkejut menatap Gyu Seok yang malah minum soju dengan gelas yang berukuran
lebih besar.
“Aku
kira kau tidak bisa minum.” Ucap Yong Gi.
“Bukannya
tidak bisa, tapi tidak mau.” jawab Gyu Seok.
“Kenapa
tidak?” tanya Yong Gi.
“Bagiku,
alkohol sama dengan air. Jadi aku lebih memilih minum air yang lebih sehat.”
Jawab Gyu Seok.
“Jadi
saat kau minum air, kau meminumnya seolah-olah itu alkohol?” tanya Yong Gi.
“Kadang-kadang
aku melakukannya. Aku melakukannya setiap kali aku mengisi penuh gelas ini.”
jawab Gyu Seok.
“Oh,
yang barusan tadi juga?” tanya Gyu Seok.
Gyu
Seok pun membenarkan.
“Kau
itu alien, benarkan? Kau berasal dari bintang yang mana?” tanya Yong Gi.
“Aku
datang dari luar angkasa (Woo Joo). Kita semua.” Jawab Gyu Seok.
Yong
Gi lalu memandangi wajah Gyu Seok. Gyu Seok yang tak nyaman dipandangi begitu
pun bertanya kenapa Yong Gi memandanginya seperti itu.
“Karena
kau mengagumkan. Kau luar biasa sekarang ini. Kalau saja aku bukan seorang ibu,
aku pasti berdebar-debar untukmu.” Jawab Yong Gi.
Yong
Gi pun kembali menuangkan soju ke dalam gelasnya.
“Berdebar-debar
itu, kau bisa melakukannya. Lakukanlah. Maksudku, mari kita lakukan, mari kita
coba.” Ucap Gyu Seok.
“Kenapa?
Kenapa dengan orang seperti aku?” tanya Yong Gi.
“Karena
kau adalah ibunya Woo Joo.” Jawab Gyu Seok.
Jin
Eon masuk ke ruangan sang ayah dan terdiam menatap kursi sang ayah. Kata2 sang
ayah di masa lalu pun terngiang di telinganya.
“Matamu, itu bukan tatapan pada seorang ayah. Itu
adalah tatapan kau menyembunyikan cakarmu dari musuhmu dan menunggu kesempatan,
datanglah padaku sesukamu, datanglah kapan saja. Datanglah kepadaku kalau kau
mau, karena aku akan mencabut semua kuku-kukumu. Meski kau punya kesempatan,
kau tidak akan bisa menang dariku. Kau tidak pernah bertarung meski sekalipun. Kau
tidak pernah mempertaruhkan semuanya. Untuk hidup atau mati, orang yang tidak
pernah mempertaruhkan segala yang dimilikinya. Tidak akan pernah bisa menang
melawanku.”
Hae
Gang berniat menjual semua property miliknya untuk membeli saham.
Keesokan
harinya, Seol Ri tampak sibuk mengurusi anak2. Sementara Seok lagi di dapur
bersama sang ayah. Sang ayah tampak sibuk membuat bekal karena ia akan membawa
anak2 ke sauna. Seok berkata, kalau ayahnya akan mendapat teguran jika membawa
telur dan minuman dari rumah.
“Hei,
disana dua telur harganya 1.000 won. Berapa banyak mulut yang harus diberi
makan? Ayah tidak sanggup. Kami akan menyembunyikannya dan memakannya.” Jawab
Sang ayah.
Tak
lama kemudian, Seol Ri datang memanggil Seok. Seok pun bergegas mengikuti Seol
Ri ke kamar. Setibanya di kamar, Seol Ri menyuruh Seok memakai krim pelembab.
Saat Seok tengah mengoleskan krim pelembab itu ke wajahnya, Seol Ri menyinggung
soal persidangan.
“Apakah
lebih baik untuk memanfaatkan pendapat publik?” tanya Seol Ri.
“Mereka
akan memblokir artikelnya sebelum diterbitkan, dan mereka akan menutupinya
dengan artikel gossip. Meskipun berjalan lambat, aku akan berusaha bertarung
keras. Pelan-pelan, aku akan membuat kemenangan.” Jawab Seok.
“Apakah
tidak ada cara supaya tidak diblokir?” tanya Seol Ri.
“Aku
tidak punya waktu untuk memikirkannya.” Jawab Seok.
“Baiklah,
fokus saja pada persidangan, aku akan mencari tahu.” ucap Seol Ri.
Di
kantor, Jin Ri geram karena sang ayah memberikan saham pada Hae Gang.
“Pemegang
saham nomor satu adalah Choi Jin Eon, kedua Do Hae Gang dan ketiga Hong Se Hee!
Bagaimana bisa dia tidak memberiku satu sahampun? Aku adalah putrinya! Bukan Do
Hae Gang, akulah putrinya!”
“Aku
bisa mengumpulkan dan membeli saham, strateginya kita merilis saham di pasaran
dan membelinya. Kita bisa membeli dengan memakai nama orang lain tanpa
sepengetahuan siapapun.” Jawab Tae Seok.
“Aku
akan memberitahu Do Hae Gang tentang Ssanghwasan.” Ucap Jin Ri.
“Biarkan
adik ipar yang memberitahunya. Jumlah saham mereka berdua totalnya lebih dari
28%, kita harus memisahkan mereka. Kalau kita terlibat, mereka akan
memperhitungkannya secara berbeda, biarkan saja dulu mereka memperhitungkannya.”
Jawab Tae Seok.
“Apakah
Jin Eon akan memberitahunya?” tanya Jin Ri.
“Adik
ipar akan melakukannya.” Jawab Tae Seok.
Hyun
Woo berada di ruangan Hae Gang. Ia terkejut saat Hae Gang berencana
mempekerjakan pegawai kontrak. Hyun Woo lantas menanyakan nasib para peneliti.
Apa Hae Gang mau memecat mereka semua?
“Pemasukan
dari bagian R & D memang banyak, tapi pengeluaran yang sia-sia juga banyak.
Pekerjakan 70% pegawai kontrak untuk pengembangan obat baru. Hanya itu
satu-satunya cara untuk menghemat waktu dan uang.” Ucap Hae Gang.
“Apakah
Presdir Choi Jin Eon juga mengetahuinya?” tanya Hyun Woo.
“Beritahu
dia, dan buatlah daftar proyek mana yang direncanakannya yang memerlukan
kontraktor. Dan juga, katakan padanya kita harus menyimpan untuk impor jangka
pendek dan aku ingin mengatur kembali biaya atas barang-barang yang tidak
begitu penting.” Jawab Hae Gang.
Pembicaraan
mereka pun terhenti lantaran mendengar teriakan Jin Ri di luar. Hyun Woo pun
bergegas pergi. Bersamaan dengan itu, Jin Ri menerobos masuk ke dalam dan
hampir saja Hyun Woo menabrak pintu yang dibuka Jin Ri dengan kasar dari luar.
Aku
minta maaf Wakil Presdir.” Ucap Seketaris Shin.
“Kenapa
kau yang meminta maaf sekretaris Shin? Yang berbuat salah yang seharusnya
meminta maaf.” Jawab Hae Gang.
“Apa
kau bilang?” ucap Jin Ri kesal.
“Kau
boleh pergi, tidak perlu menyajikan teh, Sekretaris Shin.” Ucap Hae Gang.
“Kenapa
kau memecat Kim Moon Shik dan Yoon Seok Cheol?” tanya Jin Ri begitu Seketaris
Shin keluar.
“Kenapa
aku memecat mereka?” tanya Hae Gang sambil bangkit dari duduknya dan berdiri di
depan Jin Ri.
“Yeah,
kenapa kau memecat mereka? Apa kau memecat mereka karena mereka adalah
bawahanku? Kau tidak bisa memotong kepalaku, jadi kau memotong tanganku dan
berani untuk menguasai perusahaan?” protes Jin Ri.
“Setiap
departemen atau cabang yang melakukan korupsi harus diberhentikan tidak perduli
siapa pemimpinnya. Itu adalah prinsip restrukturisasi kita sekarang.” jawab Hae
Gang.
“Apa?
Prinsip? prinsip apa? Prinsip apa? Prinsip untuk membunuh suamiku dan aku? Kau
berbuat curang. Kau hanya berusaha untuk melenturkan ototmu dihadapan para
karyawan sekarang ini. Kau berusaha menginjak-nginjak kami dengan sengaja
sekarang ini! Kenapa kau tidak menaruh pisau guillotine diluar perusahaan? Taruhlah
dan gantung kepala suamiku dan kepalaku setelah kau memenggalnya. Beraninya
kau? Kau pikir kau siapa?” teriak Jin Ri.
“Apa
kau sudah selesai? Kalau begitu silahkan pergi sebelum aku memanggil keamanan
dan menggunakan kekerasan.” Ucap Hae Gang.
Mendengar
itu, emosi Jin Ri memuncak. Ia mengangkat tangannya dan hendak menampar Hae
Gang. Hae Gang pun langsung menangkisnya dan menatap Jin Ri dengan tatapan
lasernya.
“Aku
rasa tanganku lebih kuat, kau harus menghentikannya. Kalau kau melakukannya sekali
lagi, aku akan menampar wajahmu. Tolong jaga sikapmu denganku, jagalah
ucapanmu.” Ucap Hae Gang.
Jin
Eon pergi menemui Presdir Lee, yang dulu pernah bekerja di Taman Nasional
Bukhansan. Presdir Lee lantas mengajak Jin Eon bicara di tempat yang lebih
nyaman.
“Apa
kau ingat pada kecelakaan itu?” tanya Jin Eon.
“Tentu
saja, itu adalah kedua kalinya aku dikirim setelah selesai pelatihan. Saat itu
aku tidak tahu apa yang terjadi. Helikopter terdengar sangat menakutkan.” Jawab
Presdir Lee.
“Apa
penyebab dari kecelakaan itu?” tanya Jin Eon.
“Ada
banyak perdebatan apakah karena talinya rusak atau tidak. Bagi kami, setelah
tugas penyelamatan selesai, itu saja, jadi kami tidak tahu kesimpulannya. Saat
mendaki bersama, salah seorang dari mereka terpeleset, jadi mereka saling
bergantung pada tali temannya. Berapa banyak dia berjuang supaya tidak mati?.”
Jawab Presdir Lee.
“Aku
dengar dia memotong talinya demi temannya.” Ucap Jin Eon.
“Dengan
gunung yang berbahaya seperti itu, kau memerlukan cerita yang menyentuh. Dengan
begitu, orang bisa memiliki pengharapan dan mengikutinya.” Jawab Presdir Lee.
“Lalu?”
tanya Jin Eon.
“Dia
terluka parah dan mengalami pendarahan. Ada banyak darah di salah satu kakinya.
Bukan yang meninggal, tapi yang hidup. Sebelum memutuskan apakah kau harus
hidup, setidaknya kau harus hidup, mereka mungkin mengatakan, kau mati, aku
tidak bisa mati.” Jawab Presdir Lee.
“Kalau
begitu ada pertarungan fisik.” Gumam Jin Eon.
“Apakah
artinya ada banyak darah?” tanya Jin Eon lagi.
“Karena
dia menghantam dinding berulang kali, cukup untuk menghancurkan tulangnya. Yang
menunjukkan dia berjuang untuk hidupnya. Itu bukan musim salju, tapi hari
hangat di bulan Mei, tidak ada angin yang bisa menyebabkan dia menghantam
jurang. Cerita menyentuh dibuat oleh orang yang hidup, dan hanya mereka berdua
yang tahu kebenarannya. Aku baru sebulan bekerja dan hanya mengikuti perintah
para senior. Aku hanya ingat sampai di situ. Para sunbae yang melakukan
penyelamatan.” Jawab Presdir Lee.
“Kalau
begitu, mereka adalah rekan sekerja dulu?” tanya Jin Eon.
“Mereka
berdua sudah meninggal.” Jawab Presdir Lee, yang membuat Jin Eon menghela napas
karena tidak menemui titik terang.
“Tapi
kenapa kau ingin tahu kecelakaan dari 30 tahun yang lalu? Tadi kau bilang di
telpon itu adalah karena kecelakaan ayahmu. Yang mana ayahmu? Yang meninggal?
Yang selamat?” tanya Presdir Lee.
“Mereka
berdua adalah ayahku.” Jawab Jin Eon, membuat Presdir Lee bingung.
Tae
Seok memanggil Hae Gang ke ruangannya. Ketegangan pun langsung terasa begitu
mereka seruangan. Tae Seok melarang Hae Gang duduk, ia menyuruh Hae Gang tetap
berdiri selagi mereka bicara. Hae Gang pun kesal, tapi ia masih berusaha untuk
sabar.
“Kim
Hak Soo, Lee Se Jong, Shin Jong Beom, Kim Woo Reuk, Cho Eun Taek, Song In Baek.
Kau berani mengeluarkan semua organ dalamku? Maka seharusnya kau memegang pisau
bedah, bukan kapak. Kau seharusnya tidak menghinaku dalam skala besar dimana
semua orang melihatnya, Wakil Presdir Do. Kembalikan mereka kepadaku. Aku tidak
menyetujuinya, jadi pekerjakan kembali orang-orangku.” Ucap Tae Seok.
“Aku
tidak bisa melakukannya. Kau bersikap bodoh sekali bagiku untuk menutupi
semuanya. Korupsi dan kelalaian pekerjaan bisa dimaafkan, tapi kejahatan UU
farmasi, suap, korupsi obat dan pemalsuan. Kau seharusnya merasa beruntung
karena tidak dikirim ke penjara.” Jawab Hae Gang.
“Apa?
Penjara? Aku rasa kau tidak berada dalam posisi untuk mengatakan itu. Kenapa
kau bersikap seperti kau menjadi orang yang berbeda? Apa kau benar-benar sudah
membuka lembaran baru, Pengacara Do?” tanya Tae Seok.
“Aku
berusaha yang terbaik pada tugas yang diberikan kepadaku. Tidak seperti kau,
Direktur Eksekutif, aku belum memiliki orang-orang yang setia padaku. Jadi itu
berkah bahwa aku diberi wewenang untuk menyingkirkan lawanku. Apa kau akan
tetap berkata begitu kalau situasinya dibalik? Tempatkan orang baru di
sekitarmu. Kalau kau membiarkan orang busuk berada di sekitarmu. Kau bisa
mendapat masalah besar karena mereka.” Jawab Hae Gang.
“Kim
Sun Yong. Dia tidak melakukan bunuh diri, Pengacara Do. Itu adalah pembunuhan.”
Ucap Tae Seok.
Hae
Gang terkejut.
“Ketahuilah
itu untuk sidang kedua, dan persiapkan dengan baik. Aku bertemu Pengacara Baek
Seok kemarin dan dia berusaha menyeldiki aku untuk strategi pertahanan di sidang
kedua. Aku rasa kau harus membuat pertahanan spesial untuk melindungi aku. Berdasarkan
pasal 307 undang-undang kriminal : berbagi rahasia. Kalau kau membocorkan
rahasia yang kau dapatkan dari klienmu, kau bisa dipenjara setidaknya 3 tahun
dan ijinmu akan dicabut selama 10 tahun, atau harus membayar denda 7 juta won,
ingatlah itu Pengacara Do.” Ucap Tae Seok.
Setelah
mengatakan itu, Tae Seok menyuruh Hae Gang pergi. Namun saat langkah Hae Gang
tiba di depan pintu, Tae Seok kembali berbicara.
“Tapi
ini aneh. Bukankah Kim Sun Yong adalah tunangan adikmu? Dia bilang ayah dari
anaknya tidak bunuh diri, tapi dibunuh, tapi kenapa kau diam saja? Karena itu
ada hubungannya denganmu, meskipun kau tidak marah, kau setidaknya merasa
sedikit kesal, aneh sekali kau hanya diam saja.” Ucap Tae Seok.
Hae
Gang kesal, tapi ia masih berusaha menahan dirinya agar tidak meledak.
“Dengan
50 juta yang aku terima, setidaknya 10 darinya mengatakan padaku untuk tidak
marah lagi. Kalau aku mulai marah, aku tidak bisa menang melawanmu. Tujuanku
bukanlah Min Tae Seok, tapi menjadi pemilik dari Farmasi Cheon Nyeon.” Ucap Hae
Gang.
Hae
Gang masuk ke sebuah ruangan. Tapi bukan ruangannya, melainkan ruangan Jin Eon.
Hae Gang menyentuh papan nama Jin Eon. Setelah itu, ia duduk di kursi Jin Eon
dan menyentuh meja Jin Eon. Ingatannya kemudian melayang pada kata2 Jin Eon.
“Sekarang ini, aku hanya harus menahannya dan terus
menahannya. Tidak ada yang mustahil saat aku bersamamu. Apakah kau mengijinkan
atau tidak. Itu adalah keputusanmu.”
Hae
Gang juga ingat kata2 Jin Eon saat mereka makan siang bersama tadi.
“Aku mungkin tidak akan pernah bisa lagi memakan
masakanmu, benarkan? Aku seharusnya memakannya saat kau memasak untukku,
memakannya yang banyak. Haruskah kita hidup bersama selama satu bulan? Selama
satu bulan, apapun yang kau inginkan dariku, apapun yang kau inginkan. Bisakah
aku pergi dari hidupmu setelah itu?”
Hae
Gang sekuat tenaga menahan kesedihannya. Tak lama kemudian, ia bangkit dari
kursi Jin Eon. Bersamaan dengan itu, Jin Eon masuk ke ruangannya dan tertegun
melihat sosok Hae Gang. Kata2 Jin Eon kembali terngiang di telinga Hae Gang.
“Hanya satu bulan saja. Maka aku akan hidup dengan
kenangan itu.”
“Apa
yang akan kau lakukan malam ini?” tanya Hae Gang.
“Memikirkanmu.”
Jawab Jin Eon, yang membuat Hae Gang tersenyum.
“Kenapa?
Apa kau suka di sana? Haruskah kita bertukar tempat? Aku akan jadi Wakil
Presdir dan kau akan jadi Presdir bagian R&D.” ucap Jin Eon.
Hae
Gang tidak menjawab. Ia diam saja, ia tersenyum sembari melangkah mendekati Jin
Eon. Hae Gang kemudian menggenggam tangan Jin Eon dan mengajak Jin Eon pergi.
“Aku
akan memasakkan makan malam untukmu, ayo kita pergi.” Ajak Hae Gang.
Jin
Eon tertegun, apa?
“Aku
juga akan membuatkanmu sarapan besok. Ayo kita pergi.” Jawab Hae Gang.
Jin
Eon berkaca2 mendengarnya….
Bersambung…….
Preview Ep 38
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment