Ga Eun protes karena harus mengantar PM Lee Sun ke tempat Woo Bo, padahal PM Lee Sun sudah tahu jalan ke sana. Dengan wajah cemberut, ia bertanya sampai kapan ia harus jadi penunjuk jalan PM Lee Sun. PM Lee Sun nyeletuk, selamanya. Ga Eun pun terkejut.
“Ga Eun-ah, sejujurnya ada
yang ingin kusampaikan kepadamu. Maksudku adalah... Aku...”
Belum sempat menyelesaikan
kalimatnya, mereka melihat Woo Bo dan kerumunan warga berlari ke hutan. Mereka
pun bergegas mengikutinya. Betapa terkejutnya mereka melihat ayah Lee Sun yang
sudah terbujur kaku. PM Lee Sun memeluk Ga Eun agar Ga Eun tak perlu melihat
jasad ayah Lee Sun.
“Lebih baik kehilangan satu
lengan atau satu kaki.” Ucap salah satu warga.
“Kau tidak mengerti juga? Ini
peringatan. Inilah yang terjadi jika kita melawan Departemen Pengadaan Air. Karena
itulah mereka membunuhnya.” Sahut warga yang lain.
Warga lalu memberitahu Woo Bo tentang Lee Sun yang berniat balas dendam ke Departemen Pengadaan Air. PM Lee Sun dan Ga Eun panic. PM Lee Sun ingin tahu kemana Lee Sun pergi.
Lee Sun bergetar penuh
amarah melihat Tae Ho. Ia menyiapkan celuritnya untuk membunuh Tae Ho, tapi
syukurlah PM Lee Sun datang tepat waktu dan menghentikannya. Tapi Lee Sun tetap
ingin membalas dendam. Mereka pun bergumul. PM Lee Sun susah payah menghentikan
Lee Sun.
“Aku tidak bisa membiarkanmu
menjadi seorang pembunuh. Membalas dendam bukanlah jalan keluar. Karena itu
hukum ada.” Ucap PM Lee Sun.
“Keadilan? Hukum? Hukum
tidak menyelamatkan rakyat jelata seperti aku!” teriak Lee Sun.
Chung Woon datang dan
mencengkram kuat tangan Lee Sun yang memegang celurit. PM Lee Sun pun dengan
tegas menyuruh Chung Woon melepaskan Lee Sun. PM Lee Sun meminta maaf. Ia
berkata, tidak seharusnya ia melibatkan diri.
“Aku akan membalas kematian
ayahmu yang tidak adil, bersabarlah.” Ucap PM Lee Sun.
“Memangnya siapa kau? Kenapa
aku harus menunggumu?” tanya Lee Sun.
PM Lee Sun pun mengungkapkan
siapa dirinya. Sontak Lee Sun terkejut, apalagi setelah PM Lee Sun menunjukkan
perhiasan emasnya.
Lee Sun menyalahkan PM Lee Sun. Ia ingin menebas PM Lee Sun tapi tangannya terus saja bergetar. Alhasil, ia hanya bisa tertunduk pedih sambil berteriak memanggil ayahnya.PM Lee Sun pun tampak berkaca2.
Hwa Gun hanya bisa tertunduk saat Dae Mok menginterogasinya soal Seja. Tak lama, Gon datang dan melapor bahwa ia melihat Chung Woon bersama dua pemuda.Dae Mok tersenyum evil dan menyuruh Gon menangkap Seja. Hwa Gun cemas kalau kakeknya akan membunuh Seja.
PM Lee Sun yang sudah
mengenakan jubah kebesarannya berkata bahwa ia sudah mengutus Hanseongbu untuk
menyelidiki Departemen Pengadaan Air. Ia juga berkata, akan meminta ayahnya
menghukum orang2 yang sudah membunuh ayah Lee Sun.
Lee Sun terus menunduk. Dengan hormat dan tangan gemetaran, ia mengembalikan perhiasan emas milik Seja. Namun Seja menolak menerima perhiasannya dan berkata Lee Sun bisa membawa perhiasan emasnya sampai ia bisa membayar kematian ayah Lee Sun. Chung Woon tak setuju, tapi Seja tak mau mendengarnya dan bertanya kapan Panglima Kerajaan datang.
Namun begitu keluar, jaring terangkat menutupi jalan mereka. Kawanan pembunuh pun muncul dan mengarahkan anak panahnya pada mereka. Di atap, muncullah Gon. Chung Woon langsung bersiaga dengan pedangnya.
0 Comments:
Post a Comment