Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 20 Part 2

Sebelumnya...


Ga Eun melapor pada Daebi Mama kalau dia tidak menemukan sesuatu yang aneh pada kiriman orang Pyunsoo-hwe untuk Raja. Ga Eun bilang, hanya ada sebuah vas yang berisi bunga anggrek dan terselip tabung bamboo di sana namun tidak ada yang istimewa.

“Apakah itu anggrek mahal?” tanya Daebi Mama.

“Tidak, bukan.” jawab Ga Eun.

“Namun Jusang jarang menganggap sesuatu itu berharga. Satu-satunya yang membuat ia terobsesi berat adalah…”

Daebi ingin mengatakan kalau Raja terobsesi berat pada Ga Eun, namun tak jadi dan ia memuji kerja Ga Eun.


Setibanya diluar, Ga Eun bertanya2 sendiri kenapa Raja terus saja menolongnya.

  
Keesokan harinya, Jae Hon menghadap Daebi. Ia nampak ingin mengatakan sesuatu pada Daebi. Daebi bertanya, apa yang mau dikatakan Jae Hon.

“Apakah anda pun mengetahui ini? Bahwa orang yang naik tahta lima tahun lalu bukanlah Seja Jeoha yang asli?” tanya Jae Hon.

Daebi terkejut, namun anehnya ia cepat2 menyangkalnya.

“Anda tidak tahu?” tanya Jae Hon.

“Jenderal! Apa kau menyadari betapa berbahaya ucapanmu barusan itu?” jawab Daebi.

“Maaf telah mengagetkan anda, Mama. Namun, anda harus mendengar kebenarannya. Raja yang saat ini memangku tahta, bukanlah Seja Jeoha asli. Dia pengganti yang dikirim oleh Pyunsoo-hwe.” Ucap Jae Hon.

“Pyunsoo-hwe meletakkan Raja palsu?” tanya Daebi.

“Begitulah, Mama. Memang sulit untuk dipercaya.” Jawab Jae Hon.

  
“Tidak, sama sekali tidak. Benar. Aku tidak bisa bilang bahwa aku tak pernah mencurigainya. Jelas-jelas Pyunsoo-hwe membunuh Raja terdahulu, namun Jusang tidak melakukan apa-apa.” Jawab Daebi.
“Di hari kematian mendiang Raja, saya tengah tidak berada di ibukota. Saya merasa sangat bersalah.” Sesal Jae Hon.

“Jangan menyalahkan dirimu. Jika kau tidak memimpin pasukanmu, maka penjajah pasti sudah memasuki tanah kita.” jawab Daebi.

“Keadaan sudah berubah. Saya bisa menggerakkan pasukan saya. Saya memiliki 10 ribu pasukan berkuda dan 30 ribu pasukan bersenjata. Pasukan elit saya mampu bergerak secepat angin, dan mencapai ibukota dalam 20 hari. Saya akan kembali dengan pasukan besar. Saya akan mengoyak semua iblis anggota Pyunsoo-hwe, dan meluruskan keadaan.” Ucap Jae Hon.

Entahlah apa yang dipikirkan Daebi namun, ia tampak memikirkan kata2 Jae Hon.

  
Pertemuan Daebi dan Jae Hon sampai ke telinga Dae Mok. Hwa Gun yakin Jae Hon datang bukan hanya untuk mengucapkan salam. Menteri Joo cemas kalau Jae Hon menggerakkan pasukan untuk melawan mereka.

“Tapi, bukankah dia tidak setia pada mendiang Raja? Dia bahkan tidak bergerak saat mendiang Raja diserang. Kenapa sekarang dia memihak Daebi?” ucap Menteri Heo.

Dae Mok lantas memberikan tugas pada Hwa Gun. Ia menyuruh Hwa Gun mencari tahu apa yang dibicarakan Daebi dan Jae Hon. Tak hanya itu, Dae Mok juga mengambil cambuknya dan memberikannya pada Hwa Gun. Ia mengizinkan Hwa Gun memanggil pasukan kalau memang diperlukan. Dae Mok juga mengingatkan Hwa Gun kalau masa depan Pyunsoo-hwe ada di tangan Hwa Gun.

  
Kwang Ryul menemui Woo Bo karena Jae Hon ingin bertemu dengan Seja secara pribadi. Woo Bo berkata, akan menyampaikannya pada Seja. Saat Kwang Ryul hendak pergi, Woo Bo mencoba mencari tahu alasan Jae Hon kembali ke ibukota. Kwang Ryul bilang akan menjelaskanya nanti pada Seja.

  
Jae Hon sedang berjalan menuju kediaman Kwang Ryul. Ninja nya Pyunsoo-hwe tampak mengikutinya diam2. Jae Hon yang mengetahui itu, dengan lincahnya memanjat tembok dan berhasil menghindari kejaran orang Pyunsoo-hwe.

  
Chung Woon tampak cemas karena Seja mengunjungi Kwang Ryul di larut malam. Seja bilang, itu karena ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Sesampainya di sana, Jae Hon langsung berlutut, memberi penghormatan pada Seja. Seja terkejut melihat Jae Hon.

“Saya selalu merasa ini aneh. Dia boneka Pyunsoo-hwe, Raja palsu. Sekarang, semuanya masuk akal.” Ucap Jae Hon.

“Lee Sun tidak bersalah sama sekali. Dia kesulitan karena aku.” bela Seja.

“Anda tidak boleh membelanya. Menduduki singgasana milik Jeoha saja merupakan pengkhianatan. Jeoha, sekarang juga, mari serang Pyunsoo-hwe.” Ajak Jae Hon.

Seja terkejut, Jenderal!

  
“Singkirkan mereka semua dan balaskan dendam mendiang Raja. Singkirkan semua dalam sekali libas dan koreksi segala hal yang salah. Saya dan pasukan akan mengabdi pada anda sampai mati.” Ucap Jae Hon.

“Jika kau menggerakkan pasukan di perbatasan, penjajah akan memasuki tanah kita.” jawab Seja.

“Saya sudah menandatangani perjanjian damai dengan mereka. Sekarang ini saat yang tepat untuk menggerakkan semua tentara perbatasan. Anda harus membuat keputusan.” Ucap Jae Hon.

Tiba2, terdengar suara Woo Bo diluar. Mereka pun langsung berlari keluar.

  
Woo Bo berlutut, ia memohon agar Seja tidak menggunakan pasukan untuk menyerang Pyunsoo-hwe. Jika Seja memutuskan menyerang, akan terjadi peperangan lahan dan rakyat akan menderita.

Jae Hon ikut berlutut, membujuk Seja menggerakkan pasukan.

  
Seja tampak bingung. Ia menatap ke arah Woo Bo dan berkata kalau sekarang rakyat pun sudah menderita karena ulah Pyunsoo-hwe.

“Jika aku menunda dan ragu-ragu akan lebih banyak nyawa melayang. Berapa lama lagi aku harus menunggu? Kapan pertarungan ini akan mencapai akhir?” ucap Seja.

“Nyawa Jeoha selalu dipertaruhkan. Jalan hidup anda dipenuhi oleh peperangan yang tiada ujungnya. Namun, hanya ada satu cara untuk menyingkirkan Pyunsoo-hwe, serta menyelamatkan rakyat.” Jawab Woo Bo.

“Apa maksudmu nyawa Jeoha selalu dipertaruhkan? Beraninya kau bicara begitu?” sewot Jae Hon.

Jae Hon lalu memohon agar Seja menggerakan pasukan untuk membasmi Pyunsoo-hwe.

Seja semakin bingung. Ia tidak tahu harus mengikuti saran Woo Bo atau Jae Hon.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...