Sebelumnya...
Ga Eun melapor pada Daebi Mama kalau dia tidak menemukan sesuatu yang aneh pada kiriman orang Pyunsoo-hwe untuk Raja. Ga Eun bilang, hanya ada sebuah vas yang berisi bunga anggrek dan terselip tabung bamboo di sana namun tidak ada yang istimewa.
Keesokan harinya, Jae Hon menghadap Daebi. Ia nampak ingin mengatakan sesuatu pada Daebi. Daebi bertanya, apa yang mau dikatakan Jae Hon.
āTidak, sama sekali tidak. Benar. Aku tidak bisa bilang bahwa aku tak pernah mencurigainya. Jelas-jelas Pyunsoo-hwe membunuh Raja terdahulu, namun Jusang tidak melakukan apa-apa.ā Jawab Daebi.
Pertemuan Daebi dan Jae Hon sampai ke telinga Dae Mok. Hwa Gun yakin Jae Hon datang bukan hanya untuk mengucapkan salam. Menteri Joo cemas kalau Jae Hon menggerakkan pasukan untuk melawan mereka.
Dae Mok lantas memberikan tugas pada Hwa Gun. Ia menyuruh Hwa Gun mencari tahu apa yang dibicarakan Daebi dan Jae Hon. Tak hanya itu, Dae Mok juga mengambil cambuknya dan memberikannya pada Hwa Gun. Ia mengizinkan Hwa Gun memanggil pasukan kalau memang diperlukan. Dae Mok juga mengingatkan Hwa Gun kalau masa depan Pyunsoo-hwe ada di tangan Hwa Gun.
Kwang Ryul menemui Woo Bo karena Jae Hon ingin bertemu dengan Seja secara pribadi. Woo Bo berkata, akan menyampaikannya pada Seja. Saat Kwang Ryul hendak pergi, Woo Bo mencoba mencari tahu alasan Jae Hon kembali ke ibukota. Kwang Ryul bilang akan menjelaskanya nanti pada Seja.
Jae Hon sedang berjalan menuju kediaman Kwang Ryul. Ninja nya Pyunsoo-hwe tampak mengikutinya diam2. Jae Hon yang mengetahui itu, dengan lincahnya memanjat tembok dan berhasil menghindari kejaran orang Pyunsoo-hwe.
Chung Woon tampak cemas karena Seja mengunjungi Kwang Ryul di larut malam. Seja bilang, itu karena ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Sesampainya di sana, Jae Hon langsung berlutut, memberi penghormatan pada Seja. Seja terkejut melihat Jae Hon.
āSingkirkan mereka semua dan balaskan dendam mendiang Raja. Singkirkan semua dalam sekali libas dan koreksi segala hal yang salah. Saya dan pasukan akan mengabdi pada anda sampai mati.ā Ucap Jae Hon.
Woo Bo berlutut, ia memohon agar Seja tidak menggunakan pasukan untuk menyerang Pyunsoo-hwe. Jika Seja memutuskan menyerang, akan terjadi peperangan lahan dan rakyat akan menderita.
Seja tampak bingung. Ia menatap ke arah Woo Bo dan berkata kalau sekarang rakyat pun sudah menderita karena ulah Pyunsoo-hwe.
Ga Eun melapor pada Daebi Mama kalau dia tidak menemukan sesuatu yang aneh pada kiriman orang Pyunsoo-hwe untuk Raja. Ga Eun bilang, hanya ada sebuah vas yang berisi bunga anggrek dan terselip tabung bamboo di sana namun tidak ada yang istimewa.
āApakah itu anggrek mahal?ā
tanya Daebi Mama.
āTidak, bukan.ā jawab Ga
Eun.
āNamun Jusang jarang
menganggap sesuatu itu berharga. Satu-satunya yang membuat ia terobsesi berat
adalahā¦ā
Daebi ingin mengatakan kalau
Raja terobsesi berat pada Ga Eun, namun tak jadi dan ia memuji kerja Ga Eun.
Setibanya diluar, Ga Eun
bertanya2 sendiri kenapa Raja terus saja menolongnya.
Keesokan harinya, Jae Hon menghadap Daebi. Ia nampak ingin mengatakan sesuatu pada Daebi. Daebi bertanya, apa yang mau dikatakan Jae Hon.
āApakah anda pun mengetahui
ini? Bahwa orang yang naik tahta lima tahun lalu bukanlah Seja Jeoha yang asli?ā
tanya Jae Hon.
Daebi terkejut, namun
anehnya ia cepat2 menyangkalnya.
āAnda tidak tahu?ā tanya Jae
Hon.
āJenderal! Apa kau menyadari
betapa berbahaya ucapanmu barusan itu?ā jawab Daebi.
āMaaf telah mengagetkan anda,
Mama. Namun, anda harus mendengar kebenarannya. Raja yang saat ini memangku tahta,
bukanlah Seja Jeoha asli. Dia pengganti yang dikirim oleh Pyunsoo-hwe.ā Ucap
Jae Hon.
āPyunsoo-hwe meletakkan Raja
palsu?ā tanya Daebi.
āBegitulah, Mama. Memang
sulit untuk dipercaya.ā Jawab Jae Hon.
āTidak, sama sekali tidak. Benar. Aku tidak bisa bilang bahwa aku tak pernah mencurigainya. Jelas-jelas Pyunsoo-hwe membunuh Raja terdahulu, namun Jusang tidak melakukan apa-apa.ā Jawab Daebi.
āDi hari kematian mendiang
Raja, saya tengah tidak berada di ibukota. Saya merasa sangat bersalah.ā Sesal
Jae Hon.
āJangan menyalahkan dirimu. Jika
kau tidak memimpin pasukanmu, maka penjajah pasti sudah memasuki tanah kita.ā
jawab Daebi.
āKeadaan sudah berubah. Saya
bisa menggerakkan pasukan saya. Saya memiliki 10 ribu pasukan berkuda dan 30
ribu pasukan bersenjata. Pasukan elit saya mampu bergerak secepat angin, dan mencapai
ibukota dalam 20 hari. Saya akan kembali dengan pasukan besar. Saya akan
mengoyak semua iblis anggota Pyunsoo-hwe, dan meluruskan keadaan.ā Ucap Jae
Hon.
Entahlah apa yang dipikirkan
Daebi namun, ia tampak memikirkan kata2 Jae Hon.
Pertemuan Daebi dan Jae Hon sampai ke telinga Dae Mok. Hwa Gun yakin Jae Hon datang bukan hanya untuk mengucapkan salam. Menteri Joo cemas kalau Jae Hon menggerakkan pasukan untuk melawan mereka.
āTapi, bukankah dia tidak
setia pada mendiang Raja? Dia bahkan tidak bergerak saat mendiang Raja
diserang. Kenapa sekarang dia memihak Daebi?ā ucap Menteri Heo.
Dae Mok lantas memberikan tugas pada Hwa Gun. Ia menyuruh Hwa Gun mencari tahu apa yang dibicarakan Daebi dan Jae Hon. Tak hanya itu, Dae Mok juga mengambil cambuknya dan memberikannya pada Hwa Gun. Ia mengizinkan Hwa Gun memanggil pasukan kalau memang diperlukan. Dae Mok juga mengingatkan Hwa Gun kalau masa depan Pyunsoo-hwe ada di tangan Hwa Gun.
Kwang Ryul menemui Woo Bo karena Jae Hon ingin bertemu dengan Seja secara pribadi. Woo Bo berkata, akan menyampaikannya pada Seja. Saat Kwang Ryul hendak pergi, Woo Bo mencoba mencari tahu alasan Jae Hon kembali ke ibukota. Kwang Ryul bilang akan menjelaskanya nanti pada Seja.
Jae Hon sedang berjalan menuju kediaman Kwang Ryul. Ninja nya Pyunsoo-hwe tampak mengikutinya diam2. Jae Hon yang mengetahui itu, dengan lincahnya memanjat tembok dan berhasil menghindari kejaran orang Pyunsoo-hwe.
Chung Woon tampak cemas karena Seja mengunjungi Kwang Ryul di larut malam. Seja bilang, itu karena ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Sesampainya di sana, Jae Hon langsung berlutut, memberi penghormatan pada Seja. Seja terkejut melihat Jae Hon.
āSaya selalu merasa ini
aneh. Dia boneka Pyunsoo-hwe, Raja palsu. Sekarang, semuanya masuk akal.ā Ucap
Jae Hon.
āLee Sun tidak bersalah sama
sekali. Dia kesulitan karena aku.ā bela Seja.
āAnda tidak boleh
membelanya. Menduduki singgasana milik Jeoha saja merupakan pengkhianatan. Jeoha,
sekarang juga, mari serang Pyunsoo-hwe.ā Ajak Jae Hon.
Seja terkejut, Jenderal!
āSingkirkan mereka semua dan balaskan dendam mendiang Raja. Singkirkan semua dalam sekali libas dan koreksi segala hal yang salah. Saya dan pasukan akan mengabdi pada anda sampai mati.ā Ucap Jae Hon.
āJika kau menggerakkan
pasukan di perbatasan, penjajah akan memasuki tanah kita.ā jawab Seja.
āSaya sudah menandatangani
perjanjian damai dengan mereka. Sekarang ini saat yang tepat untuk menggerakkan
semua tentara perbatasan. Anda harus membuat keputusan.ā Ucap Jae Hon.
Tiba2, terdengar suara Woo
Bo diluar. Mereka pun langsung berlari keluar.
Woo Bo berlutut, ia memohon agar Seja tidak menggunakan pasukan untuk menyerang Pyunsoo-hwe. Jika Seja memutuskan menyerang, akan terjadi peperangan lahan dan rakyat akan menderita.
Jae Hon ikut berlutut,
membujuk Seja menggerakkan pasukan.
Seja tampak bingung. Ia menatap ke arah Woo Bo dan berkata kalau sekarang rakyat pun sudah menderita karena ulah Pyunsoo-hwe.
āJika aku menunda dan
ragu-ragu akan lebih banyak nyawa melayang. Berapa lama lagi aku harus
menunggu? Kapan pertarungan ini akan mencapai akhir?ā ucap Seja.
āNyawa Jeoha selalu
dipertaruhkan. Jalan hidup anda dipenuhi oleh peperangan yang tiada ujungnya. Namun,
hanya ada satu cara untuk menyingkirkan Pyunsoo-hwe, serta menyelamatkan
rakyat.ā Jawab Woo Bo.
āApa maksudmu nyawa Jeoha
selalu dipertaruhkan? Beraninya kau bicara begitu?ā sewot Jae Hon.
Jae Hon lalu memohon agar
Seja menggerakan pasukan untuk membasmi Pyunsoo-hwe.
Seja semakin bingung. Ia
tidak tahu harus mengikuti saran Woo Bo atau Jae Hon.
fighting unnie šš
ReplyDelete