Episode ini dibuka Ga Eun yang menembus kerumunan bersama Sun dan Woo Bo. Tuan Han yang sudah berada di panggung eksekusi pun terkejut melihat putrinya. Chung Woon yang menggantikan posisi Putra Mahkota pun mengumumkan kesalahan yang sudah dilakukan Tuan Han dan berkata dia sendiri yang akan mengeksekusi Tuan Han. Chung Woon mencabut pedangnya. Tepat saat itu, Ga Eun pun merangsek maju dan berlutut pada Chung Woon.
“Yang Mulia, mohon ampuni nyawa ayah hamba. Ayah hamba
tidak bersalah. Ampunilah dia, Yang Mulia.” Pinta Ga Eun.
Para pengawal berusaha
menyeret Ga Eun pergi. Takut Ga Eun terluka, Sun pun maju berusaha menghalangi
pengawal tapi dia malah didorong dan ditendangi. Moo Ha berusaha menghentikan
pengawal memukuli Sun tapi apa daya, ia tak berdaya dan pengawal pun menyeret
mereka minggir.
Rakyat ingin tahu kesalahan apa yang sudah dilakukan Tuan Han. Tuan Han pun terpaksa mengaku kalau ia telah berpura-pura menjalankan perintah Putra Mahkota dan melakukan pengkhianatan berat sehingga ia layak membayar dengan nyawanya. Ga Eun pun menangis mendengar pengakuan sang ayah.
Chung Woon mulai mencabut pedangnya, namun ia nampak tak tega melakukannya. Ga Eun takut luar biasa. Rakyat juga cemas, tapi tak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan Tuan Han. Woo Bo yang sudah tak tahan lagi, akhirnya beranjak pergi dari kerumunan. Sementara itu, Putra Mahkota yang asli masih memacu kudanya menuju tempat eksekusi.
Chung Woon mengangkat
pedangnya, namun ia berat melakukannya. Tuan Han yang sadar Putra Mahkota berat
mengeksekusinya pun menasehati Putra Mahkota untuk tetap kuat. Bersamaan dengan
itu, PM Lee Sun tiba di tempat eksekusi. Sambil berlari menembus kerumunan, ia
berteriak menyuruh menghentikan eksekusi.
Moo Ha memutar tubuh Ga Eun supaya Ga Eun tak melihat eksekusi Tuan Han. Daan… Chung Woon mengayunkan pedangnya tepat saat PM Lee Sun tiba di barisan depan. Ia membeku melihat Tuan Han sudah selesai dieksekusi. Ga Eun berbalik, melihat jasad sang ayah. Seketika itupula, ia histeris.
Chung Woon menatap ke arah Ga Eun yang masih berteriak histeris dengan penuh rasa bersalah. PM Lee Sun pun sama. Ia merasa bersalah pada Ga Eun. Sun dan Moo Ha terus memegangi Ga Eun. Ga Eun jatuh pingsan karena tak kuat menerima kenyataan ayahnya tewas dengan cara seperti itu. Saat itulah, Sun melihat ke arah PM Lee Sun. Ia tertegun menyadari bukan PM Lee Sun lah yang mengeksekusi Tuan Han.
Dae Mok menerima laporan dari pelayannya tentang Tuan Han yang sudah dieksekusi sendiri oleh Putra Mahkota. Ia senang mendengarnya. Pelayannya juga melapor kalau seorang pria bernama Woo Bo ingin bertemu dengannya. Bersamaan dengan itu, Woo Bo memaksa masuk ke kediaman Dae Mok, namun dihalangi pelayan. Dae Mok menyuruh pelayannya bersikap sopan pada Woo Bo.
Keduanya duduk berhadapan. Dae Mok sengaja meletakkan gelasnya di hadapan Woo Bo agar Woo Bo mengisinya. Namun Woo Bo malah menyodorkan gelas miliknya pada Dae Mok. Dae Mok heran, tapi ia tak peduli dan setuju menggunakan gelas yang dipilih Woo Bo. Woo Bo mulai menuang air, tapi gelasnya bocor.
“Cangkir ini tak bisa terisi
penuh.” Ucap Woo Bo.
Woo Bo sempat heran, tapi
tak lama kemudian ia tertawa menyadari maksud dibalik kata2 Woo Bo. Dae Mok berkata, ucapan Woo Bo membuatnya
kuat sekali lagi. Dae Mok lalu mengingatkan Woo Bo kalau dulu ia pernah menemui
Woo Bo.
Dae Mok berlutut, ia
menangis di hadapan Woo Bo yang masih menjadi professor saat itu. Ia mengaku
telah setia mengabdi pada tuannya, tapi tetap saja orang2 tak bersalah mati
karenanya.
“Agar tak lagi menjadi
anjing peliharaan mereka, aku harus bagaimana? Harus bagaimana agar aku bisa
melindungi orang-orangku?”tanya Woo Bo.
“Saat dimana kau menyadari
kekuatanmu sesungguhnya, kau tak lagi menjadi anjing peliharaan, namun Sang
Tuan. Orang bisa menendang dan merendahkan anjing peliharaan mereka. Namun,
mereka takut akan anjing liar. Kira-kira, apa alasannya?” ucap Woo Bo.
“Apalagi selain takut
digigit?” jawab Dae Mok.
“Jadilah Sang Tuan. Jika kau
meyakini dirimu adalah Sang Tuan dan bersikap seperti itu, mereka tak mungkin
merendahkanmu lagi.” Ucap Woo Bo.
Flashback end…
Dae Mok mengklaim, bahwa kini dirinya bukan lagi seekor anjing peliharaan tapi seorang pria yang ditakuti semua orang. Woo Bo bergetar marah, ia berkata bukan itu maksud ucapannya. Tapi Dae Mok yakin itulah arti ucapan Woo Bo.
“Jika kau menyiksa
orang-orang lemah dengan kekuasaanmu, lalu apa bedanya kau dengan mereka yang
dulu kau hujat?” tanya Woo Bo.
“Aku tak pernah berkata akan
menjadi berbeda dari mereka. Kenapa? Kau tidak menyangka akhirnya aku lebih
kuat dari Raja?” ucap Dae Mok.
Woo Bo pun meledak. Ia
membalikkan meja dan mengatai Dae Mok anjing. Sontak saja, para pengawal Dae
Mok langsung mengamankan Woo Bo. Dae Mok berkata santai, kalau jawaban Woo Bo
sekali lagi telah menguatkannya.
“Aku akan memaafkan
perbuatanmu kali ini. Namun ingatlah ini. Mulut yang pintar dapat menyelamatkan
atau justru membunuh banyak orang.” Ucap Dae Mok.
PM Lee Sun tengah duduk
bersimpuh ditemani Hwa Gun. Tak lama, Woo Bo datang dengan tatapan kosong. Ia
bahkan sempat tak menyadari kehadiran PM Lee Sun. Dengan tatapan pedih, PM Lee
Sun bertanya apa yang harus ia lakukan agar orang2 tak lagi mati karenanya.
“Aku tidak sanggup menahannya. Aku tidak tahan lagi karena merasa aku ini monster. Kelompok Pyunsoo... Bagaimana agar aku bisa melenyapkan mereka? Sesulit apapun, aku akan melakukannya meski begitu menyakitkan.” Ucap PM Lee Sun.
“Aku tidak tahu. Dari sudut
pandangmu saat ini, tak akan ada solusi sama sekali. Pergilah ke tempat lain untuk
mendapatkan pencerahan pandangan. Dengan begitu, baru kau akan menemukan
solusi.” Jawab Woo Bo, lalu pergi.
Setelah Woo Bo pergi, PM Lee Sun berdiri namun kakinya terlalu lemas untuk dibawa berjalan. Hwa Gun pun langsung memegangi PM Lee Sun dan bertanya apakah masih ada yang bisa ia bantu. PM Lee Sun menatap Hwa Gun lirih.
“Kau tahu siapa aku?” tanya
PM Lee Sun.
“Anda telah menyelamatkan
saya saat itu. Nama saya... Hwa Gun. Saat kita bertemu lagi nanti maukah anda
memanggil nama saya?” pinta Hwa Gun lirih.
“Aku akan mengingatnya.”
Jawab PM Lee Sun, lalu pergi.
Setelah PM Lee Sun pergi, Hwa Gun bergegas menemui kakeknya. Saat itu, kakeknya sedang bicara dengan ayahnya. Dae Mok berkata, ia akan menggelar inisiasi untuk Putra Mahkota setelah 3 hari.
“Apa yang akan ayah lakukan
pada Putra Mahkota? Saya akan meneruskan kepemimpinan ayah. Namun, ayah selalu
merahasiakan segala hal dari saya.” ucap Woo Jae.
“Kapan aku mengatakan kau
adalah penerusku?” tanya Dae Mok sinis.
Pembicaraan mereka terhenti ketika Hwa Gun datang. Hwa Gun ingin tahu nasib Putra Mahkota selanjutnya. Dae Mok bilang ia akan menggelar inisiasi untuk Putra Mahkota. Hwa Gun bertanya, adakah sebuah cara untuk menghentikannya.
“Tolong berikan aku waktu
lagi. Aku yakin pasti memenangkan hatinya.” Pinta Hwa Gun.
“Maksudmu, ingin
menyelamatkan Putra Mahkota? Bergabung atau mati. Putra Mahkota tak punya
pilihan lain.” Jawab Dae Mok.
Di istana, Raja panic karena Putra Mahkota belum ditemukan. Ia yakin, bukan Kelompok Pyunsoo yang membawanya. Raja lalu menyuruh Kepala Lee mencari seorang anak yang bernama Lee Sun sebelum 3 hari.
“Hal itu akan sulit. Terlebih,
tidak cukup waktu untuk membinanya. Jika ia ditanyai nama usai dihipnotis oleh
Dae Mok, kebenarannya akan terungkap. Jika terjadi, tidak akan ada jalan keluar
lain.” Jawab Kepala Lee.
“Waktunya sudah tiba. Namun,
kita tidak boleh mengirim Putra Mahkota. Temukan seseorang yang dapat
menggantikan Putra Mahkota.” Suruh Raja.
PM Lee Sun sendiri ada di kediaman Tuan Han. Namun, ia hanya berani berdiri di halaman saja. Di dalam, Ga Eun masih berduka. Ia terus-terusan memeluk baju sang ayah. Sun, Woo Bo dan Moo Ha tak tega melihat Ga Eun.
Tak lama, Woo Bo dan Moo Ha keluar dan melihat PM Lee Sun yang hanya berdiri diluar. Beberapa saat kemudian, Ga Eun juga keluar bersama Sun. Melihat PM Lee Sun, Ga Eun pun langsung berlari menghampirinya dan memanggilnya dengan nama Chun Soo.
“Tuan Chun Soo, kau bilang Putra
Mahkota adalah temanmu. Tolong aku agar bisa bertemu Putra Mahkota.” Rengek Ga
Eun.
“Aku...” PM Lee Sun ingin mengaku kalau dialah Putra Mahkota. Tapi Ga Eun keburu memotong kalimatnya. Sun, Woo Bo dan Moo Ha nampak tak tega melihat keduanya.
“Aku akan menemuinya dan
bertanya alasan dia mengeksekusi abdi setianya. Jika Putra Mahkota adalah
keadilan yang diperjuangkan ayahku, bagaimana bisa ia dibunuh karenanya? Aku
ingin tanya keadilan macam apa yang ia maksud!”
Ga Eun pun histeris lagi.
Tak lama kemudian, ia kembali jatuh pingsan. Sun dan Moo Ha langsung memapah Ga
Eun ke dalam. PM Lee Sun semakin merasa bersalah. Ia jatuh berlutut dan
menangis.
Hingga malam tiba, PM Lee
Sun masih berlutut di halaman rumah Ga Eun. Tak lama kemudian, Sun keluar dan
berlutut di depan PM Lee Sun. Sun bilang, ia tahu bukan PM Lee Sun yang
membunuh Tuan Han. Ia bertanya, siapa yang membunuh Tuan Han dan apa alasannya.
“Kematian Tuan Han bukan
salah orang lain, tapi salahku. Aku sungguh minta maaf. Aku tak bisa membantu
dalam kasus kematian ayahmu, lalu kini Tuan Han pun meninggal karena aku. Telah
menjadi Putra Mahkota yang lemah, aku sungguh minta maaf.” Jawab PM Lee Sun.
“Jika ada yang dapat hamba
bantu, meskipun hamba dari kaum rendahan, hamba akan lakukan apa saja.” Ucap
Sun.
“Terima kasih.” Jawab PM Lee
Sun.
“Dari yang kudengar Raja
menginginkan anak itu menggantikanku dalam sebuah inisiasi.” Jawab PM Lee Sun.
“Hamba akan melakukannya. Hamba
memang tidak berasal dari keluarga bangsawan, namun nama hamba juga Lee Sun.”
ucap Sun.
“Terima kasih. Namun, tak
ada gunanya menghindar sementara hanya dengan memakai pengganti.” Jawab PM Lee
Sun.
Tiba2 saja, PM Lee Sun teringat kata2 Woo Bo tadi kalau segala sesuatu di dunia ini tak akan berjalan sesuai keinginannya, jadi Woo Bo menyuruhnya berdiri di tempat ia bisa memandang hal secara berbeda, lalu mempertimbangkan sesuatu dengan pemikiran baru yang jernih.
PM Lee Sun seperti dapat
pencerahan. Ia tersenyum, kemudian menggenggam tangan Sun dan bertanya bisakah
Sun menggantikan tempatnya. Sun balas menggenggam tangan PM Lee Sun dan
mengangguk. Tak lama kemudian, terdengar suara Kepala Lee dari arah belakang
Putra Mahkota.
“Namamu... Lee Sun?” tanya
Kepala Lee.
PM Lee Sun langsung menghadap Raja bersama Sun. PM Lee Sun menceritakan rencananya untuk bertukar identitas agar bisa serta mengalahkan Kelompok Pyunsoo. Ia mau hidup membaur dengan rakyat agar bisa mengetahui pandangan rakyat akan Kelompok Pyunsoo.
Raja tak setuju
“Kau ingin menemukan cara
melawan serta mengalahkan Kelompok Pyunsoo dengan menyerahkan identitasmu pada
anak miskin ini!” ucapnya.
“Saya dibesarkan dengan
memakai masker agar bisadigantikan orang lain, bukankah Raja yang
merencanakannya?” balas PM Lee Sun.
“Aku mengerti alasanmu
begitu bersemangat, namun dia tidak akan bisa lagi menjadi penggantimu setelah
inisiasi.” Ucap Raja.
“Saya akan menghadiri
sendiri inisiasi itu.” jawab PM Lee Sun.
“Pangeran Sun! Kau tidak
sadar betapa berbahayanya rencanamu itu?” tanya Raja.
“Saya akan menghadapinya. Saya sedang mencoba menemukan solusi permasalahan. Saya tidak akan melarikan diri.” Jawab PM Lee Sun.
“Anak ini asal usulnya
darimana dan apa dia akan berhasil, kita tidak tahu!” ucap Raja.
“Dia tahu bahwa para
pengganti saya yang lain mati dibunuh, tapi dia tetap menawarkan dirinya. Dia
pintar dan dapat dipercaya. Saya percaya dia akan berhasil, Yang Mulia.” Jawab
PM Lee Sun.
0 Comments:
Post a Comment