Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 9

Sebelumnya...


Dae Mok menghujamkan pedangnya ke tubuh Raja. Seketika itu pula Raja jatuh tersungkur. Namun sebelum tersungkur, ia masih sempat menyuruh anaknya lari. Putra Mahkota menjerit melihat ayahnya yang sudah tidak bernyawa. Ia marah dan ingin membunuh Dae Mok, tapi anak buah Dae Mok menyerangnya. Tepat saat itu, Chung Woon datang membantu Putra Mahkota. Tak lama, Kepala Lee juga datang membantu mereka.

ā€œCepat larilah. Selamatkan Putra Mahkota.ā€ Suruh Kepala Lee pada Chung Woon, anaknya.

Chung Woon pun langsung menyeret paksa Putra Mahkota keluar. Dae Mok dan anak buahnya tak tinggal diam. Mereka bergegas menyusul Putra Mahkota, namun Kepala Lee berusaha melindungi mereka. Putra Mahkota menjerit pilu, memanggil sang ayah.

ā€œYang Mulia Raja telah meninggal, sekarang, Putra Mahkota adalah Raja negeri ini. Anda harus tetap hidup dan kalahkan musuh serta mengakusisi tahta Anda.ā€ Ucap Kepala Lee pada Putra Mahkota yang masih syok.

  
Kepala Lee lalu memberi perintah Chung Woon untuk melindungi Putra Mahkota bagaimana pun caranya. Chung Woon tak setuju. Ia tak mau meninggalkan ayahnya sendirian. Namun sang ayah memaksa. Terpaksa lah Chung Woon menuruti perintah ayahnya dan menyeret Putra Mahkota pergi.


Putra Mahkota menjerit pilu melihat Kepala Lee yang bertarung sendirian. Chung Woon juga sebenarnya ingin membantu ayahnya, tapi ia tak punya pilihan lain selain melindungi Putra Mahkota. Akhirnya, Chung Woon menyeret Putra Mahkota pergi.


Dae Mok keluar dari istana dan menyuruh anak buahnya mengejar Putra Mahkota. Kepala Lee tak tinggal diam. Ia bersiap menebas Dae Mok, namun sayangnya Gon lebih dulu menebasnya. Kepala Lee tewas di tempat.

ā€œBergerak! Bawakan padaku kepala Putra Mahkota!ā€ perintah Dae Mok.

  
Putra Mahkota dan Chung Woon lari ke hutan. Chung Woon menyuruh Putra Mahkota lari duluan, sementara ia akan menghalau anak buah Dae Mok. Putra Mahkota tak mau. Ia takut kehilangan Chung Woon juga. Chung Woon pun menenangkan Putra Mahkota dengan berkata, mereka akan bertemu lagi nanti. Chung Woon menunjukkan arah kemana Putra Mahkota harus lari. Sebelum pergi, Putra Mahkota meminta Chung Woon berjanji padanya akan tetap hidup.

Setelah Putra Mahkota benar2 pergi, barulah Chung Woon keluar dari persembunyiannya dan memancing anak buah Dae Mok menjauhi jalan yang disusuri Putra Mahkota. Namun Gon yang datang belakangan memilih berlari ke arah jalan yang disusuri Putra Mahkota.

  
Di istana, Sun gemetar ketakutan melihat Dae Mok yang berdiri di hadapannya. Dengan tatapan sadis, Dae Mok melepaskan topeng Sun.


Gon beserta anak buah Dae Mok lainnya berhasil mendapatkan Putra Mahkota. Namun ketika anak buah Dae Mok bersiap menebas Putra Mahkota, Gon datang dan membantu Putra Mahkota. Namun sial, anak buah Dae Mok yang tadi ditebas Gon, malah terhempas ke jurang bersama Putra Mahkota.

  
Hwa Gun menyusuri hutan dan akhirnya menemukan tubuh Putra Mahkota. Putra Mahkota sekarat. Dengan tatapan pedih, ia berkata pada Gon kalau kakeknya tidak akan menyerah sampai melihat sendiri mayat Putra Mahkota.

ā€œGon-ah, beri aku ramuan untuk menyembunyikan detak jantungnya. Jika dia meminum ini, detak jantungnya akan menghilang selama setengah hari sebelum kemudian normal kembali, kan?ā€ pinta Hwa Gun.

ā€œNamun, seseorang dalam kondisi sehat saja sulit mengatasi efeknya. Jika dikonsumsi dalam keadaannya yang seperti ini, bisa saja ia tak pernah bangun lagi.ā€ Jawab Gon.

ā€œKita tidak punya pilihan. Harabeoji harus dibuat percaya Putra Mahkota telah meninggal. Yang Mulia hanya bisa selamat dengan cara itu. Dia pasti bisa mengatasinya. Dia dikirim oleh Langit.ā€ Ucap Hwa Gun.

  
Gon lantas membantu Hwa Gun meminumkan ramuan itu pada Putra Mahkota. Hwa Gun menangis dan meminta Putra Mahkota menahan rasa sakitnya. Tak lama kemudian, Dae Mok dan anak buahnya datang. Gon lekas membawa Hwa Gun pergi.


Dae Mok datang dengan Sun. Sun langsung berlari menghampiri tubuh Putra Mahkota yang sudah tidak bergerak itu. Anak buah Dae Mok memeriksa Putra Mahkota, lalu berkata Putra Mahkota sudah meninggal. Dae Mok senang mendengarnya. Sun terkejut. Ia tidak percaya Putra Mahkota sudah meninggal, namun saat ia memeriksa nafas Putra Mahkota, ia terduduk lemas.

ā€œYang Mulia!!!ā€ teriak Sun.

  
Sun berhenti berteriak saat menyadari Dae Mok menatap sadis ke arahnya. Ia langsung gemetar ketakutan. Dae Mok menyuruh Sun memakai topeng Putra Mahkota. Sun jelas menolak. Namun Dae Mok memaksa. Ia bilang Sun sekarang sudah menjadi Raja Joseon.

ā€œNamun, saat kau tidak lagi menjadi anjing peliharaanku, ketika kau coba menjadi Raja sesungguhnya, kau juga akan mengikuti jejak Putra Mahkota. Ada begitu banyak orang yang bisa kujadikan Raja di balik topeng ini. Jika kau ingin hidup, kau harus menjadi anjing peliharaanku. Selama kau tetap menjadi Raja bodoh di balik topeng, kau adalah Raja Joseon.ā€ Ucap Dae Mok.

  
Dae Mok kemudian memakaikan topeng itu ke wajah Sun. Usai memakaikan topeng itu pada Sun, Dae Mok menyuruh orangnya mengubur Putra Mahkota. Hwa Gun sontak langsung berlari ke arah Putra Mahkota. Ia berusaha melindungi Putra dan menatap tajam kakeknya. Tapi sang kakek tidak peduli dan menyuruh Gon menyeret Putra Mahkota pergi. Hwa Gun meronta.

ā€œKakek! Aku membenci Kakek!ā€ teriak Hwa Gun.

  
Tak lama, Hwa Gun jatuh pingsan. Dae Mok langsung menatap cemas cucunya yang pingsan. Ia lalu menyuruh Gon membawa pergi Hwa Gun. Setelah itu, anak buah Dae Mok mulai mengubur Putra Mahkota. Chung Woon yang melihat dari jauh pun juga tampak cemas.

  
Di istana, Ga Eun menyamar sebagai dayang istana agar bisa keluar dari istana. Ia mengaku pada pengawal bahwa ia harus mengantarkan obat pada keluarga Selir Young Bin. Pengawal percaya dan membiarkan Ga Eun pergi. Dayang Selir Young Bin mengawasi Ga Eun dari kejauhan. Setelah yakin Ga Eun keluar dengan selamat, barulah ia pergi.


Ga Eun kembali ke rumahnya dan terkejut melihat pesan yang ia tinggalkan untuk Tuan Chun Soo-nya sudah tidak ada. Ga Eun pun bergegas ke pondoknya, namun ia tak menemukan Chun Soo-nya di sana. Ga Eun lalu mendongak ke langit.

ā€œAda banyak sekali yang ingin kusampaikan. Kemana kau pergi?ā€ ucapnya.

  
Keesokan harinya, Chung Woon menggali kuburan Putra Mahkota. Ia menjerit histeris sambil memeluk tubuh Putra Mahkota, namun beberapa saat kemudian ia merasakan denyut nadi Putra Mahkota.


Chung Woon langsung membawa Putra Mahkota pada Woo Bo. Woo Bo tak yakin Putra Mahkota bisa kembali sadar. Chung Woon bilang, kalau Putra Mahkota harus sadar karena Dae Mok ingin merebut tahta. Putra Mahkota harus sadar sebelum Putra Mahkota palsu dilantik sebagai Raja.

ā€œApakah orang yang dijadikan Dae Mok sebagai anjing peliharaan sungguh Lee Sun?ā€ tanya Woo Bo.

ā€œSepertinya begitu.ā€ jawab Chung Woon, membuat Woo Bo resah.

  
Di istana, Menteri Joo membawa Sun menghadap Ratu. Mereka mengenakan pakaian serba putih sebagai tanda berkabung. Begitu melihat Ratu, Sun langsung menunduk karena takut. Ratu menyuruh Sun bicara. Sun pun bicara. Sadarlah Ratu Sun di hadapannya bukanlah Sun putranya karena ia sangat mengenal suara Sun, namun ia tak bisa berbuat apa2.

  
ā€œYang Mulia Ratu, mengingat Paduka Raja telah wafat secara mendadak, kita harus lekas mengisi posisi Raja yang kosong. Tolong pertimbangkan situasinya, dan segera memberi kami perintah. Saya menanti perintah Anda, Yang Mulia.ā€ Tekan Menteri Joo.

ā€œHal itu sebenarnya bukanlah wewenangku. Namun, menenangkan rakyatlah prioritas utama kita.ā€ jawab Ratu sambil menatap tajam Sun.

  
ā€œPangeran Sun, aku memahami dukamu, tapi... pertimbangkan masa depan negeri ini. Cepatlah ambil alih tahta.ā€ Ucap Ratu lagi.

ā€œSaya... menerima perintah Anda.ā€ Jawab Sun gemetar.


Woo Bo masih berusaha mengobati Putra Mahkota. Chung Woon dengan setia menemani Putra Mahkota. Tak lama kemudian, nafas Putra Mahkota kembali. Putra Mahkota mulai membuka matanya.

  
Di istana, Dae Mok kembali bertingkah. Ia menemui Ratu dan meminta Ratu memberinya otoritas pencetak uang. Dae Mok beralasan, mencetak uang adalah hal penting untuk perpajakan negeri dan saat ini tak ada otoritas pencetak uang.

ā€œHal itu dapat menimbulkan keributan antar pihak. Anda harus menegakkan otoritas pengadaan uang negara. Silakan hukum mereka yang mencetak uang tanpa izin.ā€ Ucap Dae Mok.

ā€œKenapa aku harus memberi Departemen Pengadaan Air otoritas semacam itu? Departemen Perpajakan memegang otoritas keuangan negara.ā€ Jawab Ratu sambil menatap tajam Dae Mok.

ā€œTolong limpahkan otoritas itu pada Departemen Pengadaan Air dan cukup pertahankan saja nilai tukar uangnya. Gelarlah rapat esok hari. Satu-satunya cara menyelamatkan rakyat adalah memberikan otoritas keuangan pada Departemen Pengadaan Air.ā€ Ucap Dae Mok sembari tersenyum sinis.

  
Keesokan harinya, Sun tak punya pilihan lain selain menuruti kehendak Dae Mok. Namun tepat saat ia akan menstempel titahnya, Ratu datang. Kedatangan Ratu tentu mengejutkan semua pihak.

  
ā€œKalian semua pasti terkejut aku datang kemari. Namun, kepergian Raja sebelumnya amat mendadak. Tidak ada pilihan kecuali aku mengambil alih.ā€ Ucap Ratu.

ā€œPerdana Menteri, usia Yang Mulia baru 17 tahun. Dia belumlah dewasa. Apa aku salah? Wakil Perdana Menteri Heo, katakan kalau memang Raja telah dewasa.ā€ Tegas Ratu.

ā€œTidak, Yang Mulia.ā€ Jawab Wakil Perdana Menteri Heo gugup.

ā€œLalu, kenapa...?ā€ marah Ratu.

  
Ratu lalu menoleh pada Sun.

ā€œYang Mulia, Departemen Pengadaan Air tidak boleh memiliki otoritas keuangan. Kau masih terlalu muda. Kau belum mengerti cara menjalankan pemerintahan. Sampai kau cukup dewasa, dan mampu menjalankan sendiri pemerintahan, aku akan mendampingimu, dalam pengambilan keputusan.ā€ Ucap Ratu.


Dae Mok dan kroco2nya langsung menggelar rapat terkait Ratu yang mengambil alih kekuasaan. Perdana Menteri Joo berkata, bahwa kekuatan yang dimiliki Ratu cukup kuat karena Ratu berasal dari keluarga berpengaruh.

ā€œLebih dari separuh militer kerajaan memihak Ratu.ā€ Ucap Perdana Menteri.

ā€œLalu, kau akan membiarkan dia mengasistensi Raja sekarang? Insiden hari ini benar-benar serius. Dia akan mengontrol pemerintahan tanpa kenal takut!ā€ sewot Wakil Perdana Menteri.

  
ā€œDengar. Dengar. Hanya butuh tiga tahun saja. Setelah tiga tahun berlalu, Raja akan dinyatakan cukup dewasa. Begitu dinyatakan dewasa, Ratu pun akan mundur dengan sendirinya.ā€ Ucap Menteri Choi.
ā€œKelihatannya, kau ini senang Ratu mengambil alih kekuasaan.ā€ Tuduh Wakil Perdana Menteri Heo.

ā€œLalu, kau sendiri? Karena aku kerabat Ratu, kau curiga padaku!ā€ sewot Menteri Choi.


Dae Mok akhirnya angkat bicara membuat pertengkaran itu terhenti.

ā€œBiarkan saja ia mengasistensi Raja. Memiliki kekuatan militer tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya kecuali ia pun memiliki otoritas atas keuangan negara. Tanpa uang, mana bisa dia mempertahankan kekuatan militer? Pada Ratu yang arogan akibat memiliki kuasa atas militer negara, aku akan tunjukkan padanya kekuatan dari uang yang kumiliki.ā€ Ucap Dae Mok.

  
Dae Mok lalu memberi perintah pada Tae Ho bahwa mulai sekarang Departemen Pengadaan Air harus memberikan pinjaman tanpa bunga.

ā€œBuat semua orang berbondong ke Departemen Pengadaan Air,untuk meminjam uang. Aku, Dae Mok, akan menunjukkan kekuatan militer pun akan tunduk pada uang.ā€ Ucap Dae Mok.

  
Putra Mahkota akhirnya terbangun. Bersusah payah, ia bangkit dari tidurnya. Tepat saat itu, Chung Woon datang bersama Woo Bo. Chung Woon langsung mendekati Putra Mahkota. Woo Bo memarahi Putra Mahkota yang mau pergi dalam kondisi lemah seperti itu.

ā€œDae Mok telah membunuh ayahandaku. Aku harus pergi ke istana sekarang.ā€ ucapnya lemah.

Woo Bo dan Chung Woon terdiam mendengarnya. Putra Mahkota langsung menanyakan ibunya. Chung Woon terpaksa mengatakan kalau Selir Young Bin juga sudah dibunuh Dae Mok.

ā€œItu tidak mungkin. Istana memiliki pasukan pelindung yang sangat banyak!ā€ protes Putra Mahkota.

ā€œAyah hamba juga telah tiada.ā€ Ucap Chung Woon.

Putra Mahkota syok. Terlebih saat mendengar apa yang terjadi pada Sun, tangisnya semakin mengalir.

  
Kondisi rakyat juga tak kalah menyedihkan. Departemen Pengadaan Air menyuruh mereka pindah ke Chilpae. Ibu Sun protes, di sana tanah tandus yang tak ada apa2. Tae Ho marah, ia mau mendamprat ibu Sun, tapi Ga Eun langsung menghalangi.

ā€œTempat ini adalah rumah mereka. Jika mereka dipindahkan secara mendadak, bagaimana mereka bisa bertahan hidup?ā€ protes Ga Eun.

ā€œSekarang juga, kalau kau tidak lekas pergi, aku akan menghabisimu.ā€ Ancam Tae Ho.

ā€œBeraninya kau! Kau tidak takut pada kutukan Langit!ā€ teriak Ga Eun.

Dan, PLAAAK! Tae Ho menampar keras Ga Eun hingga Ga Eun terjatuh.

ā€œKau itu hanya putri seorang criminal,beraninya menentangku? Aku tidak tahu bagaimana bisa kau tidak dijadikan budak, tapi kau harus sadar kalau kau itu bukan lagi bangsawan.ā€ Ucap Tae Ho.

  
Seorang pria marah, ia berkata mereka tidak akan pergi kemana2. Tae Ho dan teman2nya pun langsung memukuli pria itu. Tae Ho lantas memberi perintah untuk mengosongkan rumah warga. Ga Eun hanya bisa menangis melihat kekacauan di depan matanya.

  
ā€œNona, apa kau ingat? Raja muda pernah menyelamatkan nyawa seseorang di ibukota.ā€ Tanya pria itu.

Ga Eun membenarkan.

ā€œSaat itu, aku begitu bahagia, berpikir saat Putra Mahkota menjadi Raja, keadaan negeri ini akan membaik. Aku mengira negeri ini akan menjunjung keadilan. Tapi kenapa... Kenapa keadaan saat ini justru menjadi semakin sulit saja?ā€ ucap pria itu.

ā€œKenapa kita sampai diusir? Hidup kita menjadi lebih susah sepeninggal Raja sebelumnya.ā€ Keluh warga.


Ga Eun seketika teringat pada ucapan ayahnya.

ā€œAyah pernah mengatakan tanaman tak akan tumbuh, kecuali ada yang menyirami, serta menyingkirkan gulmanya. Ya, aku mengerti maksudnya. Aku akan melindungi mereka semua.ā€ Batin Ga Eun.


Ga Eun lalu mengajak mereka semua pindah ke Chilpae.

  
Putra Mahkota berniat kembali ke istana, ia mau menghabisi Dae Mok. Sontak, Chung Woon dan Woo Bo langsung menghalanginya. Woo Bo memberi nasihat bijak, persis seperti yang ia katakan pada Dae Mok dulu.

ā€œAku menyuruhmu menjadi Sang Tuan dengan caramu sendiri. Apa yang akan kau lakukan? Membunuh Dae Mok, lalu menjadi hewan buas tak kenal takut selanjutnya. Itukah caramu membalas dendam? Kau pikir semua orang itu meninggal agar kau bisa membalas dendam? Kau, pikirkan orang-orang yang telah berkorban untuk dirimu. Apakah kau berpikir mereka semua hanya ingin kau mengakhirinya dengan membunuh Dae Mok?ā€

  
Putra Mahkota pun terdiam mendengar nasihat Woo Bo. Ia terduduk lemas dan kembali menitikkan air mata.

  
Ga Eun dan rakyat miskin lainnya tiba di Chilpae. Rakyat mengeluh karena tidak ada apa2 di sana. Ga Eun menyemangati mereka dengan mengajak berbisnis.

ā€œChilpae ini, untuk Dermaga Mapo dan Seogang, adalah satu-satunya jalan menuju Gerbang Seoso. Sebab itu, kalau kita berbisnis di sini, kita pasti untung besar.ā€ Ucap Ga Eun.

ā€œAku... memercayai Nona. Lalu, apa yang harus kita lakukan?ā€ tanya ibu Sun semangat.

ā€œAyo... kita bangun tempat tinggal dulu.ā€ Ucap Ga Eun.


Rakyat pun mulai membangun rumah mereka. Mereka mencari kayu dan air untuk keperluan membangun rumah.
  
Putra Mahkota bersujud di atas bukit. Chung Woon berdiri di belakangnya. Dari atas bukit itu, istana dan sekitarnya bisa terlihat dengan jelas.

ā€œAyahanda... Ibu... Maaf karena saya belum bisa datang sekarang. Saya... akan menjadi kuat, menggulingkan Dae Mok, kemudian menemui kalian. Tolong... tunggulah sampai saat itu.ā€ batinnya.


Putra Mahkota lantas berdiri dan menatap ke arah istana.

ā€œGuru, di sana ada Lee Sun. Menggantikanku, ia kini menjadi anjing peliharaan mereka. Lee Sun-ah, aku harus menyelamatkan mereka. Lee Sun-ah, Joseon. Aku akan menyelamatkan mereka.ā€ Ucapnya.

Putra Mahkota lalu menatap Chung Woon.

ā€œMaukah kau membantuku?ā€ tanya Putra Mahkota.

ā€œAnda tidak perlu bertanya begitu pada seorang pengawal seperti hamba. Anda hanya perlu memberitahu tujuan anda dan memerintahkan saya melindungi anda.ā€ Jawab Chung Woon.

  
Rakyat bersuka cita karena berhasil menemukan sumber air. Tak lama kemudian, Putra Mahkota dan Chung Woon datang, namun mereka hanya melihat dari kejauhan. Putra Mahkota tersenyum melihat Ga Eun yang tersenyum. Tak lama, Putra Mahkota pun membalikkan badannya.

  
ā€œAnda akan pergi begitu saja?ā€ tanya Chung Woon.

ā€œAku melihat dia baik-baik saja. Sudah cukup. Ayah Ga Eun meninggal karena aku. Aku melihat dia menangis dan tidak bisa melupakannya. Ga Eun pernah bilang setiap kali melihatku, ia teringat ayahnya. Itu membuatnya tidak bahagia. Dengan aku menjaga jarak darinya, itulah yang terbaik untuk Ga Eun.ā€ Ucap Putra Mahkota pedih.

  
Putra Mahkota lalu menoleh pada Ga Eun. Tepat saat itu, Ga Eun juga menoleh kepadanya.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... ā€œAku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.ā€ Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. ā€œAku sudah tahu.ā€ jawab Hae Gang. ā€œBerikan tasmu.ā€ Pinta Jin Eon. ā€œTidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.ā€ Jawab Hae Gang. ā€œBerikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.ā€ ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. ā€œKau akan memakai itu?ā€ tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. ā€œAku pernah memakainya dulu.ā€ Jawab Jin Eon. ā€œTak bisa kubayangkanā€¦ā€ dan Hae Gang pun tersenyum geli, ā€œā€¦ tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.ā€ ā€œAwas ya kalau kau jatuh cinta padaku.ā€ Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 8

Sebelumnya <<< Hae Gang keluar dari sebuah ruangan. Ia berjalan di koridor kampus sambil memikirkan percakapannya dengan seseorang. "Jin Eon adalah putra pemilik Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon? Anak itu, dia tidak memberitahukan saya. Jika saya mengeluarkan Kang Seol Ri dari tim penelitian kami, apakah itu akan memuaskan?"   Flashback.... Ketika Hae Gang sedang berbicara dengan Direktur Kampus.  "Ya. Sebagai imbalan, penelitian yang sedang anda kerjakan, akan didukung Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Sampai tahun 2015, satu juta per tahun." jawab Hae Gang. "Saya akan melakukannya. Tidak sulit bagi saya melakukannya." ucap Direktur Kampus. Flashback end Hae Gang lalu keluar dan berjalan di taman kampus. Saat itulah ia melihat Seol Ri berjalan keluar dari kampus dan menuju ke arah lain. Hae Gang menatap dingin Seol Ri . Seol Ri tidak melihat Hae Gang dan terus berjalan ke bangku taman. Hae Gang masuk ke lab Jin Eon...