Dae Mok masuk ke kamar Hwa Gun. Ia mendapati Hwa Gun sedang membaca. Hwa Gun dengan muka tegang, bertanya ada apa. Dae Mok mengaku, ia mencemaskan Hwa Gun karena mendengar ada penyusup. Tanpa disadari Dae Mok, Seja dan Chung Woon bersembunyi tak jauh dari tempatnya berdiri.
Hwa Gun tersenyum, disini
ada Gon.
Dae Mok lantas menyuruh Gon menjaga Hwa Gun dengan baik. Seja terkejut mengetahui Hwa Gun pimpinan Pyunsoo-hwe. Saat hendak meninggalkan kamar Hwa Gun, Dae Mok tiba2 berkata berani sekali orang itu menyusup ke rumahnya. Dae Mok kembali menghampiri Hwa Gun. Hwa Gun pun semakin tegang. Dae Mok tersenyum sinis.
“Dia Kepala Pedagang, kan?
Aku harus bertepuk tangan akan keberaniannya.” Ucap Dae Mok, lalu pergi
meninggalkan kamar Hwa Gun.
Setelah Dae Mok, Seja dan Chung Woon langsung menghampiri Hwa Gun. Seja menatap Hwa Gun dengan kecewa. Hwa Gun merasa bersalah karena sudah membohongi Seja. Seja mengaku, ia datang karena membutuhkan pil itu. Hwa Gun pun mengembalikan pil yang pernah diberikan Seja padanya.
“Nanti aku akan
menjelaskannya. Sekarang, tolong larilah dulu. Pria ini akan menunjukkan jalan.
Dia orangku, jadi dia bisa dipercaya.”ucap Hwa Gun.
Seja dan Chung Woon pun
terpaksa mengikuti Gon. Gon mengaku membantu mereka karena Hwa Gun.Gon mengancam
tidak akan memaafkan mereka jika hal seperti ini terulang lagi. Gon pun pergi.
Di kamarnya, Sun masih
memegang erat tangan Ga Eun. Ga Eun mengaku tidak bisa menerima perasaan Raja.
Raja bertanya, apa Ga Eun mencintai Kepala Pedagang.Sun tidak mengerti kenapa
Ga Eun lebih memilih Kepala Pedagang dibandingkan dirinya yang seorang Raja.
“Dia dan hamba memiliki
impian yang sama. Itu sangat berharga bagi hamba.”jawab Ga Eun.
Sun tersenyum pedih.
“Impian yang sama? Apa itu
saja alasannya? Aku juga memiliki impian…” Sun kemudian ingat saat Ga Eun
memberikannya nama Lee Sun.
“…aku ingin hidup berbeda.
Aku ingin bebas dari tempat penuh tekanan dimana aku dilahirkan dan dibesarkan.
Membuatku memiliki keberanian untuk berbagi impian itu dengan orang lain. Namun
saat aku berhasil, banyak sekali yang telah berubah. Bila tahu aku akan mati
seperti ini, semestinya aku menyatakan perasaan ku sedari awal.” Ucap Sun.
Sun semakin kesakitan. Ga Eun terkejut dan mulai menatap iba Sun. Sun yang sudah tidak tahan lagi, hendak membuka tirai. Namun tepat saat itu, pintu terbuka dan Seja pun menerobos masuk ke dalam tirai. Seja memasukkan obat itu ke mulut Sun.
Dengan napas tersengal2, Sun berkata bahwa Seja menyelamatkannya. Seja memeluk Sun dengan erat dan menarik napas lega. Begitu pula dengan Hyun Seok dan Ga Eun yang juga menarik napas lega. Seja kemudian menatap ke arah Ga Eun yang menunggu diluar tirai.
Seja dan Ga Eun bertemu di halaman istana. Ga Eun mengatakan soal pil yang tadi Seja berikan pada Raja. Ia menunjukkan tabung bambu itu dan bertanya, apa pil itu ada hubungannya dengan tabung bambu itu. Ga Eun menjelaskan, Pyunsoo-hwe mengirim itu setiap 15 hari sekali. Seja pun terkejut melihat tabung bambu itu. Seketika ingatannya melayang pada ke masa lalu, saat ia tak sengaja menemukan tabung bambu itu yang terselip di dalam pot.Sadarlah Seja kalau Pyunsoo-hwe mengendalikan Raja dengan membuat Raja ketergantungan pada pil itu.
“Doryongnim, tolong
jelaskan padaku. Tabung bambu dan pil itu saling berhubungan kan?” tanya Ga
Eun.
Seja mengangguk, Ga Eun
terkejut.
“Tidak ada apa2 di dalam
sana. Aku yakin tidak ada apa2.” Ucap Ga Eun.
“Kalau begitu tabung ini
kau yang mencurinya?” tanya Seja.
Ga Eun mengangguk.
“Aku hampir membuat Jusang
Cheonha meninggal.” Sesal Ga Eun.
“Ga Eun-ah, istana adalah
tempat yang berbahaya. Seseorang pasti sengaja menjebakmu.Jadi kenapa? Kenapa
kau menjadi dayang istana?” tanya Seja.
“Dia berjanji akan
memulihkan kehormatan ayahku. Bila aku mau menjatuhkan Pyunsoo-hwe, kehormatan
ayahku akan dipulihkan. Itu janjinya padaku.” Jawab Ga Eun dengan mata yang
mulai berkaca-kaca.
“Siapa yang menjanjikan
hal itu padamu?” tanya Seja.
Belum sempat Ga Eun
menjawab, Kepala Kasim sudah datang dan menegur mereka. Ga Eun bergegas pergi.
Seja menatap Ga Eun dengan cemas. Sementara Kepala Kasim menatap Seja penuh
kebencian.
Mae Chang memberitahu
Kepala Kasim soal Seja yang menyelamatkan Raja. Kepala Kasim tersenyum kesal
karena Raja palsu selalu saja berhasil menghindari kematian. Mae Chang
bertanya, apa sang ayah menginginkan kematian Raja palsu.
“Kenapa aku repot2
melakukannya? Akhirnya mereka hanya akan menjadikan yang lain sebagai Raja.”
Jawab Mae Chang sinis.
Woo Bo marah mengetahui
Seja menyusup ke rumah Dae Mok. Ia tidak peduli meski Seja mengatakan soal Sun
yang sekarat. Sun lantas menyuruh Woo Bo duduk karena ingin mendiskusikan
sesuatu.Seja memberitahu, baik Sun maupun Yang ketergantungan pil racikan
Pyunsoo-hwe. Woo Bo terkejut. Seja lantas menunjukkan peta ladang poppi.
“Ingat yang Yang katakan?
Dia bilang puluhan anak2 membuat pil ini.Untuk apa kiranya mereka memproduksi
ini?” tanya Seja.
Chung Woon langsung tahu
jawabannya. Seja membenarkan kalau Pyunsoo-hwe mengendalikan pemerintah dengan
pil ini. Seja meminta bantuan Woo Bo membuatkan penawarnya untuk menyembuhkan
orang2 yang ketergantungan pil itu. Selain itu, ia juga berkata kalau mereka
harus bergegas menemukan ladang poppi itu.
Keesokan harinya, Daebi Mama menggelar pertemuan di Balai Istana. Daebi Mama mengumumkan soal pemilihan Ratu. Ia melarang, terjadinya pernikahan di seluruh negeri mulai saat ini karena para gadis harus mengikuti seleksi menjadi calon Ratu. Sun yang terobsesi pada Ga Eun jelas terkejut. Daebi Mama menyuruh Woo Bo selaku Menteri Personalia bertanggung jawab penuh atas hal ini.
Usai pertemuan, Daebi Mama memanggil Seja ke ruangannya. Daebi Mama mengaku sudah menunjuk Woo Bo bertanggung jawab atas seleksi pemilihan Ratu sesuai saran Seja.
“Saya senang mendengarnya.
Beliau adalah bagian dari kita, maka kontribusinya pasti akan sangat
besar.”jawab Seja.
“Namun, tiga orang dari
Pyunsoo-hwe akan terlibat sebagai penilai.” Cemas Daebi Mama.
“Kita harus memberi mereka
ruang agar kita pun dapat bergerak.” Jawab Seja.
“Apa yang kau rencanakan?
Sebentar lagi pasti sulit bagimu keluar masuk istana tanpa jabatan begitu. Aku
berencana menganugerahimu posisi.” Ucap Daebi Mama.
“Kalau begitu izinkan saya
menjadi penjaga dalam proses seleksinya.” Jawab Seja.
Daebi Mama heran, kau
tidak keberatan dengan posisi rendahan seperti itu?
“Lebih baik bagi saya
untuk tidak mencuri perhatian. Menjadi penjaga cukup untuk saya.” jawab Seja.
Ga Eun kembali melayani Raja.Ia menyajikan teh untuk Raja. Saat Raja tengah meminum tehnya, Ga Eun berlutut memohon ampun karena sudah melakukan kesalahan besar terhadap Raja.Raja tersenyum dan berkata, itu bukan salah Ga Eun. Raja mengaku, selama itu dari Ga Eun, ia akan tetap meminumnya.Ga Eun terperangah.
Tak lama, terdengar suara
dayang yang mengumumkan kalau Daebi Mama ingin bertemu dengan Ga Eun.
Dua gadis cantik memberi salam pada Dae Mok. Mereka adalah putri2 Menteri Heo dan Menteri Joo.Hwa Gun memperkenalkan kedua gadis itu pada Dae Mok. Si gadis berhanbok merah, bernama Ja Young. Dia adalah putri Menteri Joo. Dan gadis yang satunya bernama Eun Soo, putrinya Menteri Heo.
“Salah satu dari kalian
akan diadopsi menjadi keluargaku.” Ucap Dae Mok.
Woo Jae memberi pendapat. Ia memuji kedua gadis itu sebagai gadis yang cantik dan berpotensi kuat sebagai Ratu.Tentu saja, pujian Woo Jae membuat kedua menteri itu senyum2.
Dae Mok berkata, pilihan
Daebi Mama tidak boleh sampai menjadi Ratu.
“Abaikan saja seleksinya.
Salah satu dari kalian akan menjadi Ratu dan satunya lagi akan menjadi Selir
dengan ranking tinggi.” Ucap Dae Mok.
Di istana, Daebi Mama
kecewa karena Yeon Joo, putrinya Menteri Choi, menolak mengikuti seleksi pemilihan
Ratu. Menteri Choi membela putrinya dengan dalih putrinya itu sangat penakut.
“Tapi gelarmu sebagai
saudaraku sedang di ujung tanduk. Kalau dia tidak mau, kau harus memaksanya
dengan segala cara!” paksa Daebi Mama.
“Maafkan saya, Daebi Mama.
Dia putri saya satu2nya. Dia tumbuh sakit-sakitan dan saya yang menyebabkannya
begitu.” jawab Menteri Choi.
Daebi Mama pun resah. Tak lama kemudian, ia terpikirkan sesuatu. Daebi Mama pun langsung menemui Sun. Ternyata Daebi Mama berencana memasukkan Ga Eun sebagai kandidat Ratu. Sun terkejut.
“Kenapa kau begitu
terkejut? Bukankah yang meminta ibumu ini untuk segera menjadikan dia selir
adalah Jusang sendiri? Ibumu ini hanya berusaha memenuhi keinginan
Jusang.”jawab Ratu.
“Adakah yang Mama inginkan
dari saya?”tanya Sun.
“Jusang harus memihakku.Pikirkan
baik-baik. Entah anak itu akhirnya menjadi Selir atau diusir dari istana,
tergantung pada Jusang sendiri.” Jawab Ratu.
Sun pun terdiam dan mulai
berpikir.Melihat itu, Daebi Mama menekan Sun dengan mengingatkan status Ga Eun
sebagai putri pengkhianat, jadi Ga Eun seharusnya menjadi budak.
Di perpustakaan, Seja
bersama Woo Bo dan Moo Ha juga sedang membahas soal pemilihan Ratu. Seja
bertanya, apa Daebi Mama mengajukan kandidat lain selain putri Menteri Choi.Moo
Ha berkata, sejauh ini tidak. Tapi berbeda dengan daftar nama yang dilihat oleh
Seja.
Sementara itu, Ga Eun sedang didandani bersama Yeon Joo. Keduanya akan mengikuti seleksi pemilihan Ratu. Menteri Choi mewanti-wanti Yeon Joo agar Yeon Joo melakukannya dengan baik, namun Yeon Joo malah ketakutan ditekan Pyunsoo-hwe kalau dia nantinya menjadi Ratu. Menteri Choi meyakinkan putrinya kalau Daebi Mama akan melindungi mereka.Menteri Choi lantas menatap Ga Eun dan meminta Ga Eun menjaga Yeon Joo.
Tandu-tandu yang membawa calon Ratu mulai tiba di istana. Seja ditemani Woo Bo dan Moo Ha mengawasi mereka satu per satu. Mereka sangat yakin Pyunsoo-hwe akan melakukan apapun agar orang mereka yang terpilih sebagai Ratu. Tak lama, tandu yang membawa Yeon Joo dan Ga Eun datang. Yeon Joo turun duluan. Seja berkata, kalau mereka harus membantu Yeon Joo agar terpilih menjadi Ratu. Namun saat Ga Eun keluar dari tandu yang satunya, mereka terkejut.
Calon Ratu pun mulai mengikuti seleksi awal. Mereka diminta menyajikan teh dengan baik dan benar untuk para tetua. Ja Young dan Eun Soo melakukannya dengan baik, namun tidak dengan Yeon Joo. Hal itu jelas membuat Daebi Mama kesal.Mae Chang juga ikut mengawasi proses seleksi itu. Tibalah giliran Ga Eun. Ga Eun melakuannya dengan baik.Daebi Mama dan para tetua pun menatap kagum Ga Eun.
Tapi saat Ga Eun hendak meminumnya, ia terkejut dan curiga pada tehnya. Benar saja! Daebi Mama, para tetua dan para kandidat jatuh pingsan setelah menenggak teh itu. Mae Chang pun lekas memeriksa teh itu. Ga Eun berkata, mereka semua diracuni. Ia berniat memanggil pengawal, namun Mae Chang cepat2 menahannya dan menyuruhnya minum teh itu.
“Jika Aghassi satu2nya
yang selamat, Aghassi akan dituduh melakukan tindak kejahatan. Kau harus
membuat keputusan. Kau akan meminumnya? Atau menjadi pelakunya.” Ucap Mae
Chang.
Setelah itu, Mae Chang
berlari keluar dan memberitahu Seja kalau mereka diracuni. Seja terkejut dan
bergegas masuk ke dalam. Seja panic menemukan Ga Eun yang tidak sadarkan diri.
0 Comments:
Post a Comment