Keesokan harinya, Chung cemas melihat Joon Jae yang tidak berhenti muntah. Ini sudah yang ketujuh kalinya, kata Chung.
“Dia
akan pergi ke ambang kematian, tetapi tidak akan mati. Itulah keindahan
alkohol.” Jawab Nam Doo.
Nam
Doo lalu bertanya, kenapa Chung dan Joon Jae bisa minum bersama. Chung hanya
bilang kalau Joon Jae mengajarinya minum.
“Kau
seharusnya belajar dariku!” jawab Nam Doo.
“Tapi
Heo Joon Jae bilang ini, "Tahukah kau mengapa dia disebut Nam Doo Anjing?
Itu karena dia menjadi anjing saat dia mabuk." Ucap Chung.
“Oh
itu benar. Tetapi Heo Joon Jae belajar itu dariku. Dia muridku.” Jawab Nam Doo.
“Bagaimanapun,
apakah orang-orang mabuk mengatakan kebenaran atau kebohongan?” tanya Chung.
“Setengah setengah. Kalau Joon Jae, semuanya bohong. Benar-benar bohong. Percakapanmu dengan Joon Jae yang mabuk , anggap itu sama seperti berbicara kepada anak anjing. Itu semua omong kosong.” Jawab Nam Doo.
Mendengar
itu, Chung pun kecewa. Ia merasa apa yang dikatakan Joon Jae semalam padanya
hanyalah omong kosong. Chung pun beranjak pergi. Chung pergi, Tae Oh datang
memberitahu Nam Doo soal Jin Joo yang punya janji jam tiga di dokter hewan.
Jin Joo mengedarkan pandangannya begitu tiba di klinik hewan. Ia mencari2 ayah Goo Baek aka Nam Doo. Tak lama kemudian, Nam Doo datang dan mereka pun sedikit berbasa basi soal anjing mereka. Selesai berbasa basi, Jin Joo bertanya apa Nam Doo bisa membicarakan dirinya pada CEO Kim Jae.
“Masalahnya,
aku sudah membahasmu, kupikir itu akan menjadi sedikit sulit. Jadwal makannya
benar-benar penuh. Dia sebenarnya di Jepang sekarang sedang makan sushi dengan
tunangannya.” Jawab Nam Doo.
“Omo!
Kamu mengatakan dia suka makanan rumahan Korea! Mengapa dia makan sushi?” sewot
Jin Joo
“Maafkan
aku. Dia menerima begitu banyak permintaan seperti ini yang membuat dia merasa
tidak nyaman.” Jawab Nam Doo.
“Itu
sebabnya aku meminta ini darimu. Kami benar-benar memasukkan banyak upaya untuk
menyimpan uang ini, jadi kami ingin berinvestasi di tempat yang terpercaya.”
Ucap Jin Joo.
Jin
Joo bahkan sampai memberikan makanan untuk anjingnya Nam Doo. Ia berkata,
makanan anjing itu dibuat oleh seseorang yang ia kenal secara pribadi yang
terbuat dari ubi jalar yang tumbuh di rumah dan biji wijen.
Si A yang lagi maskeran menasehati Jin Joo kalau pria yang ditemui Jin Joo itu adalah penipu. Tapi Jin Joo tidak percaya. Tak lama kemudian, Yoo Ran datang menghampiri mereka.
“Bibi Ji Yong, aku minta maaf karena mengganggumu saat kau sedang beristirahat. Saat kau memasukkan cucian, bisakah kau meletakkan pakaian luarmu ke dalam keranjang ini, dan pakaian dalammu ke keranjang yang lainnya? Itu membuat pekerjaanku bertambah.” Pinta Yoo Ran.
Si
A pun sewot. Ia langsung mencopot maskernya dan menatap tajam Yoo Ran.
“Bukankah
itu alasan mengapa kita mempekerjakanmu di sini?” tanya Si A.
“Ya
itu benar. Tetapi kalau kau bisa sedikit lebih perhatian saja, pekerjaanku akan
menjadi jauh lebih mudah.” Jawab Yoo Ran.
“Siapa
boss di sini? Apakah bibi ibu mertuaku? Ini seperti aku tinggal dengan
mertuaku.” Ucap Si A.
“Aku
juga tidak punya niat menjadi ibu mertuamu.” Jawab Yoo Ran, lalu beranjak pergi
Si A langsung menyuruh Jin Joo memecat Yoo Ran. Jin Joo mengaku tidak bisa memecat Yoo Ran sebelum perjamuan makan malam dengan CEO Kim Jae terjadi, karena Yoo Ran sangat pintar memasak.
“Kau
bilang ahjumma punya seorang putra, kan? Aku merasa kasihan pada orang yang
akan menjadi menantunya.” Jawab Si A, lalu beranjak pergi.
Ponsel
Jin Joo tiba2 berdering. Jin Joo pun langsung bersemangat mengetahui yang
menelponnya adalah ayahnya Goo Baek yang memberi kabar kalau CEO Kim Jae setuju
makan malam dengan Jin Joo.
Jin Joo langsung bersiap2 untuk makan malam dengan CEO Kim Jae. Ia mengenakan dress bermotif merah2 dan meminta pendapat suaminya. Tapi suaminya malah memberikan tanggapan yang membuatya kesal. Jin Joo lalu berlari ke dapur, meminta pendapat Yoo Ran.
“Untuk
gaun dewasa, tampak sedikit lusuh. Tapi, pakai apa yang Nyonya inginkan.” jawab
Yoo Ran.
Jin
Joo lalu menukar dress nya dengan dress bermotif hitam putih dan kembali
meminta pendapat Yoo Ran.
“Bagaimana
dengan ini? Ini terlihat aktif dan bagus?” tanya Jin Joo.
“Bukankah
itu tidak terlihat sedikit suram? Tapi, pakai apa yang Nyonya inginkan.” jawab
Yoo Ran.
Yoo
Ran lalu menukar dress hitam putihnya dengan kemeja dan rok sederhana.
“Aku
menyukainya.” Ucap Yoo Ran.
Jin
Joo pun senang mendengarnya.
“Jangan
memakai banyak aksesoris yang berbeda dengan itu. Ini akan terlihat bagus hanya
dengan satu aksesoris saja.” Ucap Yoo Ran lagi.
“Oh
baiklah. Aku harus memakai gelang.” Jawab Jin Joo.
“Kupikir
kalung akan terlihat lebih baik daripada gelang.” Ucap Yoo Ran.
Di
kamarnya, Jin Joo langsung memakai kalung seperti yang disuruh Yoo Ran. Jin Joo
heran sendiri kenapa dia melakukan semua yang disuruh Yoo Ran.
Di
rumah, tim Joon Jae juga sedang bersiap2. Joon Jae protes karena Sim Chung
mengenakan dress yang terlalu pendek.
Jin
Joo sedang membantu suaminya memakai dasi. Jin Joo mengingatkan suaminya kalau
mereka harus mendekati CEO Kim Jae dengan ketulusan.
“Tapi,
Si Ah bilang kalau mereka mungkin penipu. Aku terus memikirkan itu.” jawab Dong
Shik.
“Apa
yang adikmu tahu? Apakah dia tahu bagaimana dunia bekerja? Dia terjebak di
lab-nya sepanjang waktu dan belajar genteng berusia ratusan tahun dan kasau. Dia
hanya berbicara macam-macam artefak saja. Apa yang akan dia tahu. Jadi, jangan
mencoba untuk memeriksa kualifikasinya dengan sia-sia. Itu sangat kuno. Jangan
lakukan itu, Sayang!” ucap Jin Joo.
“Tapi
dimana Si Ah? Apakah dia tidak datang?” tanya Dong Shik.
“Dia
dalam perjalanan pulang, setelah mampir di laboratorium.” Jawab Jin Joo.
Si A keluar dari supermarket. Bersamaan dengan itu, mobil Joon Jae yang melaju kencang melewati Si A, namun mereka sama2 tidak saling menyadari. Joon Jae dan timnya bersama Sim Chung akhirnya tiba di rumah Si A.
“Kau
tidak boleh menyebutkan namaku di sana.” Ucap Joon Jae pada Sim Chung.
“Heo
Joon Jae?” tanya Sim Chung.
“Jangan!
Sudah kubilang kan namaku Kim Jae Yi.” Jawab Joon Jae.
“Tapi
kenapa aku harus melakukan itu?” tanya Sim Chung.
“Itu
hanya... Pikirkanlah hal ini sebagai hal bisnis! Jadi sekarang diam lah karena
aku sedang memencet bel.” Jawab Nam Doo.
Dari
layar intercom, Yoo Ran melihat wajah Nam Doo. Yoo Ran pun langsung membuka
pintu dan memberitahu Jin Joo kalau tamu mereka sudah datang. Jin Joo pun buru2
keluar bersama suami dan anaknya.
Jin
Joo dan Dong Shik menyambut kedatangan tim Joon Jae dengan ramah. Dong Shik
sedikit berbasa basi sebelum akhirnya mengajak Joon Jae dan Nam Doo ke dalam.
Sementara Jin Joo berbicara dengan Sim Chung. Jin Joo mengingatkan Sim Chung
kalau mereka pernah bertemu sebelumnya karena Yoo Na dan Elizabeth yang sedikit
bertengkar. Jin Joo lalu menyuruh Elizabeth memberikan salam pada Sim Chung.
Elizabeth dengan bersungut2 memberi salam pada Sim Chung.
“Aku
akan menitipkan Yoo Na dalam asuhanmu. Dia teman kesayanganku.” Ucap Sim Chung.
“Aku
akan dengan tegas mendisiplinkan Elizabeth-ku.” Jawab Jin Joo.
Jin
Joo lalu memperingatkan putrinya kalau mulai sekarang putrinya akan menjadi sahabat
Yoo Na.
Setelah
berbasa basi sedikit, akhirnya Jin Joo mengajak Sim Chung masuk ke dalam. Tepat
setelah Sim Chung masuk ke dalam, Si A pun tiba.
Di
dalam, Dong Shik memberikan kartu namanya pada Joon Jae. Nam Doo memberikan
kartu namanya juga pada Dong Shik. Ia mengaku bahwa selama Jae Yi di ada di
Korea, dirinya lah yang bertugas mengawal Jae Yi. Ia mengaku bernama Lee Jong
Gwang. Joon Jae juga memberikan kartu nama Jae Yi yang bertuliskan alamat
kantor cabang Jae Yi di Jepang.
Si
A yang sudah mau membuka pagar, dihubungi Jin Joo. Jin Joo menyuruhnya membeli
beberapa ara. Si A pun terpaksa pergi lagi untuk membeli buah ara.
Di kamar, Dong Shik menghubungi kantor Jae Yi yang ada di Jepang. Seketaris Jae Yi lah yang menerimanya. Seketaris Jae Yi berkata, kalau saat ini CEO mereka sedang plesiran ke Korea Selatan. Dong Shik percaya dan langsung menyudahi pembicaraan.
Di
mobil, Tae Oh tersenyum karena Dong Shik percaya. Ternyata yang menjawab
telepon Dong Shik sebagai seketaris Jae Yi adalah Tae Oh.
Jin
Joo pergi ke dapur untuk mengecek semua makanan yang dibuat Yoo Ran lezat. Jin
Joo pun memuji Yoo Ran. Yoo Ran lalu berniat membawa makanan itu keluar, tapi
Jin Joo berkata kalau dia sendiri yang akan menyajikan makanan itu.
Di ruang makan, Jae Yi dan Jong Gwang asyik bercengkrama dengan Dong Shik. Sedangkan Sim Chung malah sibuk memperhatikan makanan yang dibawa Jin Joo.
“Aku
bertanya-tanya, tidak ada banyak nilai mengenai kelangkaan di sana. Kurasa
tempat seperti Manhattan, di mana mereka tidak dapat memperluas pada setiap
bangunan atau properti, lebih baik.” Ucap Jae Yi.
“Orang
sering menemukan tanah yang sulit untuk didekati, tetapi ketika kau melihat dari standar nilai kelangkaan, menjadi
jelas.” Jawab Jong Gwang.
Jong
Gwang lalu berkata pada Dong Shik kalau mereka akan membicarakan inti
permasalahan nanti setelah mereka saling mengenal. Dong Shik dan Jin Joo
setuju. Dong Shik lalu menanyakan kapan Jae Yi akan menikah.
“Kami
akan mengadakan pernikahan segera. Awal tahun depan, di Dubai atau Eropa.”
Jawab Jae Yi.
Sim
Chung pun langsung menatap Joon Jae begitu mendengar jawaban Joon Jae. Joon Jae
yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Sim Chung, mengalihkan pandangannya
pada egg roll di atas meja. Saat mencicipi egg roll itu ia pun terkejut. Joon
Jae berkata, rasa egg roll itu mirip dengan rasa egg roll yang biasa dibuat
ibunya. Jin Joo senang mendengarnya dan menyuruh Yoo Ran membawakan egg roll
lagi.
Yoo
Ran keluar dari dapur. Ia berdiri di sebelah Joon Jae dan meletakkan egg roll
itu di depan Joon Jae. Joon Jae awalnya tak sadar dengan wanita yang menyajikan
egg roll itu, namun setelah Yoo Ran bersuara mengucapkan selamat menikmati
hidangannya, barulah Joon Jae tersadar.
Joon
Jae menoleh ke belakang, namun Yoo Ran sudah keburu masuk ke dapur, jadinya
Joon Jae hanya bisa melihat punggung Yoo Ran saja.
Tae Oh yang menunggu diluar, terkejut melihat Si A yang masuk ke dalam rumah Jin Joo. Tae Oh pun langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri Si A tepat saat Si A akan masuk ke rumah.
“Apa
yang kau lakukan di sini?” tanya Si A.
“Bagaimana
denganmu?” tanya Tae Oh balik.
“Aku?
Ini rumahku?” jawab Si A.
“Benar.
Aku di sini karena ini rumahmu juga.” ucap Tae Oh.
“Kau
datang ke sini karena tahu ini adalah rumahku?” tanya Si A.
“Ya...
Aku-aku ada sesuatu untuk kukatakan padamu.” Jawab Tae Oh terbata2.
“Oh
tapi aku tidak yakin aku bisa, aku sedang ada tamu di rumah. Apa? Pentingkah?”
tanya Si A.
Tae
Oh pun mengangguk kuat2.
“Apa
itu? Aku harus masuk sekarang.” jawab Si A.
Terpaksalah,
Tae Oh menyatakan cintanya pada Si A untuk mencegah Si A masuk ke dalam. Si A
pun terkejut.
Sekarang
kita melihat Si A dan Tae Oh duduk di sebuah kafe. Si A menatap Tae Oh yang
terus saja menundukkan kepala. Si A ingin tahu sejak kapan Tae Oh mencintainya.
Tae Oh diam saja sambil terus menundukkan kepala.
“Ya
kau benar, cinta bukan sesuatu yang kau mulai seperti, ‘Baik, aku akan mulai
sekarang. Beep!’ iya kan?” ucap Si A lagi.
Tae
Oh mengangguk2 saja.
“Tapi,
kau tahu persis hubungan seperti apa yang Joon Jae dan aku punya. Hanya
memikirkan Joon Jae...” ucap Si A.
Si A lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya dan bertanya2 bagaimana bisa Tae Oh menyukainya. Si A kemudian menyeruput minumannya dan terus menatap Tae Oh yang masih menundukkan kepala.
“Kau
bodoh, angkat kepalamu. Apakah cinta kejahatan?” ucap Si A.
Barulah
Tae Oh menatap Si A.
“Oh
ya ampun, lihat bagaimana kurusnya dirimu! Bagaimana bisa? Apakah menurutmu
kita akan dapat menarik diri bersama-sama? Apa menurutmu aku bisa pergi
sekarang?” ucap Si A.
Tae
Oh pun langsung menggelengkan kepalanya agar Si A tidak pergi.
“Apa
yang harus kulakukan denganmu?! Joon Jae adalah satu-satunya bagiku. Ini
memilukan, sungguh. Maksudku, ketika dunia membuat cintamu untukku mulai
tumbuh?” ucap Si A.
Ternyata
oh ternyata, Tae Oh menunduk karena sedang mengirimkan pesan untuk Nam Doo.
Sementara Si A terus mengoceh soal perasaan cinta yang dirasakan Tae Oh
kepadanya. Dalam pesannya, Tae Oh memberitahu Nam Doo kalau itu rumahnya Si A.
Nam
Doo dan Joon Jae tengah berbincang2 dengan Dong Shik dan juga Jin Joo di ruang
tengah. Tak lama, pesan Tae Oh masuk ke ponsel Nam Doo. Nam Doo terkejut
membacanya dan langsung membisiki Joon Jae soal pesan itu. Joon Jae terkejut.
Joon Jae pun langsung pamit dengan alasan ada sesuatu yang mendesak.
Setelah
Joon Jae pergi, barulah Si A tiba di rumah.
Nam Doo masuk ke rumah sambil bertanya2 bagaimana bisa dunia begitu sempit. Joon Jae mengomeli Nam Doo yang tidak mengecek latar belakang keluarga Jin Joo dengan benar. Nam Doo membela diri dengan berkata, kalau di kartu keluar Jin Joo tidak tertera nama Si A sama sekali.
“Hei,
satu gerakan yang salah dan semuanya akan rusak.” Jawab Joon Jae.
“Apa
yang rusak?” tanya Sim Chung.
“Bukan
apa-apa.” Jawab Nam Doo.
“Apa
yang nyaris rusak? Mengapa kalian nyaris dalam masalah?” tanya Sim Chung.
Joon
Jae dan Nam Doo diam saja.
“Heo
Joon Jae, apa kau penipu? Penjahat?”
Joon
Jae yang bisa mendengarnya langsung menatap Sim Chung dan teringat kata2 Sim Chung
kalau ia mungkin akan membenci Sim Chung kalau tahu Sim Chung berbeda.
“Kalau
kamu bekerja, beberapa hal bisa terjadi.” Nam Doo menjelaskan pada Sim Chung.
Tapi
Sim Chung dan Joon Jae malah saling menatap, membuat Nam Doo ketakutan.
“Apa
semua itu kebohongan?” batin Sim Chung.
“Benar.
Aku orang yang berbohong. Aku menipu orang dan menghasilkan uang dari mereka. Benar,
aku orang seperti itu.” jawab Joon Jae dengan mata berkaca2.
Nam
Doo pun protes dengan pengakuan Joon Jae, tapi Joon Jae tidak mempedulikan Nam
Doo dan berkata lagi pada Sim Chung kalau itu rahasianya. Joon Jae lalu
menanyakan rahasia Sim Chung.
“Rahasiaku
adalah… aku berbeda darimu. Aku adalah mermaid.” Batin Sim Chung.
Joon Jae terpengarah dan langsung ingat saat ia melihat guci bergambar mermaid sedang mencium manusia. Joon Jae juga ingat saat melihat Sim Chung dengan wujud mermaid menatapnya di dalam akuarium.
“Kenapa
kalian malah saling menatap dan tidak bicara? Hei, ayo. Mari kita istirahat
hari ini.” ucap Nam Doo, lalu pergi.
“Kalau
kau tahu siapa aku, kau akan terkejut. Kau akan terluka dan takut. Kau akan
meninggalkanku, itu sebabnya aku berusaha keras agar tidak ketahuan.” Batin Sim
Chung.
Setelah
mengatakan itu, Sim Chung beranjak menuju kamarnya.
Joon
Jae yang masih syok bertanya pada Nam Doo apa Nam Doo mendengar yang barusan
dikatakan Sim Chung. Nam Doo malah balik bertanya perkataan Sim Chung yang
mana? Apakah yang kenapa mereka semua nyaris dalam masalah.
“Bukan
itu.” jawab Joon Jae.
“Selain
itu, apa yang harus kudengar? Dengar apa yang kudengar kalau kalian tidak
membuka mulut dan hanya saling menatap?” ucap Nam Doo lalu pergi.
Di
kamarnya, Sim Chung menatap kumpulan mutiaranya. Tak lama kemudian, ia
memegangi dadanya yang mulai terasa sakit.
Sementara
di bawah, Joon Jae sedang melihat lukisan mermaid mencium manusia di ponselnya.
Joon Jae lalu ingat pengakuan Sim Chung tadi bahwa Sim Chung adalah mermaid.
Setelah itu, Joon Jae ingat kata2nya sendiri pada psikiaternya.
“Aku sedang melihat
lukisan pada sebuah guci dan ini mungkin terdengar gila, tapi terlintas di pikiranku
bahwa pria dalam lukisan itu adalah aku.” ucap Joon Jae.
Joon
Jae pun kembali melihat lukisan itu. Samar2 ingatannya kembali saat ia dan Sim
Chung menjatuhkan diri ke laut di Spanyol.
Joon
Jae menemui Sim Chung di kamar, ia terkejut mendapati kamar Sim Chung kosong.
Joon
Jae pun bergegas keluar untuk mencari Sim Chung. Tiba2 saja, kata2 Dam Ryung
yang menyuruhnya menyelamatkan seseorang dari orang yang jahat terngiang di
telinganya. Wajah Bangsawan Yang, juga wajah Dae Young berkelebat di benaknya.
Sambil berjalan keluar, Joon Jae teringat mimpinya soal Dam Ryung dan ingat sosok Sae Wa yang ia lihat di mimpi sangat mirip dengan Sim Chung.
Joon
Jae pun mulai berlari. Mimpunya soal Dam Ryung pun makin berkelebat di
benaknya. Kali ini, ia ingat mimpinya tentang Dam Ryung yang melihat Sae Wa
terikat di kolam Bangsawan Yang.
Joon
Jae terus berlari hingga akhirnya ia berhenti di persimpangan jalan. Ingatannya
soal Dam Ryung yang mengembalikan Sae Wa ke lautan, juga saat Sae Wa kecil
menyelamatkan Dam Ryung kecil yang tenggelam di laut dan cerita tentang pria
yang mencintai mermaid dan bisa mendengar suara mermaid semakin berkelebat
dalam ingatannya.
Tak
lama kemudian, Joon Jae pun teringat saat Sim Chung menciumnya di dalam
lautan. Joon Jae lalu kembali teringat
kata2 Sae Wa tentang mermaid yang memiliki kemampuan khusus, yaitu kemampuan
menghapus ingatan mereka dari ingatan manusia dengan mencium manusia.
Joon Jae pun syok dan mulai mengingat kebersamaannya dengan Sim Chung saat mereka di Spanyol. Ingatan Joon Jae akan Sim Chung pun kembali. Ia memejamkan matanya dan terus berusaha mengingat kebersamaannya dengan Sim Chung.
Terakhir, Joon Jae ingat saat ia tenggelam dan Sim Chung datang menghampirinya, kemudian menciumnya untuk menghapus ingatannya. Joon Jae pun terperangah.
0 Comments:
Post a Comment