Joon Jae akhirnya tiba di rumah. Bersamaan dengan itu, Chung yang diantar Chi Hyun juga datang. Joon Jae langsung memasang tatapan tak sukanya pada Chi Hyun. Ia mengambil belanjaan Chung dari tangan Chi Hyun dengan kasar dan menarik Chung masuk ke rumah.
Di
dalam, Chung minta penjelasan apa Joon Jae marah padanya. Tapi Joon Jae malah
ngeloyor pergi. Nam Doo gak habis pikir, kenapa Joon Jae dan Chung terus saja
bertengkar. Chung menjelaskan, Joon Jae marah karena ia bertemu Chi Hyun hari
ini.
“Kalau
seorang pria marah pada gadis yang menemui keluarganya, itu berarti dia tidak
punya niat untuk meneruskan hubungannya dengannya.” Ucap Nam Doo.
Chung
pun langsung melirik Nam Doo dengan kesal. Nam Doo lalu bertanya, bagaimana
bisa Chung bertemu dengan Chi Hyun. Chung menjelaskan, bahwa Chi Hyun datang
untuk mentraktirnya.
“Aku
kira dia tidak lagi berhubungan dengan anggota keluarganya. Aku tidak pernah
dikenalkan pada keluarganya juga.” ucap Nam Doo.
Chung
pun beranjak pergi. Nam Doo langsung bête karena Joon Jae tidak memperkenalkan
dirinya pada keluarganya. Hahah…
Setibanya di kamar, Chung tiba-tiba merasakan sakit di dadanya. Chung berpikir, itu karena ia sudah kelamaan berada di darat. Joon Jae yang baru masuk kamarnya, mendengar suara hati Chung. Ia lantas memikirkan sesuatu.
Keesokan harinya, Joon Jae menghampiri Tae Oh yang masih focus di layar laptop. Tae Oh berkata, siapapun tidak akan bisa masuk ke rumah mereka kecuali kalau orang itu menemukan seorang hacker yang lebih jenius darinya.
“Baiklah.
Tidak masalah. Dan juga, pergi dan tetap di luar hari ini.” jawab Joon Jae.
“Kenapa?
Aku tidak punya rencana apapun.” Ucap Tae Oh.
Joon
Jae juga menyuruh Nam Doo pergi dan jangan kembali sampai sore. Nam Doo pun
heran, sama seperti Tae Oh, ia bertanya kenapa ia harus keluar rumah sampai
sore. Joon Jae pun berkata, karena ia adalah si pemilik rumah jadi saat ia
menyuruh mereka melakukan itu maka mereka harus melakukannya.
“Wow,
dia membuat kita menyedihkan lagi. Kemana kita pergi dalam cuaca musim dingin
yang keras ini? Karena kau bilang kau tidak akan bekerja, itu sangat sulit
meski mengatur janji.” Jawab Nam Doo.
Chung
lewat. Melihat Chung, Joon Jae pun langsung memaksa Nam Doo dan Tae Oh pergi
dan melarang mereka kembali sebelum sore. Setelah mereka pergi, Chung beranjak
ke kolam renang.
“Mereka
tidak akan kembali sampai sore, kan?” gumam Chung.
Nam
Doo dan Tae Oh keluar rumah bersamaan. Tae Oh pergi duluan, tapi tidak dengan
Nam Doo. Ia menatap ke arah rumah dengan wajah penasaran.
Chung
lagi asyik berenang di kolam renang.
Dan ooow…. Nam Doo mengawasinya di dekat pintu. Chung pun terkejut melihat Nam Doo yang berdiri di depan pintu. Nam Doo mengaku bahwa ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Chung. Nam Doo lalu beranjak mendekati Chung dan bertanya apa Chung tidak kedinginan berenang di musim dingin. Tanpa sengaja, kaki Nam Doo terantuk kursi. Nam Doo mengaduh kesakitan dan… saat itulah ia melihat ekor Chung.
“Apa...
Apa yang kau pakai? Apa yang ada di tubuhmu? Kau akan kerja paruh waktu lagi
pakai itu di akuarium. Aigoo! Cheong kita lucu sekali! Tadinya aku sempat
berpikir kau adalah putri duyung, tapi itu tidak mungkin. Maafkan aku, aku
terlalu banyak nonton drama Amerika. Tapi ekormu terlihat asli. Aku memikirkan
sesuatu yang tidak mungkin.”
Nam Doo seketika berhenti bicara. Ingatannya langsung melayang ke saat ia menanyakan dimana rumah Chung saat mereka pertama kali bertemu dan Chung bilang rumahnya sangat jauh. Nam Doo juga ingat rekam medis Chung, saat Chung dirawat di rumah sakit karena kecelakaan ditabrak Chi Hyun. Tak hanya itu, Nam Doo ingat saat Chung menunjukkan sekumpulan mutiara padanya. Saat itu, Chung mengaku ia mendapatkan mutiara itu dengan bekerja keras.
“Ti…
tidak mungkin.” ucap Nam Doo begitu sadar kalau Chung memang duyung.
“Bisakah
kau mengambilkan baju handukku disana?” pinta Chung.
Saat naik ke atas, ekor Chung langsung berubah menjadi kaki. Nam Doo terkejut melihatnya. Ia tidak percaya kalau hal seperti ini bisa terjadi di dunia. Ia bertanya-tanya, haruskah ia memberitahukan hal ini ke media atau FBI. Chung berjalan mendekati Nam Doo. Nam Doo berjalan mundur menjauhi Chung saat Chung berusaha mendekatinya.
“Apa
kau akan mengatakan ini pada Heo Joon Jae?” tanya Chung.
“Mengatakan
padanya? Aku tidak yakin. Setelah aku melihat bagaimana kau menjawab
pertanyaanku.” Jawab Nam Doo.
Chung
ingin mendekat, tapi Nam Doo melarangnya. Nam Doo bertanya, saat Chung di air,
ekor Chung akan muncul, tapi saat di darat ekor Chung akan berubah menjadi
kaki. Chung membenarkan. Nam Doo tertawa tidak percaya. Nam Doo lalu menanyakan
tentang mutiara, apa mutiara itu berasal dari tangisan Chung. Chung lagi2
membenarkan. Nam Doo pun menyuruh Chung menangis, tapi Chung diam saja dan
nampak memikirkan sesuatu.
“Menangis
lah. Biar kulihat apa itu berubah jadi mutiara. Karena aku terpesona saat ini.”
ucap Nam Doo.
Tapi
Chung tetap diam saja dan menatap Nam Doo dengan tatapan waspada.
“Baiklah,
kau tidak perlu menangis sekarang. Pelan-pelan saja, menangis lah yang banyak mulai
sekarang.” ucap Nam Doo.
“Karena
aku menjawab dengan baik, kau tidak akan mengatakan ini pada Heo Joon Jae, kan?”
tanya Chung.
“Chung!
Putri duyung Chung! Kenapa kita harus merahasiakan ini? Ini hal yang
mengagumkan! Kita duduk di atas tumpukan uang!” seru Nam Doo.
“Aku
tidak suka tumpukan uang!” jawab Chung.
“Aku
suka! Kenapa diam di rumah? Hei! Mari kita pergi ke tempat seperti Las Vegas
bersama meluncurkan pertunjukan putri duyung, dan melakukan tur dunia!” ucap
Nam Doo.
“Apa
kau mau mengatakan kalau kau akan menjualku, Jo Nam Doo?” tanya Chung.
“Tidak!
Aku merekomendasikan pekerjaan padamu. Sulit bagi orang normal untuk dapat
kerja sekarang ini. Karena ini aku, aku tidak melaporkanmu ke agen nasional dan
aku akan mencari pekerjaan di luar negeri.” Jawab Nam Doo.
“Baiklah,
kita sepakat.” Ucap Chung.
Chung lalu mengulurkan tangannya, mengajak Nam Doo berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan mereka. Nam Doo awalnya ragu, tapi akhirnya ia tetap menjabat tangan Chung. Saat itulah, ingatannya tentang Chung yang adalah putri duyung terhapus. Begitu ingatannya terhapus, Nam Doo menatap ke kolam renang dengan tatapan bingung.
“Jo
Nam Doo, apa kau baik-baik saja?” tanya Chung.
“Apa
kau tadi berenang di sini? Kau tidak kedinginan?” tanya Nam Doo.
Nam
Doo lalu beranjak ke dalam, tapi lagi-lagi kakinya terantuk kursi. Ia pun
mengaduh kesakitan dan beranjak ke dalam dengan terpincang2. Sementara itu,
Chung yang menatap Nam Doo terlihat cemas. Ia takut kalau Joon Jae juga akan
bereaksi seperti Nam Doo setelah tahu dirinya putri duyung.
Saat makan malam, Nam Doo berusaha mengingat sesuatu tentang Chung tapi tak berhasil. Nam Doo merasa dirinya akan gila. Chung mulai cemas. Ia bertanya dalam hatinya, apa Nam Doo mulai mengingatnya. Joon Jae yang mendengar suara hati Chung pun langsung menatap Chung.
“Sesuatu
seperti melihat nomor undian dalam mimpi lalu lupa. Rasa frustasi yang
membuatmu gila!” ujar Nam Doo.
Dan
tiba-tiba2, Nam Doo berseru kalau ia ingat sesuatu. Chung dan Joon Jae langsung
tegang. Nam Doo berusaha menjelaskan soal Chung, kalau tadi di kolam renang…
tapi ia tak bisa mengingat apapun. Joon Jae pun langsung menggeplak kepala Nam
Doo dan menyuruh Nam Doo makan.
“Hei,
lihat! Lihat jari kakiku. Aku merasa kuku kakiku akan lepas! Tapi aku tidak
ingat! Bagaimana kakiku jadi seperti ini, bagaimana kakiku menabrak sesuatu!”
ucap Nam Doo sambil meletakkan kakinya di atas meja, membuat Joon Jae merasa
jijik.
“Itu
pikun dini akibat alkohol.” Jawab Joon Jae.
“Benarkah?”
tanya Nam Doo.
Tae
Oh mengangguk2, setuju dengan yang dikatakan Joon Jae.
“Makanya
berhenti minum!” suruh Joon Jae.
Selesai
makan, Chung menarik Joon Jae ke kamar. Ia bertanya, mau sampai kapan Joon Jae
mogok bicara dengannya. Joon Jae mengulang pertanyaannya. Apa yang Chung akan
lakukan kalau sesuatu terjadi padanya. Chung berkata, jawabannya akan tetap
sama meski Joon Jae bertanya ratusan kali.
“Jika
sesuatu terjadi padamu, aku tidak bisa hidup.” ucap Chung.
“Justru
itu, kenapa?” tanya Joon Jae.
“Itu...
itu karena…” Chung pun berhenti bicara dan mulai bicara dalam hatinya.
“Jantungku hanya bisa berdetak kalau kau mencintaiku. Kalau kau meninggalkanku atau meninggalkan dunia ini, detak jantungku berhenti. Jung Hoon meninggal karena itu juga. Ketika orang yang dicintai pergi, hatiku akan menjadi dingin, mengeras dan berhenti. Tanpamu, aku akan seperti itu Kecuali aku kembali ke lautan, aku mungkin mati.”
“Kau
akan mati?” tanya Joon Jae.
Chung
pun terkejut, apa?
“Apa yang barusan kau katakan, katakan lagi. Apa yang akan berhenti, mengeras? Apa yang akan terjadi?” tanya Joon Jae.
“Kau
mendengar suaraku?” tanya Chung.
“Kau
bilang jantungmu akan berhenti.” Ucap Joon Jae.
“Sejak
kapan kau mulai mendengarnya?” tanya Chung.
“Kau
bilang kau akan mati.” Ucap Joon Jae.
“Sejak
kapan kau mulai mendengarnya?” tanya Chung.
“Kenapa
kau akan mati?!” teriak Joon Jae.
Chung
pun seketika terdiam. Keduanya lalu saling bertatapan.
0 Comments:
Post a Comment