Gyeong Min dan Roo Bi berjalan-jalan di tepi Sungai Han. Gyeong Min mengenang masa lalunya saat pertama kali bertemu Roo Bi.
“Cuacanya bagus, rasanya hari ini seperti hari
pertama kali kita bertemu. Angin sepoi-sepoi bahkan angin pun teras manis. Kau
memakai sweater merah dan rok denim. Aku mengajakmu minum espresso dan kau
ingat apa yang kau katakan saat aku mengajakmu minum espresso? Kau bilang, kau
tidak minum. Lalu aku menjelaskan, espresso bukan alkohol tapi kopi. Setelah
itu, kita selalu mencari kafe yang menyediakan espresso enak.”
Roo Bi : Gyeong Min-ssi...
“Tidakkah kau memikirkanku sekali saja? Tidak
pernahkah kau merindukanku? Jujurlah pada dirimu sendiri. Jauh di dalam lubuk
hatimu, hanya aku satu-satunya.” Ucap Gyeong Min.
“Aku jatuh cinta padamu 5 tahun lalu. Tapi sekarang
aku tidak tahu apa-apa tentang Bae Gyeong Min, atau lebih tepatnya Direktur
baru JM Group.” Imbuh Roo Bi.
“Aku masih pria yang sama.” Ucap Gyeong Min.
“Hubungan kita sudah berakhir.” Jawab Roo Bi.
“Tidak pernah berakhir!” tegas Gyeong Min.
“Tolong hentikan! Selama ini, aku sudah melakukannya
dengan baik tanpamu. Kenapa kau harus kembali dan membuatku bingung lagi? Aku
baru saja yakin kalau aku bisa melupakanmu. Ini tidak adil.” Jawab Roo Bi.
“Roo Bi-ya.” Bujuk Gyeong Min.
“Jangan sakiti aku lagi! Jangan membuatku bingung!
Kumohon!” pinta Roo Bi.
Gyeong Min menarik Roo Bi ke pelukannya. Dalam pelukan Gyeong Min, Roo Bi menangis. Sementara Gyeong Min meminta maaf dan mengakui kesalahannya.
Gilja dan Chorim sama-sama tidak bisa tidur. Gilja tak bisa tidur lantaran memikirkan perkataan In Soo yang ingin menikahi Roo Na. Gilja yakin In Soo adalah pria baik. Sementara Chorim tak bisa tidur lantaran memikirkan Dongpal.
Gyeong Min menarik Roo Bi ke pelukannya. Dalam pelukan Gyeong Min, Roo Bi menangis. Sementara Gyeong Min meminta maaf dan mengakui kesalahannya.
Gilja dan Chorim sama-sama tidak bisa tidur. Gilja tak bisa tidur lantaran memikirkan perkataan In Soo yang ingin menikahi Roo Na. Gilja yakin In Soo adalah pria baik. Sementara Chorim tak bisa tidur lantaran memikirkan Dongpal.
Chorim kemudian bangun dan mengambil kartunya. Gilja
mengingatkan Chorim yang pernah kehilangan banyak uang karena bermain kartu. Chorim
bilang, main kartu akan membuatnya berhenti berpikir. Gilja jadi kesal, lalu
beranjak keluar kamar. Tak lama setelah Gilja keluar kamar, Chorim pun sadar
kalau ia tak seharusnya main kartu lagi. Chorim bilang harusnya dia minum yang
banyak agar bisa tidur.
Chorim lantas beranjak ke pintu. Tapi baru membuka pintu, ia memergoki Gilja sedang meminum tonic itu. Chorim pun kesal karena Gilja melarangnya minum tonic itu.
Tuan Bae mencari tahu soal Roo Bi lewat manajer HRD. Ia pun senang mendengar laporan soal Roo Bi. Tuan Bae lalu memberitahu istrinya kalau Roo Bi gadis pintar dan berbakat. Tapi Nyonya Park tetap mau menjodohkan Gyeong Min dengan gadis pilihannya.
“Kau tidak lihat bagaimana Gyeong Min menunjukkan
foto gadis itu pada kita? Kita harus memberikan restu pada mereka.” Ucap Tuan
Bae.
Roo Na tak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada
sosok Gyeong Min yang merupakan pewaris JM Group. Roo Na lalu berteriak kesal,
kemudian duduk di depan meja rias.
“Kenapa aku tidak mendapatkan pria sepertinya? Ini
benar-benar menjengkelkan!” ucap Roo Na.
Tapi begitu mendengar suara pintu, ia pura-pura tidur. Roo Bi mengendap-ngendap masuk ke kamar karena mengira Roo Na sudah tidur. Ponsel Roo Bi kemudian berdering, telepon dari Gyeong min. Gyeong Min bilang kalau dia hanya mau memastikan Roo Bi sudah tiba di rumah dengan selamat.
Tapi begitu mendengar suara pintu, ia pura-pura tidur. Roo Bi mengendap-ngendap masuk ke kamar karena mengira Roo Na sudah tidur. Ponsel Roo Bi kemudian berdering, telepon dari Gyeong min. Gyeong Min bilang kalau dia hanya mau memastikan Roo Bi sudah tiba di rumah dengan selamat.
“Aku sudah tiba di rumah, jangan cemas.” Ucap Roo
Bi.
Usai bicara dengan Gyeong Min, Roo Bi langsung
membaringkan dirinya. Ia kemudian memejamkan matanya dengan senyum cerah
terukir di wajahnya. Tapi sebaliknya, Roo Na justu terlihat kesal.
Esok paginya, Chorim kesal melihat Soyeong yang
asyik main ponsel sementara ia bekerja sendirian. Chorim pun menegur Soyeong.
Tapi Soyeong malah balik marah-marah. Chorim kesal dan menggeplak kepala
Soyeong.
Gilja datang. Chorim langsung bilang kalau Soyeong sedari tadi hanya main ponsel saja. Soyeong membela diri dengan mengatakan ia sedang tidak enak badan. Gilja pun semakin membela Soyeong.
Gilja datang. Chorim langsung bilang kalau Soyeong sedari tadi hanya main ponsel saja. Soyeong membela diri dengan mengatakan ia sedang tidak enak badan. Gilja pun semakin membela Soyeong.
“Aku juga tidak sehat! Aku lelah! Aku seharusnya
minum tonic!” balas Chorim.
“Kau tidak membutuhkan itu. Aku tahu obat ajaibmu.” Jawab Soyeong, lalu menyebutkan nama Dongpal.
“Kau tidak membutuhkan itu. Aku tahu obat ajaibmu.” Jawab Soyeong, lalu menyebutkan nama Dongpal.
Chorim pun tambah kesal. Dan ia makin kesal saat
Soyeong menertawakan Dongpal. Tak bisa lagi menahan kekesalannya, Chorim pun
mengajak Soyeong berkelahi. Gilja terkejut dan berusaha memisahkan mereka.
Dongpal yang baru datang juga ikut memisahkan mereka.
0 Comments:
Post a Comment