Soyeong mengadu pada Dongpal. Ia bilang tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi Chorim menamparnya. Soyeong juga memeluk Dongpal. Dongpal pun menegur Chorim. Chorim ingin menjelaskan, tapi Gilja ikut-ikutan memarahinya.
“Eonni...” Chorim mau membela diri, tapi
Gilja lagi-lagi memotong ucapannya.
“Ingat umur! Memalukan!” ucap Gilja.
“Benar, aku belum dewasa! Kenapa aku terus yang salah setiap kali ada masalah! Benar, aku satu-satunya orang yang buruk! Kau puas!”
Chorim pun pergi. Gilja heran kenapa Chorim malah teriak-teriak padanya. Dan Soyeong kembali mencari perhatian Dongpal. Ia meminta Dongpal meniup matanya yang sakit. Dongpal menolak karena ia bukanlah pacar Soyeong.
“Benar, aku belum dewasa! Kenapa aku terus yang salah setiap kali ada masalah! Benar, aku satu-satunya orang yang buruk! Kau puas!”
Chorim pun pergi. Gilja heran kenapa Chorim malah teriak-teriak padanya. Dan Soyeong kembali mencari perhatian Dongpal. Ia meminta Dongpal meniup matanya yang sakit. Dongpal menolak karena ia bukanlah pacar Soyeong.
Diluar, Chorim menelpon Roo Bi.
Tuan Bae datang ke kantor.
Chorim duduk di sebuah restoran, menunggu Roo Bi. Tak lama, Roo Bi datang dengan membawa seporsi besar es krim. Chorim curhat pada Roo Bi. Ia bilang, tak bisa mengerti Gilja.
“Soyeong terus saja menjawabku, tapi
ibumu malah membelanya bukan membelaku!” ucap Chorim.
“Soyeong? Apa yang terjadi dengan
Soyeong?” tanya Roo Bi.
“Dongpal dan aku...” Chorim langsung
sadar kalau dia hampir keceplosan. Ia pun buru-buru meralat ucapannya. Dia
bilang, Dongpal maksudnya seekor kumbang. Ia bilang, ia berusaha menangkap
seekor kumbang yang masuk ke restoran. Sontak Roo Bi tertawa. Chorim pun kesal
Roo Bi menertawakanya. Roo Bi minta maaf dan menyuruh Chorim memakan es
krimnya.
Gyeong Min terkejut melihat ayahnya yang mendadak mampir ke kantor. Sang ayah bilang, datang untuk mengecek Gyeong Min. Presdir Kim yang datang bersama Tuan Bae ke ruangan Gyeong Min pun memuji Gyeong Min yang sangat teliti sama seperti Tuan Bae.
“Apa yang membawa ayah kesini? Tadi pagi
ayah tidak bilang apa-apa?” tanya Gyeong Min.
“Aku sekalian mampir. Gedung ini sudah banyak
berubah.” Jawab Tuan Bae.
Setelah berbincang-bincang sedikit, Tuan Bae pun beranjak pergi. Habis dari ruangan Gyeong Min, Tuan Bae mampir ke kantornya Roo Bi tapi ia tak menemukan Roo Bi disana.
Dan takdir akhirnya mempertemukan mereka. Tuan Bae kecelakaan di depan gedung kantor. Ia diserempet pemotor. Roo Bi yang saat itu baru saja kembali, melihat kejadian itu dan langsung menolong Tuan Bae. Ia menghubungi ambulance dan mendampingi Tuan Bae ke rumah sakit.
Di IGD, petugas memberitahu Roo Bi kalau mereka sudah menghubungi keluarga pasien. Rumah sakit meminta Roo Bi menunggui pasien sampai keluarga pasien datang. Terpaksalah Roo Bi menunggui Tuan Bae.
Setelah berbincang-bincang sedikit, Tuan Bae pun beranjak pergi. Habis dari ruangan Gyeong Min, Tuan Bae mampir ke kantornya Roo Bi tapi ia tak menemukan Roo Bi disana.
Dan takdir akhirnya mempertemukan mereka. Tuan Bae kecelakaan di depan gedung kantor. Ia diserempet pemotor. Roo Bi yang saat itu baru saja kembali, melihat kejadian itu dan langsung menolong Tuan Bae. Ia menghubungi ambulance dan mendampingi Tuan Bae ke rumah sakit.
Di IGD, petugas memberitahu Roo Bi kalau mereka sudah menghubungi keluarga pasien. Rumah sakit meminta Roo Bi menunggui pasien sampai keluarga pasien datang. Terpaksalah Roo Bi menunggui Tuan Bae.
Gyeong Min langsung berlari keluar dari
kantor dan melesat menuju rumah sakit.
Di rumah sakit, Roo Bi memberitahu Jin Hee apa yang terjadi. Jin Hee bilang, tidak seharusnya Roo Bi mengurus hal yang bukan urusan Roo Bi. Jin Hee juga bilang kalau Roo Bi tidak mengenal orang yang ditolongnya.
Di rumah sakit, Roo Bi memberitahu Jin Hee apa yang terjadi. Jin Hee bilang, tidak seharusnya Roo Bi mengurus hal yang bukan urusan Roo Bi. Jin Hee juga bilang kalau Roo Bi tidak mengenal orang yang ditolongnya.
Tak lama setelah berbicara dengan Jin
Hee, Gyeong Min datang, Baik Roo Bi maupun Gyeong Min sama-sama terkejut.
Gyeong Min tidak menyangka seseorang yang menolong ayahnya adalah Roo Bi dan
Roo Bi tidak menyangka orang yang ditolongnya adalah ayah Gyeong Min.
Chorim kembali ke restoran dan kembali bekerja. Soyeong langsung menyindir Chorim yang baru kembali padahal restoran sedang ramai. Dongpal berterima kasih pada Chorim, karena berkat Chorim ia jadi bisa membantu di restoran. Tapi Chorim yang masih kesal, tidak menanggapi Dongpal.
Chorim kembali ke restoran dan kembali bekerja. Soyeong langsung menyindir Chorim yang baru kembali padahal restoran sedang ramai. Dongpal berterima kasih pada Chorim, karena berkat Chorim ia jadi bisa membantu di restoran. Tapi Chorim yang masih kesal, tidak menanggapi Dongpal.
Gilja yang baru keluar dari dapur tersenyum
geli melihat Chorim.
Roo Na datang ke rumah sakit bersalin sendirian. Ia datang untuk berkonsultasi . Ia mengaku tidak siap punya anak dan ingin aborsi. Dokter pun menjelaskan efek sampingnya pada Roo Na. Dokter lantas menyarankan agar Roo Na segera menikah. Dokter berkata, aborsi itu ilegal dan menolak membantu Roo Na.
Roo Na datang ke rumah sakit bersalin sendirian. Ia datang untuk berkonsultasi . Ia mengaku tidak siap punya anak dan ingin aborsi. Dokter pun menjelaskan efek sampingnya pada Roo Na. Dokter lantas menyarankan agar Roo Na segera menikah. Dokter berkata, aborsi itu ilegal dan menolak membantu Roo Na.
Habis dari rumah sakit, Roo Na langsung ke apartemen In Soo. Ia menyalahkan In Soo yang tidak berhati-hati sampai membuat dirinya hamil. In Soo lantas memeluk Roo Na. In Soo bilang, tidak ada hal yang perlu Roo Na cemaskan.
“Tidak, aku tidak mau hidup seperti ini!
Aku tidak mau hidupku jadi suram dan menyedihkan! Aku tidak ingin ada yang
menghalangi hidupku!” aku Roo Na.
Roo Na juga bilang, kalau tujuan hidupnya
bukan menikah tapi menjadi sukses.
Hingga Tuan Bae sadar, Gyeong Min dan Roo Bi masih setia menungguinya. Ketika sadar, Tuan Bae tidak ingat apa yang terjadi. Gyeong Min pun menjelaskan apa yang terjadi pada ayahnya. Lalu tiba-tiba, sang ayah merasa kepalanya pusing. Gyeong Min pun membantu ayahnya bangun. Kemudian, Nyonya Park datang. Tuan Bae pun tertawa geli melihat istri dan anaknya berkumpul.
Hingga Tuan Bae sadar, Gyeong Min dan Roo Bi masih setia menungguinya. Ketika sadar, Tuan Bae tidak ingat apa yang terjadi. Gyeong Min pun menjelaskan apa yang terjadi pada ayahnya. Lalu tiba-tiba, sang ayah merasa kepalanya pusing. Gyeong Min pun membantu ayahnya bangun. Kemudian, Nyonya Park datang. Tuan Bae pun tertawa geli melihat istri dan anaknya berkumpul.
“Sudah kubilang, jangan kemana-mana! Kau
tidak tahu betapa cemasnya aku!” omel Nyonya Park.
Perhatian mereka lalu teralih pada Roo
Bi. Gyeong Min pun menjelaskan kalau Roo Bi lah yang membawa sang ayah ke rumah
sakit. Semula orang tua Gyeong Min tidak menyadari kalau gadis yang ada di
hadapan mereka adalah Roo Bi. Mereka baru sadar saat Roo Bi memperkenalkan
diri.
“Waktu yang sangat tepat. Aku tidak harus mengenalkanmu secara formal. Ini pertanda bahwa kita ditakdirkan bersama.” Ucap Gyeong Min sembari meninggalkan kamar sang ayah bersama Roo Bi.
“Waktu yang sangat tepat. Aku tidak harus mengenalkanmu secara formal. Ini pertanda bahwa kita ditakdirkan bersama.” Ucap Gyeong Min sembari meninggalkan kamar sang ayah bersama Roo Bi.
“Aku tidak tahu kau menceritakanku pada
mereka.” Jawab Roo Bi.
“Tentu saja mereka harus tahu. Aku
bilang, kau adalah wanita yang ingin kunikahi.” Ucap Gyeong Min.
Gyeong Min kemudian menggoda Roo Bi. Ia
berniat mencium Roo Bi karena tidak ada orang disana selain mereka. Roo Bi pun
panic dan buru-buru pergi.
Restoran tutup. Gilja menegur Chorim yang tidak mengucapkan selamat tinggal pada Soyeong. Chorim bilang, Soyeong tidak pantas mendapatkan itu darinya.
“Apapun itu, dia bagian dari kita.
Ditambah, kau tidak melihat matanya? Aku merasa bersalah setiap kali melihat
matanya.” Ucap Gilja.
“Aku juga terluka!” protes Chorim.
“Lalu kenapa kau bertengkar dengannya
seperti anak kecil?” tanya Gilja.
“Terlepas dari apa yang sudah terjadi,
seharusnya kau membelaku! Baik dari segi usia ataupun posisi, aku jauh di
atasnya!” jawab Chorim.
Ponsel Chorim kemudian berdering. Telepon dari Dongpal yang meminta ditraktir karena sudah membantu di restoran. Chorim pun pura-pura lagi bicara dengan teman ceweknya di depan Gilja. Dongpal tertawa saat Chorim menyebut namanya Dongsuk karena ada Gilja. Dongpal berkata, ia masih di depan restoran dan menyuruh Chorim datang. Chorim pun menyuruh Gilja pulang duluan dengan alasan mau menemui temannya yang bernama Dongsuk itu.
Dongpal mengajak Chorim minum di restoran saja daripada harus membuang uang minum di tempat lain. Dongpal menyuruh Chorim menuangkan soju untuknya. Chorim menolak, ia bilang seorang wanita hanya menuangkan soju untuk ayah dan suaminya. Dongpal pun terkesan dengan jawaban Chorim. Tapi akhirnya, Chorim menuangkan soju juga untuk Dongpal.
Ponsel Chorim kemudian berdering. Telepon dari Dongpal yang meminta ditraktir karena sudah membantu di restoran. Chorim pun pura-pura lagi bicara dengan teman ceweknya di depan Gilja. Dongpal tertawa saat Chorim menyebut namanya Dongsuk karena ada Gilja. Dongpal berkata, ia masih di depan restoran dan menyuruh Chorim datang. Chorim pun menyuruh Gilja pulang duluan dengan alasan mau menemui temannya yang bernama Dongsuk itu.
Dongpal mengajak Chorim minum di restoran saja daripada harus membuang uang minum di tempat lain. Dongpal menyuruh Chorim menuangkan soju untuknya. Chorim menolak, ia bilang seorang wanita hanya menuangkan soju untuk ayah dan suaminya. Dongpal pun terkesan dengan jawaban Chorim. Tapi akhirnya, Chorim menuangkan soju juga untuk Dongpal.
Sementara Gilja, menyadari kalau ia lupa
membawa slip penjualan restoran. Gilja pun terpaksa balik lagi ke restoran.
Sampai di restoran, Gilja heran melihat lampu restoran yang masih menyala.
Sampai di restoran, Gilja heran melihat lampu restoran yang masih menyala.
Gilja masuk dan heran melihat sisa
makanan di atas meja.
Chorim dan Dongpal bersembunyi di dapur. Gilja menyalakan lampu dapur, tapi hanya sebentar. Chorim pun lega karena Gilja mematikan lampu dapur. Ia pikir, tidak ketahuan tapi tiba-tiba, lampu menyala lagi dan Gilja sudah nongol di hadapan mereka.
Chorim dan Dongpal bersembunyi di dapur. Gilja menyalakan lampu dapur, tapi hanya sebentar. Chorim pun lega karena Gilja mematikan lampu dapur. Ia pikir, tidak ketahuan tapi tiba-tiba, lampu menyala lagi dan Gilja sudah nongol di hadapan mereka.
Gilja kesal, tapi ia tidak memarahi Chorim. Dongpal meminta maaf dan menjelaskan kalau ia hanya ingin minum beberapa soju saja. Gilja ikut menjelaskan. Ia bilang, kalau minum di bar harganya mahal. Dongpal mengajak Gilja turut serta, tapi Gilja yang kesal diam saja dan pergi dari restoran.
Chorim pun kesal. Ia merasa tidak
seharusnya Gilja marah.
Setelah Gilja pergi, Chorim minum lagi tapi Dongpal melarangnya. Dongpal bilang, Chorim sudah terlalu tua untuk minum soju. Chorim pun kesal dikatain tua. Ia membela diri dengan mengatakan dirinya hanya tua dua tahun dari Dongpal dan mengatai Dongpal lebih tua 10 tahun darinya.
Setelah Gilja pergi, Chorim minum lagi tapi Dongpal melarangnya. Dongpal bilang, Chorim sudah terlalu tua untuk minum soju. Chorim pun kesal dikatain tua. Ia membela diri dengan mengatakan dirinya hanya tua dua tahun dari Dongpal dan mengatai Dongpal lebih tua 10 tahun darinya.
Di rumah, orang tua Gyeong Min kembali membahas Roo Bi. Tuan Bae memuji Gyeong Min yang pintar memilih wanita. Tuan Bae pun ingin pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi segera dilaksanakan. Tapi Nyonya Park masih gak sreg dengan Roo Bi dan tetap ingin menjodohkan Gyeong Min dengan gadis pilihannya.
Chorim mengendap-ngendap masuk ke rumah. Tapi tiba-tiba, Gilja nongol di belakangnya. Gilja pun bertanya, apa Chorim melakukan kesalahan sampai Chorim harus mengendap-ngendap masuk rumah.
“Aku tidak melakukan kesalahan apapun!”
ucap Chorim, lalu masuk ke kamar.
Gilja mengikuti Chorim ke kamar. Ia penasaran, hubungan Chorim dan Dongpal. Tapi Chorim tidak mau mengakui hubungannya dan Dongpal. Sontak, Gilja sakit hati karena Chorim tidak mau jujur padanya. Chorim pun membalas, kalau yang seharusnya sakit hati itu dia bukan Gilja.
Gilja mengikuti Chorim ke kamar. Ia penasaran, hubungan Chorim dan Dongpal. Tapi Chorim tidak mau mengakui hubungannya dan Dongpal. Sontak, Gilja sakit hati karena Chorim tidak mau jujur padanya. Chorim pun membalas, kalau yang seharusnya sakit hati itu dia bukan Gilja.
“Kau menyembunyikan tonic itu dariku! Kau
memberikan tonic itu pada Roo Bi dan Roo Na, tapi tidak denganku! Apa aku
keluargamu? Aku tidak akan mempermasalahkan kalau hanya Roo Bi dan Roo Na yang
meminumnya. Aku akan menganggap uang pangkal masalahnya, tapi aku memergokimu
minum tonic itu juga! Apa aku keluargamu? Aku juga sakit tapi kau selalu berada
di sisi Soyeong dan mempermalukanku di depannya! Kau membenciku! Kau membenciku
karena aku membawa anak hasil selingkuhan kakakku kepadamu! Tapi memangnya itu
salahku! Ibuku yang menyuruhku membawa bayi itu padamu!” ucap Chorim.
Gilja terkejut, apa yang kau bicarakan?
“Bagaimana aku bisa tahu yang mana
putrimu! Mereka bayi yang baru lahir, bagaimana aku bisa membedakannya! Tapi
kau menuduhku melakukannya dengan sengaja dan masih membenciku! Kenapa kau
tidak melakukan tes DNA dan mengusir salah satunya? Usir Roo Bi atau Roo Na!”
ucap Chorim lagi.
Gilja menyuruh Chorim diam. Tapi Chorim masih terus bicara hingga akhirnya Gilja menamparnya. Gilja yang kesal memilih keluar dari kamar. Tangis Chorim pecah.
Esok harinya, saat sarapan, Gyeong Min kembali ditodong menikah oleh neneknya. Tuan Bae pun menanyakan soal Roo Bi. Gyeong Min bilang, ibu Roo Bi menjalankan restoran ayam bakar. Sedangkan ayah Roo Bi sudah meninggal dan Roo Bi berhasil mendapatkan beasiswa dan menyelesaikan studinya. Gyeong Min juga bilang, kalau Roo Bi memiliki saudara kembar.
Tuan Bae lantas berniat mengundang Roo Bi
ke rumahnya. Ia ingin pernikahan itu dilaksanakan secepatnya, tapi Nyonya Park
masih merasa ada yang mengganjal.
Beralih ke Roo Na yang kesal mendengar percakapan Roo Bi dan Gyeong Min di telepon.
Beralih ke Roo Na yang kesal mendengar percakapan Roo Bi dan Gyeong Min di telepon.
Gomawo, Eon tapi eonni, update nya yg cepet dong. Saya suka bgt ceritanya. Sebelum nonton, sempetin dulu baca sinopsisnya