Skip to main content

Ruby Ring Ep 22

Sebelumnya...


Seokho menemui Roo Na di ruang ganti. Ia memberitahu, bahwa ada panggilan dari salah satu klien mereka di Swiss. Seokho yakin, mereka menelpon untuk bernegosiasi ulang.

ā€œKalau begitu, katakan aku tidak ada sekarang. Bisnis sama seperti berkencan. Kau harus membuat pihak lain putus asa, untuk mendapatkan tangannya. Tolak dua panggilan berikutnya dan hubungan aku dengan yang ketiga.ā€ Ucap Roo Na.


Di ruang siaran, In Soo kesal memikirkan jawaban Roo Na saat wawancara.

Lalu, Roo Bi menghubunginya. Roo Bi minta maaf karena harus membatalkan janji makan malamnya dengan In Soo malam ini. Roo Bi bilang, ia harus mengembalikan pakaian Roo Na tapi karena tidak ada satu orang pun di sana, ia terpaksa menunggu.

ā€œDimana departemennya?ā€ tanya In Soo.



Dan In Soo pun langsung menyusul Roo Bi. Ia menemukan Roo Bi ketiduran di depan pintu.

In Soo pun membangunkan Roo Bi. Roo Bi langsung berdiri begitu melihat In Soo.

ā€œKau bisa pergi kalau tidak ada orang disini. Kenapa kau menunggu disini seperti orang bodoh?ā€ ucap In Soo.

ā€œAku sudah janji akan mengembalikannya hari ini. Maaf sudah membuatmu datang kesini.ā€ Jawab Roo Bi.

ā€œMaaf? Kenapa kau harus minta maaf? Kenapa kau selalu minta maaf?ā€ tanya In Soo.

In Soo juga marah karena Roo Bi membawa banyak gaun Roo Na sendirian. In Soo bilang, Roo Bi seharusnya meminta bantuannya. Roo Bi beralasan, tidak mau mengganggu In Soo yang sibuk. In Soo tambah kesal. Tak mau membuat In Soo semakin kesal, Roo Bi pun berjanji akan meminta bantuan In Soo lain kali. Roo Bi lalu mengajak In Soo makan.


Mereka makan di kedai pinggir jalan. Roo Bi makan dengan lahap. In Soo tidak makan dan meletakkan sepotong daging di mangkuk Roo Bi.

ā€œKenapa kau tidak makan?ā€ tanya Roo Bi.

ā€œAku sudah kenyang. Jangan cemaskan aku dan makanlah.ā€ Jawab In Soo.

Roo Bi pun menyuapi In Soo.

ā€œRasanya enak, kan? Terlalu bagus untuk mengatakan tidak. Makanan disini yang terbaik. Kenapa kau tidak pernah membawaku kesini? Aku rasa, kau pernah membawaku kesini, hanya saja aku tidak ingat.ā€ Ucap Roo Bi.


ā€œMungkin kita harus makan pasta.ā€ Jawab In Soo.

ā€œKenapa? Aku suka disini. Dagingnya enak dan harganya terjangkau.ā€ Ucap Roo Bi.

ā€œRoo Na, kau dan Roo Bi sangat berbeda.ā€ Jawab In Soo.

ā€œAku dan Roo Bi?ā€ tanya Roo Na.

ā€œKau terlihat berbeda darinya. Bukannya kembar harusnya mirip?ā€ jawa In Soo.

ā€œIbuku bilang, kami berbeda. Bahkan sejak kami kecil. Roo Bi sangat manis dan baik di sekolah. Aku si pembuat masalah. Sekarang, dia menjadi host yang sukses sementara aku....ā€


Roo Bi lalu mengajak In Soo minum. In Soo melarang, karena ia tahu Roo Bi tidak bisa minum. Roo Bi membujuk In Soo. Ia bilang, hanya segelas saja. In Soo pun menuangkan soju ke gelas Roo Bi. Mereka kemudian tertawa dan In Soo mengelus kepala Roo Bi.


Roo Na tersenyum puas sembari menatap Gyeong Min yang sudah tertidur pulas. Tak lama kemudian, ia merebahkan tubuhnya dan memeluk Gyeong Min. Gyeong Min pun terbangun dan balas memeluk Roo Na.

ā€œIni sudah larut. Kau pasti lelah.ā€ Ucap Gyeong Min.

ā€œBagaimana dengan harimu, Gyeong Min-ssi?ā€ tanya Roo Na.

ā€œSama seperti biasanya. Aku melihat lebih banyak kertas, meeting dan...ā€ Gyeong Min pun tertidur.
 
ā€œAku dalam pelukan pria sempurna yang diinginkan setiap wanita. Tapi kenapa aku masih menginginkan yang lebih? Aku dalam pelukan pria yang kuinginkan, tapi kenapa aku masih merasa cemas?ā€ batin Roo Na.


ā€œEonni, Roo Na-ya, Soyeong-ah! Cepatlah sedikit!ā€ teriak Chorim yang sudah nampak rapi. Tak lama kemudian, Gilja keluar dan Chorim kesal karena Gilja belum siap-siap. Gilja menenangkan Chorim. Ia berkata bahwa mereka masih punya banyak waktu.

ā€œMenantu kayamu mengajak kita makan malam. Jadi kita harus ada di sana lebih awal.ā€ Ucap Chorim.


Lalu, Roo Bi dan Soyeong pulang.

ā€œKalian baru kembali dari sauna? Astaga, sudah tidak ada waktu lagi. Cepat siap-siap!ā€ suruh Chorim.

ā€œBibi, kita masih punya cukup waktu.ā€ Ucap Roo Bi.

ā€œEonni, kenapa kau norak sekali.ā€ Ucap Soyeong.

ā€œApa? Norak? Hey, restoran mewah biasanya disiplin soal waktu. Kita bisa saja tidak bisa masuk. Jadi bergegaslah!ā€ jawab Chorim.

ā€œKami tahu. Tidak peduli bagaimana mewahnya, restoran tetaplah restoran.ā€ Ucap Soyeong.

ā€œKau bilang apa? Aku tidak percaya ini.ā€ Jawab Chorim kesal.



Di kamarnya, Gyeong Min juga sedang siap-siap. Tapi Roo Na belum siap sama sekali.

ā€œKenapa kau belum bersiap?ā€ tanya Gyeong Min.

ā€œKenapa kau terus saja mengundang keluargaku yang tidak berguna dan membuat diriku stress!ā€ kesal Roo Na.

ā€œTidak berguna? Apa maksudmu?ā€ tanya Gyeong Min.

ā€œMaksudku, semua orang sibuk. Undangan bisa memberi tekanan pada mereka.ā€ Jawab Roo Na.

Tak mau Gyeong Min curiga, Roo Na pun akhirnya bersiap-siap. Gyeong Min heran dengan sikap Roo Na.



Saat makan malam, Roo Na langsung diam mendengar Gyeong Min menanyakan In Soo pada Roo Bi. Roo Bi berkata, In Soo akan sedikit terlambat. Tak lama kemudian, In Soo pun datang. Ia beralasan, ada pekerjaan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu dan minta maaf karena terlambat.

In Soo lalu memberikan hadiah pada Roo Na.

ā€œIni adalah hadiah yang paling berharga di dunia ini.ā€ Ucap In Soo.

Chorim pun menyuruh Roo Na membuka hadiahnya, tapi Roo Na yang tahu apa isi hadiah itu, menolak membuka hadiahnya sekarang. Gyeong Min juga memaksa Roo Na membuka hadiah itu sekarang. Roo Na pun bingung harus bagaimana.


Kemudian, seorang pelayan datang. Chorim langsung berdiri, hendak membantu pelayan itu meletakkan makanan di atas meja. Roo Na pun langsung menggunakan kesempatan itu. Ia menjegal kaki si pelayan, hingga si pelayan jatuh dan nampan yang dibawanya terlempar ke Gyeong Min.


In Soo pun menatap Roo Na. Ia tahu Roo Na lah yang membuat si pelayan jatuh untuk menghindari hadiahnya. Sementara Roo Na menatap In Soo dengan tatapan kesal.


Di rumah, Gilja memarahi Chorim karena sudah membuat kekacauan di restoran tadi. Chorim tidak terima Gilja memarahinya di depan Roo Bi dan Soyeong. Mereka pun akhirnya berdebat. Roo Bi menengahi mereka. Gilja pun tambah kesal karena Chorim tidak menunjukkan penyesalan sama sekali.

ā€œKenapa kau sangat membenciku? Jika kau merasa terbebani, baiklah aku akan pergi. Aku akan keluar dari rumah bodoh ini!ā€ ancam Chorim.

ā€œSoyeong-ah, bawa bibi ke kamar.ā€ Suruh Roo Bi.

ā€œKalau dia mau pergi, biarkan saja!ā€ ucap Gilja.

ā€œBaik, aku pergi! Terima kasih untuk semuanya! Hiduplah dengan baik!ā€ jawab Chorim.



Di rumahnya, Dongpal sedang bernyanyi sambil memainkan gitarnya. Sang anak pun memuji suaranya. Ya, Dongpal sudah memiliki anak rupanya! Dongpal lantas berkata, kalau seharusnya ia mengikuti ajang pencarian bakat. Anaknya setuju dan yakin Dongpal bisa meraih juara pertama.


Lalu, Chorim menghubunginya. Chorim mengaku sudah berada di depan rumah Dongpal. Dongpal pun melarang keras Chorim masuk ke rumahnya. Ia menyuruh Chorim pulang.

ā€œKenapa kau melarangku masuk? Pria lain akan melakukan apapun untuk membuat perempuan masuk ke rumahnya. Kenapa aku tidak boleh masuk? Ada wanita lain di sana?ā€

ā€œIni sudah larut jadi kau tidak boleh masuk.ā€

ā€œAku hanya ingin minum teh.ā€ Jawab Chorim, lalu memutuskan panggilannya.


Sebuah ketukan terdengar di pintu yang disusul dengan suara Chorim. Dongpal pun panic. Tak mau Chorim tahu ia sudah punya anak, ia pun menyembunyikan anaknya di dalam lemari.

Setelah itu, ia membukakan pintu dan Chorim memperhatikan setiap sudut rumah Dongpal.

ā€œApa yang kau lakukan di rumah orang lain?ā€ tanya Dongpal.

ā€œSesuatu yang busuk.ā€ Jawab Chorim.

ā€œApa? Busuk?ā€ tanya Dongpal.


Chorim lalu melihat gitar Dongpal. Ia lantas meminta Dongpal memainkan satu lagu untuknya. Semula Dongpal menolak dan mengajak Chorim keluar, tapi Chorim tak mau dan terpaksa lah Dongpal menyanyikan satu lagu untuk Chorim. Chorim pun meleleh mendengar suara Dongpal.



Di rumah, Roo Na membuka hadiah In Soo. Dan tebakan Roo Na pun benar. In Soo memberinya hadiah baju dan sepatu bayi. Kesal, Roo Na langsung membuang hadiah In Soo ke tempat sampah.



Gilja tak bisa tidur karena memikirkan Chorim. Ia menyesal sudah mengatakan hal seperti itu pada Chorim. Gilja yang khawatir pun keluar dari kamarnya. Bersamaan dengan itu, Roo Bi juga keluar dari kamarnya.

ā€œKenapa kau belum tidur?ā€ tanya Gilja.

ā€œBibi Chorim belum kembali, kan?ā€ ucap Roo Bi.

ā€œAku bertaruh, dia akan pulang sebentar lagi.ā€ Jawab Gilja, lalu beranjak keluar.

ā€œIbu, mau kemana?ā€ tanya Roo Bi.

ā€œAku mau mencari angin.ā€ Jawab Gilja.

ā€œJangan menunggu diluar terlalu lama. Aku akan menelpon Bibi Chorim dan menyuruhnya pulang.ā€ Ucap Roo Bi.

ā€œKau pikir aku keluar untuk menunggunya?ā€ jawab Gilja.



Gilja akhirnya menunggu diluar. Tapi karena batang hidung Chorim tak kunjung terlihat, ia pun menghubungi Chorim, tapi ponsel Chorim tak aktif.

ā€œDia sangat keras kepala. Kuharap dia baik-baik saja.ā€ Ucap Gilja.


Dongpal ketiduran di lantai. Tak lama kemudian, ia terbangun dan teringat pada putranya, Jihyeok.
 
Dongpal pun langsung menarik Jihyeok keluar dari lemari.

Jihyeok panic, ā€œAppa, jam berapa sekarang?ā€

ā€œSudah jam enam. Aku minta maaf.ā€ Ucap Dongpal.

ā€œKita akan bicarakan ini nanti. Appa, aku akan memberimu pelajaran.ā€ Jawab Jinhyeok, lalu pergi dengan wajah kesal.


Setelah Jinhyeok pergi, Dongpal pun teringat kalau ia juga sudah telat.



Dongpal pun masuk ke tempat kursus masaknya dengan terburu-buru. Salah satu koki pengajar menatapnya dengan tajam. Dongpal pun minta maaf karena terlambat.


Gyeong Min memberikan jasnya yang ketumpahan makanan tadi malam ke Roo Na. Ia minta Roo Na mencucinya lagi. Roo Na pun melarang Gyeong Min mengundang keluarganya lagi ke restoran mewah. Ia menyebut keluarganya tidak pantas untuk diajak ke restoran mewah.

Gyeong Min pun terkejut, ā€œRoo Bi-ya.ā€

ā€œAku harus pergi sekarang. Banyak dokumen yang harus kuperiksa.ā€ Ucap Roo Na.

ā€œJeong Roo Bi, kita harus bicara. Aku tidak tahu dengan siapa aku menikah. Aku merasa kau seperti orang asing. Apa yang terjadi pada Jeong Roo Bi yang sangat mencintai dan membanggakan keluarganya? Apa kau benar-benar Jeong Roo Bi? Apa kau benar-benar Jeong Roo Bi yang kukenal?ā€ ucap Gyeong Min.

ā€œSayang, kau salah paham. Aku hanya kesal.ā€ Jawab Roo Na.

ā€œBahkan kau masih belum kembali seperti dulu setelah waktu berlalu.ā€ Ucap Gyeong Min.

ā€œApa yang salah denganku? Apa yang berbeda dariku? Kau terus mengatakan aku bukan Jeong Roo Bi, aku bukan Jeong Roo Bi yang kau kenal. Seperti apa Jeong Roo Bi yang kau kenal? Katakan padaku! Apa yang harus kulakukan agar aku bisa menjadi Jeong Roo Bi yang kau kenal.ā€ Jawab Roo Na.

ā€œRoo Bi-ya...ā€

ā€œApa kau lelah denganku? Itu yang dilakukan seorang pria, kan? Ketika seorang pria lelah dengan wanitanya, dia menyalahkan wanita itu!  Dia mengatakan, wanita itu berubah!ā€

ā€œBukan itu maksudku.ā€ Ucap Gyeong Min.

ā€œLalu apa maksudmu? Kau pikir aku bodoh sampai tidak bisa mengerti maksudmu, Bae Gyeong Min-ssi.ā€ Jawab Roo Na.


ā€œLupakan. Kita akhiri sampai disini. Aku minta maaf.ā€ Ucap Gyeong Min.

ā€œKau minta maaf? Untuk apa?  Aku tahu kau tidak tulus minta maaf.ā€ Jawab Roo Na.

ā€œCukup!ā€ ucap Gyeong Min.

ā€œKenapa kau menyuruhku diam!ā€ teriak Roo Na.

ā€œJeong Roo Bi!ā€ tegas Gyeong Min, membuat Roo Na diam.

ā€œBaiklah, aku minta maaf.ā€ Ucap Gyeong Min lagi, lalu pergi dengan wajah kesal.


Begitu membuka pintu, ia menemukan Se Ra di depan pintu. Se Ra pun menjelaskan, kalau ia tidak bermaksud menguping tapi Gyeong Min pergi begitu saja.


Se Ra ke ruang makan dan memberitahu keluarganya tentang pertengkaran Gyeong Min dan Roo Na.



Gyeong Min melampiaskan emosinya dengan bermain tennis sendirian.


Chorim ternyata tidur di restoran. Gilja dan Soyeong yang baru tiba di restoran, terkejut melihat Chorim. Gilja pun berteriak, membangunkan Chorim. Chorim terbangun dan menguap lebar. Gilja memarahi Chorim yang tidur di restoran.

ā€œEonni, aku lapar. Adakah yang bisa kumakan?ā€ tanya Chorim sambil terus menguap lebar.

ā€œAku akan membuatkan sesuatu untukmu! Pergilah dan cuci mukamu.ā€ Jawab Gilja.

Chorim pun senang. Ia bahkan sampai mencium Gilja saking senangnya sebelum meninggalkan restoran.
 



Gyeong Min mampir ke kedai kopi dan bertemu Roo Bi disana.

ā€œApakah kau disini untuk minum kopi juga?ā€ tanya Roo Bi.

ā€œAku suka kacang yang mereka gunakan, jadi aku sering minum kopi di sini.ā€ Jawab Gyeong Min.

ā€œAku juga.ā€ Ucap Roo Bi.

ā€œBagaimana wajahmu?ā€ tanya Roo Bi lagi.

ā€œTidak apa-apa. Tapi kupikir aku masih mencium bau steak. Aku sangat populer di kalangan para anjing karena bau ini. ā€œ jawab Gyeong Min.

ā€œIbuku sangat khawatir. Oya, biar aku yang mentraktirmu kopi. Kau memperlakukan kami dengan sangat baik tadi malam.ā€ Ucap Roo Bi.

ā€œEspresso Yirgacheffe anda sudah siap.ā€ Ucap si barista.
 
ā€œKau suka Espresso Yirgacheffe juga?ā€ tanya Gyeong Min.

ā€œIni aneh, tapi aroma kopi ini membuatku tenang jadi aku sering meminumnya.ā€ Jawab Roo Bi.



ā€œAku juga merasa tenang. Akhirnya aku menemukan teman minum kopi. Aku pencinta Yirgacheffe juga.ā€ Ucap Gyeong Min.

ā€œOmo. Jeongmal-yo?ā€ tanya Roo Bi.

Gyeong Min pun mengangguk sembari tersenyum.


Mereka lalu berjalan ke kantor bersama, sambil tersenyum dan membahas kopi. Roo Na yang melihat itu pun kesal. Roo Bi melihat Roo Na. Roo Na pun meminta penjelasan kenapa mereka berdua bisa bersama. Gyeong Min berkata, ia dan Roo Bi bertemu di kedai kopi.

ā€œYeobo, kita harus bicara.ā€ Ucap Roo Na.

ā€œSoal apa? Pekerjaan? Kalau bukan, kita bicarakan di rumah saja.ā€ Jawab Gyeong Min, lalu beranjak pergi.

ā€œEonni, kau bertengkar dengan Gyeong Min?ā€ tanya Roo Bi.

ā€œApakah itu yang kau inginkan!ā€ ketus Roo Na, lalu beranjak pergi.



In Soo dan Se Ra berdebat di ruang siaran. Se Ra kesal, menurutnya editan In Soo kurang bagus. In Soo ingin memotong wajah Roo Na, tapi Se Ra menyuruh In Soo memasukkannya kembali.

ā€œIni potongan berulang.ā€ Ucap In Soo.

ā€œHomeshopping adalah tentang pengulangan. Semakin banyak kita menunjukkan produk, semakin baik. Tapi kenapa produknya terlihat murahan?ā€ jawab Se Ra.

Tak hanya itu, Se Ra juga menyebut In Soo kurang kompeten. Mendengar itu, In Soo kesal. Ia pun beranjak mendekati Se Ra, sambil menatap Se Ra dengan kesal. Tapi kemudian, In Soo beranjak pergi.

ā€œKau mau kemana?ā€ tanya Se Ra.

ā€œAku mau ke toilet. Apakah aku harus mendapatkan izinmu juga?ā€ jawab In Soo.


Roo Na masuk ke ruangan Gyeong Min. Ia minta maaf pada Gyeong Min. Tak hanya itu, ia juga berusaha menggoda Gyeong Min. Tapi Gyeong Min yang masih kesal pun beranjak pergi. Sebelum pergi, Gyeong Min mengajak Roo Na bicara di rumah.


Roo Na pun resah.


Gyeong Min dan In Soo ketemuan di bar. Gyeong Min lah yang mengajak In Soo ketemuan.

ā€œKapan kau akan melamar adik iparku?ā€ tanya Gyeong Min.

ā€œAku masih belum siap. Aku harus mendapatkan minimal apartemen kecil sebelum kami menikah.ā€ Jawab In Soo.

ā€œBagaimana denganmu? Apakah kehidupan rumah tanggamu bahagia?ā€ tanya In Soo.

ā€œIni mungkin terdengar aneh, tapi rasanya aku seperti tinggal dengan wanita yang berbeda.ā€ Jawab Gyeong Min.

ā€œBenar, dia memang wanita berbeda.ā€ Ucap In Soo,  membuat Gyeong Min langsung menatapnya dengan heran.


Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... ā€œAku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.ā€ Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. ā€œAku sudah tahu.ā€ jawab Hae Gang. ā€œBerikan tasmu.ā€ Pinta Jin Eon. ā€œTidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.ā€ Jawab Hae Gang. ā€œBerikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.ā€ ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. ā€œKau akan memakai itu?ā€ tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. ā€œAku pernah memakainya dulu.ā€ Jawab Jin Eon. ā€œTak bisa kubayangkanā€¦ā€ dan Hae Gang pun tersenyum geli, ā€œā€¦ tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.ā€ ā€œAwas ya kalau kau jatuh cinta padaku.ā€ Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 8

Sebelumnya <<< Hae Gang keluar dari sebuah ruangan. Ia berjalan di koridor kampus sambil memikirkan percakapannya dengan seseorang. "Jin Eon adalah putra pemilik Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon? Anak itu, dia tidak memberitahukan saya. Jika saya mengeluarkan Kang Seol Ri dari tim penelitian kami, apakah itu akan memuaskan?"   Flashback.... Ketika Hae Gang sedang berbicara dengan Direktur Kampus.  "Ya. Sebagai imbalan, penelitian yang sedang anda kerjakan, akan didukung Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Sampai tahun 2015, satu juta per tahun." jawab Hae Gang. "Saya akan melakukannya. Tidak sulit bagi saya melakukannya." ucap Direktur Kampus. Flashback end Hae Gang lalu keluar dan berjalan di taman kampus. Saat itulah ia melihat Seol Ri berjalan keluar dari kampus dan menuju ke arah lain. Hae Gang menatap dingin Seol Ri . Seol Ri tidak melihat Hae Gang dan terus berjalan ke bangku taman. Hae Gang masuk ke lab Jin Eon...