Sambil melajukan mobilnya, Eun Hyuk teringat saat Do Hoon dan Chae Rin memanggilnya Jo Sung Min.
Ia juga ingat pertemuan pertamanya dengan sang ayah setelah bertahun-tahun.
"Aku tidak pernah menjadi anak orang itu." ucap Eun Hyuk dengan sorot mata penuh kebencian.
Tiba di ruangannya, ia terkejut melihat Pil Doo yang asyik-asyik makan.
"Jika kau manusia, kau tidak boleh datang ke sini lagi." ucap Eun Hyuk.
"Kau tidak penasaran? Dia sangat ingin tahu tentang Min Soo A." jawab Pil Doo.
"Dimana dia sekarang?" tanya Eun Hyuk.
"Sudah kubilang, kau harus membayarku jika ingin tahu tentangnya." jawab Pil Doo.
Eun Hyuk pun mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan meletakkannya di meja.
"Beritahu aku dimana dia." pinta Eun Hyuk.
"Kau menganggapku sebagai pengemis bukan? Walaupun kau mengusirku dari rumahmu, aku kembali hanya karena kau putraku. Bukankah setidaknya aku pantas mendapatkan hormat?" jawab Pil Doo.
Pil Doo lalu berdiri dan melemparkan uang itu ke Eun Hyuk.
"Jangan harap aku memberitahumu dengan uang sekecil ini." ucapnya.
Ia lalu menunjuk-nunjuk Eun Hyuk.
"Kau akan sadar bahwa hidupmu akan hancur jika kuberitahu kenyataannya pada semua orang." ucap Pil Doo.
Eun Hyuk pun menatap kesal Pil Doo.
"Kau menatapku begitu? Baiklah. Akan kuberitahu semuanya pada wanita itu. Tadinya aku bungkam karena aku mau memberitahunya dulu bahwa kau adalah putraku." ucap Pil Doo.
Pil Doo beranjak menuju pintu.
"Akan kuberikan uangnya besok." ucap Eun Hyuk sambil menggertakkan giginya.
Pil Doo langsung berbalik dan menatap Eun Hyuk sambil tersenyum puas.
"Aku bangga padamu. Kau boleh mengancam orang lain. Perkembangan yang bagus." ucap Pil Doo.
Eun Hyuk lalu menyiapkan kasur untuk Pil Doo.
Dan Pil Doo berkata, ia tidak akan bersikap baik lagi pada Eun Hyuk jika Eun Hyuk memberikan uang dalam jumlah sedikit.
"Wanita itu menawariku sejumlah uang yang bisa kuhabiskan seumur hidupku." ucap Pil Doo.
"Jangan kemana-mana dan tetap disini." jawab Eun Hyuk.
"Aku tidak akan kemana-mana. Aku tidur dulu." ucap Pil Doo sambil tertawa puas.
Eun Hyuk kemudian memeriksa celana Pil Doo dan menemukan borgol di dalamnya.
"Berpura-pura menjadi polisi demi mendapatkan uang, kau tidak tahu itu kejahatan?"
"Kau tidak selamban yang kuduga."
Eun Hyuk lantas memborgol tangannya dan Pil Doo agar Pil Doo tidak bisa kabur.
Pil Doo pun mengingatkan Eun Hyuk tentang hal yang sama yang ia lakukan dulu pada Eun Hyuk.
Flashback...
Eun Hyuk yang mau kabur terjatuh di depan pintu karena Pil Doo mengingat kakinya."
Flashback end...
Pil Doo tertawa dan menyebut itu sebagai kenangan yang bagus.
Eun Hyuk menyita kunci borgolnya juga. Ia baru akan melempaskan Pil Doo besok pagi.
Terdengar suara dengkuran Pil Doo.
Eun Hyuk yang kesal, akhirnya melepaskan borgol di tangannya dan memasangkan ujung borgolnya ke ranjang yang ditiduri Pil Doo.
Lalu, Eun Hyuk pergi keluar.
Tepat setelah Eun Hyuk pergi, Pil Doo pun bangun. Ia mengambil kunci borgol nya yang satu lagi di balik kaus kakinya dan tersenyum licik.
Eun Hyuk berjalan-jalan di halaman rumah Taesan.
Ia menghela nafas sesekali.
Hingga akhirnya, seorang pelayan keluar. Pelayan itu sudah mau pulang tapi terkejut melihat sosok Eun Hyuk.
"Apa yang kau lakukan disini, Pak Cha?"
"Aku berjalan-jalan di lingkungan sini dan mampir ke sini."
"Kau sudah makan malam?"
Eun Hyuk menunggu bibi yang sedang memasakkan ramen untuknya.
Tepat saat itu, Chae Rin datang dan menyuruh bibi pulang.
Setelah bibi pergi, Chae Rin pun memasakkan pasta untuk untuk Eun Hyuk.
"3 hari lagi, Jo Pil Doo akan menemui nenekku."
"Jangan cemas. Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi." jawab Eun Hyuk.
Eun Hyuk juga menegaskan, bahwa dirinya adalah Cha Eun Hyuk, putra Cha Min Chul.
"Makanlah, Cha Eun Hyuk-ssi." ucap Chae Rin.
Tapi sayangnya, Jae Sang muncul dan merebut makanan Eun Hyuk.
"Kenapa kau kekanak-kanakan. Biasanya kau tidak suka mi." ucap Chae Rin.
"Aku sangat suka. Ini makanan favoritku." jawab Jae Sang.
Eun Hyuk yang langsung kehilangan selera makannya pun beranjak pergi.
"Kau seperti anak-anak." ucap Chae Rin, lalu ikut pergi juga.
Jae Sang pun kesal.
Paginya, Chae Rin masuk ke ruangan sang ayah.
Di sana, sang ayah sudah duduk bersama Do Hoon. Mereka lagi membaca hasil dari analisis Balai Pengawas Obat dan Makanan.
"Hasilnya sudah keluar, tidak ada masalah dengan produk kita." ucap Presdir Min.
"Bagaimana dengan para wartawan?" tanya Chae Rin.
"Mereka ada di ruang konferensi. Aku akan menyatakan kita akan mengambil langkah hukum terkait masalah ini. Kita harus melawan mereka lebih keras agar ini tidak terjadi lagi." jawab Do Hoon.
Ditemani Do Hoon, Chae Rin pun kembali menggelar konferensi pers dan menunjukkan hasil analisis produk mereka.
Do Hoon pun berkata, bahwa Makepacific akan menuntut para wartawan karena sudah merilis artikel yang sangat merugikan mereka.
Do Hoon lalu menunjukkan surat pengaduannya.
"Jika keluhan sudah diterima, kami akan memperhitungkan rincian kerugian perusahaan dan memberitahu kalian." ucap Do Hoon.
Takut, para wartawan itu langsung berkata akan merilis artikel koreksi.
"Kalian tidak membantu kami. Itu tugas kalian." ucap Chae Rin.
Ketika Do Hoon dan Chae Rin sudah akan pergi, seorang diantara mereka mengaku bahwa mereka hanya menulis artikel.
"Bagaimana kami tidak menulis artikel jika informasinya sudah diberikan?"
"Siapa yang memberimu informasi itu?" tanya Chae Rin.
"Aku tidak bisa memberitahukannya. Kau tahu situasi di bidang ini."
"Jika kau memberitahu siapa informanmu, akan kucabut tuntutannya." ucap Chae Rin.
"Benarkah?"
Chae Rin pun langsung merobek surat pengaduannya.
"Siapa?" tanya Chae Rin.
Berpindah ke si wartawan yang merupakan informan Taesan.
Ia sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
"Keluargaku ada di luar negeri. Aku mencari nafkah untuk keluargaku di luar negeri. Istriku ikut dengan putraku yang belajar di Amerika. Biaya hidup dan pendidikannya sangat mahal."
"Akan segera kukirimkan uangnya."
"Terima kasih. Beritahu aku jika kau mau menyebarkan rumor lagi."
Tepat saat itu Chae Rin muncul dan si wartawan heran kenapa Chae Rin bisa muncul di situ.
Si wartawan berkilah kalau mereka hanya mendalami jurnalisme dan mengaku bahwa mereka tidak punya kapasitas untuk sebuah fakta.
"Tuntut aku jika kau mau! Akan kubayar tuduhannya atau di penjara jika harus."
"Siapa yang menyuruhmu! Seberapa besar wewenangnya! Katakan!" teriak Chae Rin.
Dan pria itu dengan sengaja mengarahkan ponselnya yang belum di matikan ke Chae Rin, hingga Jae Sang di seberang sana bisa mendengarkan teriakan Chae Rin.
Begitu mendengar suara Chae Rin, Jae Sang pun langsung menutup teleponnya.
"Bagaimana? Dia bisa dipercaya?" tanya Pimpinan Moon.
"Dia tahu kekuatan uang. Dia tidak akan memberitahunya." jawab Jae Sang.
Presdir Moon pun senang mendengarnya.
Chae Rin langsung membahas hal itu dengan ayahnya.
Sang ayah berkata, butuh waktu menemukan siapa pelaku sebenarnya jika wartawan itu tidak mau membuka mulut.
"Tapi setidaknya artikel koreksi akan segera dirilis." ucap Presdir Min.
"Mereka sudah berjanji. Kurasa itu akan ada di koran besok." jawab Chae Rin sedih.
Melihat kesedihan di wajah Chae Rin, Presdir Min pun yakin ada yang tidak beres.
"Sebenarnya ada tapi temanku yang akan mengurusnya." jawab Chae Rin.
"Aku tidak tahu siapa dia tapi pasti dia orang yang baik." ucap Presdir Min.
Presdir Min lantas memberitahu Chae Rin bahwa Do Hoon akan mengurus prosedur hukumnya.
"Ayo kita sekalian makan siang dengan dia. Ayah tahu kau belum makan."
"Bagaimana ayah tahu?" tanya Chae Rin. Namun Presdir Min hanya tertawa.
Nyonya Na merasa berat untuk pergi. Bu Kim pun berkata, bahwa Nyonya Na bisa membatalkannya jika tidak mau pergi.
"Aku harus melihat sendiri apa yang dilakukan si kurang ajar itu. Dia mungkin benar-benar membawa Soo A kami kembali atau dia menyuruh orang berpura-pura menjadi Soo A." jawab Nyonya Na.
Eun Hyuk baru keluar dari ATM.
Ia baru mengambil uang yang dijanjikannya untuk Pil Doo.
Pil Doo sendiri yang tengah mengikuti Yeon Joo, lagi bicara dengan Eun Hyuk di telepon.
"Aku ada di rumah, kau memborgolku jadi bagaimana aku bisa keluar. Tapi Sung Min-ya, aku benar-benar menginginkan bakpao yang ada di pasar Yeomchang-dong."
"Akan kubelikan saat aku dalam perjalanan pulang." jawab Eun Hyuk.
Sesampainya di rumah, Eun Hyuk tidak menemukan sang ayah di sana.
Yang ia temukan hanyalah surat dari ayahnya.
"Hei, Jo Pil Doo adeul, Jo Sung Min. Kau tidak bisa menawariku uang yang cukup dengan kemampuanmu itu. Bahkan jika berusaha sekeras mungkin, kau tidak sebanding dengan wanita itu. Apa yang kuharapkan saat bertemu denganmu? Belilah permen dengan uang itu, dasar anak kurang ajar."
Eun Hyuk pun kaget.
Chae Rin sedang makan siang dengan ayahnya.
"Siapa teman yang kau bicarakan itu? Apa ayah mengenalnya?"
"Aniyo. Tapi temanku orang yang amat baik." jawab Chae Rin.
"Kau membuat ayah penasaran. Kenalkan dengan ayah nanti." ucap Presdir Min.
"Baiklah." jawab Chae Rin.
Ponsel Chae Rin berdering. Telepon dari Eun Hyuk.
"Ini dia. Berkat dia, aku dapat membagi saat berharga ini dengan ayah hari ini." ucap Chae Rin.
Chae Rin pun menjawab telepon Eun Hyuk. Eun Hyuk memberitahu Chae Rin bahwa Pil Doo sedang berusaha menemui nenek Chae Rin.
Chae Rin sontak kaget.
Bersambung ke part 3...........
0 Comments:
Post a Comment