The Promise Ep 17



Tae Joon membawa Na Yeon dan Sae Byeol masuk ke dalam.

Na Yeon mendudukkan Sae Byeol di sofa dan membangunkan Sae Byeol, tapi Sae Byeol tidak mau bangun.

Na Yeon marah. Ia memaksa Sae Byeol.

Sae Byeol pun menangis.


Tae Joon yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya berteriak, menyuruh Na Yeon berhenti.

Tapi Na Yeon malah berkata, bahwa Sae Byeol sangat pintar bernyanyi.

Na Yeon lantas menyuruh Sae Byeol menyanyikan lagu beruang. Tangis Sae Byeol tambah kencang. Na Yeon yang kalut, membentak Sae Byeol.

Habis kesabaran, Tae Joon akhirnya beranjak pergi.


Na Yeon pun lelah. Ia memeluk Sae Byeol dan meminta maaf pada Sae Byeol.

Sementara diluar, Tae Joon menghela nafasnya berkali-kali.


Di kasurnya, Se Jin tengah membaca laporan keuangan Baekdo sambil menikmati buah jeruk.


Tae Joon pulang. Ia mendapati Na Yeon dan Sae Byeol sudah tidur.

Tae Joon lantas memindahkan Sae Byeol ke kamar.

Na Yeon menyusul Tae Joon. Tae Joon mengajak Na Yeon bicara.


Tae Joon marah Na Yeon membawa Sae Byeol ke tempatnya. Ia berkata tidak ada gunanya Na Yeon membawa Sae Byeol.

"Perubahanmu begitu drastis. Ada apa? Kenapa kau seperti ini padaku? Tae Joon-ah, jangan seperti ini. Aku minta maaf..." tangis Na Yeon pecah.

Na Yeon pun menjelaskan alasannya, kenapa ia tidak memberitahu Tae Joon soal Sae Byeol.

"Itulah... itulah kenapa aku menolaknya. Kau tidak tahu berapa kali aku mencoba menahannya. Tapi setelah berusaha menahan dan menahannya, aku tidak mengerti kenapa aku melakukan ini. Na Yeon-ah, setelah aku masuk ke dalam kolam yang besar, aku mulai gila." jawab Tae Joon.

"Aku membayangkan bagaimana sakitnya tinggal di dalam sungai yang aku tinggali. Tahun demi tahun yang kau habiskan denganku, apa begitu memuakkan? Bagiku setiap momen sangat berharga. Tapi bagimu, itu memuakkan?" tanya Na Yeon.

"Kebenaran yang kau tidak akan pernah tahu. Sekali kau mencelupkan kakimu ke dalam air itu, kau harus keluar dari situ. Kau harus keluar untuk menghadapi kenyataan. Kau mengerti?" jawab Tae Joon.


"Apa wanita... wanita yang ingin kau nikahi sangat sempurna?" tanya Na Yeon.

"Kau tidak membaca artikel tentang pernikahan kami?" jawab Tae Joon sembari tersenyum sinis.

"Artikel?" tanya Na Yeon.

"Jika dia tidak berasal dari keluarga kaya, ini tidak akan pernah terjadi." jawab Tae Joon.

Sontak Na Yeon kaget. Dan Na Yeon tambah kaget saat Tae Joon mengatakan wanita yang akan dia nikahi adalah Jang Se Jin.

"Aku sudah meraih peluang yang jauh lebih besar daripada yang kau bayangkan." ucap Tae Joon.


Na Yeon yang syok, mengajak Tae Joon bicara lagi nanti.

"Kau harus mendinginkan kepalamu." ucap Na Yeon, lalu beranjak pergi.


Na Yeon menggendong Sae Byeol menuju rumah dengan wajah terluka.


Na Yeon membaringkan Sae Byeol di kasur.

Ia kemudian menatap Sae Byeol dan menangis.

Tak lama, sang ibu masuk dan ia langsung menghapus tangisnya.

Na Yeon beralasan, ia pulang saat Tae Joon menyuruhnya menginap. Ia mengaku tidak enak karena itu apartemen milik perusahaan.

"Apa yang dia katakan? Dia syok melihat Sae Byeol? Dia tidak tahu tentangnya."

"Mereka adalah ayah dan anak." jawab Na Yeon sembari tersenyum pahit.


Mal Sook lega mendengarnya dan menyuruh Na Yeon cepat-cepat menikah dengan Tae Joon.

Na Yeon pun menjawab, mereka akan menikah setelah Tae Joon menetapkan tanggalnya.

"Tapi dia harusnya kesini. Ibu lupa bagaimana wajahnya."

"Tentu saja, dia akan kesini saat dia tidak sibuk." jawab Na Yeon sambil menahan tangis.

Tak mau ditanya lagi, Na Yeon keluar dari kamarnya dengan alasan ingin mandi.


Mal Sook pun mendekati Sae Byeol dan yakin bahwa Sae Byeol sangat bahagia setelah bertemu Tae Joon.


Di kamar mandi, Na Yeon menghidupkan keran air dan mengingat bagaimana Se Jin memperlakukannya dulu.

Flashback...


Di kamarnya, Se Jin menampar Na Yeon setelah melihat keakraban Na Yeon dengan ayahnya.

"Wae? Karena kau tidur di kamarku dan makan dengan kami, kau pikir kau bagian keluarga kami? Tidak ada kesempatan! Aku berbeda denganmu. Aku tidak akan berbagi apapun denganmu. Kau tidak akan mendapatkan apapun!"

Flashback end...


Na Yeon mengusap cermin yang berembun dan menangis lagi.

Ia bertanya-tanya, kenapa harus Se Jin dari sekian banyak wanita.


Tae Joon masuk ke rumahnya dan berjalan sempoyongan.

Ia lalu melemparkan tubuhnya ke sofa. Tak lama, ia bangun lagi lantaran kepalanya tak sengaja menyentuh syal beruang Sae Byeol yang tertinggal.

Tae Joon mencengkram kuat syal Sae Byeol dan menangis.


Besoknya, Tae Joon mulai bekerja di Baekdo.

Tae Joon disambut oleh rekan kerjanya yang lain.

Rekan kerja Tae Joon kemudian bertanya-tanya, kapan direktur mereka yang baru akan tiba.

Tuan Bae pun langsung memperkenalkan Tae Joon sebagai direktur mereka yang sontak mengagetkan mereka semua.


Kepala Pabrik menyuruh Hwi Kyung meletakkan beberapa barang di lemari pendingin. Ia berkata, mereka nantinya akan menggunakan barang-barang itu.

Sontak, Hwi Kyung kaget karena barang-barang itu harusnya dibuang.

"Lulusan perguruan tinggi selalu saja bodoh. Berapa banyak kau mendapatkan gajimu? Kami mendonasikan sedikit untuk acara amal agar citra perusahaan terlihat bagus dan kami menghemat untuk pembuangan."

Hwi Kyung pun mulai kesal. Ia jelas menolak membawa barang-barang itu ke lemari pendingin. Ia tak setuju perusahaan menjual makanan berkualitas buruk pada konsumen.


Di rumah sakit, Young Sook membantu Pimpinan Park bersiap-siap karena Pimpinan Baek akan datang.

Tak lama kemudian, Pimpinan Baek datang. Young Sook dan Pimpinan Baek langsung kikuk.

Pimpinan Baek minta maaf karena baru datang sekarang menjenguk Pimpinan Park.

Pimpinan Park pun menyuruh Young Sook keluar.


Diluar, Young Sook merasa cemas.

Sementara di dalam, Pimpinan Park ingin tahu apa pendapat Do Hee tentang perjodohan yang akan mereka lakukan.

"Kau mengatakan dia seorang reporter."

"Benar, dia reporter sebuah majalah. Aku sudah menyuruhnya keluar tapi dia tidak mau. Ibunya akan berbicara dengannya. Dia akan mendengarkan semua perkataan ibunya."

"Anak laki-lakiku juga seperti itu, dia tidak mau melakukan apa yang tidak dia suka. Mereka akan menjadi pasangan serasi."


Pimpinan Park lantas ingin membaca telapak tangan Pimpinan Baek.

Pimpinan Baek memberikan tangannya dan Pimpinan Park langsung menggenggam tangannya.

"Saat kau menjadi tua, kau akan menjadi perhitungan. Aku ingin menggenggam tanganmu tapi rasanya aneh. Maaf karena aku berbohong, tapi inilah kebenarannya. Tolong jaga Hwi Kyung. Dia pernah gagal dalam pernikahannya dan rumor buruk menyebar tentangnya. Tapi aku percaya anakku, selain dari fakta dia tidak memiliki ambisi apapun. Aku pikir kita berdua bisa mengurusnya."

"Aku mengerti."

"Tolong lupakan semua kesalahan di masa lalu dan lihatlah Hwi Kyung dan Baekdo. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Itulah apa yang ingin benar-benar kukatakan sebelum aku pergi."


Young Sook mondar mandir dengan gelisah diluar. Tak lama kemudian, Pimpinan Baek keluar.

Mereka nampak kikuk.

"Kau terlihat sangat lelah." ucap Pimpinan Baek.

"Sepertinya kau sibuk, jadi kau harus pergi." jawab Young Sook, lalu beranjak pergi.


Ya, Young Sook tampak seperti menghindari Pimpinan Baek.

Pimpinan Baek menghela napas kemudian beranjak pergi.

Young Sook keluar lagi dan menatap kepergian Pimpinan Baek sembari menghela napasnya.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment