Skip to main content

The Promise Ep 18 Part 1

Lanjut ya guys, makin seru...


Tae Joon terhenyak saat Na Yeon mengatakan, akan menemui Se Jin dan memberitahu semuanya.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu yang hendak dibuka. Sontak, Tae Joon kaget dan langsung melihat ke arah pintu.


Diluar, Se Jin heran sendiri karena pintunya tidak bisa dibuka.


Se Jin lantas menghubungi Tae Joon. Dan Tae Joon pun mengaku, bahwa ia masih berada di kantor.

"Kau mengubah password pintumu? Aku mampir ke apartemenmu. Kau bilang password nya ulang tahunku."

"Aku mengubahnya. Orang lain sudah tahu passwordnya."

"Sudah kuduga, jadi apa password nya? Aku mau masuk."

"Pulanglah. Tempatku berantakan."


Na Yeon mendengarkan pembicaraan mereka dengan mata berkaca-kaca.

"Biar aku yang bersihkan? Aku tidak bisa memasak, tapi aku bisa beres-beres."

"Jangan keras kepala. Tempatnya benar-benar kacau karena aku pergi terburu-buru tadi pagi. Aku tidak mau kau melihatnya."

"Ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku? Arraseo, aku akan pergi."

"Hati-hati di jalan."

Se Jin menutup teleponnya dan bergegas pergi.


"Se Jin masih belum tahu?"

"Dia tahu aku punya kekasih, tapi aku tidak bilang kau kekasihku."

"Itu artinya dia tidak tahu tentang Sae Byeol."


Na Yeon lantas mendekati Tae Joon. Ia berkata, akan memberitahu Se Jin tentang Sae Byeol. Ia yakin, Se Jin akan menerima Sae Byeol.

"Sudah kubilang, ini bukan karenanya. Ini karenaku. Aku yang berubah. Itu karena ambisiku. Aku memanfaatkannya agar aku bisa sukses. Tidak bisakah kau melihatnya?"

"Bagaimana dengan Sae Byeol?"

"Aku akan memikirkan solusinya. Akan kutemukan solusinya."


Tangis Na Yeon pun pecah.

"Kang Tae Joon, kenapa kau seperti ini? Ini bukan dirimu." ucap Na Yeon sambil mengguncang-guncangkan tubuh Tae Joon. Tae Joon pun mencengkram tangan Na Yeon dan berkata, orang-orang bisa berubah dengan sangat cepat dan mudah.

"Aku akan membawamu kembali. Aku akan membawamu kembali menjadi dirimu yang dulu! Jangan cemas. Berikan aku waktu. Aku pergi sekarang."

Na Yeon beranjak pergi.


Tae Joon berteriak.

"TIDAK ADA GUNANYA!"

Tae Joon terduduk lemas di sofanya.

"Itu karena... Se Jin hamil. Aku mengetahuinya sebelum mengetahui tentang Sae Byeol."

Na Yeon bersender di pintu apartemen Tae Joon. Ia menangis.


Di rumah yang disewa Na Yeon, Man Jung sedang menikmati makanannya.

Ia kemudian berlari ke kulkas, mengambil soju dan menikmatinya.

"Akan lebih baik jika ada pria yang menemaniku sekarang."


Tae Joon kemudian datang. Man Jung pun langsung mengajaknya makan. Tapi Tae Joon membalikkan meja makanannya, membuat ia kaget setengah mati.

"Apa semua ini! Bagaimana bisa kau makan seperti ini!" teriak Tae Joon.

"A... ada apa?" tanya Man Jung takut.

"Itu salahmu. Itu semua salahmu. Aku seharusnya tidak membiarkanmu masuk dalam hidupku. Seharusnya aku tidak mendengarkan Na Yeon dan mengusirmu. Kau membuangku! Kau seharusnya tidak usah kembali! Kau merusak semuanya! Ini tidak akan terjadi jika bukan karena kau! Wae! Wae! Aku menjadi sampah karena dirimu! Wae! Wae!"


Tae Joon menangis.

"Baiklah, salahkan aku sesukamu. Kutuk aku. Kau boleh melakukannya padaku sekarang tapi suatu hari kau akan tahu aku benar dan berterima kasih padaku." jawab Man Jung.

Tangis Tae Joon kian kencang.


Di kamarnya, Se Jin resah lantaran Tae Joon tidak bisa dihubungi. Ia curiga, kalau Tae Joon sedang bersama Na Yeon sekarang (Se Jin belum tau ya gaes kalau pacarnya Tae Joon itu Na Yeon. Sy tulis Na Yeon biar gk ribet aja nulisnya).

"Ada apa denganmu Jang Se Jin. Aku jadi paranoid." ucap Se Jin kemudian.

Se Jin kemudian menyentuh perutnya.

"Bayiku akan menertawakanku. Chun Boong-ah, aku tidak akan mencurigai ayahmu lagi. Aku hanya mencemaskannya. Arrachi?"


Kyung Wan terkejut saat Yoo Kyung memberitahunya mengundang Tae Joon makan malam.

Yoo Kyung dengan wajah kesal mengatakan, itu hanya makan malam biasa.

Kyung Wan pun senang mendengarnya. Ia lantas meyakinkan Yoo Kyung bahwa Yoo Kyung sudah melakukan hal yang benar.


Tae Joon kembali ke apartemennya. Ia masuk dengan langkah sempoyongan.

Se Jin menghubunginya. Tae Joon pun beralasan, bahwa ia meninggalkan ponselnya di suatu tempat.

"Jadi kau sudah di rumah sekarang?" tanya Se Jin. Tae Joon mengiyakan.

"Mentang-mentang mereka membayar biaya kuliahmu diluar negeri, mereka memeras tenagamu seenaknya. Jangan terlalu bekerja keras. Aku mendukungmu."

Se Jin lantas memberitahu Tae Joon bahwa ibunya mengundang Tae Joon makan malam di rumah besok.

"Dia tidak bilang akan menerimamu, tapi aku tahu dia."

Tae Joon pun lega mendengarnya.

"Jadi pastikan kau berpenampilan baik besok. Kau mengerti."

"Tidurlah. Sampai jumpa besok."


Nyonya Ahn membawakan 3 cangkir ke ruang tengah.

Do Hee yang sudah duduk di ruang tengah, menghela nafas melihatnya.

"Waktunya minum teh selalu membuatku gugup. Kali ini apa yang mau ibu bicarakan denganku?"

"Bukan untukmu tapi untuk ayahmu. Dan ini... untukmu." jawab Nyonya Ahn, lalu memberikan obat dan air putih pada Do Hee.

"Do Hee-ya, berapa lama lagi aku harus menyiapkan obatmu? Jangan pernah lupa minum obatmu."

"Eomma, haruskah aku meminum obatnya sekaligus?" tanya Do Hee kesal, sambil memainkan obatnya.

"Jantung ibu rasanya mau berhenti karena mencemaskan obat jantung putri ibu.


Pimpinan Baek pun muncul.

"Jangan cemas lagi. Kau bisa berhenti melakukannya sekarang."

"Apa maksud ayah?" tanya Do Hee.

"Aku sudah menetapkan tanggal kencan butamu." jawab Pimpinan Baek.

"Ayah tahu aku tidak pernah setuju, jadi kenapa ayah melakukannya?" tanya Do Hee.

"Dia berasal dari keluarga baik-baik?" tanya Nyonya Ahn.

"Dia putra Park Man Jae." jawab Pimpinan Baek.

"Jadi dia anak Grup Baekdo yang punya banyak rumor?" tanya Nyonya Ahn.


Jiwa reporter Do Hee pun muncul.

"Dia anak laki-laki Grup Baekdo, berarti dia pamannya Jang Se Jin yang punya skandal besar?"

"Jangan bicara seperti itu. Dia hanya anaknya Park Man Jae." jawab Pimpinan Ahn.

"Yeobo, kenapa Do Hee harus berkencan dengan pria yang sudah bercerai? Aku menentangnya." ucap Nyonya Ahn.

Tapi Do Hee yang jiwa reporternya mendadak muncul gara2 skandal Hwi Kyung pun setuju berkencan dengan Hwi Kyung.

Bersambung ke part 2.........

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...