Babel Ep 3 Part 2

Sebelumnya...


Dari lantai atas, Woo Hyuk melihat Jung Won yang pergi bersama kuasa hukum Geosan. Kepala Jang mendekatinya.

"Aneh, bukan? Meskipun dia menyembunyikan alibinya, aku sama sekali tidak percaya dia pelakunya. Apakah ini salah atau benar?" ucap Kepala Jang.

"Dia terus-menerus dipukuli oleh suaminya." jawab Woo Hyuk.

"Tetap saja, akankah orang seperti itu, melakukan hal yang mengerikan? Ada banyak kasus. Bahkan jika dia dipukuli sampai mati oleh suaminya, dia memohon pada kami untuk memaafkan suaminya, dia akan bilang, aku mencintainya. Aku ingin tahu apakah Han Jung Won benar-benar mencintai suaminya." ucap Kepala Jang.

"Kita tidak bisa tahu apakah dia mencintai suaminya atau mencintai orang lain." jawab Woo Hyuk.


Yoo Ra datang. Melihat kedatangan Yoo Ra, Kepala Jang langsung pergi meninggalkan Woo Hyuk.

Yoo Ra marah Woo Hyuk menginterogasi Jung Won.

Yoo Ra : Young In meminum alkohol seperti ikan. Bagaimana kau bisa mendengarkannya saja?

Woo Hyuk : Itu hanya pendapat saksi.

Yoo Ra : Saksi? Kau bercanda?

Enggan meladeni Yoo Ra, Woo Hyuk memilih pergi.

Yoo Ra, Cha Woo Hyuk! Tapi Woo Hyuk terus berjalan. Yoo Ra menatap Woo Hyuk dengan kesal.


Jung Won diam saja sepanjang perjalanan dan terus menatap keluar jendela dengan sorot mata sedih.


Nyonya Shin menyuruh Hyung Cheol mengundang para direktur ke tempat makan yang biasa dikunjungi Min Ho bersama para direktur. Hyung Cheol pun bertanya, haruskah Nyonya Shin melangkah sampai sejauh itu. Soo Ho membanting sendoknya. Ia marah dan menyuruh Hyung Cheol melakukan perintah sang ibu. Sontak, Hyung Cheol kaget melihat kemarahan Soo Ho itu.


Salah satu orang dari kuasa hukum Geosan yang menjemput Jung Won dari kantor kejaksaan datang. Suasana di ruang makan yang sudah tegang pun jadi semakin tegang. Nyonya Shin menanyakan Jung Won.

"Dia ingin istirahat."

"Kerja bagus." jawab Nyonya Shin dengan wajah yang sedikit kesal.

"Siapa yang tidak lelah." ucap Young In setelah kuasa hukum Geosan itu pergi.

"Mengapa jaksa memanggilnya?" tanya Soo Ho.

"Itu yang maksudku." jawab Young In kesal.


"Tanyakan padanya apa yang dia katakan." suruh Nyonya Shin.

Young In terkejut dan langsung menatap Nyonya Shin.

"Harus aku?"

Nyonya Shin menatapnya tajam. Young In pun mengerti dan tidak bicara lagi.


Di kamar, Jung Won melepas bajunya. Ia lalu menyimpan bajunya di dalam lemari. Saat berbalik, ia tak sengaja melihat gaunnya yang ia pajang tersendiri di pojok kamar. Gaun itu adalah gaun yang ia pakai saat ia menerima daesang dari Asian Drama Awards 7 tahun yang lalu.

Flashback...



Jung Won yang menerima daesang dari Asian Drama Awards, mendapatkan banyak ucapan selamat dari rekan-rekannya.

Usai menerima ucapan selamat, Jung Won yang sudah merasa lelah, menyendiri sambil minum wine. Tak lama kemudian, direkturnya datang, menghampirinya.

"Bagaimana kau bisa sampai di posisi ini? Semua orang ingin bertemu denganmu."

"Aku hanya bekerja sesuai hobi. Mari kita selesaikan ini lalu pulang." jawab Jung Won.

"Kau tahu betapa pentingnya kerja keras demi meraih puncak? Kau perlu menikmatinya sampai jadi yang terpopuler."

"Aku ingin pergi. Aku lapar." jawab Jung Won, lalu pergi.

"Aktris Han! Ayo makan daging setelah ini. Kau dapat menikmati dua porsi ribeye!"

Tapi Jung Won tidak peduli. Saat mau pergi, seorang wanita bernama Hong Mi memanggilnya. Jung Won menyapa Hong Mi sejenak, sebelum akhirnya melangkah meninggalkan acara.



Jung Won duduk di tangga dan menepuk-nepuk kakinya yang terasa pegal.

Min Ho kemudian datang dan bertanya, bolehkah ia berada disana.

"Andweyo." jawab Jung Won.

Min Ho mengerti dan berniat pergi, tapi Jung Won menahannya dan berkata sambil tersenyum kalau ia hanya bercanda.


Min Ho lalu duduk di depan Jung Won.

"Apa kau seorang produser?" tanya Jung Won.

"Tidak. Aku seorang gelandangan. Kakakku punya beberapa koneksi ke tempat ini, jadi aku datang untuk melihatnya. Pastinya kau adalah ... aktris? Jika bukan, maka penyanyi?"

Jung Won kaget Min Ho tidak tahu dirinya.

"Ah, maaf. Aku tinggal di luar negeri untuk waktu yang sangat lama." ucap Min Ho.

"Kenapa minta maaf? Tidak apa-apa karena aku juga tidak tahu kau siapa." jawab Jung Won.

"Senang bertemu denganmu. Aku Tae Min Ho." ucap Min Ho mengajak Jung Won berkenalan.

"Aku Han Jung Won. Kau suka Kimbap?"

"Maaf?"

"Ah, aku belum makan sepanjang hari."

"Tapi tetap saja, kimbap..." Mereka lalu tertawa.


Woo Hyuk dan Jae Il istirahat di warung tenda. Jae Il memarahi Woo Hyuk karena di matanya, Woo Hyuk terlihat bermalas-malasan saja.

"Aku tidak belajar jurnalisme untuk menjadi bintang muda.Aku punya jiwa reporter di acara zaman sekarang." jawab Woo Hyuk.

"Apa kau mulai pikun? Berapa kali aku harus memberitahumu? Mulai hari ini, kau ditunjuk di bagian hiburan." ucap Jae Il.

"Siapa yang bilang?" tanya Woo Hyuk.

"Bosnya! Itu untuk menggali di sekitar Geosan." jawab Jae Il.

"Saat aku mengamatimu, kau kurang memiliki semangat sejati untuk seorang reporter. Mentalitas apa yang kau jalani?" tanya Woo Hyuk.

"Aigoo, kau bertingkah tinggi dan perkasa!" jawab Jae Il.

"Ikuti saja punggungku dengan baik, bocah." ucap Woo Hyuk.


Min Ho tampak berdiri disamping mobil van. Sepertinya ia sedang menunggu Jung Won. Dan benar saja. Jung Won turun dari mobil van tak lama kemudian. Jung Won memakai jaket tebal, masker hitam serta topi agar dirinya tidak dikenali orang-orang.

Mereka lalu masuk ke sebuah warung kecil. Pesanan gimbap mereka datang. Min Ho sedikit syok melihat Jung Won yang menikmati gimbap dengan lahap.



Habis makan gimbap, mereka pun bersenang-senang di wahana permainan.



Jae Il penasaran kenapa Woo Hyuk sangat terobsesi dengan Geosan.Woo Hyuk bertanya, bisakah Jae Il tutup mulut sampai ia mati jika ia memberitahunya.

"Apa kau hanya mengenaliku selama satu atau dua hari? Sejak SMA hingga sekarang, aku sudah ... aku bahkan menunggumu saat menjalani wajib militer sebagai layanan tentara! Kau memikatku untuk mendekat saat sudah santai! Itu benar-benar seperti neraka. Kenapa kau lakukan itu?" protes Jae Il.

"Bodoh! Itu karena aku tidak mau menderita sendiri." jawab Woo Hyuk sembari tertawa.

"Bersyukurlah karena kau dilahirkan sebelum aku." ucap Jae Il.



Tak lama kemudian, Jung Won datang dan langsung memesan ceker ayam pedas.

Sontak, Woo Hyuk dan Jae Il terkejut melihat keduanya.

Woo Hyuk tidak mengenali Jung Won tapi dia mengenali pria yang bersama Min Ho, sedangkan Jae Il kebalikannya, hanya mengenal Jung Won.

Jae Il : Bukankah dia Han Jung Won?

Woo Hyuk : Siapa?

Jae Il :  Yang ada di film! Dia memenangkan penghargaan Festival Film Asia.

Mendengar itu, Woo Hyuk ternganga.

Woo Hyuk : Kau tahu siapa yang ada di depannya? Dia Tae Min Ho, putra bungsu Geosan.

Woo Hyuk dan Jae Il langsung pergi.



Jung Won mengaku pada Min Ho, kalau ia sering datang ke warung tenda itu karena tempatnya sepi. Jung Won mengajak Min Ho makan ceker, tapi Min Ho terlihat jijik memakannya. Jung

Won pun melarang Min Ho memakannya jika tidak terbiasa tapi Min Ho tetap memakannya. Melihat ekspresi Min Ho, Jung Won pun tertawa.


Woo Hyuk dan Jae Il memotret mereka. Mereka mengambil foto Jung Won saat tengah memberikan ceker ayam pada Min Ho. Ia juga mengambil foto Jung Won dan Min Ho saat keluar dari warung tenda.


Min Ho mengantarkan Jung Won pulang.

Jung Won : Aku bersenang-senang hari ini.

Min Ho : Apakah tidak sopan bagiku untuk menanyakan nomor teleponmu?

Jung Won : Jika kita ditakdirkan untuk bertemu, maka kita akan bertemu lagi suatu hari nanti.



Min Ho langsung pergi, tapi kemudian ia berbalik dan pura-pura kaget melihat Jung Won. Ia melakukannya sampai tiga kali. Sontak Jung Won bingung. Min Ho pun kembali mendekati Jung Won.

"Apakah kau tahu ini? Jika kau bertemu secara kebetulan tiga kali, maka itu ditakdirkan." ucap Min Ho.

"Apa kau sedang bermain conte?"

"Kau akan memiliki waktu yang lebih baik besok."

"Apa kita akan bertemu lagi besok?"

"Lebih dari mungkin."

Jung Won tersenyum, lalu masuk ke rumahnya.


Setelah Jung Won masuk, Min Ho pun pergi. Tapi Min Ho sempat terlihat seperti mau mencium Jung Won sebelumnya.



Woo Hyuk dan Jae Il pun kembali mengambil foto mereka. Padahal sebenarnya, Min Ho hanya mengambil sesuatu dari rambut Jung Won.

Woo Hyuk meminta memori kamera nya pada Jae Il. Jae Il penasaran, apa yang mau dilakukan Woo Hyuk.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Woo Hyuk sambil tersenyum.


Besoknya, keluar lah artikel Jung Won dan Min Ho dengan judul yang membuat Jung Won naik darah. Artikel itu berjudul,  Mengejutkan: Seorang Aktris Dikonfirmasi Disponsori oleh Chaebol Generasi ke-2.

"Itu tidak benar, kan?" tanya direktur Jung Won.

"Kenapa kau seperti ini, Daepyeo-nim?" protes Jung Won.

Jung Won lantas melihat nama Woo Hyuk dibawah artikel sebagai penulis artikel.

Ia berniat melabrak Woo Hyuk tapi dihentikan direkturnya.

"Apa ini sesuatu yang harus kau tangani secara emosional?"

"Aku bahkan tidak tahu siapa dia. Apa-apaan ini? Sponsor dan penggali emas?" ucap Jung Won marah.

"Lalu mengapa pergi berkeliling dengan seseorang yang bahkan tidak kau kenal?!"

Direktur menyuruh Jung Won bersembunyi di hotel selama beberapa hari. Tapi Jung Won malah pergi saat direkturnya tengah menerima telepon dari beberapa reporter.


Woo Hyuk yang bekerja di Harian Myeongshin, dimarahi atasannya karena membuat artikel Geosan.

"Apakah kau bertindak tanpa tahu bahwa klien iklan terbesar kami adalah Geosan?! Kau mengacau saat menggali Geosan di departemen acara saat ini, bukan!" sewot atasan Woo Hyuk.

"Kenapa? Kau bilang padaku untuk menulis sesuatu yang akan membuat hatimu mendidih." balas Woo Hyuk.

Atasan Woo Hyuk makin mendidih.


"Hatimu mendidih sekarang, bukan? Itu karena takut kau akan dipecat." ucap Woo Hyuk lagi.

Atasan Woo Hyuk makin marah. Beberapa orang reporter berusaha menenangkannya. Singkat cerita, Woo Hyuk melemparkan surat resign nya serta kartu tanpa pengenalnya. Sepertinya

Woo Hyuk sengaja menulis artikel itu agar dirinya punya alasan keluar dari Harian Myeongshin.



Woo Hyuk berjalan keluar. Di luar, ia sempat berpapasan dengan Jung Won, tapi Jung Won tidak mengenali Woo Hyuk, berlalu begitu saja menuju Harian Myeongshin. Begitu pun dengan

Woo Hyuk yang juga berlalu begitu saja tanpa menyadari Jung Won melintas disampingnya.



Kembali ke masa kini, dimana Jung Won merobek-robek surat perceraiannya.



Tak lama, terdengar suara Young In yang mengaku membawakan teh untuk Jung Won. Jung Won berkata, ingin istirahat.

Young In menanyakan yang terjadi pada Jung Won hari itu. Jung Won diam saja. Young In mengerti dan menyuruh Jung Won istirahat.


Young In minum-minum sambil tertawa. Soo Ho yang mendengar tawa Young In pun keluar dari kamar dan menghampiri Young In.

"Apa kau tidak waras? Apa yang lucu?" tanya Soo Ho.

"Bukan apa-apa." jawab Young In.

"Seseorang meninggal." ucap Soo Ho.

"Omong kosong. Coba tertawa! Kau bahkan tidak bisa tertawa tanpa perintah ibumu, bukan?" jawab Young In.

Soo Ho terdiam, menatap Young In dengan kesal.

"Kau lah yang paling ingin tertawa!" teriak Young In.

Soo Ho meninggalkan Young In, masuk ke kamarnya. Young In kembali minum wine dan tertawa sendiri.


Di kamarnya, Soo Ho minum-minum. Setelah itu, ia menggigil kedinginan seperti orang sakau.


Yoo Ra menjenguk sang ayah. Ia memegang tangan sang ayah, lalu duduk di sofa dan menatap ayahnya sambil memikirkan Woo Hyuk yang mencurigai Jung Won sebagai pembunuh Min Ho.


Hasil autopsi Min Ho keluar. Penyebab kematian :  luka tusukan dari pisau kertas dan tidak ada jejak bahan kimia atau sesuatu yang lain namun ada beberapa memar yang disebabkan pertengkaran.

"Adakah yang ditemukan yang bisa menjadi ciri identitas tersangka?" tanya Woo Hyuk.

"Dia kidal." jawab si dokter.

"Bagaimana tingginya?" tanya Kepala Jang.

" Aku tidak tahu." jawab si dokter.

"Kenapa tidak tahu? Anda dokter macam apa? Setidaknya anda tahu tinggi badannya!" sewot Kepala Jang.


"Mungkin saja dia ditusuk saat bertengkar. Bagaimana kau menentukannya?" balas si dokter.

"Sepertinya dia ditusuk sekali saja." ucap Woo Hyuk.

"Luka ini dilakukan oleh profesional, bukan?" tanya Kepala Jang.

"Profesional macam apa yang membunuh seseorang dengan pisau kertas tanpa alat profesionalnya sendiri?" jawab si dokter.

"90% dari populasi adalah tangan kanan! Bagaimana  kau bisa menyebutnya karakteristik khusus?" sengak Kepala Jang.

"Yang harus Kau lakukan adalah menemukan penjahat dari 90% populasi itu." jawab si dokter.

*Duuh, ini si dokter forensik sama Kepala Jang klo ketemu pasti aja berantem. Maafkan sy yg ngakak klo udah liat mereka.


Woo Hyuk kembali ke kantornya.

Woo Hyuk :  Apakah kau menemukan sesuatu?

"Ya, Tae Min Ho memang sempurna. Para karyawan bahkan membentuk klub fans untuknya, jadi aku tidak perlu mengatakan apa-apa lagi." jawab rekannya.

"Bagaimana dengan sisi direksi?" tanya Woo Hyuk.

"Itu adalah sesuatu yang diatur oleh Pimpinan Tae, jadi tidak ada yang bisa menentangnya.Mereka mengatakan bahwa sebelumnya ini tidak pernah terjadi." jawab rekan Woo Hyuk.

"Bagaimana dengan sekretaris Tae Min Ho?" tanya Woo Hyuk.

"Direktur Woo yang berasal dari departemen perencanaan, selalu menemani Tae Min Ho, lebih dekat daripada sekretaris. Begitu Tae Min Ho meninggal, dia menghilang." jawab rekan Woo Hyuk yang lain.

"Coba periksa." suruh Woo Hyuk.

"Kami akan segera kembali begitu mendapatkan alamatnya." jawab rekan Woo Hyuk.


Woo Hyuk masuk ke ruangannya. Begitu Woo Hyuk pergi, rekan Woo Hyuk yang cewek berkacamata, langsung memberikan alamatnya pada rekan cowok.

Woo Hyuk dan Jae Il makan siang bersama. Jae Il memberitahu Woo Hyuk, ada rumor yang mengatakan Soo Ho lah pembunuh Min Ho.

"Bagaimana dengan Ricky?" tanya Woo Hyuk.

"Aku menyewa informan untuk menyelidikinya, tetapi tidak ada jejaknya. Hyung,  bagaimana kalau kita menggunakan beberapa rekan kerjamu?" jawab Jae Il.

"Itu terlalu berbahaya. Pasti seseorang di sekitarnya." ucap Woo Hyuk.

"Hyung, Pimpinan Tae dalam kondisi buruk, akankah kita menemukan Ricky?" tanya Jae Il.

"Temukan saja dia." jawab Woo Hyuk.


Ricky duduk sambil memperhatikan sesuatu yang ditutupi kain putih.

Bersambung ke part 3......

Omo.... jgn2 yg ditutup kain putih itu adalah pisau yang digunakan untuk membunuh Min Ho.. kalau gitu, apakah Ricky pembunuhnya? Nambah lagi tersangkanya...

0 Comments:

Post a Comment