Skip to main content

Different Dreams Ep 1-2 Part 3

Sebelumnya...


Segera setelah Heok tersadar, Matsuura meminta Heok mengatakan siapa mata2 itu.

Heok pun berkata, bahwa hari ini ia akan mati.

Matsuura kesal dan mencengkram wajah Heok.

"Katakan padaku!" bentaknya.

"Bluebird. Di antara rakyat Joseon, akan ada yang mati." jawab Heok.


Young Jin menjauhkan Matsuura dari Heok saat kejang2 Heok semakin parah dan meminta obat penenang pada perawat.

Diluar, Esther mendengarnya.

Tapi ia langsung berjalan ke arah yang berlawanan, begitu melihat Matsuura dan Daiki berjalan keluar.


Diluar, Matsuura menyuruh Daiki mencari tahu semua alumni sekolah kedokteran Kyeongseong untuk mencari tahu si mata2 ini yang adalah dokter wanita pertama Joseon.

Saat Matsuura bicara dengan Daiki, Won Bong melintas. Ia menyamar sebagai petugas pengirim barang medis.


Di dalam, Won Bong mendengar para perawat membicarakan siapa dokter wanita yang berencana meledakkan bom itu.

Won Bong kemudian mendekat dan menaruh barang2 yang dibawanya di meja.


Won Bong lalu pergi dan kembali mendengar para perawat membicarakan Young Jin. Para perawat curiga, Young Jin lah si mata-mata.

"Dia orang Jepang. Tambahan lagi, ayah angkatnya wakil direktur Rumah Sakit Umum Pemerintah. Tidak mungkin dia." jawab salah satu perawat.


Won Bong lalu menuju kamar Heok dan melihat kamar itu dijaga ketat oleh dua orang polisi.

Won Bong coba mendekat tapi saat kedua polisi itu melihatnya, ia langsung pergi.


Won Bong turun ke bawah dan melihat Young Jin menarik Esther.

Esther tanya, Young Jin mau bicara apa.

Young Jin mengajak Esther ke rumahnya.


Namun percakapan mereka terhenti saat mereka melihat Won Bong yang mencurigakan.

Won Bong bergegas pergi dan bergumam.

"Dokter wanita Joseon." gumamnya.


Young Jin terus menatap Won Bong.

Esther menyadarkan Young Jin dan menyebut tingkah Young Jin aneh.

Young Jin mengajak Esther pergi.


Young Jin dan Esther duduk di kedai kopi. Young Jin ingin mengatakan sesuatu tapi tampak ragu. Esther memanggil Young Jin.

Barulah Young Jin mengatakannya. Ia memberitahu Esther tentang pasien luka tembaknya yang mengklaim bahwa ada mata2 yang akan membunuhnya dan mata2 itu adalah dokter wanita Joseon. Esther mengaku, kalau tak sengaja mendengarnya diluar. Young Jin lalu tanya, apa dokter itu Esther. Esther diam saja.

Lalu Esther tanya, Young Jin orang Joseon atau Jepang.

Esther : Kau tidak tahu kenapa Tae Joon dan mereka yang ditolongnya melakukan hal itu? Atau kau hanya mau mengabaikannya?

Young Jin : Sekarang kau memarahiku karena tidak menolong para pengebom itu?

Esther : Hanya karena kau dibesarkan orang tua angkat Jepang, tidak berarti kau orang Jepang. Mereka tidak akan berhenti di sini. Mereka akan menginvasi Tiongkok dan seluruh benua Asia.

Young Jin : Kenapa bicara begini padaku? Tidak seharusnya kau mengatakannya. Membahas aku ini orang Korea atau Jepang. Harusnya kau tidak mengatakannya.

Esther : Young Jin-ah.

Young Jin : Aku hanya aku. Aku Lee Young Jin. Biar kuperingatkan. Hentikan yang kau lakukan secepat mungkin. Tinggalkan rumah sakit. Aku akan merahasiakannya.


Young Jin kemudian pergi dan Won Bong memperhatikannya.


Malam itu hujan turun sangat deras.

Young Jin pergi ke kamar Heok. Pada polisi yang menjaga Heok, ia bilang mau memeriksa Heok. Polisi pun berkata, ia akan ke kamar mandi sebentar dan meminta Young Jin menjaga Heok sampai ia datang. Young Jin mengerti. Tapi begitu ia sampai di dalam, seseorang membekapya dari belakang. Orang itu Won Bong. Dia mengancam Young Jin dengan pistol dan berkata, Young Jin tidak akan terluka selama Young Jin tetap diam.


Won Bong tanya kondisi Heok.

Young Jin yang takut, menjelaskan, kalau tidak ada cedera fatal pada organ dalamnya dan selama tidak ada infeksi, dia akan bertahan hidup.

Won Bong : Dia tidak sadar.

Young Jin : Saat sadar sebentar tadi, dia mengalami syok. Untuk menenangkannya, aku memberinya penenang.

Won Bong : Apa yang dia katakan?

Young Jin : Dia bilang seseorang akan membunuhnya. Seorang mata-mata. Dokter wanita Joseon. Bluebird.

Bersambung ke part 4.....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...