Skip to main content

Different Dreams Ep 27-28 Part 4

Sebelumnya...


Miki menyusul Nyonya Yoo ke kamar.

Miki : Ada apa? Kenapa seseram ini?

Nyonya Yoo : Kau mau terlibat sejauh apa?

Miki : Tiba-tiba sekali. Apa yang kau bicarakan?

Nyonya Yoo : Jenderal Murai. Bagaimana kau bisa tahu tentang dia dan siapa yang memintamu menukar dokumennya?

Miki : Masalah itu, ya?

Nyonya Yoo : Masalah itu? Siapa yang membantumu? Sudah dua bulan sejak Jenderal Murai dijemput paksa dan tidak ada yang dengar kabarnya. Apa isi dokumen itu? Kau membacanya? Kau mengetahui semuanya?

Miki : Tenanglah.

Nyonya Yoo : Mana bisa aku tenang...

Nyonya Yoo berhenti bicara saking gregetnya.

Miki : Kalau kau terus menanyakannya ke mana-mana, kau pun akan menghilang. Kau dan aku hanya menyimpan dokumen dari Jenderal Murai itu. Kita tidak pernah membaca apa isinya, dan juga tidak peduli. Ikuti cerita itu dan semuanya akan baik-baik saja. Percaya saja padaku.


Hiroshi dan Fukuda bertemu di depan sebuah sungai.

Hiroshi : Fukuda, rahasia yang hanya diketahui kau dan aku, kau ingat, bukan?

Fukuda terdiam.

Hiroshi : Bagaimana pencarian Young Jin?

Fukuda : Hari ini aku akan berangkat ke Shanghai.

Hiroshi : Shanghai?

Fukuda : Dia mungkin pergi ke sana. Dia mata-mata Kim Goo, dia pasti menemuinya untuk perintah lebih lanjut. Mengawasi markas pemerintahan sementara Korea di Shanghai akan membawaku padanya.

Hiroshi : Di Rumah Sakit Umum Pemerintah, dia resmi mengambil cuti untuk menghadiri seminar. Itulah yang orang lain ketahui.


Hiroshi kemudian menatap Fukuda, lalu ia memegang bahu Fukuda.

Hiroshi : Kalau ada siapa pun di regu investigasimu mengetahui Young Jin adalah mata-mata, dia akan mati. Jangan lupakan itu.

Fukuda terdiam.


Fukuda kembali ke kantornya.

Fukuda : Selesaikan pekerjaan kalian. Tim Satu Satuan Khusus akan berangkat ke Shanghai.


Fukuda lalu beranjak ke ruangannya. Matsuura menyusul Fukuda.

Matsuura : Jaksa Fukuda, kau ingat perkataanmu saat aku bergabung dengan Tim Satu Satuan Khusus? Kau memintaku mengatakan semua rahasia. Sekarang kutanya, adakah yang kau sembunyikan dari kami?

Fukuda : Apa maksudmu?

Matsuura : Murai yang mengejar mata-mata Kim Goo menghilang begitu saja. Polisi militer membawanya ke suatu tempat dan sejak itu dia menghilang. Hanya kebetulankah?


Fukuda lantas berdiri dan menatap keluar jendela.

Matsuura: Lee Young Jin adalah mata-mata Kim Goo. Murai nyaris mengungkap kebenaran hingga Direktur Hiroshi membungkamnya dengan kematian.

Fukuda menatap Matsuura :

Fukuda : Direktur Hiroshi melindungi mata-mata Kim Goo? Maksudmu begitu?

Hiroshi : Ya.

Fukuda : Kalau begitu, sampaikan sendiri padanya. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya. Aku sendiri penasaran.


Matsuura sudah berada di rumahnya sekarang. Istri dan anaknya sudah terlelap.

Matsuura minum2 dan memikirkan perkataan Fukuda tadi saat ia bilang Young Jin mata2 Kim Goo.

Fukuda : Kalau begitu, sampaikan sendiri padanya. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya. Aku sendiri penasaran. Kita berangkat ke Shanghai. Kalau kau mau, kau bisa tetap di sini.


Paginya, Won Bong dan Young Jin mendatangi Seung Jin yang kini membuka toko obat.

Young Jin : Bagaimana bisnis ginsengmu?

Seung Jin : Baik. Ginseng dari Geumsan juga cukup terkenal di Tiongkok. Penghasilanku cukup untuk aku dan keluargaku. Aku tidak akan melupakan kebaikan kalian.

Won Bong : Jangan sungkan begitu. Kami akan ke tempat lain kalau merepotkan.

Seung Jin : Tidak, tidak apa. Aku senang bisa membantu kalian. Beri tahu aku jika memerlukan apa pun.

Won Bong : Di mana ayahmu?

Seung Jin Di atas. Makanan kalian juga sudah siap.

Young Jin masuk duluan.


Di atas, anggota Korps Pahlawan yang lain sudah menunggu.

Seung Jin : Ini dia. Silakan nikmati ayam Shanghai.

Nam Ok : Tidak bisa dipercaya. Ayah, sekarang ulang tahunmu?

Ayah Seung Jin : Kenapa terus memanggilku ayah?

Nam Ok : Kalau begitu, mulai hari ini aku akan memanggilmu Ibu.

Ayah Seung Jin : Orang bisa salah sangka dan berpikir aku berselingkuh. Kau dan Seung Jin sama sekali tidak mirip!

Jung Im : Tentu saja. Seung Jin 10 kali lebih tampan.

Seung Jin : Benar sekali.

Ayah Seung Jin : Karena dia keturunanku.

Nam Ok : Ayah, mari kita makan.

Won Bong : Silakan sampaikan pesanmu dahulu.

Ayah Seung Jin : Sudah cukup lama kita tidak berkumpul. Keluarga bukan hal besar. Berkumpul di satu tempat dan makan bersama adalah hal yang dilakukan keluarga. Pasti kalian kesulitan karena jauh dari rumah, tapi kalian semua memiliki rumah tujuan, jadi, simpanlah dalam hati. Tetaplah maju. Ayo makan, semuanya, kalian pasti sudah lapar.

Nam Ok : Baik, Bu.

Ayah Seung Jin : Terima kasih, Sayang.


Kemudian, Won Bong rapat bersama Young Jin, Kim Goo, Bong Gil dan Ahn Gong Geun.

Won Bong : Kita memerlukan pembuat bom. Tidak seperti kejadian di Tokyo, bom ini harus berhasil meledak.

Kim Goo : Seseorang bernama Kim Hong Il. Dia kepala Gudang Senjata Shanghai. Dia orang Korea yang bekerja di Tentara Tiongkok. Dia akan menyediakan bom bagi kita.

Young Jin : Kau yang harus menyembunyikannya dalam kotak makan dan botol minuman. Perayaan kemenangan perang dan acara perayaan ulang tahun akan diadakan. Taman itu pasti penuh penjaga bahkan saat persiapannya. Kalian harus berhati-hati.

Won Bong : Kita harus minimalisir jumlah orang yang mengetahui operasi ini. Termasuk juga anggota Pemerintahan Sementara Republik Korea.


Kim Goo lalu menjabat tangan Bong Gil. Setelah itu, Bong Gil menjabat tangan Young Jin, lalu Won Bong memeluk Bong Gil.


Kim Goo lantas menggantungkan tulisan di leher Bong Gil. Bong Gil memegang pistol dan granat. Ahn Gong Geun mulai mengambil fotonya.


Setelah itu, Won Bong, Young Jin dan Kim Goo berfoto bersama Bong Gil.


Yang terakhir, foto Kim Goo dan Bong Gil.

Bersambung....


Kim Gu dan Yoon Bong Gil saat dia bergabung di Korps Patriotik Korea.

Next ep

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...