Dan, Only Love Ep 5 Part 4

Sebelumnya...


Malamnya, Dan baru pulang ke rumah. Bu Jung berdiri diluar gelisah. Tangannya memegang nampan berisi makanan.

Dan menghampiri Bu Jung.

Dan : Bu Jung, ada apa?

Bu Jung : Sudah berjam-jam. Dia tak mau makan dan melarang siapapun masuk.


Sementara itu, Yeon Seo terus menari. Saat melakukan adegan memutar, ia lagi2 terjatuh.

Dan muncul di pintu dan iba melihat Yeon Seo.

Yeon Seo menari lagi tapi terjatuh lagi.


Melihat Yeon Seo jatuh, Dan pun menerobos masuk ke dalam.

Yeon Seo berdiri dan mau menari lagi. Dan menyuruhnya berhenti tapi Yeon Seo yang kesal, mengabaikan Dan dan berniat menari lagi.

Dan pun mendekati Yeon Seo.

"Hentikan. Jangan memaksakan dirimu." pinta Dan.

"Kau lupa? Jangan menyentuhku!" jawab Yeon Seo, lalu berniat menari lagi.

Dan : Kakimu berdarah.

Yeon Seo pun melihat kakinya. Berdarah.

Yeon Seo : Lalu?


Yeon Seo lantas duduk dan membuka sepatunya.

Yeon Seo : Kuku kakiku sudah berulang kali lepas. Banyak sekali sepatu pointe bernoda darah yang kubuang. Ini bukan apa-apa. Kaki ini akhirnya terlihat seperti kaki balerina.

Ia lalu melepaskan kain yang dijadikannya pengikat rambutnya dan membersihkan darah di kakinya dengan kain itu.

Dan pun menatap Yeon Seo.

Dan : Hentikanlah. Harus memaksa diri sejauhi ini, aku tak mengetahuinya. Kau sangat kesakitan. Hari ini sudah cukup. Ya?

Dan lalu membersihkan darah di kaki Yeon Seo.

Yeon Seo : Jangan konyol. Aku sudah janji pada Direktur Ji. Aku harus siap dalam seminggu


Dan : Dengarkan. Kau tak bisa terus berlatih dengan kaki seperti ini. Bagaimana kalau terluka lagi? Kau akan kembali jadi penyendiri dan pemarah? Tak ada gunanya kalau kau tak bahagia.

Yeon Seo : Aku benci padamu. Jangan mengkhawatirkanku. Jangan memedulikanku. Aku... benci menerima cinta. Membuatku ingin kembali lemah. Membuatku berpikir boleh menjadi lemah. Kupikir kau suka padaku. Benar-benar berpikir begitu. Kau bilang kau ada karenaku. Kau yang bicara manis padaku. Kalau bukan pembohong atau mata-mata, maka hanya ada satu. Kau suka padaku? Kau bilang tak bisa berbohong. Jawab saja ya atau tidak. Kau suka padaku? Kau suka?

Dan pun memejamkan matanya dan mengatakan tidak.

Yeon Seo : Baik, pergilah.


Yeon Seo lalu mengembalikan saputangan Dan. Ternyata saputangan itulah yang digunakan Yeon Seo untuk mengikat rambutnya dan untuk mengelap kakinya yang berdarah.

Dan tertegun.


Sekarang, Dan sudah berada di kamarnya. Ia sedang menulis catatannya.

Dan : Aku hampir melakukan kesalahan, tapi saat ini aku sedang melaksanakan misiku. Malaikat Dan. Subjek mulai menari lagi. Dia sangat sensitif dan pemarah.


Yeon Seo menari lagi tapi terjatuh lagi.

Yeon Seo pun istirahat sejenak. Ia mengambil handuknya dan mengelap keringatnya tapi kemudian ia melemparkan handuknya saking kesalnya.


Malamnya, Yeon Seo masih latihan. Kakinya terluka dan terluka lagi, sampai ia membuang beberapa sepatu baletnya yang bernoda darah.


Hingga hari pun kembali pagi, Yeon Seo juga masih latihan.

Dan pun datang dan menatap lirih Yeon Seo.


Lalu Dan mengajak Gureum jalan2 ke taman.

Sehelai daun jatuh ke tangan Dan tapi tidak ada pesan apapun di daun itu.

Dan : Tanpa menerima pertanda  aku berjuang seorang diri.


Malam datang lagi. Kemudian pagi lagi. Yeon Seo pun mematikan alarmnya yang berbunyi tepat jam 5.

Setelah itu, Yeon Seo kembali latihan.


Di kamarnya, Dan terus memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk Yeon Seo.

Dan : Pada awalnya, masalahnya sifat pemarahnya. Tapi saat ini, dia terlalu sibuk untuk mencintai. Apa ada cara... agar dia sukses dalam balet dan cinta?

Dan lalu melihat foto2 Yeon Seo.

Pandangannya jatuh ke foto Yeon Seo remaja yang sedang menari balet di tepi pantai.

Dan membalik foto itu dan menemukan sebuah tulisan.

(Pulau Mongyu, 2005. Hari aku mulai menari balet lagi. Panggung pertama dan penonton pertama)


Bu Jung masuk ke ruang latihan dan menemukan Yeon Seo tertidur di sana.

Bu Jung membangunkan Yeon Seo.

Yeon Seo terkejut.

Yeon Seo : Sekarang tanggal berapa? Hari apa?

Bu Jung : Hari H. Tepat seminggu sejak pengumumanmu. Jangan bergadang semalaman untuk berlatih. Kau dapat nol karena tak menjaga dirimu.

Bu Jung dan Yeon Seo beranjak keluar.

Bu Jung : Pagi ini bibimu telepon berkali-kali.

Ponsel Yeon Seo berdering.

Bu Jung :  Lihat ini. Dia menelepon setiap lima menit.

Yeon Seo pun menjawabnya, ini aku. Sekarang?


Yeon Seo pun pergi ke restoran, menemui paman dan bibinya yang sudah berada di sana. Ia ditemani Bu Jung.

Pak Geum mau berdiri, menyambut Yeon Seo begitu melihat Yeon Seo, tapi dilarang Bu Choi.

Bu Choi : Hari ini tak bersama sekretarismu?

Yeon Seo tak menjawab dan menyuruh Bu Jung menunggu diluar.

Yeon Seo lantas duduk.

Bu Choi : Kau tak pernah menjawab pertanyaanku.

Pak Geum : Bagaimana perasaanmu? Kau baik-baik saja?

Yeon Seo : Berikan perjanjian pencabutan surat kuasa. Aku bawa capku.

Bu Choi : Dokumennya masih belum siap.

Yeon Seo : Katanya hari ini teken, hingga menyuruhku datang.

Pak Geum : Kau bilang begitu?


Bu Choi : Pengacaraku sangat cermat. Jadi pengacaraku harus memeriksanya beberapa kali lagi. Maaf.

Yeon Seo : Aku pergi dulu.

Bu Choi : Tunggu. Minum teh sebelum pergi. Aku bibimu.

Yeon Seo : Kita tak terlalu dekat.

Bu Choi : Kau pasti sangat kecewa padaku. Untuk menebusnya...


Bu Choi pun memberikan hadiah anting pada Yeon Seo.

Yeon Seo : Apa ini?

Bu Choi :  Untuk minggu depan, Fantasia's Night. Pakai menghadiri acara.

Yeon Seo : Kau tahu aku tak pernah menyambut tamu.

Bu Choi : Investor Jepang yang sangat penting akan datang. Saat kuberi tahu namamu, dia bilang akan datang. Tanpa uangnya pertunjukanmu tak bisa digelar.

Pak Geum : Adakalanya, harus bertindak melawan keinginan. Begitulah dunia orang dewasa. Pada acara hari itu, kami akan umumkan bahwa semua terkait Fantasia... adalah milikmu, Yeon Seo.


Yeon Seo dan Bu Jung beranjak pergi.

Bu Jung : Melihatmu mulai menari lagi, sangat membahagiakan. Bahkan tanpa Dan kau bisa berjalan bersamaku seperti ini.

Yeon Seo : Dia tak punya tujuan. Dia pergi berlibur ke mana?

Bu Jung : Dia bilang apa?

Yeon Seo : Tidak. Jangan katakan. Bos yang tanya lokasi liburan adalah yang terburuk.

Bu Jung : Dalam acara Fantasia's Night, aku pasti akan membuatnya mendampingimu.

Yeon Seo : Ayo cepat. Aku harus berlatih.

Saat mau pergi, Yeon Seo dikejutkan dengan kedatangan Kang Woo.

Bu Jung pun langsung melepas pegangan Yeon Seo dan berkata kalau ia tak bisa membuat Kang Woo menunggu seorang diri di rumah mereka.


Kang Woo mengajak Yeon Seo pergi.

Kang Woo : Ini pekan terlama sepanjang tahun ini. Kau siap?

Yeon Seo : Sama sekali tidak. Aku benar-benar celaka. Semuanya kacau.

Kang Woo : Yeon Seo-ssi, dibuat nyaman. Perjalanan ini akan lama.

Yeon Seo : Kita akan ke mana? Ke permulaan.


Dan sendiri sudah tiba di pulau itu. Ia pun mulai membuat tempat menari balet untuk Yeon Seo.


Yeon Seo dan Kang Woo kini sudah di kapal.


Dan melihat kedatangan Yeon Seo. Ia pun langsung sembunyi dalam sebuah gubuk yang tak jauh dari sana.

Yeon Seo : Tempat ini...

Kang Woo : Apa kau ingat?

Yeon Seo : Rasanya tak asing. Apa ini? Apa yang kau rencanakan? Sampai jauh-jauh ke sini.

Kang Woo : 2005. Sebelum kau berangkat sekolah ke Rusia. Kau pergi ke pulau untuk program Kunjungan Balet.


Yeon Seo : Bagaimana kau tahu? Kau memeriksa masa laluku? Kim Dan, kan?

Dan yang mengintip mereka pun heran kenapa Yeon Seo bisa langsung curiga ia yang memberitahu Kang Woo soal itu.

Yeon Seo : Semua ini... ulah Kim Dan, kan?

Yeon Seo kemudian teriak, menyuruh Dan keluar.

Dan : Ada apa dengannya!


Kang Woo : Hari ini, kau balerina utamaku.  Kau pikir aku tak tahu kapan lahir dan bagaimana dibesarkan? Kau tak mau balet, makanya kau bersembunyi dan menangis. Kudengar seperti itu.

Dan : Aku tak tahu. Bagaimana dia tahu?

Yeon Seo : Ada seorang anak. Aku sudah lupa anak itu. Anak itu... penonton pertamaku. Aku menari untuknya. Hanya untuknya.

Kang Woo : Hari ini, akan kusaksikan tarianmu. Tarian hanya untuk penonton pertamamu.

Yeon Seo : Aku tak ingat. Sejak kecil, tak ada rutinitas.

Yeon Seo akhirnya mengaku kalau ia tak bisa melakukan gerakan memutar tapi bisa melakukan teknik lain.

Kang Woo : Tentu saja. Tak menari selama tiga tahun. Ini baru seminggu. Kau pikir aku berharap kau akan sempurna? Kau terlalu percaya diri. Aku ingin melihat sebesar apa kegigihanmu. Otot rhomboid, erektor tulang belakang, otot soleus. Kau butuh seminggu untuk pencapaian sejauh ini. Ini keajaiban.

Dan : Bagus sekali, Tulang Rusuk.

Kang Woo : Santai saja. Jangan pikirkan turnout, keseimbangan atau yang lainnya. Menarilah seperti pertama kalinya.

Kang Woo menyalakan musik di ponselnya.


Dan Yeon Seo mulai menari.

Melihat Yeon Seo menari, Dan sontak memegangi dadanya yang terasa sakit.


Tak lama, ia teringat masa lalunya saat melihat Yeon Soo menari di tempat itu.


Yeon Seo terus menari. Kang Woo memperhatikan Yeon Seo.

Dan berkaca-kaca melihat Yeon Seo menangis.


Yeon Seo sendiri terkejut karena ia bisa menyelesaikan tariannya.

Kang Woo lantas memeluk Yeon Seo.

Tangis Dan pecah.


Dan teringat masa kecilnya. Saat ia melihat Yeon Seo menari.

Dan menangis ketika Yeon Seo menyelesaikan tariannya.

Yeon Seo yang melihat Dan nangis pun mengira tariannya jelek.

Dan pun berkata, bahwa tarian Yeon Seo adalah hal terindah yang pernah dilihatnya. Yeon Seo pun tersenyum dan memeluk Dan.

Flashback end...


Dan bingung kenapa hatinya sakit melihat Yeon Seo dipeluk Kang Woo..

Dan : Kabar bagus. Sepertinya Yeon Seo, yang sedingin es, yang seperti gong hampa dan bising, mulai merasakan sesuatu. Permulaannya tampak segan, namun masa depannya akan memiliki cinta. Misiku hampir selesai. Tapi... kenapa hatiku terasa sakit?


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment