Different Dreams Ep 33-34 Part 1

Sebelumnya...


Hiroshi menatap kecewa Young Jin.

Hiroshi : Meski kau mengutukku dan caraku, aku sungguh menyayangimu.

Young Jin menunduk, tangisnya mengalir deras.


Young Jin lantas meraih cangkir yang ada di depannya.

Ia berniat meminum isi cangkir itu.

Dan Hiroshi menghentikannya. Hiroshi mencampakkan cangkir itu.

Young Jin langsung mengeluarkan pistolnya dan menodong Hiroshi.


-Ep 33, Perang Yang Semrawut-


Oda, Fukuda dan Matsuura di ruang interogasi.

Oda berdiri menghadap jendela.

Oda : Mari hentikan saja. Kita harusnya tidak memprovokasi.

Fukuda tak terima : Dokter Ishida setuju memberikan pernyataan. Mengenai mantan direktur diracun hingga mati dan keterkaitan Hiroshi. Dia mau bersaksi keduanya. Kita sudah sejauh ini, dan kau mau menyerah?


Oda berbalik, menatap Fukuda dan meminta Fukuda menuruti perintahnya.

Oda : Meski kau tidak mengakuinya, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.

Setelah itu, Oda beranjak pergi.

Fukuda kesal terduga pembunuh ayahnya lolos.


Bukan cuma Fukuda, tapi Matsuura. Matsuura bahkan sampai menggebrak meja saking kesalnya.

Matsuura lalu menghadap ke Fukuda yang menatap keluar jendela.

Matsuura : Ini gila. Kita punya bukti dan juga saksi! Apa yang dilakukan Biro Urusan Hukum?


Mereka ternyata sudah berada di ruangan Fukuda.

Daiki, Matsuuda dan Taro juga lemas karena mereka gagal mengadili Hiroshi.

Matsuura : Apa ada kemungkinan Direktur Oda akan berubah pikiran?

Fukuda menggeleng.

Daiki : Apa kita akan baik-baik saja?


Fukuda berbalik, menatap rekan-rekannya.

Fukuda : Sementara ini, jangan pergi ke mana pun sendirian.

Matsuura : Aku tidak akan menyerah.

Matsuura lalu memutuskan kerja samanya dengan Fukuda.


Fukuda mengerti dan meninggalkan mereka tanpa bicara apa2 lagi.

Taro memanggil Fukuda, tapi Fukuda diam saja dan terus melangkah pergi.

Matsuura memerintah anak buahnya agar tetap waspada dan bersenjata lengkap.

Daiki ingin tahu rencana Matsuura.

Matsuura : Ini akan berubah menjadi perang yang semrawut. Jika kita tidak menyerang lebih dahulu, mereka akan menaklukkan kita.


Di kelab, Nyonya Yoo memarahi Miki.

Nyonya Yoo : Apa situasi ini lucu bagimu?

Miki : Apa maksudmu?

Nyonya Yoo : Jika ketahuan membantu mata-mata, mereka tidak hanya akan menutup Kelab Gyeongseong.

Miki : Siapa bilang aku membantu mata-mata? Jangan asal menyimpulkan. Selain itu, jika Young Jin sebenarnya mata-mata, siapa yang akan mendapat masalah paling besar?

Nyonya Yoo : Menurutku, jelas Direktur Hiroshi.

Miki : Jangan tertipu muslihat Matsuura.

Nyonya Yoo : Tidak akan.

Miki : Dan kita tidak akan mengumpulkan atau menjual intel untuk saat ini. Kau membuang semua yang ada di tempat penyimpanan kita, bukan?

Nyoya Yoo : Ya.

Miki : Jika kau mengikuti petunjukku, kau dan Kelab Gyeongseong akan aman.


Miki beranjak pergi. Nyonya Yoo tanya, Miki mau kemana. Miki hanya berkata, mau menemui temannya.

Nyonya Yoo penasaran apa yang direncanakan Miki sebenarnya.


Miki berdoa di kuil.

Pikirannya tertuju pada Fukuda yang memintanya untuk bersiap2. Fukuda bilang, ia yang berikutnya akan diinterogasi.

Won Bong dan Young Jin datang. Mereka melihat Miki berdoa.


Selesai berdoa, Miki pun menemui Young Jin dan Won Bong.

Young Jin : Apa yang kau doakan?

Miki : Kebahagianmu.

Young Jin tersenyum mendengarnya.

Won Bong berterima kasih karena Miki sudah mau meluangkan waktu untuk mereka.

Miki : Banyak yang mencarimu di Gyeongseong, jadi, kupilih di sini. Para detektif, yang memburu kalian, berusaha keras melacak kalian.

Young Jin : Tapi semua orang di Kelab Gyeongseong aman, bukan?

Miki : Nyonya Yoo diinterogasi atas apa yang terjadi pada Murai dan Jaksa Fukuda mencurigaiku.


Miki lantas teringat sesuatu tentang Fukuda.

Miki : Kalian mungkin belum mendengar beritanya. Ayah Jaksa Fukuda dibunuh.

Young Jin terkejut mendengarnya.

Miki : Pembunuhnya kapten tentara yang aktif bertugas. Menurut kabar, dia satu faksi dengan Hiroshi.

Won Bong : Apa itu berarti Hiroshi kemungkinan terkait dengan pembunuhan itu?

Miki : Aku belum sepenuhnya yakin, tapi dia salah satu anggota inti Faksi Imperial Way. Bahkan jika bukan dia yang memerintahkan langsung, dia setidaknya tahu tentang itu.

Young Jin : Bagaimana dengan Jaksa Fukuda? Apa dia baik-baik saja?

Miki : Dia sedikit berubah. Aku bingung mengatakannya. Dia seperti pisau tajam yang dicelupkan ke dalam es untuk waktu yang lama. Eonni, kau harus berhati-hati.


Miki kemudian menatap Won Bong.

Miki : Omong-omong, kau bilang ingin meminta bantuan. Apa itu?

Won Bong pun mengeluarkan amplop dari balik mantelnya dan memberikannya ke Miki.

Won Bong : Ini daftarnya. Kami perlu mencari cara mengumpulkan orang-orang ini di satu tempat.

Young Jin : Jika terlalu berbahaya, kami bisa mencari solusi lain.

Miki : Tidak apa-apa. Akan kuusahakan. Mungkin butuh sedikit waktu.

*Kalo sampe Fukuda kenapa2, sy yakin Young Jin bakalan terguncang. Pas denger Jung Im nembak Fukuda aja, dia langsung kepikiran Fukuda, kan? Dan sekarang dia tahu soal ayah Fukuda, dia kembali mencemaskan Fukuda.  Akhirnya sy memutuskan masuk tim FuJin (Fukuda-Young Jin). Lebih baperan FuJin sih menurut sy. Fukuda jatuh cinta pada Young Jin, pada pandangan pertama. Lalu perasaannya makin lama makin dalam. Sampe akhirnya dia tahu, Young Jin adalah mata2 yang dikirim KPG. Kebayang kan patah hatinya Fukuda kayak apa. Udah cintanya bertepuk sebelah tangan, eeeh si Fukuda harus nerima kenyataan pahit kalau Young Jin si Bluebird yang dia cari2. Abis itu, bapaknya yang berusaha menghentikan perang antar Jepang-Joseon, dibunuh. Dan pembunuhnya kemungkinan Hiroshi, ayah angkat Young Jin. Gk heran laah Fukuda bisa berubah sedrastis itu. Sy jd inget drakor The Princess Man. Buat yg pernah nonton, pasti tahu kan sekecewa apa Kim Seung Yoo saat tahu siapa Se Ryung, gadis yg dicintainya.  Seung Yoo pun memusuhi Se Ryung untuk beberapa saat. Semoga Fukuda-Young Jin endingnya gk bermusuhan. Meski mereka gk bersama, tapi sy harap mereka bisa sedekat dulu. Seandainya Ju Hwan yg jadi lead male di drama barunya Mbak Yo Won...

Oke lanjut...


Miki sudah pergi. Won Bong berjalan bersama Young Jin.

Young Jin : Apa menurutmu Direktur Hiroshi benar-benar tahu? Tentang pembunuhan ayah Jaksa Fukuda.

Won Bong : Hal itu tidak bisa dilakukan tanpa perintah atau persetujuan.

Fukuda : Aku tidak pernah menyangka akan bermusuhan dengan Fukuda.


Won Bong pun memegang lengan Young Jin dan berhenti berjalan.

Won Bong menatap Young Jin.

Won Bong : Kau tidak punya alasan untuk merasa bersalah.

Young Jin : Aku baru sekali memanggil Direktur Hiroshi "Ayah". Itu hari saat dia menerima medali. Aku berusia tujuh tahun. Pagi-pagi sekali hari itu, dia memintaku berjanji akan memanggilnya "Ayah" dalam bahasa Korea sekali saja saat diperkenalkan olehnya. Aku menggelengkan kepalaku. Lalu dia dengan kuat mencengkeram pundakku dan mengatakan ini. "Sekali saja sudah cukup." "Lakukan sekali ini saja, dan kau tidak perlu memanggilku 'Ayah' lagi."

Won Bong : Aku sungguh berpendapat terlalu berbahaya bagimu untuk bertemu Direktur Hiroshi empat mata. Dia mungkin menunggumu dengan para detektif siap menyergap.

Young Jin : Untuk menangkapku dan membawaku ke pengadilan? Dia takut orang lain tahu tentang aku. Dia merahasiakannya bahkan dari bawahannya, kecuali ajudan dekatnya. Maksudku, lihat apa yang terjadi pada Murai.

Won Bong : Jika kau harus pergi, pastikan kau membawa pistolmu. Aku akan membereskan sisanya.

Young Jin : Tapi akankah aku sanggup menembaknya?


Di ruangannya, Hiroshi minum teh sambil mengingat kata2 Maru soal Young Jin.

Maru : Aku bertemu Nona Lee. Dia bilang akan datang kemari untuk bertemu dengan Anda, Pak. Dia mungkin akan datang malam ini.


Hiroshi lalu membuka tutup teko tehnya.

Di tutup tekonya, terselip bungkusan kecil yang berisi obat.

Hiroshi lantas menuangkan serbuk obat itu ke dalam teko.

*Omo, dia mau ngeracunin Young Jin!


Young Jin akhirnya tiba di kediamannya. Namun ia tak langsung masuk ke dalam.


Ia teringat momennya bersama Hiroshi.


Hiroshi juga mengingat kenangan itu, serta saat ia tahu Young Jin lah yang menembak Murai dan Young Jin adalah Bluebird.


Tak lama kemudian, Young Jin datang. Hiroshi langsung menyuruh Young Jin duduk.

Bersambung ke part 2....

2 Comments:

  1. Duedue said...:
    This comment has been removed by the author.
  1. Duedue said...:

    Menurutku tidak,Young Jin akan lebih terluka kalau Won Bong yang meninggal atau tertembak. Young Jin merasa bersalah pada Fukuda, dari awal Young Jin lah memanfaatkan Fukuda. Rasa bersalahnya itu bertambah saat tahu Ayah Fukuda mati dan ditembak kelompok faksi dari Hiroshi. Kalau Fukuda berkorban,Won Bong jugs berkorban, dia membentuk Korps Pahlawan sejak usia 22 tahun. Sedari muda dia udah meninggaljan orang tua. Kehidupannya adl bercengkrama dengan maut. Won Bong bahkan rela bertarung sampai titik darah penghabisan sama anak buah Cheongbang eps awal dulu. Orang yang logid macam Won Bong gak mungkin kalau bertindak gegabah yg mengancam nyawanya. Perasaannya utk Young Jin yang menggerakkanya. Fukuda lebih terlihat ekspresif dan perhatian karna dia hidup dalam kondisi yang nyaman sbg Jaksa, sedangkan Won Bong hidupnya selalu dalam pelarian. Kalau aku jadi Young Jin aku tetap akan memilih Won Bong, toh kalau misal Fukuda dari awal masuk tim mata-mata bareng Young Jin, tetap pikihanku ke Won Bong. Rasa nasionalis dan patriotisnya benar2 luar biasa dan itu cocok dengan Young Jin.

Post a Comment