Watcher Ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Rencana Tae Joo gagal total. Hyo Jung mengkhianatinya. Hyo Jung memberitahu soal jebakan itu pada Jaksa Lee. Tae Joo menatap geram Hyo Jung. Hyo Jung pun berkata, Tae Joo sendiri lah yang menyuruhnya berpihak agar negosiasi berhasil. "Ini kesempatan bagus untuk untung besar." tambah Hyo Jung.


Jaksa Lee mencabut baterai dari ponsel yang dihubungi Kim.


Kim dengan wajah senang mengatakan pada Young Koon, bahwa ponsel yang dihubunginya tidak aktif.

Young Koon pun memutar otaknya agar bisa menjebak Kim dan Jaksa Lee.

Young Koon : Mari membicarakan tentang kita. Di mana kampung halamanmu? Siapa namamu?

Kim : Sinonim "keberanian" adalah "nyali". Tapi "nyali" juga berarti "empedu". Punya keberanian artinya kau masih punya empedu untuk dicabut keluar.

Young Koon : Margamu Kim, bukan?


Kim melirik anak buahnya yang berdiri di belakang Young Koon. Anak buahnya mengerti dan langsung mendekat ke arah Young Koon sambil mengambil pisau dari balik jaketnya. Young Koon sendiri juga bersiap mengambil pistolnya.


Di mobil, Chi Gwang berusaha mendengarkan percakapan Young Koon dan Kim yang sudah disadapnya. Hae Ryong tanya pada Chi Gwang.

Hae Ryong : Membuat penasaran, ya? Kau ingin anak buahmu masuk dan menembak semuanya, bukan?

Chi Gwang : Bisa diam?

Hae Ryong : Kadang kita tidak bisa berpikir jernih. Kita tidak menyadari batasan. Lalu kita ragu apa bedebah seperti mereka layak diperlakukan manusiawi.

Chi Gwang : Kau ingin aku memakai caramu dan menghabisi semuanya?


Jaksa Lee berdiri dan mengambil kopernya kembali.

Tae Joo ragu yang ada di dalam koper itu uang.

Jaksa Lee meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Jaksa Lee : Polisi terlibat. Jangan buang waktu lagi. Masuk dan tangkap mereka.


Seketika orang2 suruhan Jaksa Lee datang dan mengepung kantornya Kim.


Kim yang melihat dari jendela kaget

Young Koon yang juga melihat itu kebingungan.

Young Koon lantas mengeluarkan pistolnya dan menyuruh Kim angkat tangan.


Anak buah Kim langsung menyerang Young Koon.


Kim kabur lewat jendela kecilnya.


Melihat keributan itu, Chi Gwang langsung menyuruh rekannya menjalankan mobil.

Rekannya diam saja.

Chi Gwang sewot, jalan!

Barulah rekan Chi Gwang menjalankan mobilnya ke kantor Kim.


Sampai disana, mereka langsung turun dan berkelahi dengan orang2 suruhan Jaksa Lee.


Di dalam, Young Koon masih bertarung dengan anak buah Kim.

Anak buah Kim kembali menusuk Young Koon dengan pisau.


Sementara Chi Gwang yang berdiri diluar, langsung lari ke dalam.


Young Koon mendorong anak buah Kim dan mencabut pisau yang menancap di perutnya.

Young Koon : Kau penasaran kenapa aku belum mati?

Anak buah Kim masih berusaha menyerang Young Koon tapi Young Koon berhasil membantingnya ke lantai.


Young Koon lantas teringat tas besar yang diberikan Chi Gwang padanya, saat mereka bersiap2 untuk menjebak Kim dan Jaksa Lee.

Isi tas besar itu ternyata bantal pelindung.

Chi Gwang : Ini barang bagus, mustahil ditembus. Jika kau diterjang dengan pisau, jangan melawan dan biarkan dia menusukmu. Ini balasan atas alat pelacak itu.

Young Koon : Tetap saja sakit.


Ponsel Chi Gwang berbunyi. Telepon dari Chi Gwang. Young Koon pun me-rejectnya.

Beberapa polisi masuk. Young Koon menunjukkan tanda pengenalnya, lalu menyuruh mereka menangkap anak buah Kim.


Young Koon keluar. Sampai diluar, Hae Ryong langsung menyuruhnya mengejar Kim.


Jaksa Lee dihubungi orang2nya. Ia senang mendengar semuanya sudah beres. Ternyata orang2 suruhan Jaksa Lee adalah orang2 dari kejaksaan.

Jaksa : Rekam semuanya dan serahkan temuan kalian.

Jaksa Lee memutus panggilannya.

Lalu ia mengatakan pada Tae Joo, bahwa Kim tergabung dalam sindikat internasional.

Jaksa Lee : Aku memantau agar bisa menangkap mereka juga. Tapi kau menggagalkannya.

Tae Joo : Aku tidak memercayaimu.

Jaksa  Lee : Toh kau tidak percaya siapa pun.


Jaksa Lee dan Hyo Jung berniat pergi tapi Tae Joo memanggil Hyo Jung. Tae Joo minta penjelasan Hyo Jung kenapa Hyo Jung meminta bantuannya.

Hyo Jung : Kau melibatkan polisi sebelum mendengar penjelasanku. Padahal ini kesempatan untuk mengubah hidupku. Jika kau tidak bisa membantuku, biar kuurus sendiri.


Jaksa Lee dan Hyo Jung pergi. Diluar, Soo Yeon berusaha mencegah mereka pergi. Ia menawarkan teh tapi ditolak Jaksa Lee. Jaksa Lee langsung pergi dengan Hyo Jung.


Di ruangannya, Tae Joo teringat kata2 Jaksa Lee saat mereka bertemu di kafe.

Jaksa Lee : Kau pikir aku melakukan ini demi uang receh? Aku sedang melakukan investigasi penting, dan kau mengganggu.

Lalu Tae Joo ingat kata2 Hyo Jung barusan.

Hyo Jung : Kau lah yang bilang aku harus berpihak agar negosiasi berhasil. Ini kesempatan bagus untuk untung besar.


Soo Yeon masuk dan tanya apa yang terjadi.

Tae Joo : Ini bukan kasus penjualan organ biasa. Ada kasus lebih besar di baliknya.


Ponsel Tae Joo berdering. Tae Joo langsung ke mejanya, meraih ponselnya. Telepon dari Young Koon.

Young Koon tanya bagaimana kejaksaan bisa tahu, sambil berlari mengejar Kim.

Tae Joo : Young Koon-ah, dengar baik-baik. Jika terus begini, kita bisa kalah.


Sementara itu, Jaksa Lee mencekik Hyo Jung.

Jaksa Lee : Apa yang telah kau lakukan? Gara-gara kau, beberapa orang akan dibunuh.

Beberapa staf Tae Joo lewat, hingga Jaksa Lee terpaksa menurunkan tangannya.


Hyo Jung menatap kesal Jaksa Lee.

Hyo Jung : Kau pun tahu Pengacara Han akan memantauku.  Jika kau mencelakaiku, rencanamu pun akan hancur.

Jaksa Lee : Ayo kita lakukan.

Hyo Jung : Karena itulah, kita harus saling percaya.

Jaksa Lee : Kau butuh uang dan aku butuh jabatan.

Hyo Jung : Karena itulah, kau tidak boleh mencelakaiku. Kita harus bahu-membahu dalam rencana ini, paham?


Chi Gwang menguber Kim. Ia sempat kehilangan jejak, tapi akhirnya, ia memergoki Kim berusaha melarikan diri dengan memanjat atap bangunan sebuah rumah.

Young Koon sempat melihat Chi Gwang menguber Kim.


Chi Gwang langsung mengarahkan pistonya ke Kim dan menyuruh Kim turun.

Tapi kemudian, Young Koon menghubunginya.

Young Koon : Banyak detektif berkeliaran. Jika ditangkap, dia akan diserahkan ke kejaksaan. Jika mereka bersekongkol, kita tidak bisa menangkap komplotannya. Lepaskan dia, akan kutangkap saat tidak ada detektif lain. Percayalah kepadaku.

Terpaksalah Chi Gwang melepaskan Kim. Kim langsung pergi setelah dilepaskan.


Hae Ryong kemudian datang dan tanya, kenapa Chi Gwang melepaskan Kim.

Young Koon akhirnya melihat Kim jalan tertatih2.


Hae Ryong memberitahu Chi Gwang, bahwa kejaksaan sedang menggelar operasi.

Hae Ryong : Kita dituding menggagalkan investigasi mereka.

Chi Gwang melihat tangan Hae Ryong yang dimasukkan ke saku. Ia curiga, Hae Ryong membawa pistol.


Chi Gwang : Bukankah ini kesempatanmu?

Hae Ryong : Apa maksudmu?

Chi Gwang : Jika membunuhku sekarang, kau bisa menjebak Kim sebagai pelakunya. Jaksa Lee juga pasti setuju.

Hae Ryong melihat sekelilingnya dan menemukan kamera CCTV disana.

Chi Gwang : Kau punya banyak koneksi di Forensik. Kau juga bisa menghapus semua video kecuali yang kau butuhkan.

Hae Ryong : Benar. Ada banyak orang yang mengharapkan kematianmu.

Hae Ryong mendekati Chi Gwang. Chi Gwang langsung waspada kalau2 Hae Ryong mengeluarkan pistol.

Hae Ryong : Do Chi Gwang, bagimu semua orang korup kecuali kau, bukan? Kau tetap curiga dan ingin membekuk polisi dalam situasi ini. Kau merekrutku karena curiga aku berkomplot dengan Jaksa Lee, bukan?

Chi Gwang : Aku memang mencurigaimu.

Hae Ryong : Lihat kita sekarang. Siapa yang terlihat lebih korup? Lain kali jelaskan semuanya jika butuh bantuanku.

Hae Ryong menarik tangannya keluar. Tidak ada pistol disana.

Hae Ryong beranjak pergi tapi kemudian ia kembali menatap Chi Gwang.

Hae Ryong : Kau berusaha mengubah dunia, tapi hanya kau yang berubah.

Hae Ryong beranjak pergi.

Chi Gwang terdiam.


Kim langsung lari begitu menyadari Young Koon mengejarnya.

Kim bersembunyi di toilet sebuah pasar. Young Koon melihat Kim masuk ke toilet.


Kim meraih ponselnya dan menghubungi Jaksa Lee.

Jaksa Lee yang baru turun dari mobilnya menjawab telepon Kim. Jaksa Lee lalu berjalan menuju Kepolisian Seyang.

Kim : Apa-apaan ini, Jaksa Lee? Polisi menggerebek. Katamu ini tidak akan terjadi di bawah pengawasanmu. Berani-beraninya kau memanfaatkanku lalu mengkhianatiku? Jika ditangkap, akan kulaporkan semuanya pada polisi. Kau tidak akan dapat sepeser pun. Kita akan jatuh bersama.

Jaksa Lee : Silakan saja.

Jaksa Lee memutus panggilannya.


Kim kesal dan berusaha menghubungi seseorang lagi.

Ia mau membeberkan semuanya soal Jaksa Lee.

Tapi tiba2, seseorang mencekiknya dari dengan tali kawat dari atas.

Seseorang yang mencekik Kim, berpakaian seragam Jasa Pengiriman CS.

Kim tewas..

Sementara seseorang yang dihubungi Kim, menjawab telepon Kim. 'Hallo, Pak? Hallo?'


Young Koon yang berdiri di depan toilet, dihubungi Soo Yeon.

Soo Yeon : Di mana kau?

Young Koon : Kamar mandi di lantai satu Gedung Gookwang.

Soo Yeon : Aku di dekatnya. Tunggu sampai aku tiba.

Young Koon : Aku membawa pistol. Entah kapan dia akan keluar.

Soo Yeon : Hati-hati.

Young Koon : Baik.


Usai bicara dengan Soo Yeon, Young Koon mengambil pistolnya dan masuk ke toilet. Tak lupa, ia mengunci toilet agar Kim tidak kabur lagi.

Tapi sampai disana, ia mendapati Kim sudah tewas. Ia pun kesal.


Si pembunuh Kim ternyata masih berada di sana dan menyerang Young Koon.

Young Koon terjatuh. Darah mengalir dari kepalanya.


Si pembunuh lantas mengambil ponsel Kim.

Lalu ia mengarahkan pistolnya ke Young Koon.


Bersamaan dengan itu, Soo Yeon tiba di lokasi dan menyiapkan pistol kejutnya.

*Aiih ni cewek sibuk ama pistol kejut aja....

Soo Yeon pun langsung lari ke dalam.


Young Koon melihat si pembunuh mengarahkan pistol padanya, tapi kemudian ia jatuh pingsan.


Soo Yeon masuk dan menemukan Young Koon tergeletak di lantai kamar mandi.

Si pembunuh sudah kabur.

Young Koon pun menunjuk ke arah Kim.

Soo Yeon kaget melihat Kim sudah tewas.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment