The Promise Ep 87 Part 2

Sebelumnya...


Joong Dae lagi ikut kencan buta.

"Kau tahu apa yang terbaik untuk wanita, kan?"

"Aku terserah saja padamu." jawab Joong Dae.


Joong Dae lalu melirik Eun Bong yang duduk di belakangnya. Eun Bong duduk sambil pura-pura baca buku.


"Ibumu memiliki gedung tempat dimana aku tinggal." ucap wanita itu.

"Benarkah? Kau tinggal di gedung ibuku?"

"Iya. Kudengar dia memiliki beberapa bangunan lagi seperti itu."

"Dia tertarik pada real estat sejak dia masih muda." jawab Joong Dae.

"Ibu yang luar biasa. Lalu apakah mereka semua atas namamu?"

"Tidak, aku tidak suka hal-hal rumit seperti itu."

"Tapi jika kau menikah dan memiliki anak, kau harus membuatnya berjanji mewariskan gedung-gedung itu padamu."


Sontak Joong Dae kaget mendengarnya.

"Bukankah keinginan setiap pria untuk membuat wanitanya nyaman dan memberinya kehidupan mewah?"

"Apakah membalik nama gedung2 itu menjadi namaku, artinya aku bersikap baik pada wanitaku?"

"Ayolah, jangan naif."


Kesal mendengar itu, Eun Bong langsung menghampiri mereka dan mengajak Joong Dae pergi.

"Apa ini?" tanya wanita itu.

"Aku kakak perempuannya dan kami sedang memperebutkan harta ibu kami. Aku sedekat ini untuk menang. Jadi, dalam beberapa hari, semua bangunan ibuku akan menjadi milikku. Apa kau mengerti?" ucap Eun Bong.

Wanita itu kesal, kemudian pergi.


Dan sekarang, Eun Bong dan Joong Dae makan iga sambil minum soju di restoran Sung Joo.

Joong Dae : Aku tidak berpikir, aku bisa melupakan cinta pertamaku. Sebenarnya, Bu Yang mirip dengan cinta pertamaku. Mata, hidung dan bibirnya. Bahkan suaranya. Aku merindukan Bu Yang.


Lalu tiba2, Mal Sook datang. Ia mengomeli Joong Dae yang minum banyak di siang bolong.

Tak hanya Mal Sook, Eun Bong, Se Gwang, Pak Heo dan Man Jung juga disana.

Joong Dae dan Eun Bong sontak kaget dan heran melihat semuanya berkumpul disana.

Mal Sook : Adikmu dan calon suaminya mengundang kita semua ke sini. Katanya mereka mau bicara sesuatu.

Geum Bong mulai bicara, tapi ia malu2 mengatakannya. Akhirnya, Se Gwang lah yang memberitahu mereka bahwa ia dan Geum Bong sudah menetapkan tanggal pernikahan.


Pak Heo dan Man Jung kembali ke toko. Man Jung ngomel2 gegara Se Gwang dan Geum Bong yang akan menikah sebentar lagi.

Sementara Pak Heo senyum2 membaca undangan pernikahan Se Gwang dan Geum Bong.

Man Jung : Penyihir kejam itu akan mengambil toko ini. Kita harus bagaimana?

Pak Heo : Tapi apa kau tahu? Putra kita tampan sekali.

Man Jung : Bagaimana bisa kau selega itu!


Yoo Kyung menyusul Se Jin ke bar. Melihat Se Jin minum2, Yoo Kyung sewot.

Se Jin : Seperti apa dia?

Yoo Kyung : Apa yang kau bicarakan?

Se Jin : Ayah kandungku, seperti apa dia?

Malas membicarakan ayah kandung Se Jin, Yoo Kyung menuduh Se Jin sudah mabuk dan mengajaknya pulang sebelum ia bertambah mabuk.

Se Jin : Seperti apa dia sampai kau merahasiakannya dariku? Apa dia pria jahat? Dia seorang kriminal? Atau dia pria yang sudah menikah? Katakan.

Yoo Kyung : Baik, akan kukatakan jadi dengar baik-baik. Kau hanya punya satu ayah. Jang Kyung Wan. Dia satu-satunya ayahmu.

Se Jin : Aku mengerti kau ingin aku mempercayai itu, jadi katakan. Aku akan mengerti, jadi katakan padaku.

Yoo Kyung : Dia sudah meninggal, jadi bangunlah.

Se Jin : Ini memalukan. Aku ingin tahu pria seperti apa dia.

Yoo Kyung : Sudah cukup. Sekarang, bangun!


Se Jin : Aku sangat iri pada Na Yeon yang sudah meninggal. Dia lahir sebagai putri dari pria sempurna dan hangat seperti ayah. Bahkan Tae Joon tidak bisa lepas

darinya, meskipun dia telah tiada.

Se Jin lantas emosi.

Se Jin : Dia pikir dia siapa!

Yoo Kyung : Se Jin!

Se Jin : Tapi untunglah dia sudah meninggal. Aku iri pada orang yang sudah meninggal. Jika dia masih hidup, aku mungkin akan melakukan sesuatu yang buruk.

Yoo Kyung terhenyak mendengar kata2 Se Jin.


Hwi Kyung dan Kyung Wan tiba di rumah. Ajumma Lee langsung keluar. Hwi Kyung menanyakan ibunya.

Ajumma Lee : Dia baru saja pulang dari rumah sakit dan sedang istirahat di kamarnya.

Hwi Kyung terkejut, rumah sakit?

Kyung Wan lantas menyuruh Hwi Kyung melihat Young Sook.


Hwi Kyung ke kamar ibunya dan mendapati Na Yeon sedang menyisir rambut ibunya.

Hwi Kyung tanya, ada apa dengan ibunya, saat melihat kening ibunya sedikit diperban.

Na Yeon menjelaskan, bahwa Young Sook jatuh, hingga kepalanya terluka dan menerima beberapa jahitan.


Hwi Kyung lantas duduk di depan ibunya.

Hwi Kyung : Eomma, kau baik-baik saja?

Tapi Young Sook tidak mengenali Hwi Kyung.

Young Sook memanggil Na Yeon 'Yoon Ae' dan menanyakan ke Na Yeon, siapa Hwi Kyung.

Hwi Kyung terkejut.

Na Yeon : Penyakitnya bertambah parah karena kecelakaan itu.

Hwi Kyung : Eomma, ini aku. Hwi Kyung putramu.

Young Sook : Kau benar-benar tampan. Putraku juga tampan.


Hwi Kyung yang syok, kembali ke kamarnya. Na Yeon menyusul Hwi Kyung ke kamar. Hwi Kyung minta penjelasan apa yang terjadi.

Na Yeon : Ibu...

Hwi Kyung : Bukan ibu, tapi kau!

Na Yeon : Aku mendengar ibu terluka, jadi aku kembali. Aku berjanji akan melindunginya. Aku ingin menjaga janji itu.

Hwi Kyung : Hanya itu?

Na Yeon : Tidak, ada alasan lain juga tapi aku tidak bisa memberitahunya sekarang. Akan kukatakan ketika waktunya tepat.


Hwi Kyung : Aku merindukan Do Hee sebelum kebakaran. Jujur saja, Do Hee yang dulu penuh semangat dan membuatku nyaman. Tapi kau, melelahkan. Kau memuakkan. Kau menyembunyikan banyak rahasia... kau membuatku gugup. Jujur, aku tidak bisa menanganimu. Ini tidak nyaman. Dengan Tae Joon juga, jadi pergi lah.

Na Yeon : Segitu sulitkah melihatku?

Hwi Kyung : Sangat sulit.

Na Yeon : Tapi tolong, bertahan sedikit lagi. Ini tidak akan lama.

Hwi Kyung : Apa yang kau kejar? Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau terus mengujiku?

Na Yeon : Aku.... ingin berusaha sedikit lebih keras. Mungkin ada sesuatu yang bisa kulakukan untukmu.

Hwi Kyung : Tidak ada. Tidak ada yang bisa kau lakukan untukku. Aku tidak ingin apapun. Menghilang lah dari pandanganku. Cuma itu yang bisa kau lakukan untuk membantuku.


Young Sook menerobos masuk dan melarang Na Yeon pergi.

Na Yeon pun meyakinkan Young Sook kalau ia tak akan kemana-mana.

Young Sook lega mendengarnya. Setelah itu, ia beranjak keluar.


Na Yeon : Jika kau mau, aku bisa pergi tapi ibumu harus berada di tempat yang tidak asing baginya, bersama orang-orang yang disukainya. Jadi biarkan aku disini, setidaknya untuk sementara waktu. Aku minta maaf.

Na Yeon beranjak keluar.


Malam pun tiba. Kyung Wan duduk sendirian di ruangannya, dengan sedikit cahaya. Di mejanya, ada dua botol soju. Yoo Kyung kemudian datang disaat dia sedang minum2. Kyung Wan tidak peduli dan terus minum, tapi Yoo Kyung mengambil gelasnya.

Yoo Kyung : Kenapa kau seperti ini? Kau punya rumah. Apa kau sangat membenci rumah kita? Kau sangat membenciku?

Kyung Wan : Ini karena aku benci diriku sendiri.


Untuk melunakkan hati Kyung Wan, Yoo Kyung pun berlutut dan mengakui kesalahannya.

Yoo Kyung : Apa yang terjadi pada Na Yeon... adalah salahku. Aku tidak tahu, tapi aku masih mengaku salah. Maafkan aku. Aku menyesal, jadi tolong lupakan semuanya dan pikirkan Se Jin. Ini juga sulit baginya melihatmu bersikap seperti ini.

Kyung Wan : Bangunlah.

Yoo Kyung menangis.

Yoo Kyung : Aku tidak akan berdiri sampai kau memaafkanku.

Yoo Kyung lantas mengajak Kyung Wan hidup seperti dulu lagi demi Se Jin. Yoo Kyung bilang, keluarga mereka tidak boleh hancur karena Na Yeon.

Yoo Kyung : Jadi kumohon, pulanglah. Demi Se Jin.


Kyung Wan lantas berdiri. Ia membantu Yoo Kyung berdiri.

Yoo Kyung memeluk Kyung Wan.

Hati Kyung Wan luluh. Ia membalas pelukan Yoo Kyung.


Tae Joon buru2 masuk ke rumah. Bersamaan dengan itu, Na Yeon turun. Tae Joon lantas menatap tajam Na Yeon dan mengajak Na Yeon bicara tapi Na Yeon menolak. Na Yeon bilang, tidak ada yang perlu dibicarakan.

Tae Joon kemudian menarik Na Yeon keluar.


Bersamaan dengan itu, Se Jin tiba di rumah.


Tae Joon dan Na Yeon bicara di halaman.

Tae Joon  marah.

Tae Joon : Kau berencana kembali ke rumah ini? Kau tidak peduli dengan Paman Hwi Kyung?

Na Yeon : Sejak kapan kau peduli pada Hwi Kyung? Urus urusanmu sendiri dan aku mengurus urusanku.

Tae Joon : Aku akan pergi dengan tangan kosong dan kembali seperti aku 5 tahun yang lalu.

Na Yeon : Kau pikir itu mungkin? Jangan menjamin apapun. Hidup tidak selamanya berjalan sesuai keinginanmu. Kau harusnya tahu, bagaimana aku berjuang bertahan hidup disaat kau pikir aku sudah tidak ada.

Na Yeon beranjak pergi.


Bersamaan dengan itu, Se Jin masuk dan melihat mereka berdua.


Tae Joon lantas menghentikan langkah Na Yeon.

Tae Joon : Terima kasih karena telah hidup, Na Yeon-ah.


Se Jin pun terkejut mendengar Tae Joon memanggil 'Do Hee' dengan nama Na Yeon.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment