"Jadi kau memakannya?" tanya orang tua Seol pada Yeo Ri.
Yeo Ri mengiyakannya.
Mal Nyeon : Kau akan ketahuan jika tidak memakannya, jadi, tidak ada pilihan lain.
Yeo Ri : Untungnya, aku pingsan usai mereka pulang dan Do Chi membawaku ke rumah sakit. Dia mengidap klaustrofobia, tapi naik lift demi menyelamatkanku dan pingsan karena sulit bernapas.
Pak Yoon : Do Chi tampaknya tulus.
Mal Nyeon : Kau berencana melakukan apa?
Yeo Ri : Sejujurnya, aku galau. Aku mau menerima perasaannya kepadaku dan tegar untuknya.
Di dapur, Ae Nok membuat banyak kimchi. Ia berencana memberikan kimchi itu ke Hae Joo agar perasaan Hae Joo lebih baik. Ia membuat kimchi lobak dan daun bawang.
Yool Mae masuk dan terkejut melihat ibunya membuat banyak kimchi.
Yool Mae : Ibu mau membuka toko?
Ae Nok : Gadis bodoh. Tidak, kecuali ibu membuka restoran Italia dengan Oliver. Ini cocok dengan semangkuk nasi putih panas.
Yool Mae mencobanya. Saat hendak mencobanya untuk yang kedua kali, Ae Nok memukul tangannya dan berkata, itu untuk Hae Joo.
Ae Nok : Sebelum mereka menikah, dia dahulu menyukai kimchi lobak ibu setiap kali berkunjung. Ibu akan menawarkan ini dan ini sebagai persembahan dan membuatnya merasa lebih baik. Bayangkan secerewet apa dia kepada kakakmu soal wanita yang mirip dengan Yeo Ri.
Di tokonya, Hae Joo cemas. Ia takut rentenir itu akan pergi menemui Moo Yeol.
Ae Nok kemudian datang membawa kimchi itu. Hae Joo tanya, mau apa Ae Nok datang.
Ae Nok : Ibu mertua juga orang tua. Ibu datang menemui anak ibu.
Hae Joo : ika ibu mau sesuatu, ambil dan pulanglah. Suasana hatiku sedang tidak baik.
Ae Nok : Soal hari itu... ibu tahu ibu mengatakan hal bodoh soal Yeo Ri, jadi, ibu takut telah mengesalkan menantu ibu yang berharga dan mau membuatmu merasa lebih baik.
Ae Nok lalu membuka tutup kimchinya.
Ae Nok : Ibu membuatkan kimchi lobak dengan banyak kaldu ikan bilis.
Baru dibuka, Hae Joo langsung menutup hidungnya dan menyuruh Ae Nok menyingkirkan kimchi itu. Ia juga menjatuhkan kimchi itu ke lantai.
Hae Joo : Kami menjual seprai. Ini toko yang bersih dan mewah. Ibu mau membuatnya bau kimchi? Singkirkan sekarang juga!
Ae Nok langsung mewek. Ia minta maaf, lalu mengambil toples kimchinya dijatuhkan Hae Joo ke lantai.
Ae Nok : Aku akan menahan diri demi putraku. Lantas, bawa ini pulang agar orang tuamu...
Belum selesai Ae Nok bicara, ponselnya Hae Joo berdering. Hae Joo langsung mengabaikan Ae Nok dan menjawab teleponnya. Telepon dari si rentenir yang mengajaknya bertemu untuk membuat kesepakatan baru.
Hae Joo lalu bicara dalam hatinya, bahwa ia harus menyingkirkan si rentenir dan Yeo Ri.
Hae Joo kemudian pergi. Ae Nok mengejar Hae Joo hanya untuk memberikan kimchi itu, tapi sepertinya dia gagal mengejar Hae Joo.
Di ruangannya, Moo Yeol bertanya-tanya, apakah Seol adalah Yeo Ri?
Tak lama, Yeo Ri datang dan Moo Yeol langsung menatap ke arahnya.
Yeo Ri : Pak Kim, maafkan aku. Aku ada urusan mendesak usai makan siang, jadi, aku harus pulang tanpa sempat memberitahumu.
Moo Yeol : Bukan karena hidangan lautnya membuatmu sakit?
Sontak Yeo Ri kaget, apa?
Hae Joo menemui si rentenir.
Si rentenir yang lagi asyik main game di ponselnya berkata, bahwa Hae Joo datang lebih cepat dari dugaannya.
Rentenir itu kemudian bilang, bahwa ia berencana menemui Moo Yeol jika Hae Joo terlambat 10 menit.
Hae Joo : Lakukan satu tugas lagi untukku. Baru kuberikan uang yang kau mau.
"Tugas?" si rentenir lalu menatap Hae Joo.
"Kau akan memberikan kami tugas pada kondisi ekonomi yang buruk? Keluarga konglomerat sungguh berbeda level. Apa yang bisa kubantu?"
"Kau harus memastikan tidak ada yang tahu. Lakukan dengan benar seperti 10 tahun lalu."
Yeo Ri tanya, apa maksud Moo Yeol bilang dia sakit. Yeo Ri lalu berkata, daging udangnya segar dan tebal jadi ia sangat menikmatinya.
Yeo Ri lalu duduk di kursinya.
Moo Yeol : Sungguh?
Yeo Ri : Kenapa? Menurutmu aku berbohong?
Moo Yeol : Tidak.
Moo Yeol lantas mengubah topic pembicaraan. Ia tanya apa Yeo Ri sudah menghubungi lab terkait bahan yang baru?
Yeo Ri : Ya. Kita menemui mereka hari ini. Jika pergi sekarang, kita punya banyak waktu.
Yeo Ri lalu merapikan dokumennya, kemudian ia menatap Moo Yeol tajam.
Sekarang, mereka sudah di mobil. Yeo Ri lalu menerima pesan, serta kiriman foto Do Chi di lokasi syuting.
Do Chi : Haruskah kita pergi? Aku merindukanmu. Sudah cukup untukku.
Yeo Ri tersenyum melihatnya.
Moo Yeol memasangan seatbelt Yeo Ri, membuat Yeo Ri kaget.
Moo Yeol : Kau tampak lelah. Aku mengejutkanmu?
Yeo Ri : Tidak. Terima kasih.
Moo Yeol : Tidurlah. Kau pasti lelah.
Tanpa mereka sadari, seseorang mengikuti mereka. Dia adalah si rentenir. Si rentenir mengingat perintah Hae Joo padanya.
Hae Joo : Ikuti Yoon Seol. Dia pengacara wanita yang bekerja di Grup Wid. Cari tahu apa yang dia lakukan, siapa yang dia temui, dan setiap detailnya.
Yeo Ri : Apa kemarin Nyonya Hong dan Nyonya Goo mengatakan sesuatu tentangku? Aku merasa seolah-olah mereka bilang sesuatu tentangku setelah makan siang.
Moo Yeol : Kau mau tahu apa?
Yeo Ri : Mereka pasti sudah menyadari aku bukan Yeo Ri sekarang, bukan?
Moo Yeol : Mungkin. Karena mereka kira kau tidak apa usai memakan semua hidangan laut itu.
Yeo Ri pura-pura kaget, apa maksudmu? Dia tidak bisa memakan hidangan laut?
Moo Yeol : Dia alergi hidangan laut.
Yeo Ri : Jadi, mereka mengujiku.
Moo Yeol : Aku tidak tahu. Jika sudah tahu, aku pasti menyuruhmu menolak datang makan siang.
Yeo Ri : Kenapa? Aku menyukai hidangan laut, jadi, menikmati makan siangnya. Tapi apa kau kesal karena aku pulang tanpa memberitahumu kemarin?
Moo Yeol : Tidak. Jangan pedulikan aku.
Yeo Ri lalu melihat ada mobil yang mengikuti mereka.
Yeo Ri lantas memberitahu Moo Yeol bahwa mobil itu mengikuti mereka sejak tadi.
Moo Yeol melihat spionnya, mobil itu?
Yeo Ri : Ya. Dia sudah mengikuti kita dari tempat parkir perusahaan.
Moo Yeol : Siapa itu? Haruskah kita kabur?
Yeo Ri : Tidak. Kita harus memanfaatkannya.
Yeo Ri lalu menghubungi pihak lab. Moo Yeol terus memperhatikan Yeo Ri.
Yeo Ri : Halo, ini Yoon Seol dari Grup Wid. Maaf, tapi bisakah kami mengganti tempat pertemuan? Kami mau menjaga kerahasiaan penelitianmu, jadi, mari bertemu di kamar Hotel Seoul.
Ji Won kembali mendatangi restoran orang tua Seol.
Ji Won : Halo. Kau mengingatku? Aku istri Pimpinan Grup Wid, Goo Do Young.
Mal Nyeon : Ya, kami mengingatmu. Kenapa kemari lagi?
Pak Yoon : Silakan duduk. Kau tamu.
Ji Won : Aku yakin kalian sibuk, jadi, langsung ke intinya saja. Kau sudah memutuskan untuk menjual tanah yang katamu mau kau jual ke Grup Wid?
Mal Nyeon : Aku belum sempat berbicara dengan Seol tentang itu. Tentu, kami tertarik menjualnya karena Seol bekerja di sana.
Ji Won : Aku datang untuk membantu kalian memutuskan. Kami akan membayar dua kali lipat harga pasar untuk tanah itu. Kami sudah cukup banyak meminta.
Pak Yoon kaget, kau akan membayar sebanyak itu?
Ji Won : Ya. Jadi, tolong jangan berpikir terlalu keras tentang itu dan jual lah kepada kami.
Mal Nyeon : Aku tidak butuh uangnya. Ada hal lain yang kuinginkan. Bagaimana menurutmu?
Ji Won : Bilang saja. Kami mau memenuhi syarat apa pun yang kau mau. Apa itu?
Mal Nyeon : Aku mau saham Grup Wid. Bukan uangnya, tapi sahammu di Grup Wid.
Ji Won kaget.
Moo Yeol dan Yeo Ri tiba di Hotel Seoul. Mereka saling mengangguk satu sama lain, sebelum akhirnya turun dan masuk ke dalam.
Hae Joo menunggu dengan cemas di kamarnya. Tak lama, si rentenir menghubunginya dan ia geram mendengar Moo Yeol dan Yeo Ri pergi ke hotel.
Hae Joo : Hotel yang mana!
Hae Joo langsung ke Hotel Seoul. Ia minta pelayan membukakan kunci kamar yang dipesan Moo Yeol dan Yeo Ri. Tapi si pelayan menolak. Hae Joo lantas memberikan sejumlah. Barulah si pelayan membukakan pintu untuknya.
Hae Joo menerobos masuk ke dalam tapi ia tak menemukan siapa-siapa disana. Lalu ia mendengar ada suara di kamar lain yang juga berada di dalam kamar itu. Curiga Moo Yeol dan Yeo Ri disana, Hae Joo langsung saja menerobos tapi ia tersentak melihat Yeo Ri yang sedang rapat bersama para investor.
Yeo Ri marah, ada apa!
Melihat Hae Joo masuk ke kamar, si rentenir keluar dari pintu darurat dan bersiap pergi tapi Moo Yeol tiba2 datang dan menariknya ke pintu darurat.
Moo Yeol : Kenapa kau mengikutiku?
"Kapan aku melakukan itu?"
"Kau akan menyangkalnya? Baiklah. Ceritakan saja ke polisi."
Moo Yeol lantas meraih ponselnya dan menghubungi polisi.
Si rentenir ketakutan dan mengaku bahwa ia disuruh Hae Joo.
Moo Yeol kaget, istriku?
"Istrimu menyuruhku mencari tahu apa yang Yoon Seol lakukan dan dia bertemu dengan siapa. Aku hanya melakukan tugasku.
"Setelah dilihat-lihat, kau rentenir yang datang ke rumah kami 10 tahun lalu, bukan? Kau mengurungku dan mencegahku diwawancara. Kau juga melaporkanku atas penyerangan dan pemukulan."
"Istrimu menyewaku untuk melakukan itu juga. Istrimu membawakan kami sekantong penuh uang kas dan menyuruh kami mendesakmu sampai kau mau mati. Dia melarang kami bersepakat denganmu."
"Pembohong. Kenapa istriku begitu?"
"Jika tidak percaya, tanyakan kepadanya. Berkat itu, dia akhirnya menikahimu."
Moo Yeol lalu ingat saat Hae Joo mengunjunginya di penjara.
Hae Joo : Akan kubayar semuanya. Ibumu dan Yool Mae juga akan aman. Akan kupastikan kau tidak pernah melihat orang-orang itu lagi. Aku hanya punya satu syarat. Tinggalkan Yeo Ri dan datanglah kepadaku.
Moo Yeol marah.
Moo Yeol : Hae Joo, kau melakukan itu untuk memisahkan Yeo Ri dan aku? Kau menyudutkanku, lalu mengancam menjual ibu dan adikku ke suatu pulau. Hubungan kita berakhir sekarang.
Si rentenir buru-buru pergi.
Yeo Ri mengantarkan para investor keluar. Setelah itu ia memarahi Hae Joo.
Yeo Ri : Apa-apaan itu tadi? Kau menerobos masuk saat kami mengadakan rapat perusahaan yang sangat rahasia?
Hae Joo : Maaf. Kukira kau berduaan dengan suamiku.
Yeo Ri : Samonim!
Hae Joo : Tolong jangan beri tahu Moo Yeol. Jika mengetahuinya, dia tidak akan memaafkanku.
Yeo Ri : Tidak. Aku tidak tahan lagi. Aku harus memberi tahu semuanya kepada Pak Kim.
Hae Joo : Tolong biarkan sekali ini saja.
Yeo Ri : Kenapa?
Hae Joo lantas berlutut dan memohon-mohon pada Yeo Ri untuk tidak mengadu pada Moo Yeol.
Hae Joo : Jika mengetahuinya, dia akan menceraikanku. Kumohon. Tolong jangan buat kami bercerai. Aku mencintainya. Kumohon, Nona Yoon.
Yeo Ri menatap tajam Hae Joo sembari memikirkan sesuatu.
Bersambung....
0 Comments:
Post a Comment