Selection : The War Between Women Ep 1 Part 3

Sebelumnya...


Eun Ki dibawa keluar dari rumahnya oleh seorang gadis kecil. Sampai diluar, Eun Ki terkejut melihat Raja di depan rumahnya. Gadis itu membawa Eun Ki ke Raja. Raja yang datang ditemani pengawalnya, langsung melambaikan tangannya ke si gadis kecil. Gadis kecil balas melambaikan tangan, lalu pergi meninggalkan mereka.


Eun Ki dan Raja jalan2 di pasar malam. Eun Ki cemas, Yang Mulia!

Tapi Raja tidak mau mendengar. Eun Ki : Yang Mulia!

Raja : Kaulah satu-satunya yang tahu bahwa aku raja di sini. Jaga rahasianya. Itu adalah perintah.

Eun Ki : Tetapi fakta bahwa anda melangkah keluar istana pada malam hari dan bertemu seorang kandidat selama proses seleksi adalah ...

Raja : Ini hari ulang tahun Buddha. Aku mendengar itu adalah kebiasaan bagi semua pria dan wanita untuk keluar jalan-jalan dan menikmati lentera sepanjang malam. Aku perlu mengalami sendiri kebiasaan untuk melihat apakah itu menghina Tuhan atau tidak. Tapi jika kau benar-benar peduli, maukah kau menjadi teman terdekatku untuk malam ini?

Eun Ki kaget, apa?

Raja : Pertama mari kita coba yang itu.

Raja memegang tangan Eun Ki dan membawanya pergi.


Raja dan Eun Ki naik perahu. Raja terlihat menikmati kebersamaannya dgn Eun Ki. Sementara Eun Ki nampak sedikit tidak nyaman.

Eun Ki : Anda bilang anda bertemu denganku ketika anda masih kecil, bukan? Seperti apa gadis dalam ingatanmu itu?

Raja : Kau orang yang nakal. Kau lebih berani daripada anak laki-laki dan lebih ambisius daripada orang dewasa. Kau lebih keren dari pada aku. Aku tidak tahu gadis itu akan menjadi begitu anggun.

Eun Ki : Jika begitu... Jika aku menjadi berbeda dari diriku, jika aku menjadi orang lain... apa yang akan kau lakukan?

Raja : Aku baik-baik saja bahkan jika kau berubah. Meski begitu, kau tetap kau setelah semua itu.


Raja melihat pasangan lain melepaskan lentera ke air.

Raja : Aku mendengar seorang pria dan wanita hidup bahagia selamanya jika mereka melayangkan lentera seperti itu. Mari kita coba juga!


Raja mengayuh perahunya ke pinggir. Begitu perahunya tiba di pinggir, Raja berdiri di atas perahu dan berusaha mengambil lentera yang tergantung di atasnya, tapi Raja kesusahan mengambilnya. Raja terus berusaha, hingga tak sengaja ia menjatuhkan lentara itu ke air. Lilin di dalam lentera seketika padam dan mulai terbawa arus air. Raja dan

Eun Ki terdiam melihat lentera itu pergi.


Raja mengantarkan Eun Ki pulang.

Sampai di depan rumah Eun Ki, Eun Ki pamit masuk ke rumah tapi Raja menahannya. Raja lalu meminta Eun Ki ikut proses seleksi lagi besok. Raja bilang, itu perintah darinya untuk Eun Ki.


Paginya, seorang menteri menemui Raja di balai istana. Dia adalah, Kang Yi Soo, Kepala Sarjana Hongmungwan, ayahnya Eun Bo dan Eun Ki.

Yi Soo : Yang Mulia, bolehkah aku mempertaruhkan hidupku dan memberitahu anda sesuatu?

Raja : Katakan.

Yi Soo : Memilih Ratu berarti menemukan pemilik istana Ratu dan itu juga terlibat dalam politik. Keluargaku adalah... sebuah keluarga dari orang Selatan. Aku tahu anda mengundangku ke sini dan menjadikan aku Kepala Sarjana, tapi aku orang selatan yang gagal dan tidak kompeten. Sebagai ayah mertua Raja dan orang tua dari Ratu negara, aku tidak memiliki kekuatan atau kekayaan untuk membantu anda saat ini.

Raja : Apa itu karena keluarga Kim dari Ahndong, keluarga ibuku, memiliki posisi sebagai Perdana Menteri. Juga karena Kepala Keluarga Jo dari Poongsan saat ini adalah Menteri Negara Kiri?  Kau pikir kau adalah yang duduk di pagar di antara mereka, kan? Apakah itu benar?

Yi Soo : Aku tidak akan menyangkal itu.


Raja : Jika begitu aku ingin mengajukan permintaan kepadamu. Sejauh yang aku tahu, kau selalu peduli dengan kehidupan orang-orang. Apa itu salah?

Yi Soo : Aku tidak pantas menerima rahmatmu, tapi itu benar.

Raja : Jika demikian kau sama seperti aku. Sejujurnya, aku tidak tertarik dengan pertarungan antara partai politik. Satu-satunya kekhawatiranku adalah untuk menjadi lebih dan lebih peduli untuk orang-orang di negara ini. Itu karena aku tumbuh dari makan, tidur, dan berpakaian berkat darah dan keringat orang-orang. Itu karena aku berutang tulang dan daging kepada mereka. Karena itu, itulah tugasku sebagai Raja. Ini adalah permintaanku kepadamu, Kepala Sarjana. Tolong jadilah seribu prajuritku dan sepuluh ribu kuda dan bekerja hanya untuk penghidupan rakyat.

Yi Soo terdiam.

Raja : Ketika aku adalah Putra Mahkota,  aku kehilanganmu karena tipu daya mereka. Itu adalah kegagalan menyakitkan bagiku. Tapi kali ini akan berbeda.


Yi Soo : Anak perempuanku membaca buku dari pengarang yang tidak terkenal untuk proses seleksi tiga bagian.

Raja : Juga, katakan padanya untuk terlihat cantik untukku juga.


Diluar, Menteri Jo sudah menunggu. Eunuch Hwang berkata, akan memberitahu Raja kedatangan Menteri Jo tapi Menteri Jo melarang dan berkata akan kembali lagi nanti.

Menteri Jo lalu pergi.


Man Chan dan antek2nya masuk ke halaman istana.

Hyung Chan : Aku mendengar mereka sangat mengesankan. Rupanya tidak ada informasi mereka tidak bisa sampai di kota Hanyang.

Man Chan tertawa : Sangat menarik. Mereka bahkan memiliki informasi tentang wanita ...

Heung Gyeon yang baru keluar istana, melihat mereka.

Heung Gyeon menghampiri mereka.

Man Chan terkejut melihat Heung Gyeon.

Man Chan : Aigoo....

Heung Gyeon memberi salam pada Man Chan.

Man Chan : Menteri Negara Kiri.

Heung Gyeon : Apa yang membuatmu begitu terhibur?

Man Chan : Kami hanya mengobrol tentang dunia sekuler. Anda pasti pernah mendengar tentang Agensi Buyoung juga, benar kan?

Heung Gyeon : Iya. Aku mendengar melalui selentingan. Aku mendengar mereka menjual informasi yang diminta dari klien.


Hyung Chan : Kalau begitu. apakah kau dari balai istana?

Heung Gyeon : Ya, Aku langsung pergi karena Kepala Sarjana ada di sana.

Sontak mereka kaget.

Hyung Chan : Apakah dia memanggil Kepala Sarjana ke balai istana lagi?

Man Chan : Walaupun demikian, istana Ratu sudah memiliki pemiliknya, bukan? Bukankah itu benar, Menteri Negara Kiri?

Heung Gyeon : Iya. Putriku juga hanya akan digagalkan. Aku akan memastikan kegagalan tidak akan menjadi setinggi bunga.

Heung Gyeon beranjak pergi.


Hyung Chan menatap sinis Heung Gyeon.

Hyung Chan : Dia mundur dengan lebih rela daripada yang kupikirkan.

Man Chan : Kau tidak pernah tahu apa yang dia pikirkan. Dia adalah Jo Heung Gyeon. Ayo pergi.


Yi Soo ke kediaman Ja Yong, menemui Ja Yong.

Ja Yong tanya soal pertemuan Yi Soo dan Raja tadi.

Yi Soo : Tidak bisakah kita mencoba mengubah Joseon dengan Yang Mulia?

Ja Yong : Apa yang kau bicarakan sekarang? Apa kau juga ingin menjadi ayah mertua Raja?

Yi Soo : Dengarkan aku! Sama sepertimu, aku juga berharap reformasi akan membuat hidup orang lebih baik. Karena ku pikir Raja saat ini lemah dan mudah dikendalikan. Tapi Raja memimpikan mimpi yang sama seperti kita. Dia mengerti orang-orang. Itu yang aku yakini.


Ja Yong menghela nafas mendengarnya. Ia lalu bangkit dan mengambil sebuah kertas dari balik lukisannya, lalu memberikannya ke Yi Soo.

Yi Soo membacanya.


Ja Yong : Jangan lupa.  Petisi 100 nama untuk Raja ini mengirimmu pergi ke Jeju sepuluh tahun yang lalu. Dan Raja saat ini, Putra Mahkota pada saat itu menandatangani petisi juga.

Yi Soo membaca nama Raja di petisi itu, Lee Kyung.

Yi Soo : Jadi, bagaimana ini bisa berakhir di tanganmu?

Ja Yong : Itu sebuah naskah. Aku menyadari bahwa tidak ada harapan di Joseon hari itu. Aku memimpikan negara baru kita saat putus asa. Aku menyimpannya sehingga aku tidak akan melupakan resolusi itu. Ini juga resolusi untukku. Mengapa kau Na Hong Kyu, dan Wangyi datang bersama?


Flashback....

Yi Soo dan Ja Yong ada di markas kelompok bernama Wangyi. Mereka berdiri di depan pasukan mereka. Ada sosok pria bertopi juga disana.

Flashback end...


Ja Yong : Segalanya untuk dunia baru itu. Itu sebabnya kau mulai menulis Buku Latihan Pencerahan. Kumpulkan dirimu. Bagaimana kita bisa menghadapi Wangyi seperti ini? Ini adalah pertarungan mereka. Jika bukan Kim, putri Jo Heung Gyeon mungkin akan dipilih.

Yi Soo terdiam.


Raja sedang menulis sesuatu ketika Eunuch Hwang masuk. Eunuch Hwang bilang, para pelayan menemukan perhiasan di Joongyidang seperti perintah Raja.

Eunuch Hwang lalu memberikan perhiasan itu. Raja tersenyum melihat perhiasan itu. Perhiasannya Eun Ki.

Raja : Kau bisa pergi sekarang.

Eunuch Hwang pergi dgn wajah terheran-heran.


Eunuch Hwang dan Kasim Besar menunggu di depan paviliun Raja.

Eunuch Hwang mencoba mendengarkan apa yang sedang Raja lakukan di dalam.

Eunuch Hwang : Ini aneh. Bukankah ini sangat aneh?

Kasim Besar : Apa yang anda maksud?

Eunuch Hwang : Aku tidak melihat adanya gerakan di sana. Bahkan ulasan petisi ...

Kasim Besar kaget, lagi?

Eunuch Hwang : Aku mungkin salah.


Eunuch Hwang lalu memanggil Raja tapi tak ada jawaban. Karena tak ada jawaban, Eunuch Hwang dan Kasim Besar masuk.

Mereka kaget tidak menemukan Raja di dalam dan hanya mendapati surat di atas meja.

"Aku sudah selesai. Semuanya dilakukan dengan sempurna. Beri tahu Sekretariat Kerajaan dan setiap kantor bahwa aku tidak bertugas. Aku akan sendiri mulai sekarang." isi surat itu.

Eunuch Hwang panic, temukan Yang Mulia!


Raja sendiri bergegas menuju gerbang ke istana, tapi ia melihat pengawal berkeliaran. Sadar pengawal sedang mencarinya, Raja ngumpet dibalik tandu yang ternyata milik Young Ji. Young Ji membuka jendela tandunya dan senang melihat Raja.

Young Ji : Apa yang anda lakukan disini? Tahukah anda bahwa ini adalah tanduku? Apa yang anda lakukan berjongkok seperti itu?

Raja : Apa? Jongkok?

Young Ji : Tidak, maksudku... Pertama-tama, aku akan keluar dari tandu. Aku akan keluar.

Raja : Tidak, tidak perlu.


Young Ji jatuh saat keluar dari tandunya. Melihat itu, Raja bergegas membantunya bahkan membersihkan tangannya juga.

Raja : Apakah kau baik-baik saja?

Young Ji : Maafkan aku.

Raja : belum berubah sama sekali sejak kau masih kecil. Gadis kecil.

Young Ji senyum.


Eunuch Hwang dan Kasim Besar datang.

Eunuch Hwang : Yang Mulia, anda disini? Jadi di sinilah anda berada.


Raja dan Eunuch Hwang kembali ke istana.

Eunuch Hwang : Bagaimana anda bisa melakukan itu, Yang Mulia? Sejak kapan anda melihat Jo Young Ji? Kupikir anda setia. Aku kecewa.

Raja : Sudah kubilang jangan salah paham! Dia rupanya pergi setelah melihat nenekku. Hentikan semua omelan ini! Kau tampak seperti ibu mertua.


Raja masuk ke kamarnya dan melihat Wandaebi disana.

Melihat Wangdaebi, Raja bergegas menyembunyikan ornamen Eun Ki dibalik punggungnya.

Wangdaebi :  Apakah kau menyembunyikan pot madu di luar istana atau sesuatu?

Raja : Nah, masalahnya adalah ...

Wangdaebi : Aku mendengar kau memulai kantor pemerintah baru.


Raja pun langsung menatap Eunuch Hwang. Dia sewot.

Raja : Kenapa kau masih belum memberi tahu sekretariat kerajaan tentang hal itu?

Eunuch Hwang :  Itu karena kau tiba-tiba menghilang....

Raja menatap galak Eunuch Hwang. Eunuch Hwang langsung berhenti bicara.


Wangdaebi menatap tajam Eunuch Hwang. Eunuch Hwang yang takut, bergegas mengambil surat yang tadi ditulis Raja dan beranjak pergi.

Wangdaebi : Apakah kau tidak ingin Aku mengetahuinya?

Raja : Tidak seperti itu. Ini kantor pemerintah baru tempat mereka melatih pengemis untuk menjadi tentara dan insinyur.

Wangdaebi : Aku sudah bisa melihat dua pihak tidak setuju.

Raja : Nenek, seorang pelayan masih seorang pelayan tidak peduli seberapa besar dia dan raja tetaplah raja. Bagaimana mungkin seorang pelayan mengalahkan Raja yang peduli
pada bangsanya? Seingatku, begitulah cara nenek mengajariku. Apakah aku salah?

Wangdaebi : Kau tentu benar. Tentang seperti apa raja dan negara itu.


Eun Ki cerita ke ayahnya kalau dia kehilangan perhiasannya. Yi Soo kaget. Eun Ki minta maaf.

Eun Ki : Aku tidak tahu harus berkata apa. ku seharusnya tidak memakainya. Ketika aku memakainya, rasanya seperti Eun Bo bersamaku. Itu sebabnya ...

Yi Soo : Sudah 10 tahun. Mungkin kau tidak akan dapat menemukan adik mu.

Eun Ki : Ayah.

Yi Soo : Proses seleksi tiga bagian dimulai besok. Itulah yang dipikirkan ibumu yang sakit sepanjang waktu. Aku menyadari. Apa pun hasilnya, kau harus tetap tenang dan menjadi kuat. Itu permintaanku.

Bersambung ke part 4...

Udah 10 tahun? Berarti mereka terpisah dari Eun Bo dong sejak mereka diasingkan ke Jeju. Penasaran kenapa dan bagaimana mereka bisa kehilangan Eun Bo. Berarti Eun Bo juga gak tahu klo kakaknya yg jadi Ratu.

Ini kayaknya dalang pembunuhan Raja dan Ratu antara Man Chan (Perdana Menteri) dan Heung Gyeon (Menteri Negara Kiri). Alasannya, karena mereka gak mau Fraksi Selatan memimpin Joseon.

0 Comments:

Post a Comment