Skip to main content

Selection : The War Between Women Ep 1 Part 4

Sebelumnya...


Proses seleksi tiga bagian dimulai. 3 kandidat yg tersisa adalah Jo Young Ji, Kim Song Yi dan Eun Ki.

Wangdaebi : Aku akan bertanya padamu, para gadis untuk yang terakhir kalinya.

Young Ji langsung melirik Eun Ki. Ia tampak tegang. Sementara Eun Ki dan Song Yi tampak percaya diri.


Diluar, Man Chan dan Heung Gyeon menunggu keponakan dan putri mereka.

Man Chan melirik Heung Gyeon dgn tajam.


Tak lama, Song Yi berlari keluar dan menghampiri Man Chan dgn raut wajah murung.

Song Yi : Paman...

Melihat raut wajah Song Yi, Man Chan pun sadar Song Yi kalah.

Man Chan menampar Song Yi.

Man Chan : Kau bodoh ya! Aku katakan bahwa ini akan menentukan masa depan keluarga kita! Apakah kau benar-benar membiarkan Jo Young Ji memilikinya?

Song Yi : Maafkan Aku.


Young Ji kemudian keluar. Ia berlari sambil menangis ke pelukan ayahnya.

Man Chan terkejut. Ia sadar, yang terpilih adalah Eun Ki.

*Sy salah gaes,, pantes td rada bingung. Ternyata Young Ji itu putrinya Heung Gyeon. Dan Song Yi ponakannya Man Chan.


Eunuch Hwang memberitahu Raja bahwa proses seleksi tiga bagian sudah berakhir.

Raja tanya hasilnya.

Eunuch Hwang memberi ucapan selamat.

Pengawalnya juga.

Raja tersenyum.


Hari pernikahan Raja dan Eun Ki tiba.

Di kamar, pelayan membantu Eun Ki bersiap-siap.

Raja juga dibantu Eunuch Hwang siap.


Pelayan lalu membawa Eun Ki keluar.

Eunuch Hwang juga membawa Raja keluar.

Raja dan Eun Ki bertemu di halaman istana. Mereka tersenyum bahagia.


Dan seperti di awal, terlihat iring-iringan rombongan Raja di jalan perkampungan. Raja tak berhenti menatap ke belakang, melihat tandu Eun Ki.

Sampai tiba2, orang2 misterius menyerang mereka dgn tembakan.

Eun Ki tewas tertembak.


Sekarang kita kembali ke adegan dimana Raja yang dikira sudah meninggal, tiba2 terbangun setelah tangannya terkena lelehan lilin yang dipegang Eun Bo.

Raja langsung menjatuhkan Eun Bo ke lantai.

Raja menatap tajam Eun Bo.

Raja : Kau siapa? Katakan padaku. Bagaimana bisa kau ada di depan mataku?

Eun Bo terkejut.

Raja lalu membuka cadar Eun Bo. Tapi Raja tidak melihat wajah Eun Bo karena Eun Bo langsung mendorongnya.

Eun Bo pun kabur.


Di halaman istana, Ja Yong melihat Eun Bo berlari keluar dari paviliun Raja. Ja Yong yg tahu Eun Ki sudah meninggal, terkejut.


Setelah Eun Bo pergi, Raja keluar dari pavilunnya. Sontak, para pelayannya yg berjaga diluar kaget melihatnya.

"Yang Mulia!!" teriak para pelayan yang langsung bersujud kepadanya.

Dengan kondisi yang masih lemas, Raja berjalan ke halaman. Tapi kemudian ia terjatuh dan pingsan.


Di rumahnya yang terlihat seperti gubuk, seorang pria terbangun karena mendengar teriakan diluar.

"Yang Mulia!" bunyi teriakan diluar.

Pria itu keluar dan terkejut melihat tandu, para pengawal dan Heung Gyeon disana.

"Kalian siapa?" tanya pria itu.


"Kami di sini untuk menjemput Yang Mulia." jawab Heung Gyeon.

"Kalian datang ke rumah yang salah. Jadi ini rumahku dan namaku Lee Jae Hwa, bukan Cheon Ha.

*Cheon Ha = Yang Mulia.


Man Chan dan antek2nya bergegas ke istana setelah mendengar kabar Raja.


Wangdaebi dan Daebi juga bergegas ke kamar Raja. Tabib memeriksa Raja.

Tabib : Dia benar-benar bernafas.

Wangdaebi dan Daebi sontak kaget.


Tabib kemudian pergi. Daebi yang tidak percaya putranya hidup kembali, mencoba merasakan nafas putranya.

Raja lantas membuka matanya.

Daebi : Kyung-ah.

Raja : Apa aku hidup sekarang?

Tangis Daebi langsung pecah. Daebi memeluk Raja.

Raja yang baru sadar, langsung mencari Eun Ki.


Pelayan lantas membawa Raja ke tempat jenazah Eun Ki disemayamkan.

Tangis Raja pecah melihat Eun Ki terbaring tak nyawa.

Raja : EUN KI-YAAAA!


Tabib melaporkan perkembangan kesehatan Raja pada Man Chan cs.

Tabib : Dia luar biasa sehat tapi sayangnya, tidak ada cara untuk menjelaskan situasinya. Para pelayan memeriksa tubuh Raja dan tertegun. Itu saja.

Man Chan heran.

Man Chan : Bagaimana orang mati bisa bangun? Bagaimana itu masuk akal?

"Mungkin dia tidak mati. Itu hantu, hantu! Bukankah kita seharusnya melakukan pengusiran setan?" jawab ponakannya (sy belum tahu namanya).


Ja Yong yang ada disana, kepikiran Eun Bo yang dia lihat tadi. Maka, Ja Yong pun bergegas pergi.


Ja Yong menemui Kepala Cenayang yang merawat Eun Bo selama ini. Ia terkejut saat si Kepala Cenayang bilang bahwa Eun Bo menghilang.

"Dia tidak pernah memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi cenayang. Yang dia miliki hanyalah kaki gatal. Aku tidak tahu apa ceritanya, tetapi aku mendengar seorang nelayan menyelamatkannya dari laut ketika dia masih kecil. Dia kehilangan ingatannya dan aku membawanya. Dan aku membesarkannya sebagai cenayang."

"Dia kehilangan ingatannya?"  Ja Yong kaget.

"Aku mendengar itu terjadi ketika dia sedang bertugas. Apakah itu sebabnya anda mencarinya di istana Janda Ratu?" tanya Kepala Cenayang.

"Itu adalah wajah ratu." gumam Ja Yong.

Ja Yong lalu tanya, apa si Kepala Cenayang tahu kemana kira2 Eun Bo pergi.

"Ada seseorang yang dianggapnya sebagai saudara lelakinya di luar istana." jawab Kepala Cenayang.

"Apakah begitu?  Dimana dia?" tanya Ja Yong.


Raja menatap lirih jasad istrinya. Tak lama kemudian, Wangdaebi datang.

Wangdaebi : Itu adalah pistol. Apakah kau ingat?

Raja : Aku pikir begitu.

Wangdaebi : Apakah kau ingat? Apakah kau melihat wajahnya? Tolong beritahu aku semuanya. Semua yang kau ingat atau yang kau pikirkan. Tolong beritahu aku semuanya.

Raja : Aku tidak tahu. Aku hanya merasa seperti bangun dari mimpi. Tapi Nenek, ini terasa lebih seperti mimpi meskipun aku bangun.


Fajar mulai menyingsing. Rombongan Heung Gyeon hampir tiba di istana. Tapi tiba2, mereka dihadang Kepala Pasukan. Kepala Pasukan melarang mereka masuk.

Heung Gyeon marah.

Heung Gyeon : Apa yang kau bicarakan? Ratu Janda memerintahkanku untuk membawa raja yang sebenarnya. Dengarkan aku baik-baik! Aku mengatakan "raja yang sebenarnya" tadi!


Wangdaebi di kamarnya, sedang menatap cerminnya. Lalu terdengar pengumuman ttg kedatangan Kepala Dayang Jung.

Wangdaebi :  Biarkan dia masuk

Kepala Dayang Jung masuk.

Kepala Dayang Jung : Parade untuk Raja yang baru tampaknya tiba di depan istana.

Wangdaebi : Buka gerbangnya. Hilangkan semua bendera yang berkabung dan semua yang menandakan kematian raja.

Kepala Dayang Jung :  Ya, Yang Mulia.

"Rakyat seharusnya tidak pernah berbicara tentang keberadaan Raja baru." gumam Wangdaebi.


Jae Hwa dibawa masuk ke istana. Bersamaan dengan itu, Raja berkeliaran di halaman istana, dipapah Eunuch Hwang. Mereka bertemu.


Di balai istana, Man Chan ingin tahu siapa yang ditunjuk Wangdaebi sebagai Raja.

Wangdaebi : Sejak hari aku mengirim almarhum Raja ke surga hanya ada satu Raja di Joseon untukku. Aku akan menunggu sampai kesehatan Raja pulih. Sampai saat itu, aku akan membantu Raja saat ini. Juga, Lee Jae Hwa, cucu dari Pangeran Agung Sang Hae tidak ditunjuk secara resmi. Aku berencana untuk membuatnya tinggal di sebuah rumah di luar istana.


Hyung Chan tak setuju.

Hyung Chan menyebut kesejahteraan Raja secara langsung terkait dengan keberhasilan dan kegagalan negara.

Hyung Chan : Kita tidak bisa memastikan kondisi Raja sama sekali sekarang. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku yakin ini adalah keputusan yang tepat.


Wangdaebi : Apakah semua orang di sini setuju dengannya? Kalian pikir aku tidak masuk akal?

Man Chan : Kebangkitan Yang Mulia adalah sebuah peristiwa besar yang bertentangan dengan aturan alam. Aku khawatir Tuhan marah pada kita dan dia menghukum Joseon.

Wangdaebi lalu meminta pendapat Heung Gyeon.


Heung Gyeon : Aku juga berpikir kebangkitan Yang Mulia seharusnya tidak terjadi. Aku khawatir ini mungkin semacam pertanda.

Man Chan senang mendengar jawaban Heung Gyeon.

Wangdaebi : Sebuah tanda?

Heung Gyeon : Aku ingin tahu apakah Yang Mulia ditakdirkan untuk menjadi malaikat. Karena dia punya rencana hebat yang tidak bisa dia penuhi, bahkan Tuhan berhasil membuat sesuatu yang mustahil seperti ini terjadi. Jika begitu bisakah itu menjadi lebih bahagia dari ini?


Sontak Man Chan kesal mendengar jawaban Heung Gyeon, sementara Wangdaebi tersenyum.

Wangdaebi :  Betul sekali. Itulah arti lebih tepatnya. Malaikat.


Raja menatap para pengawalnya. Para pengawalnya mengerti dan langsung mengacungkan pedang pada Jae Hwa.

Jae Hwa kaget, apa yang kalian lakukan? Apakah ini pedang sungguhan?

Raja : Kau siapa? Beritahu aku sekarang!

Eunuch Hwang menatap cemas Raja, Yang Mulia....


Mengetahui sosok di depannya adalah Raja, Jae Hwa langsung bersujud dan meminta maaf. Jae Hwa juga mengaku bersyukur Raja sehat.

Jae Hwa : Tapi, aku tidak pernah melihat Raja dalam hidupku. Ngomong-ngomong, tunggu sebentar, aku dengar anda sudah meninggal.

Raja kaget.


Di rumah Wal, Eun Bo sedang mengemasi barang2nya.

Eun Bo : Apakah ini masuk akal? Bagaimana mungkin orang mati...?  Itu tidak masuk akal. Apakah dia hantu atau monster? Lagipula dia itu siapa? Ya ampun, aku tidak tahu! Bagaimanapun, dia berbahaya. Dia membuatku merinding.

Eun Bo lantas berlari keluar. Tapi sampai diluar, beberapa pria memasukkannya ke dalam karung dan menculiknya.


Ternyata Eun Bo bukan diculik. Pria itu2 adalah suruhan Ja Yong.

Ja Yong : Kalian memang memiliki wajah yang sama. Apakah kau tidak ingin bertemu orang tuamu?

Eun Bo : Apakah kau kenal orang tuaku?

Ja Yong : Aku teman ayahmu. Aku akan membawamu ke ayahmu ketika matahari terbit.


Heung Gyeon menemui Wangdaebi. Heung Gyeon mengklaim dia punya rencana untuk menjaga agar Keluarga Kim tetap tenang.

Heung Gyeon : Aku tidak punya rencana yang jelas karena aku hanya seorang pelayan rendahan.....

Wangdaebi : Aku mendengar buku selalu punya jawaban.

Heung Gyeon : Sekarang anda menyebutkannya. Aku ingat apa yang aku baca dari Kitab Perubahan. Sama seperti bagaimana semuanya dimulai ketika langit dan tanah bertemu, pernikahan, dimana yin dan yang bertemu adalah awal dari segalanya dan itu adalah dasar kemanusiaan. Dan jika pernikahan itu dikutuk dari awal, segala sesuatu di dunia pasti akan terganggu.

Wangdaebi kaget mendengarnya.


Wangdaebi : Kau mau aku menghukum keluarga Ratu karena kutukan?

Heung Gyeon : Jika itu jawaban yang anda dapatkan dari buku-buku anda harus lakukan dengan itu.


Besoknya, para pengawal dan pasukan langsung menyerbu kediaman Yi Soo.

Kepala Pasukan : Untuk memberikan informasi palsu dalam aplikasi dan melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dengan menentang konstitusi, Raja memerintahkan kami untuk menghukum Kang Yi Soo dan keluarganya. Temukan pelakunya sekarang!

Para pengawal langsung mencari Yi Soo.

Yi Soo muncul. Dia kaget Raja memberi perintah untuk menangkapnya.


Ja Yong yang sedang menunju kediaman Yi Soo bersama Eun Bo, dihampiri salah satu pelayan Yi Soo. Pelayan memberitahu soal Yi Soo yang ditangkap.


Yi Soo dan istrinya mulai dibawa petugas. Mereka diarak di jalanan.

Tepat saat itu, Ja Yong dan Eun Bo muncul. Melihat Yi Soo, ingatan Eun Bo tentang orang tuanya kembali.

Flashback....


Eun Bo keluar dari rumahnya dan berlari menghampiri ayahnya yang saat itu tengah bersama Ja Yong. Yi Soo dan Ja Yong sama2 menatap ke arah Eun Bo.

Flashback end....


Yi Soo sendiri terkejut Eun Bo.


Eun Bo ingin mendekati ayahnya tapi ditahan Ja Yong.

Ja Yong : Dia ayah Ratu, saudara kembarmu yang melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

Eun Bo terkejut.

Bersambung.............

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...