Skip to main content

Selection : The War Between Women Ep 4 Part 2

Sebelumnya....


Menuju suatu tempat,, Eun Bo memakai mantelnya untuk menutupi wajahnya dan berjalan dengan terburu-buru.

Eun Bo berjalan ke jembatan, dimana seseorang yg disangkanya Wal sudah berdiri disana.

Eun Bo mengernyit heran.

Eun Bo : Untuk apa kau ingin melihatku? Dan kenapa kau berpakaian seperti....


Pria itu membalikkan badannya, menatap Eun Bo. Eun Bo kaget melihat pria itu adalah Jae Hwa, bukan Wal.

Eun Bo : Apa yang kau lakukan di sini, tuan? Dimana Wal ...

Jae Hwa : Pria itu pindah ke rumahku..

Eun Bo kaget, maaf?


Tapi kemudian ia berpikir Jae Hwa sedang bercanda. Mengetahui Jae Hwa serius, Eun Bo pun berkata akan membereskan itu.

Eun Bo pamit, tapi Jae Hwa mengajak Eun Bo ke tempat lain.

Eun Bo keberatan tapi tidak bisa menolak ajakan Jae Hwa.


Jae Hwa mengajak Eun Bo ke gazebo. Eun Bo berjalan di belakang Jae Hwa.

Jae Hwa : Karena sangat indah di sini, rupanya hanya orang-orang penting yang bisa berada di sini. Ini adalah pertama kalinya aku di sini.

Jae Hwa tiba2 berbalik, yg sontak membuat Eun Bo yg lagi jalan terkesiap.

Jae Hwa : Ini sama baiknya dengan yang aku dengar. Kenapa mereka tidak mengizinkan semua orang di tempat yang bagus?

Eun Bo : Kupikir kau marah.

Jae Hwa : Aku pura-pura begitu. Aku tahu kau tidak akan datang jika aku hanya mengundangmu. Tapi ini tempat yang bagus.

Eun Bo : Iya.


Kemunculan Hong Sik yang tiba2 mengagetkan mereka. Eun Bo bergegas memakai mantelnya.

Hong Sik yg setengah mabuk mendekati mereka, ditemani gisaengnya.

Hong Sik : Bukankah kau seorang pangeran?

Jae Hwa : Kau siapa?

Hong Sik : Kau tidak tahu aku siapa? Ya ampun. Aku Kim Hong Sik. Aku putra tunggal perdana menteri, tapi aku menjadi..... ^oh dia anaknya Man Chan toh.

Hong Sik menatap gisaengnya. Gisaengnya melanjutkan perkataannya.

Gisaeng : Kepala Biro Inspeksi.

Hong Sik : Betul. Kepala Biro Inspeksi.

Jae Hwa menanggapinya santai, begitu rupanya...


Hong Sik melirik Eun Bo.

Hong Sik, hei......


Hong Sik kembali menatap Jae Hwa.

Hong Sik :  Kau berkencan dengan seorang wanita? Selamat! Kau menjalani kehidupan yang baik sekarang. Karena ayahmu yang pengkhianat, aku mendengar kau selalu harus pergi jalan-jalan diam-diam.

Jae Hwa kesal mendengarnya.

Hong Sik : Baik... nikmati dirimu sendiri! Karena sudah terbuka untuk orang-orang sepertiku secara eksklusif, kau mungkin tidak pernah memiliki kesempatan untuk datang ke sini. Baiklah kalau begitu...


Hong Sik mengajak gundiknya pergi.

Eun Bo yang tidak terima dengan perkataan Hong Sik ke Jae Hwa tadi, menjegel Hong Sik saat Hong Sik lewat di depannya. Sontak lah Hong Sik langsung jatuh ke kolam.


Eun Bo sedikit tertawa melihat Hong Sik jatuh.

Gisaeng ikut tertawa.

Jae Hwa melihat kaki Eun Bo. Dia sadar, itu lah Eun Bo.


Hong Sik marah ditertawakan.

Hong Sik : DIAM!

Hong Sik bahkan menendang2 tepi jembatan.

Hong Sik : Jembatan bodoh ini!

Hong Sik lalu minta gisaeng membantunya keluar dari kolam.


Jae Hwa dan Eun Bo duduk di gazebo sekarang. Hong Sik dan gundiknya sudah pergi.

Jae Hwa : Kau membuatnya tersandung, bukan?

Eun Bo : Bagaimana kau bisa membiarkannya berbicara seperti Kau harus membungkam orang seperti itu bahkan dengan membuat mereka tersandung.


Jae Hwa lalu cerita kisah hidupnya.

Jae Hwa : Kakekku rupanya adalah saudara raja. Dan dia tampaknya meninggal karena dia dituduh sebagai pengkhianat. Karena itu, ayahku melarikan diri dengan ibuku  dan aku lahir di pedesaan di suatu tempat. Dia benar tentang segalanya. Aku telah bersembunyi sepanjang waktu sejak kecil.  Terkadang pasukan kerajaan mencariku.  dan kadang-kadang itu ayahku.

Flashback....


Jae Hwa disembunyikan ibunya di dalam sebuah peti kayu.

Ibu Jae Hwa mencoba menyelamatkan Jae Hwa dari ayah Jae Hwa.

Tapi ayah Jae Hwa berhasil menemukan Jae Hwa. Keduanya lantas dipukuli dan ditendang.

Flashback end...


Jae Hwa : Aku memiliki nasib buruk karena keluargaku seperti ini! Aku pikir aku akhirnya lolos dari pondok itu, tapi yang kulakukan hanyalah melarikan diri dari gubuk itu. Sampai hari ini, aku masih bersembunyi.

Eun Bo : Apakah itu sangat buruk? Semua orang bersembunyi. Di belakang nama mereka, keluarga dan pagar tinggi. Mereka menyembunyikan diri. Karena semua orang terlalu lemah untuk bertarung sendiri, setidaknya aku membuat mereka tersandung.  Kau harus melakukan hal yang sama mulai sekarang. Berkat kau aku mengambil keputusan juga.


Jae Hwa menatap kagum Eun Bo.

Eun Bo lalu memberitahu namanya. Ia memperkenalkan dirinya dgn nama Hong Yeon.


Sekarang,, Jae Hwa dan Eun Bo sudah kembali dari gazebo. Sebelum berpisah, Eun Bo minta Jae Hwa mengusir Wal.

Eun Bo : Dia tidak pernah mendengarkanku. Kau harus mendisiplinkannya.

Jae Hwa : Aku berencana untuk tidak melakukannya. Karena dia memberiku sesuatu yang lebih berharga daripada uang.

Eun Bo lalu pamit.

Jae Hwa : Itu masih cerah. Aku kira kita tidak seharusnya keluar seperti ini. Berhati-hatilah. Kita akan bertemu lagi berkat Wal.

Eun Bo : Tidak bisakah kau mengusirnya?

Jae Hwa : Mengapa kau tidak datang dan menendangnya sendiri? Aku akan menunggu.


Eun Bo lantas beranjak pergi.

Tepat saat itu, Heung Gyeon datang dgn tandunya. Untungnya, Heung Gyeon tidak melihat wajah Eun Bo.

Heung Gyeon minta orang2 yg mengangkat tandunya berhenti.


Heung Gyeon lalu turun dari tandunya dan mendekati Jae Hwa.

Heung Gyeon : Apakah kau baik-baik saja, Pangeran?

Jae Hwa : Anda menteri negara kiri, kan? Lama tidak bertemu.


Flashback--Saat Heung Gyeon membawa Jae Hwa sbg Raja baru menuju istana, tapi dihalangi oleh petugas--Flasback end...


Jae Hwa : Aku kecewa karena kita tidak pernah bertemu lagi sejak itu.

Heung Gyeon : Ngomong-ngomong, siapa orang itu? Dia tampak seperti seorang wanita muda dari keluarga bangsawan.

Jae Hwa : Aku tidak tahu.


Usai bertemu Jae Hwa, Heung Gyeon langsung ke istana Ratu Janda.

Wangdaebi : Kau telah mengunjungi rumah Janda Ratu belakangan ini.

Heung Gyeon : Aku bertemu Pangeran dalam perjalanan ke istana. Aku menyapa dia untukmu. Dia sangat berbeda dari Yang Mulia. Sepertinya dia bergaul dengan semua orang karena dia berjiwa bebas. Aku khawatir dia mungkin menarik hama.

Wangdaebi : Apa maksudmu?

Heung Gyeon : Ini hanya kekhawatiran konyolku.  Aku akan merawatnya dengan baik karena akulah yang membawanya ke sini. Aku akan memastikan dia memainkan peran sebagai pangeran. Yang paling penting sekarang adalah kekuatan otoritas raja.


Wangdaebi menatap tajam Heung Gyeon dan bicara dalam hatinya.

Wangdaebi : Jadi kau ingin aku menjadikan putrimu ratu sebagai gantinya?


Sementara itu, Man Chan dan Daebi bertemu ibu calon para ratu dari keluarga mereka. Ia menjamu mereka makan.

Daebi : Ini tanda terima kasihku. Jangan merasa tertekan dan terima saja. Aku sudah lama ingin melakukan ini. Kalian telah berpartisipasi dalam semua pilihan. Aku tahu ini membutuhkan banyak pekerjaan. Dan karena kau akan merawat anakku juga, aku merasa lebih berkewajiban. Tolong jaga dia.

Man Chan : Ibu Suri juga membawa hadiah yang bagus.


Kyung yg sedang berjalan-jalan, melihat mereka.

Kesal, Kyung berbalik dan pergi.


Kyung : Beri tahu dapur kerajaan untuk menyiapkan meja minum dan mengundang perdana menteri.

Eunuch Hwang : Yang Mulia, apa yang akan anda lakukan?

Kyung : Kim Man Chan sederhana. Yang perlu kau lakukan adalah sedikit menyanjungnya dan dia akan membuktikan dirinya sendiri. Setelah itu, aku akan menemukan pelakunya sendiri.


Eunuch Hwang : Maksudmu kau akan bertemu dengan bajingan itu sendiri? Kau tidak bisa, Yang Mulia! Kenapa kau terus membahayakan dirimu sendiri?

Kyung : Itu tidak akan berbahaya. Setidaknya dia tidak bisa membunuhku sebelum seleksi berakhir.

Bersambung ke part 3...

*Jadi gini kan, alasan kenapa Kyung ikut diincar si pembunuh. Kalau Kyung mati, keluarga Kim bisa mencalonkan Raja baru yg mereka anggap bisa mereka perintah. Nah,,, lalu setelah menjadikan org pilihan mereka Raja baru, mereka akan menjadikan putri dari keluarga mereka Ratu....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...