The Great Show Ep 10 Part 1

Sebelumnya...


Dae Han kaget saat Joon Ho bilang, sudah pindah ke dekat rumahnya.

Dae Han tanya, apa Joon Ho pindah karena Soo Hyun atau karena Joon Ho mau mencalonkan diri?

Joon Ho : Sejujurnya, keduanya. Aku akan menemuimu di pemilihan. Mari bermain adil.


Joon Ho mengajak Dae Han berjabat tangan.

Dae Han tertawa sinis dan tidak menjabat tangan Joon Ho.

Dae Han : Adil? Itu terdengar keren tapi tapi semua orang yang bilang begitu telah mengkhianatiku.

Joon Ho mengangguk2, mengerti maksud Dae Han.

Dae Han : Bersikaplah tenang. Aku akan bermain adil, kotor, apa pun untuk menang. Sampai jumpa.

Lalu keduanya beranjak pergi. Dae Han pergi dengan wajah kesal.


Soo Hyun sarapan di rumah Dae Han. Ia kaget mendengar cerita Dae Han soal Joon Ho yang pindah ke lingkungan mereka.

Mendengar itu, Da Jung tersenyum. Ia yakin, Joon Ho pindah karena Soo Hyun dan menyebut Joon Ho pria sejati.


"Dia akan berkampanye di distrik ini." ucap Dae Han kesal sambil menatap ponselnya.

Soo Hyun : Kurasa akhirnya dia memutuskan.


Dae Han langsung menatap Soo Hyun

Dae Han : Bagaimana kau tahu?

Soo Hyun : Ya. Katanya dia berniat masuk ke politik secara langsung.


Dae Han lantas kembali membaca artikel Kyung Hoon tentang Pemimpin Partai Nasionalis.

Melihat itu, Jung Woo menegur Dae Han. Ia minta Dae Han tidak memainkan ponsel sekarang.

Dae Han : Kenapa tidak?

Jung Woo : Dia saingan ayah dalam cinta dan politik. Ayah harus waspada.

Mendengarnya, Soo Hyun kaget dan protes.

Soo Hyun ; Hei, keluarkan bagian cinta.


Dae Han : Jika dia berkampanye di distrik ini, kami mungkin harus berhadapan.

Soo Hyun : Kurasa begitu.

Dae Han : Siapa yang akan kau pilih, Joon Ho atau aku?

Soo Hyun terdiam.


Sementara Da Jung, Jung Woo, Tak dan si kembar langsung menatap ke arahnya, menantikan jawabannya.


Soo Hyun : Perolehan suara itu anonim. Kenapa kau menanyakan itu?

Dae Han : Kau bisa memilih dia.


Dae Han lantas berusaha mengambil lauk daging di mangkuk.

Dae Han : Kenapa aku tidak bisa mengambil ini?

Da Jung, Tak, Soo Hyun dan si kembar pun menatapnya. Mereka tahu Dae Han kesal karena Joon Ho.


Soo Hyun menyalakan vacuum, membersihkan rumah, sambil menatap Dae Han yg lagi cuci piring.

Da Jung kemudian datang mengejutkannya.

Da Jung : Biar aku saja. Kakak juga memasak.

Soo Hyun : Tidak apa-apa. Istirahatlah.


Mereka kemudian menatap Dae Han.

Da Jung : Paman Wi sangat sedih hari ini.


Jung Woo bekerja di restoran Pak Jung. Ia sedang membersihkan meja, ketika Pak Jung diam2 keluar dari dapur dan menghampirinya.

Pak Jung : Apa benar Pak Kang pindah ke lingkungan kita?

Jung Woo : Benar. Ayahku berpapasan dengannya saat joging.

Pak Jung : Dia pasti cemas. Sebesar apa rasa sukanya pada Soo Hyun hingga pindah ke sini?

Jung Woo : Anda harus mengingatkan dia.

Pak Jung : Mengingatkan dia? Kenapa?


Jung Woo : Apa maksud Anda? Anda harus memperingatkannya agar tidak mengejar milik orang lain.

Pak Jung : Omong kosong apa itu? Kenapa Soo Hyun milik orang lain?

Jung Woo : Tentu saja. Milik ayahku.


Mendengar itu, Pak Jung sewot dan langsung menjewer Jung Woo. Jung Woo langsung meringis sambil memegangi kupingnya.

Pak Jung : Dasar berandal. Itu konyol. Bagaimana Soo Hyun menjadi milik Dae Han? Dia punya empat anak dan akan segera memiliki cucu.

Jung Woo : Tetap saja, mereka sangat...

Pak Jung : Dengar, Dae Han tidak akan pernah menjadi menantuku. Jadi hati-hati, mengerti?


Bu Yang yg melihat kelakuan suaminya, langsung keluar dari dapur dan menjewer suaminya.

Bu Yang : Kenapa kau menjewer telinga anak malang itu? Lepaskan!

Pak Jung kesakitan dan minta Bu Yang melepaskan jewerannya dulu.

Bu Yang : Kau selalu malas setiap ada kesempatan.

Pak Jung : Lepaskan. Lepaskan. Sakit.


Seorang pria datang dgn tergesa-gesa.

Pria itu : Pak Jung.

Bu Yang pun langsung melepas jewerannya dan Pak Jung juga melepaskan Jung Woo.

Pak Jung kemudian menghampiri pria itu.

Pria itu : Ini darurat. Kita harus mengadakan rapat darurat.


Dae Han, Bong Joo dan Walikota Jung ada di kuil.

Bong Joo berdiri diluar, sementara Walikota Jung sedang berdoa dan Dae Han hanya berdiri saja dgn wajah murung.

Walikota Jung menatap Dae Han.

Walikota Jung : Kenapa kau tidak membungkuk? Kau bahkan melakukan mars duka.

Dae Han : Lagi pula, itu tidak berguna.

Walikota Jung : Jangan katakan itu di depan Buddha. Diam dan membungkuk. Dengan hati yang putus asa untuk pemilihan.

Dae Han pun berdoa.


Usai berdoa, mereka berjalan keluar, menyusuri taman. Sambil berjalan, Dae Han memberitahu Walikota Jung soal kepindahan Joon Ho ke lingkungannya.

Walikota Jung : Apa maksudnya?

Dae Han : Dia akan mengikuti pemilihan.


Mereka lantas duduk.

Walikota Jung : Apa kubilang? Aku bilang dia akan ikut. Tetap waspada. Joon Ho lawan yang jauh lebih tangguh dari ayahnya.

Dae Han : Terserah.

Walikota Jung : Kau harus membuat pendukung utama. Kau perlu pusat yang kuat agar bisa memperluas. Sebenarnya, ini bagus. Waktu yang tepat.

Dae Han : Apa maksudmu?

Walikota Jung : Penasihat Serikat Pedagang Pasar Inju adalah dewan kota dari partai kami. Park Sang Chul.

Dae Han : Bukankah dia baru saja diusir karena menerima suap?

Walikota Jung : Karena itulah ini kesempatan untukmu. Ibumu bekerja di Pasar Inju selama 30 tahun. Siapa yang bisa menjadi kelompok pendukung yang lebih solid daripada warga pasar?


Dae Han : Itu benar.

Walikota Jung : Dan kebanyakan dari mereka adalah penduduk kota ini, jadi, mereka punya pengaruh besar di dalam distrik. Kau tahu betapa kuatnya kata-kata mereka.

Dae Han : Kurasa posisi penasihat pasar kosong karena Park Sang Chul keluar.

Walikota Jung : Akhirnya, otakmu bekerja. Ambil posisi itu sebelum seseorang merebutnya dan memikat semua orang di pasar. Masing-masing dari mereka bernilai 100 suara.


Joon Ho sendiri ada di sebuah kafe dgn Soo Hyun.

Joon Ho : Di sini menyenangkan. Ini nyaman dan tenang.

Soo Hyun : Aku sering datang. Ini sempurna untuk membaca dan bekerja.

Joon Ho : Senang punya teman di lingkungan baruku. Aku dapat petunjuk tentang kafe bagus.

Soo Hyun : Aku terkejut saat Dae Han memberitahuku. Aku tidak pernah menduga kau akan pindah kemari.

Joon Ho : Aku selalu ingin pindah sendirian. Aku sangat menyukai area ini setiap kali aku datang. Aku merasa nyaman di sini, dan teman baik tinggal dekat sini.


Mendengar kata 'teman baik' Soo Hyun seketika merasa tak nyaman karena ia tahu bagaimana perasaan Joon Ho padanya.

Mengetahui Soo Hyun ta nyaman, Joon Ho pun langsung menambahkann kalimatnya. Ia bilang, yg ia maksud teman baik adalah Dae Han.

Joon Ho lantas tertawa. Soo Hyun pun ikut tertawa.


Soo Hyun : Omong-omong, seperti apa Dae Han saat SMA?

Joon Ho : Dia hampir sama seperti sekarang.

Soo Hyun : Seperti apa dia?

Joon Ho : Dia sangat berbeda dariku. Kami satu kelas, tapi kami berteman dengan kerumunan yang berbeda.

Soo Hyun : Aku bisa membayangkannya. Kau pasti sudah memutuskan untuk masuk ke politik.

Joon Ho : Aku juga berhenti dari firma hukumku.

Soo Hyun kaget,  apa?


Joon Ho : Aku cenderung sering ragu sebelum memutuskan, tapi begitu kuputuskan untuk melakukan sesuatu, aku melakukannya dengan benar.

Soo Hyun : Tetap saja, kenapa kau berhenti dari pekerjaan hebat itu? Kau punya cara untuk mengejutkan orang.

Joon Ho : Ada satu lagi berita mengejutkan.


Joon Ho lantas membawa Soo Hyun ke tempat tinggal barunya. Ternyata tempat tinggal Joon Ho tepat berada di belakang apartemen Soo Hyun.

Soo Hyun kaget dan langsung merasa tak nyaman.

Joon Ho : Aku menyukainya dan suasana tempat itu akrab. Aku sangat suka tempat ini.

Soo Hyun : Hanya saja itu membuatku merasa canggung.

Joon Ho : Jika menjadi teman itu canggung, kita bisa lebih dekat.


Soo Hyun : Kau bercanda, bukan?

Joon Ho : Hanya setengah. Aku setengah serius. Mungkin canggung, tapi aku akan menjadi temanmu.

Soo Hyun : Baiklah, kalau begitu.

Soo Hyun pun berlari menuju apartemennya.

Joon Ho teriak.

Joon Ho : Aku di unit tepat di belakangmu.


Pak Jung dan pria tadi tengah rapat bersama warga Pasar Inju.

Pak Jung : Jika mal dibangun di sana, kita akan bangkrut.

Pria itu : Benar. Tepat sekali. Lokasi penjara tepat di dekat pasar.

Pak Jung : Ini mengerikan.

Pria itu : Zaman sudah sulit, dan akhirnya kita menyingkirkan wanita perundung itu.

Pak Jung : Siapa yang memberitahumu?


Pria itu : Keponakanku bekerja di Woods Utong. Dia bilang membangun mal di Inju sudah lama diputuskan, dan mereka mengincar lokasi penjara.

Salah satu warga ikut bicara.

"Apartemen upah rendah gagal dibangun di sana karena para penghuni menentangnya."

Pria itu : Benar. Dari sudut pandang Woods, mereka punya alasan untuk mengajukan mal.

Pak Jung : Semuanya, kita harus tetap waspada di saat seperti ini. Kita harus bersatu dan bicara dengan satu suara.


Pria itu : Yang kita butuhkan sekarang adalah seorang penasihat. Seseorang yang mewakili kita bicara kepada orang yang lebih berkuasa, dan berjuang untuk kita. Kita butuh orang seperti itu. Kita harus segera mengisi kekosongan.

Pak Jung : Jika ingin menghentikan ombak, kita butuh pelindung. Benar, bukan?

Pria itu : Menurutmu siapa yang bagus? Ada yang kalian pikirkan? Tolong pikirkan seseorang yang ingin kalian nominasikan.


Tepat saat itu, Dae Han datang. Ya, Dae Han sengaja datang untuk mengambil alih posisi yg ditinggalkan Park Sang Chul.

Melihat Dae Han, wajah Pak Jung langsung masam gara2 ucapan Jung Woo tadi kalau Soo Hyun milik Dae Han.

Dae Han : Aku putra dari Pasar Inju, Wi Dae Han.


Pria itu menyambut Dae Han dgn ramah.

Pria itu : Senang sekali kau berada di sini. Aku sangat menikmati acaramu.

Dae Han : Peringkat sangat bagus berkat kalian semua.

Dae Han lantas memberikan camilan yg ia bawa.


Pak Jung : Omong-omong, sedang apa kau di sini?

Dae Han : Aku datang untuk minta maaf kepada kalian semua. Park Sang Chul, yang harus mundur karena kecurangannya, ada di partai kami. Aku minta maaf atas nama pihak partai.

Pria itu : Kenapa kau minta maaf? Bukan kau yang melakukan hal-hal buruk.


Pria itu lalu menyuruh Dae Han duduk.

Pria itu : Kau datang tepat waktu. Kami baru saja membahas siapa yang akan menjadi penasihat baru untuk serikat kami.

Dae Han : Astaga. Aku merasa mendiang ibuku membawaku kemari hari ini.

Pak Jung : Kenapa kau membahas ibumu?

Dae Han : Seperti yang kalian tahu, ibuku mengelola restoran di Pasar Inju selama 30 tahun. Jadi, bagiku Pasar Inju seperti kampung halamanku, rumahku, dan pelukan ibuku. Jadi, aku selalu ingin membantu mengembangkan pasar.

Pria itu : Kurasa Dae Han sangat cocok untuk penasihat kita. Bagaimana.

Yang lain setuju.


Pak Jung menentang.

Pria itu tanya, apa ada orang lain yg mau Pak Jung sarankan?

Pak Jung : Kau tahu, Kang Joon Ho?  Putra Anggota Dewan Kang. Kurasa dia jauh lebih mampu.

Dae Han kaget Pak Jung menginginkan Joon Ho jadi penasihat mereka.


Pak Jung dan Dae Han berada di atap gedung sekarang. Dae Han menatap sebal Pak Jung yg menghubungi Joon Ho.


Sementara itu, Pak Jung tanya, apa Joon Ho tertarik menjadi penasihat dari serikat pedagang.

Joon Ho yang berada di apartemen barunya pun berkata, sangat tertarik.

Pak Jung : Benarkah?

Joon Ho : Sebenarnya, aku pindah kemari karena memutuskan untuk secara resmi masuk ke politik.

Pak Jung : Apa? Kenapa? Bukankah rumah Anggota Dewan Kang di distrik yang sama?

Joon Ho : Ini distrik yang sama, tapi aku merasa itu terlalu jauh dari kehidupan nyata penghuni. Jika anda menjadikanku penasihat, aku akan mendengarkan pedagang dan melakukan yang terbaik untuk mereka.

Pak Jung : Itu bagus. Sikapmu bagus.


Pak Jung kemudian menatap Dae Han dan memberitahu Joon Ho ada orang lain juga yg akan menjadi penasihat.

Joon Ho : Tidak apa-apa? Tentu saja. Jelas, kita harus memilih. Tapi apa aku mengenal kandidat lain itu?

Pak Jung : Dae Han... maksudku, Anggota Dewan Wi bilang dia ingin menjadi penasihat kami.

Joon Ho : Baik, aku mengerti. Aku akan datang dan memperkenalkan diri.


Panggilan selesai.

Joon Ho : Sudah dimulai sekarang.


Dae Han minta penjelasan kenapa Pak Jung mencalonkan Joon Ho untuk posisi penasihat.

Dae Han : Apa anda melakukan itu karena anda ingin dia menikahi Soo Hyun?

Pak Jung : Aku ketua serikat pedagang. Aku lebih profesional dari itu.

Dae Han : Jika bukan karena itu, kenapa?

Pak Jung : Bukankah kau dekat dengan wali kota?

Dae Han : Ya, tapi kenapa?

Pak Jung : Dia tidak memberitahumu? Bahwa mal mungkin dibangun di lokasi penjara?

Dae Han kaget, apa? Aku belum dengar.

Pak Jung sewot : Apa? Woods Utong bilang mereka membangun kompleks perbelanjaan. Di sana, di lokasi penjara.


Pak Jung menunjuk lahan bekas penjara yang ternyata ada di depan mereka. Dan atap gedung tempat mereka berdiri adalah kantor serikat pedagang.

Pak Jung : Jika itu masuk, penjualan kami akan terpotong setengah dalam waktu singkat. Karena itu kami bergegas memilih penasihat. Yang kami butuhkan adalah orang yang bisa menghentikan mal itu dibangun.


Dae Han : Jadi anda pikir Joon Ho akan lebih baik dariku dalam membela anda?

Pak Jung : Jika kita harus menghentikan mereka, kudengar kita juga harus bertarung dalam pertempuran hukum. Dalam hal itu, meminta Pak Kang lebih menguntungkan. Selain itu, Anggota Dewan Kang berjanji kepadaku.


Flashback... Saat Kyung Hoon mengunjungi Pasar Inju. Kyung Hoon berjanji saat itu, bahwa proyek pembangunan mal tidak akan terjadi.


Pak Jung : Dia bilang akan memastikan kompleks mal tidak akan dibangun.

Dae Han : Tentu. Aku mengerti. Pemilihan Penasihat diadakan sepekan lagi, bukan?

Pak Jung : Ya.

Dae Han : Maka akan kubuktikan dalam sepekan.

Pak Jung : Membuktikan apa?

Dae Han : Bahwa aku akan lebih membantu daripada Joon Ho.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment