Di kamarnya, Kyung Hoon bicara dgn seseorang di telepon.
Kyung Hoon : Aku merasa baik-baik saja. Sama sekali tidak. Aku tidak melakukannya sendiri. Mari bertemu setelah konvensi nasional.
Tak lama, Joon Ho datang. Joon Ho menatap sang ayah dgn wajah kecewa.
Kyung Hoon : Kenapa kau kemari?
Joon Ho : Aku ingin menanyakan sesuatu.
Kyung Hoon : Ada apa selarut ini?
Joon Ho : Untuk apa ayah melakukan ini?
Kyung Hoon : Apa maksudmu?
Joon Ho : Serangan kemarin. Aku tahu ayah mengaturnya.
Kyung Hoon kaget tapi dia masih pura2 bego.
Kyung Hoon : Apa yang kau dengar sampai beromong kosong begitu?
Joon Ho : Inikah cara membangun konservatisme dan menyelamatkan partai?
Kyung Hoon : Berhenti bicara omong kosong di depan orang cedera. Pulanglah. Ayah lelah baik secara fisik dan mental.
Joon Ho : Aku akan mencalonkan diri dalam pemilu untuk menggantikan ayah.
Kyung Hoon kaget, kenapa kau berubah pikiran?
Joon Ho : Aku ingin membuktikan politik ayah atas nama konservatisme salah. Aku ingin menjadi yang terbaik untuk pemilih dan seseorang. Tanpa bantuan ayah. Sendirian.
Kyung Hoon : Apa maksudmu?
Joon Ho : Aku akan mencalonkan diri sebagai independen, tanpa nominasi Partai Nasionalis.
Dae Han dan Bong Joo bicara di taman, depan rumah Dae Han.
Dae Han : Jaksa yang memimpin kasus Lee Chang Min dekat dengan Kang Kyung Hoon, jadi, aku ragu dia akan menggali dengan keras. Aku yakin
tidak ada yang bisa ditemukan meski dia menggali. Jika Kang Kyung Hoon mempekerjakannya, dia akan sangat teliti.
Bong Joo : Lee Chang Min adalah anggota grup progresif di internet, dan dia mengirim unggahan untuk mengkritikmu kepada semua wartawan. Kau harus mengembalikan citramu.
Dae Han : Citra yang rusak tidak bisa dipulihkan semudah itu. Ini yang terbaik.
Bong Joo : Apa?
Dae Han : Baik atau buruk, Wi Dae Han si Politisi tertanam di benak semua orang. Aku harus membuka lembaran baru.
Bong Joo : Baiklah. Kau bukan Putra Durhaka atau Ayah Nasional. Mari ke Dewan Nasional sebagai politisi Wi Dae Han.
Dae Han : Dewan Nasional? Kedengarannya bagus. Aku tidak merasa Kang Kyung Hoon melakukan itu hanya karena apartemen. Aku yakin dia mengincar sesuatu yang jauh lebih besar. Tapi aku tidak tahu apa itu.
Paginya, Walikota Jung membaca artikel sanggahan ttg Chang Min yg mengaku sbg suporter Dae Han.
Artikel itu berjudul, Orang yang Menjelekkan Wi Dae Han di Internet Adalah Pendukungnya?'
Tak lama, Dae Han datang.
Walikota Jung : Kebetulan sekali. Aku baru saja membaca soalmu.
Dae Han : Bagaimana menurutmu? Bukankah itu mencurigakan?
Walikota Jung : Apa maksudmu?
Dae Han : Ini semua direncanakan dan Lee Chang Min hanya suruhan.
Walikota Jung : Suruhan siapa?
Dae Han : Kang Kyung Hoon. Siapa lagi? Aku yakin. Kang Kyung Hoon merencanakan serangan ini.
Walikota Jung : Aku tahu kau membencinya, tapi dia tidak akan tertusuk hanya untuk menyingkirkan apartemen upah rendah. Menurutku itu juga aneh.
Dae Han : Aku yakin ada yang lebih besar, tapi entah apa.
Ponsel Walikota Jung berdering. Walikota Jung bergegas menjawabnya. Ia terkejut.
Dae Han tanya ada apa?
Walikota Jung : Anggota Dewan Ham Tae Choon dari partai Nasionalis. Putranya ditangkap karena narkoba.
Dae Han kaget.
Sekarang,, Dae Han dan Bong Joo sedang di perjalanan. Bong Joo membaca artikel ttg putra Anggota Dewan Ham yg ditangkap karena narkoba.
Bong Joo : Ini soal putra Anggota Dewan Ham. Cerita yang membersihkan namamu terkubur karena ini.
Dae Han : Jaksa yang memimpin kasus putra Anggota Dewan Ham sama dengan yang memimpin kasus Lee Chang Min, bukan?
Bong Joo : Ya, itu benar.
Dae Han : Kini aku tahu gambaran besarnya.
Bong Joo : Apa?
Dae Han : Aku yakin Kang Kyung Hoon yang mengeliminasi Ham Tae Choon.
Bong Joo : Apa?
Dae Han : Ham Tae Choon adalah kandidat utama untuk jadi ketua partai berikutnya.
Bong Joo : Benar.
Dae Han : Tujuan utama Kang Kyung Hoon adalah menjadi ketua partai dan mengambil alih Partai Nasionalis sebelum pemilu. Anggota Dewan Ham Tae Choon, yang putranya ditangkap atas narkoba diunggulkan menjadi ketua Partai Nasionalis. Dengan kejadian ini, tiga pekan sebelum konvensi nasional, ini diperkirakan akan menjadi pukulan mematikan bagi Anggota Dewan Ham Tae Choon.
Kyung Hoon menonton berita penangkapan putra Pak Ham dgn wajah senang.
Tak lama, asistennya masuk, memberitahukan kedatangan Dae Han. Lalu ia tanya, apa yg harus ia lakukan?
Kyung Hoon : tidak boleh menolak seseorang yang datang mengunjungiku.
Asisten Kyung Hoon mengerti dan bergegas membukakan pintu untuk Dae Han.
Dae Han masuk dan memberikan buah2an yg dibawanya asisten Kyung Hoon. Asisten Kyung Hoon meletakkan keranjang berisi buah itu di meja, lalu keluar.
Dae Han : Bagaimana perasaan anda?
Kyung Hoon : Aku baik-baik saja. Aku yakin kau sibuk. Terima kasih sudah datang sendiri.
Dae Han : Tentu saja aku harus datang.
Mereka kemudian duduk.
Dae Han : Mendengar bahwa penyerang anda adalah salah satu pendukungku, aku merasa sangat tidak enak.
Kyung Hoon : Kau tidak bisa menjadi politisi hanya karena bekerja dengan baik. Kau harus mengawasi pendukungmu.
Dae Han : Anda sangat bijaksana. Aku belajar hal besar dari anda melalui ini. Mentalitas seorang martir, yang bahkan menikam dirinya sendiri. Astaga.
Kyung Hoon kaget mendengar kata2 Dae Han. Tapi ia masih saja pura2 tidak tahu.
Kyung Hoon : Anda luar biasa. Mereka bilang orang baik menganggap semua orang baik, dan orang curang mengira semua orang berbuat curang.
Dae Han : Orang curang kata anda? Orang curang pun punya level. Perjalananku masih panjang sebelum bisa menyusul anda. Anda tidak ada tandingan. Apartemen upah rendah ditolak karena serangan yang diatur itu. Anda menyingkirkan aku, duri di sisi anda, dengan satu pukulan. Anda dikasihani berkat serangan itu. Anda menyingkirkan pesaing Ham Tae Choon dengan memanfaatkan putranya dan akan menjadi ketua partai. Aku bahkan tidak pernah membayangkan itu. Anda luar biasa.
Kyung Hoon : Kenapa kau menulis fiksi saat mengunjungi pasien? Kau masih belum tahu tentang waktu dan tempat yang tepat untuk mengatakan hal-hal macam itu.
Dae Han berdiri.
Dae Han : Astaga. Lihatlah aku. Imajinasiku menjadi liar terlepas dari waktu dan tempat. Aku dan mulut besarku. Maaf jika aku menyinggung anda.
Kyung Hoon : Jika kau tahu telah menyinggungku, silakan pergi.
Dae Han : Baiklah. Jaga diri anda.
Dae Han mau pergi tapi ia ingat sesuatu.
Dae Han : Ingat saat aku menemui anda saat masih SMA? Anda ingat, bukan? Aku ingat nasihat yang anda berikan saat itu. Anda melarangku mendambakan apa yang bukan milikku. Tapi kursi di Dewan Nasional adalah milikku, jadi, turunlah kali ini.
Usai mengatakan itu, Dae Han pun keluar.
Dae Han meninggalkan RS bersama Bong Joo.
Bong Joo : Apa yang kau katakan kepadanya?
Dae Han : Aku hanya memberi salam sebelum memulai permainan.
Bong Joo : Menurutmu bagaimana pemungutan suara untuk apartemen upah rendah? Waktu kita tiga pekan lagi.
Dae Han : Kau tidak pernah tahu.
Di TV, disiarkan berita ttg apartemen upah rendah.
"Hari ini, penduduk Jungang-gu, Inju memberikan suara mengenai pembangunan Apartemen Upah Rendah...."
3 Pekan Kemudian.....
"Dengan 1150 suara melawan 1236 suara, apartemen ditolak."
Malamnya, Dae Han dan Walikota Jung bertemu di sebuah restoran.
Dae Han : Apa yang akan terjadi pada lahannya sekarang?
Walikota Jung : Itu ditolak, jadi, apa yang bisa kita lakukan? Itu akan terus kosong.
Dae Han : Lahan berharga itu...
Walikota Jung : Kuharap sekolah internasional atau apa pun yang akan masuk.
Dae Han : Kita kalah dari Kang Kyung Hoon lagi. Aku ceroboh. Seharusnya aku tidak memajukan pemungutan suara. Bukankah konvensi nasional Partai Nasionalis besok?
Walikota Jung : Ya. Dengan keluarnya Ham Tae Choon, Kang Kyung Hoon mungkin akan menjadi ketua partai baru. Kang Kyung Hoon tidak ikut pemilu lagi, dan mencalonkan diri menjadi ketua partai... Menurutmu apa artinya?
Dae Han : Dia mungkin ingin mengambil alih partai sebelum pemilu agar bisa menominasikan semua orang-orangnya.
Walikota Jung : Tentu. Tapi bukan hanya itu.
Dae Han : Lalu?
Walikota Jung : Dia berencana menjadi ketua partai dan meminta anaknya Kang Joon Ho mencalonkan diri di distrikmu. Kang Joon Ho bisa memikat pihak tengah, jadi, dia musuh yang lebih sulit dari ayahnya. Kau harus tetap waspada. Kau mungkin kalah pertarungan ini, tapi kau harus menang pemilu. Republik Korea adalah republik demokratis. Kedaulatan Republik Korea milik rakyat. Semua wewenang berasal dari rakyat.
Paginya, Dae Han jogging sambil memikirkan kata2 Walikota Jung semalam.
Dae Han : Aku, Wi Dae Han, bersumpah untuk menjadi anggota dewan yang hebat.
Di tempat yg sama, Joon Ho juga lagi jogging.
Mereka bertemu. Dae Han heran melihat Joon Ho ada disana.
Dae Han : Sedang apa kau di sini?
Joon Ho : Apa lagi? Aku berolahraga. Aku joging setiap pagi. Itu kebiasaan.
Dae Han : Benar. Kenapa kau joging di lingkungan ini?
Joon Ho : Bukankah orang biasanya joging di dekat rumah mereka?
Dae Han : Apa maksudmu, di dekat rumahmu?
Joon Ho : Aku pindah kemari kemarin.
Dae Han kaget, apa?
Joon Ho : Senang bertemu denganmu, Wi Dae Han. Aku tetangga barumu.
Bersambung....
0 Comments:
Post a Comment