Skip to main content

The Great Show Ep 11 Part 2

Sebelumnya...


Joon Ho di kantor ayahnya. Kyung Hoon protes Joon Ho tidak menelponnya setelah ia terpilih sebagai Ketua Partai.

Joon Ho : Ada banyak orang lain yang memberi ayah selamat.

Kyung Hoon : Ayah melihatmu dihancurkan oleh Wi Dae Han kemarin. Seperti itulah situasi di sini. Bahkan sedikit saja menunjukkan kelemahan, mereka akan datang dan menghancurkanmu.

Joon Ho : Jika kita merespons trik lawan dengan tipuan, permainan Go tidak lagi adil.

Kyung Hoon : Tipuan atau tidak, kau kalah dari Wi Dae Han dalam pemilihan penasihat ini.

Joon Ho : Kita masih punya banyak waktu hingga pemilihan.

Kyung Hoon : Kau masih terlalu naif.


Kyung Hoon lantas bertanya, apa Joon Ho masih ingin mengajukan diri sbg calon independen?

Joon Ho : Ya.

Kyung Hoon : Baiklah. Kalau begitu, mulai hari ini, hapus dirimu dari daftar anggota partai.

Joon Ho sontak kaget mendengar kata-kata ayahnya.


Seseorang mengetuk pintu ruangan Kyung Hoon.

Kyung Hoon : Masuklah.

Orang itu masuk, dia Hye Jin. Joon Ho kaget melihat Hye Jin.

Hye Jin menatap Joon Ho.

Hye Jin : Kuharap aku tidak mengganggu.

Kyung Hoon : Sama sekali tidak. Duduklah.


Joon Ho : Jika mau bicarakan pernikahan...

Hye Jin langsung memotong kalimat Joon Ho.

Hye Jin : Bagaimana aku bisa menikahi orang yang tidak tertarik denganku? Aku datang hari ini untuk membahas pemilu dengan Ketua Partai.

Joon Ho : Pemilu?

Hye Jin : Anggota Dewan Kang membuat proposal. Dia bertanya apa aku tertarik mengikuti pemilu di Jungang-gu, Kota Inju, sebagai calon Partai Nasionalis.


Joon Ho minta penjelasan ayahnya. Ia tanya, apa yang ada dalam pikiran ayahnya.

Kyung Hoon : Partai juga harus berubah. Untuk itu, kami butuh banyak bakat wanita muda.


Kyun Hoon kemudian bertanya, apa Hye Jin sudah memutuskan?

Hye Jin : Ya, Pak. Aku tahu perjalananku masih panjang, tapi aku akan melakukan yang terbaik untuk partai.

Joon Ho menghela nafas mendengarnya. Ia tidak suka Hye Jin terlalu dekat dgn keluarganya.


Joon Ho dan Hye Jin sama2 meninggalkan Gedung Putih. Joon Ho tanya, apa Hye Jin serius soal pemilu?

Hye Jin : Tentu saja.

Joon Ho : Kenapa tiba-tiba?

Hye Jin : Saat ini, karierku tidak punya masa depan, dan kehidupan cintaku juga tidak berjalan lancar. Dan ayahmu menawarkan kesempatan tepat waktu, jadi, aku memutuskan untuk mencoba hal baru. Sampai jumpa di acara.

Hye Jin beranjak pergi. Joon Ho menghela nafas lagi. Ia benar2 tidak suka di situasi seperti itu.


Ponsel Joon Ho kemudian berdering.

"Halo..." jawab Joon Ho.


Joon Ho ke kafe, menemui seorang pria yang tadi menelponnya.

"Wajahmu terlihat baik-baik saja." ucap pria itu.

"Ada apa dengan wajahku?" tanya Joon Ho.

"Kau dikalahkan oleh Wi Dae Han semalam. Aku membayangkan wajahmu akan memar." jawab pria itu.

"Jika kau terus beromong kosong, aku akan pergi." ucap Joon Ho.


"Kau akan menyesal jika pergi sekarang. Kau harus membalas dendam kepada Wi Dae Han, bukan?" jawab pria itu.

"Apa maksudmu?" tanya Joon Ho.

"Kudengar ada banyak keributan di distrik Anggota Dewan Kang karena pembangunan Mal Woods Utong." jawab pria itu.

"Kurasa menjadi reporter memungkinkan kau mendapat kabar lebih cepat. Lalu?" tanya Joon Ho.

"Ketua Proyek Mal Woods itu adalah Direktur Pelaksana Junior Lee Kang Hun dari Woods Utong. Dan pria itu adalah keponakan ketua Partai Progresif, Baek Soo Chang.  Pak Lee, Anggota Dewan Baek, dan Wali Kota Jung. Bagaimana menurutmu? Kau lihat gambarannya?" jawab pria itu.


"Menurutku aneh karena Wali Kota Jung mempercepat pemungutan suara untuk proyek apartemen upah rendah." ucap Joon Ho.

"Informasi itu bisa diketahui semua orang. Yang akan kukatakan berikutnya itu bagian yang penting. Aku menghadiri pesta publikasi Anggota Dewan Baek hari ini. Aku melihat percakapan bersahabat antara Pak Lee dari Woods Utong dan Wi Dae Han." jawab pria itu.

Joon Ho kaget mendengar nama Dae Han.


Kyung Hoon diberitahu asistennya bahwa Reporter Nam baru saja menelpon mereka.

"Dia memberi tahu Pak Kang sesuai instruksi." ucap asisten Kyung Hoon.

Kyung Hoon senang mendengarnya.

Kyung Hoon : Menanggapi trik lawanmu dengan tipuan akan membuat permainan Go tidak adil lagi? Permainan ini sudah tidak adil dari awal."


Dae Han ada di tempat latihan tinju, bersama Bong Joo. Ia sedang memukul samsak.

Bong Joo : Tentu saja, pedagang pasar akan menentangnya. Tapi 9 dari 10 orang di distrik akan menyambut Mal Woods dengan tangan terbuka. Aku tahu apa arti Pasar Inju bagimu. Anggota Dewan, bagaimana jika kita berpura-pura tidak tahu sekali ini saja? Kita sudah sejauh ini. Kita hampir sampai. Kita tidak bisa berhenti sekarang.

Dae Ha Han berhenti memukul samsak dan menatap Bong Joo.

Dae Han : Tentu saja, kita tidak bisa berhenti sekarang.

Bong Joo : Jadi, kau akan membujuk para pedagang, bukan?


Dae Han : Ya. Apa itu politik? Itu seni memitigasi konflik, bukan? Mengerti?

Bong Joo senang mendengarnya.

Bersambung ke part 3....

Jadi Dae Han memutuskan menerima Mal Woods masuk?

Ini sy ngerasa, Dae Han ini kayak diperalat gitu sama Kyung Hoon, Walikota Jung, Pak Lee dari Woods Utong dan Pak Baek. Mereka tahu Dae Han ini bakal ngelakuin apapun untuk jadi Anggota Dewan lagi. Jadi mereka pakai trik,, memanipulasi Dae Han untuk keuntungan mereka... Nah begonya, Dae Han ini gak sadar diperalat....

Kalau Joon Ho, sy kasihan sih ama dia.... Bayangin aja... Sejak jaman dia masih sekolah gitu, bapaknya pake trik supaya dia lebih unggul dari Dae Han... Dan sekarang,, bapaknya lagi2 melakukan hal yang sama dan dia sama sekali gak tau....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...