The Great Show Ep 11 Part 4

Sebelumnya...


Joon Ho memukul Dae Han.

Joon Ho : Apa itu membuatmu sadar?

Dae Han pun berdiri dan menunjuk2 Joon Ho.

Dae Han : Kang Joon Ho memukuli orang. Bagus. Kau harus berani melawanku. Namun, ingatlah ini. Apa yang baru saja kau lakukan... ini...

Dae Han menunjuk pipinya.

Dae Han : ... aku akan membalasmu selama pemilu. Mengerti?

Dae Han lantas masuk ke rumahnya.


Ternyata pertengkaran mereka dilihat oleh Kyung Hoon. Usai melihat pertengkaran itu, Kyung Hoon menyuruh supirnya jalan.

Asisten Kyung Hoon tanya, apa Kyung Hoon tak mau mampir ke tempat Joon Ho?

Kyung Hoon : Untuk apa? Dae Han melakukan apa yang kuinginkan.

*Naah bener kan, Dae Han ini diperalat. Begonya si Dae Han gk nyadar karena ambisinya masuk Gedung Putih.


Dae Han masuk ke rumah, tapi karena mabuk, ia tak dapat berjalan dgn tegak dan terduduk di tangga.

Dae Han benar2 kesal.

Dae Han : Baiklah, kita lihat saja ke depannya.


Paginya, Dae Han membawa para pedagang ke Kantor Woods.

Para pedagang bertanya, apa yang akan terjadi jika mereka menolak persetujuan?

Dae Han : Itu juga akan membuat Woods dalam masalah. Kota ini akan berusaha membuat penyesuaian.

Mereka lalu bertanya lagi, apa mungkin mereka bisa mendapatkan 4 juta dolar?

Dae Han : Tentu saja. Anda bisa memercayaiku.

Namun, Wakil Ketua Serikat Pedagang diam saja. Ia tidak yakin dgn yg mereka lakukan.


Tak lama kemudian,, mobil Dae Han melewati Pak Jung yg masih berunjuk rasa di depan Gedung Woods.

Wakil Ketua Serikat Pedagang kasihan menatap Pak Jung.

Wakil Ketua Serikat Pedagang : Dia di sana sendirian lagi hari ini.


Di parkiran,, mereka bertemu para pedagang yg lain juga baru tiba tak lama setelah mereka tiba.

"Lewat sini." ucap Dae Han menunjukkan jalan.

Tapi tiba2,, Joon Ho datang. Dae Han sontak kaget melihat Joon Ho. Joon Ho mengaku, ia diminta datang sbg pengacara oleh para pedagang.


Wakil Ketua Serikat Dagang : Akan menyenangkan jika ada pengacara di sana. Tidak apa-apa, bukan?

Dae Han : Tentu saja.

"Omong-omong, berusahalah untuk kami. Kita butuh negosiasi berjalan lancar setidaknya untuk ketua yang di luar sana sendirian." pinta Wakil Ketua pada Dae Han dan Joon Ho.


Para pedagang memulai rapat dgn pihak Woods. Bong Joo yg membuka rapat, meminta Walikota Jung menyampaikan sepatah dua patah kata.

Walikota Jung : Terima kasih sudah datang jauh-jauh kemari. Aku tidak percaya pasar tradisional dan mal adalah musuh. Jika datang berpikiran terbuka dan menemukan jalan tengah, kita bisa cari pilihan yang menguntungkan. Aku yakin. Pertama, mari kita dengar pendapat pasar.

Dae Han : Kami menghadapi pertentangan sengit dari pedagang dan banyak kesulitan untuk sampai ke sini hari ini. Bahkan sekarang, ketua serikat pedagang mengadakan protes tunggal.


Pak Lee : Ya, kami tahu. Aku ingin berterima kasih karena sudah membuka hati.

Wakil Ketua : Jika Mal Woods dibangun di lahan penjara, itu akan menyebabkan kerugian besar bagi kami. Kami ingin menerima kompensasi yang cukup untuk itu.

Pak Lee : Ya, tentu saja.

Pak Lee lalu menyuruh asistennya memberikan dokumen perjanjian pada para pedagang.


Asisten Pak Lee pun memberikan dokumen itu pada Wakil Ketua. Namun, Wakil Ketua yang matanya sudah agak rabun, meminta Dae Han membacakannya.

Dae Han membacanya dan ia terkejut melihat nilai kompensasinya hanya 200 ribu dolar.


Dae Han : Apa ini? Apa pembayaran kompensasinya benar?

Pak Lee : Aku yakin kalian tidak puas dengan itu, tapi hanya itu yang bisa kami tawarkan.

Dae Han marah, apa anda bercanda? Apa maksud anda 200.000 dolar! Ini belum cukup bahkan untuk garasi.


Para pedagang marah dan tidak terima.

Walikota Jung berusaha menenangkan mereka.

Walikota Jung : Kalian tidak bisa mendapatkan semua keinginanmu sejak awal.

Dae Han : Anda membohongi kami dari awal! Tapi apa? Anda ingin mendiskusikannya?

Walikota Jung : Ini salah.

Para pedagang marah.

"Jangan biarkan ini terjadi. Dasar bedebah! Tidak ada gunanya mendengarkan mereka!"

Wakil Ketua : Walikota, kurasa anda di sini untuk membela mereka.


Walikota Jung : Kalian salah.  Kalian tahu betapa keras usahaku guna membangun apartemen upah rendah di lahan penjara. Kumohon.

Joon Ho tersenyum kesal mendengar jawaban Walkota Jung.

Walikota Jung meminta para pedagang duduk lagi.


Joon Ho yg sedari tadi diam, kini angkat bicara.

Joon Ho : Itu hanya taktik untuk membuat alasan untuk membungkam perlawanan ke Mal Woods. Apa aku salah?

Walikota Jung : Apa maksudmu?


Joon Ho menatap Pak Lee.

Joon Ho : Aku yakin paman Pak Lee di hadapan kita adalah Anggota Dewan Baek Soo Chang, ketua Partai Progresif. Dan anda anggota Partai Progresif.

Walikota Jung : Lalu?

Joon Ho kembali menatap Walikota Jung.

Joon Ho : Itulah yang membuatku memiliki kecurigaan yang masuk akal. Mungkin Pak Lee dan anda bersekongkol dan menjalankan rencana untuk Mal Woods secara diam-diam, dan untuk membungkam perlawanan pedagang di Pasar Inju, yang berdekatan dengan lahan untuk mal....

Joon Ho melirik Dae Han.

Joon Ho : ... anda mengirim seseorang untuk dekat dengan pedagang.


Walikota Jung : Pak Kang, kau tahu kau melanggar hukum saat ini dengan menyebarkan kebohongan dan membuat pernyataan memfitnah. Kau harus memberikan bukti jika ingin mengatakan hal- hal konyol seperti itu.

Joon Ho : Sayangnya, aku hanya punya keyakinan dan tidak ada bukti fisik. Namun, pengakuan mengandung bukti tambahan yang cukup.


Joon Ho lantas kembali menatap Dae Han.

Joon Ho : Anggota Dewan Wi, katamu kau diberi tahu Mal Woods dikonfirmasi pada hari pemilihan penasihat. Namun, sehari sebelum pemilihan penasihat, di pesta publikasi Pak Baek dari Partai Progresif, seseorang melihatmu dan Pak Lee dari Woods Utong melakukan percakapan yang sangat akrab.

Sontak, Dae Han terkejut mendengarnya. Para pedagang mulai menatap kesal Dae Han.

Dae Han : Aku di sana sebagai anggota Partai Progresif.

Joon Ho : Begitu rupanya. Menurut informasi, Pak Lee, Wali Kota Jung, Pak Baek, dan kau makan malam menyenangkan sebelum rapat negosiasi. Bagaimana kau akan menjelaskannya?

Dae Han pun kebingungan menjelaskannya.


Para pedagang marah. Mereka menuding Dae Han mata2 Woods dan menyesal memilih Dae Han sbg penasihat mereka.

Wakil Ketua juga menatap kecewa Dae Han.

Para pedagang kemudian pergi.


Pak Jung masih unjuk rasa. Para pedagang bergegas menemui Pak Jung.

Pak Jung kaget saat para pedagang mengatakan bahwa Dae Han mata2 Woods.


Joon Ho kemudian datang. Pak Jung langsung minta penjelasan soal itu.

Joon Ho : Berdasarkan situasinya, menurutku begitu.

Pak Jung kaget.


Wakil Ketua merasa bersalah pada Pak Jung karena tidak mendengarkan Pak Jung sejak awal. Ia lantas mengajak Pak Jung pulang.

Pak Jung : Kalian pergilah dahulu. Aku harus mendengarkan perkataan Dae Han.

Pak Jung melepaskan papan protesnya dan bergegas ke dalam.


Dae Han minta penjelasan pada Pak Lee.

Dae Han : Aku membujuk para pedagang, berkata akan memberi kompensasi. Apa yang terjadi?

Pak Lee : Sudah kubilang. Hanya itu yang bisa kami tawarkan.

Pak Lee beranjak pergi.


Dae Han pun marah pada Walikota Jung.

Dae Han : Bukan itu yang kau katakan kemarin, kau bilang itu sudah diurus!

Walikota Jung : Maaf, tapi aku baru tahu saat tiba di sini. Aku hanya wali kota yang lemah. Tidak ada yang bisa kulakukan. Sial. Ayah dan anak sama saja. Kang Joon Ho juga membunuhku.


Pak Jung menuju ke dalam. Di lobbi, dia bertemu Dae Han yang menuju keluar. Pak Jung minta penjelasan, apa benar Dae Han mata-mata Woods.

Dae Han menghela nafas. Ia berdalih, bahwa ia hanya berusaha memediasi Woods dan Pasar Inju.

Dae Han : Tapi benar juga aku berpikir mendapatkan uang terbanyak dari mereka adalah pilihan terbaik jika kita tidak bisa mencegah mal itu dibangun.

Pak Jung kesal mendengarnya.


Soo Hyun ke toko kue, memberi sekotak tiramisu.


Pak Jung melajukan mobil Dae Han. Ia berniat membawa Dae Han ke suatu tempat.

Dae Han tanya, mereka mau kemana?

Pak Jung : Kau akan tahu saat kita tiba.


Soo Hyun di bis, dalam perjalanan ke suatu tempat.

Melihat tiramisunya,, Soo Hyun ingat Ji Hyun.


Ya, Ji Hyun sangat suka tiramisu. Soo Hyun dan Ji Hyun sama2 menunggu bis saat itu. Ji Hyun hendak mal, mengembalikan barang yg dibeli Soo Hyun. Sementara Soo Hyun akan pergi kencan dgn Dae Han. Ji Hyun minta dibelikan tiramisu sepulang Soo Hyun kencan.

Soo Hyun : Cukup. Jangan khawatir. Kakak akan membawanya apa pun yang terjadi.


Bis Ji Hyun kemudian datang.

Ji Hyun : Jangan hanya menonton filmnya, ya?

Soo Hyun : Apa yang kau ocehkan? Pergilah.

Ji Hyun : melambaikan tangannya dan tersenyum.

Ji Hyun : Sampai jumpa.

Flashback end...


Pak Jung membawa Dae Han ke pohon Ji Hyun.

Dae Han kaget. Ia tidak tahu Soo Hyun punya adik.

Pak Jung : Apa gunanya membicarakannya? Itu hanya akan menyakitinya. Sudah lebih dari 10 tahun, tapi Ji Hyun sepantaran putrimu.

Mendengar Ji Hyun sepantaran Da Jung,, barulah Dae Han mengerti kenapa Soo Hyun sangat menyayangi Da Jung.

Dae Han lantas bertanya penyebab kematian Ji Hyun.


Sambil menangis, Pak Jung cerita penyebab kematian Ji Hyun.

Pak Jung : Ji Hyun pergi ke mal. Tapi liftnya....

Pak Jung berhenti bicara.

Beberapa saat kemudian, Pak Jung bicara lagi. Ia memberitahu Dae Han, mal tempat lift yang dinaiki Ji Hyun jatuh adalah mal milik Woods.

Sontak Dae Han terkejut mendengarnya.


Pak Jung : Setelah kehilangan Ji Hyun seperti itu, yang Soo Hyun, ibunya, dan aku minta dari pasaraya hanyalah mereka menyelidiki apa yang terjadi dan menghukum orang yang bertanggung jawab. Tapi mereka hanya ingin mengompensasi kami dengan uang dan mengubur apa yang terjadi. Aku tahu tidak ada yang tidak bisa dibeli dengan uang, tapi bagiku, ada hal yang lebih penting daripada uang. Ada hal-hal yang tidak bisa kau tukar dengan uang. Hal yang tidak bisa kutukar dengan uang... Kau setuju, bukan?

Tangis Pak Jung kembali pecah setelah memberitahu Dae Han, bahwa hari itu adalah hari peringatan kematian Ji Hyun.

Dae Han berkaca-kaca mendengarnya.


Tak lama kemudian,, Soo Hyun datang. Soo Hyun kaget melihat Dae Han.


Soo Hyun lantas meletakkan kuenya di bawah pohon.

Soo Hyun : Kudengar dalam perjalanan kemari. Benarkah kau bekerja untuk Mal Woods?

Dae Han minta maaf.

Marah, Soo Hyun menyuruh Dae Han pergi. Ia berkata, tempat itu adalah tempat berharga bagi keluarganya dan orang seperti Dae Han tak pantas berada disana.


Dae Han pun pergi. Sambil berjalan pergi, Dae Han teringat saat Soo Hyun memutuskannya tiba2. Barulah Dae Han sadar, alasan Soo Hyun meminta putus dengannya. Dae Han juga ingat saat Soo Hyun menolak naik lift. Saat itu ia fikir Soo Hyun mengidap klaustrophobia.


Soo Hyun berusaha menahan tangisnya sambil menatap foto Ji Hyun. Pak Jung mendekati Soo Hyun dan berusaha menguatkan Soo Hyun.


Usai dari pohon Ji Hyun, Dae Han bergegas menemui Kyung Hoon di restoran. Saat ia datang, ia melihat Kyung Hoon sedang makan.

Kyung Hoon : Duduklah. Aku mulai makan lebih dahulu. Aku terlalu tua. Aku terlalu lemah jika kadar gula darahku turun. Kau juga harus makan.

Dae Han : Aku sudah makan.

Kyung Hoon : Kurasa kita tidak cukup akrab untuk makan bersama, bukan? Apa yang terjadi? Kau tidak pernah menelepon.

Dae Han : Aku ingin menawarkan kesepakatan.

Kyung Hoon : Untuk apa?

Dae Han : Aku akan membantu Anda membangun sekolah internasional di lahan penjara. Sebagai gantinya, tolong cegah Mal Woods dibangun di sana. Anda cukup berkuasa untuk melakukan itu. Anda ketua Partai Nasionalis dan bekerja dengan Pengembangan Lahan.

Kyung Hoon : Kesepakatan hanya bisa dilakukan jika kedua pihak sama-sama untung. Aku akan rugi dalam kesepakatan ini.


Dae Han : Anda sungguh berpikir begitu? Jika kompleks perbelanjaan dibangun di sana, itu menjadi wilayah Wali Kota Jung. Tapi jika sekolah internasional dibangun di sana, itu menjadi wilayah anda.

Kyung Hoon : Itu menarik. Aku tidak tahan melihat Wali Kota Jung sukses.

Dae Han : Kalau begitu, kita sepakat?

Kyung Hoon : Belum. Tidak mudah mengubah bisnis yang perusahaan besar seperti Woods majukan.

Dae Han : Balasannya aku akan berusaha keras memasukkan sekolah internasional.

Kyun Hoon : Lalu apa? Apartemen upah rendah gagal. Itu terlalu mudah.

Dae Han : Lalu apa lagi yang harus kulakukan?

Kyung Hoon :Bagaimana kalau kau tidak ikut pemilu berikutnya?


Sontak Dae Han kaget mendengarnya.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment