The Great Show Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


Kyung Hoon minta Dae Han tidak ikut pemilu berikutnya, jika mau pembangunan Mal Woods dihentikan. Sontak Dae Han terkejut mendengarnya.

Dae Han : Anda baru saja bilang sendiri kesepakatan hanya bisa dilakukan jika kedua pihak sama-sama untung. Aku akan rugi terlalu banyak. Aku ragu Joon Ho ingin memenangi pemilu seperti itu.

Kyung Hoon : Baiklah. Aku akan memikirkan tawaranmu.


Dae Han lalu mengantarkan Kyung Hoon ke mobil.

Kyung Hoon masuk ke mobilnya, lalu menurunkan kacanya.

Kyung Hoon : Tapi bukankah kau sangat dekat dengan Walikota Jung?

Dae Han : Kami sangat dekat, tapi kami mengejar hal-hal berbeda.

Kyung Hoon : Itu benar. Kau harus berpisah jika menginginkan hal yang berbeda.

Dae Han : Benar. Aku bisa bergabung dengan siapa pun jika kita menginginkan hal sama.

Kyung Hoon tertawa, lalu menyuruh supirnya jalan.

Dae Han menatap kepergian Kyung Hoon dgn wajah kesal.


-Episode 12, Kesepakatan Tidak Adil-


Di mobil, Dae Han memikirkan kata-kata Soo Hyun saat di pohon Ji Hyun tadi.

Flashback...


Soo Hyun : Aku sudah dengar dalam perjalanan kemari. Benarkah kau bekerja untuk Woods Mall?

Dae Han : Maaf.

Soo Hyun : Tempat ini berharga bagi keluarga kami. Seseorang sepertimu tidak pantas berada di sini.

Flashback end...


Dae Han pun semakin pusing saat sms dari Wakil Ketua masuk ke ponselnya. Wakil Ketua menyuruhnya datang ke pasar besok dan meminta maaf kepada para pedagang

"... dan bekerjalah dengan baik sebagai penasihat kami." ucap Wakil Ketua.


Besoknya, Dae Han ke pasar. Para pedagang marah dan menolak kehadirannya.

Pak Jung dan Bu Yang terdiam melihat Dae Han diamuk warga

Begitu pun dgn Joon Ho dan Soo Hyun.


Wakil Ketua berusaha membujuk para pedagang untuk mendengarkan penjelasan Dae Han.

Seorang pedagang setuju dgn Wakil Ketua. Ia yakin, Dae Han punya alasan melakukan itu.

Tapi pedagang2 lain tidak setuju. Mereka merasa tidak ada yg harus didengarkan lagi dari Dae Han.


Dae Han yang sedari tadi diam saja mendengar amukan warga, kini mulai bicara.

Dae Han : Aku sungguh minta maaf. Aku akan menerima hukuman apa pun untukku, dan aku akan menebusnya. Aku akan berusaha keras menyelesaikan masalah Woods Mall.

Seorang pedagang melempari Dae Han dgn telur.

"Jangan beri kami omong kosong itu! Diam dan pergilah!" teriaknya.


Pak Jung yg dari tadi diam saja melihat warga mengamuk Dae Han, kini ikut bicara. Ia membela Dae Han.

Pak Jung : Dia bilang dia menyesal. Orang membuat kesalahan. Dia tidak membunuh orang. Kalian terlalu kejam. Suka atau tidak, Wi Dae Han adalah penasihat Pasar Inju yang kita pilih. Selama menjadi ketua aku akan terus mempekerjakannya. Jadi, tolong hentikan ini.


Pak Jung lalu menatap Dae Han dan sewot.

Pak Jung : Jangan hanya berdiri di sana seperti patung! Kau tidak mau ikut rapat? Ikut denganku.


Para pedagang mulai rapat, bersama Dae Han dan Joon Ho.

"Kita tidak bisa diam saja. Kita boleh mengutarakan pikiran! Mari kita protes di depan Woods mulai besok. Jika kata-kata tidak berhasil, kita harus protes." ucap pria berbaju hijau.


Namun pria berbaju merah tak setuju.

"Apa protes bisa mengubah sesuatu? Kita harus bernegosiasi sebisa mungkin..."

"Negosiasi apa? Mereka tidak menghargai kita! Apa mereka akan menghormati kita jika kita protes!" balas pria berbaju hijau.

"Apa itu? Jangan membentakku!" pria berbaju merah sewot.

Pak Jung pun menengahi mereka.

Pa Jung : Kita datang untuk menyusun rencana. Apa yang akan terjadi di antara kita jika bertengkar? Mari duduk dan memikirkan rencana.


Wakil Ketua meminta pendapat Dae Han dan Joon Ho.

Dae Han mau bicara tapi pria berbaju hijau tidak mau mendengar kata2 Dae Han.

"Aku tidak mau dengar dari pria yang menusuk kami dari belakang." ucapnya.

Pria berbaju hijau lalu meminta pendapat Joon Ho.


Joon Ho : Menurutku memprotes bukan cara yang bagus. Jika kita kasar, sentimen publik mungkin akan melawan kita.

"Kami bukannya bilang akan membuat keributan. Kami ingin memprotes secara legal dan adil. Kenapa sentimen publik berbalik melawan kami?" jawab pria berbaju hijau.


Wakil Ketua : Kau punya ide lain?

Joon Ho : Kurasa sebaiknya kita membuat proposal sendiri yang menguntungkan kita dan Woods.


Pak Jung menyusul Dae Han ke atap gedung.

Pak Jung : Kau diam saja selama rapat. Aku yakin kau punya ide.

Dae Han : Sejujurnya, aku setuju dengan Pak Kang dan memprotes tidak akan menyelesaikan apa pun.

Pak Jung : Aku sudah memikirkannya, dan bagaimana jika kita menelepon Jung Woo dan memintanya merekam kita protes dan mengunggahnya di internet? Dengan begitu, kami juga membersihkan nama kami.

Dae Han : Situasinya sangat berbeda dari saat itu.

Pak Jung : Lalu apa? Maksudmu kita harus menyerah dan tidak melakukan apa pun?

Dae Han tak bisa menjawab.

Pak Jung kesal, sial!


Tiba2, Dae Han dihubungi Da Jung.


 Dae Han pun langsung menemui Da Jung di kafe.

"Aku sudah dengar tentang adik Kak Soo Hyun dari Jung Woo. Kurasa dia sangat baik kepadaku karena aku mengingatkan dia kepada adiknya. Aku merasa sangat bersalah." ucap Da Jung dgn kepala menunduk.

"Kenapa?" tanya Dae Han.

"Yang kulakukan hanyalah menerima. Aku belum melakukan apa pun untuknya." jawab Da Jung.

"Maka kau bisa mulai sekarang." ucap Dae Han.


Da Jung pun menatap Dae Han.

Da Jung : Bagaimana? Seperti apa?

Dae Han : Tetaplah di sisinya. Aku yakin itu saja sudah sangat menenangkan.


Malamnya, Da Jung dan Soo Hyun tidur bersama.

Da Jung : Eonni, apa yang kau pikirkan?

Soo Hyun : Tidak banyak. Hanya beberapa hal. Kau?

Da Jung : Ibuku. Sudah kubilang, bukan? Kurasa yang di atas memberi kakak kepadaku sebagai ganti membawa ibuku secepat ini.

Soo Hyun : Aku ingat.


Da Jung menatap Soo Hyun.

Da Jung : Aku mengatakannya karena aku sangat bersyukur bahwa aku memiliki kakak di sisiku, dan itu membuatku merasa aman. Aku ingin begitu juga untuk kakak. Aku akan selalu berada di sisi kakak.

Soo Hyun balas menatap Da Jung. Soo Hyun : Aku juga.


Da Jung kemudian menggenggam tangan Soo Hyun.

Mereka pun tak saling bicara lagi dan terus berpegangan tangan.


Dae Han yg melampiaskan emosinya dgn memukul samsak, teringat kata-kata Walikota Jung yang ingin mempercepat pemungutan suara soal apartemen upah rendah.


Ia juga ingat kata-kata Walikota Jung yang berharap, sekolah internasional lah yg akan berdiri lahan penjara itu setelah apartemen upah rendah ditolak warga.


Kemudian ia ingat Walikota Jung bilang kalau Inju butuh kompleks perbelanjaan.


Terakhir ia ingat kata2 Walikota Jung yg menyuruhnya menjadi penasihat dan bekerja untuk pedagang.

Dae Han kesal. Ia sadar, selama ini sudah dibodohi Walikota Jung.


Paginya,, seluruh pedagang Pasar Inju dan dipimpin oleh Pak Jung demo di depan Kantor Woods.

Pak Jung : Batalkan pembangunan Mal Woods! Batalkan! Pasar Inju akan mati!


Di lokasi yg sama,, Jung Woo melakukan siaran langsung tentang demo menentang Mal Woods.

Jung Woo : Kalian mendengarkan keluhan pedagang di Pasar Inju. Woods Utong, yang kalian lihat di sini, berusaha memaksa masuk dan membangun Mal Woods tepat di Pasar Inju tanpa persetujuan pedagang.


Tak lama, siaran langsung Jung Woo dikomentari para netizen yg rata2 mendukung masuknya Mal Woods. Mereka menyebut mal lebih nyaman dari pasar tradisional. Mereka juga bilang, orang pasar itu kasar dan barang2 yg dijual juga mahal.

Jung Woo langsung sewot.

Jung Woo : Apa? Kasar? Barangnya mahal? Siapa? Di mana? Apa kalian pernah ke Pasar Inju?

"Kenapa aku pergi ke tempat kumuh seperti itu, bukan ke Mal Woods?" ucap salah seorang netizen.

"Kumuh?" Jung Woo tak percaya netizen mengatakan itu.

"Siapa yang pergi ke pasar di zaman sekarang?" tambah netizen lain.


Jung Woo pun lemas.

Pak Jung : Woods Utong menyalahgunakan kekuasaan mereka!


Di kantornya, Pak Lee menatap kesal ke arah Pak Jung cs. Lalu ia menikmati kopinya dan menertawakan mereka.


Walikota Jung memanggil Bong Joo ke ruangannya.

Walikota Jung : Bagaimana keadaan Dae Han belakangan ini?

Bong Joo : Kurasa dia tidak memprotes dengan mereka. Aku juga tidak melihatnya belakangan ini, jadi, tidak tahu, tapi kurasa dia berusaha membujuk mereka untuk tidak protes.

Walikota Jung : Itu akan melegakan. Selidiki. Pastikan dia tidak melakukan hal bodoh.

Bong Joo : Ya, Pak. Aku yakin dia tidak akan begitu, tapi aku akan terus mengawasinya.

Walikota Jung : Industri ini lebih sederhana dari dugaanmu. Semua bergantung pada koneksimu.

Bong Joo : Aku akan mengingatnya.

Walikota Jung : Pulanglah lebih cepat. Aku tiba-tiba ada pertemuan keluarga.

Bong Joo : Ya, Pak. Terima kasih. Nikmati waktu dengan keluarga anda.


Ternyata, Walikota Jung bukan ada pertemuan keluarga tapi dia menemui Kyung Hoon di sebuah bar.

Walikota Jung kesal mendengar aduan Kyung Hoon soal Dae Han.

Walikota Jung : Aku menerima si anak durhaka dan menjadikannya seperti sekarang, tapi dia menusukku dari belakang.

Kyung Hoon : Itu sebabnya orang tua kita bilang kita tidak boleh memercayai siapa pun yang bukan keluarga.

Walikota Jung : Aku tahu. Anak anjing itu masuk ke kandang harimau. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja. Kau bahkan cedera untuk mengatur ini. Jangan sampai dia merusaknya.

Kyung Hoon : Kita tidak perlu mengeluarkan kapak hanya untuk menangkap anak anjing. Kenapa tidak kau kekang saja dan jaga di sisimu?

Walikota Jung : Kau benar-benar di atasku.


Ponsel Walikota Jung kemudian berdering. Telepon dari Dae Han.

Kyung Hoon : Angkatlah, mari kita lihat apa yang akan dikatakan orang yang bukan keluarga.


Walikota Jung memencet tombol loudspeaker agar Kyung Hoon juga bisa mendengarnya.

Walikota Jung : Ada apa?

Dae Han : Para pedagang memprotes dan membuat keributan. Ini juga membuatku gila. Mereka sangat kesal hingga sulit dibujuk.

Walikota Jung : Aku bisa mengerti. Hidup mereka dipertaruhkan.

Dae Han : Tepat sekali. Tapi dimana kau?

Walikota Jung : Aku sudah pulang. Di rumah. Ini hari ulang tahun Ji Ho. Kami mengadakan pesta ulang tahun.

Dae Han : Benarkah? Kau seharusnya memberitahuku lebih awal. Biarkan aku bicara dengannya.

Walikota Jung : Kenapa?

Dae Han : Aku ingin menanyakan apa yang dia inginkan untuk ulang tahunnya.

Walikota Jung : Dia tidak butuh hadiah. Lupakan saja. Aku harus memotong kuenya. Mari mengobrol besok.


Walikota Jung memutus panggilan Dae Han. Ia kesal.

"Dia menusuk punggungku dan ingin membawa hadiah?" ucapnya.


Dae Han dan Bong Joo sendiri ada di depan sebuah bar.

Dae Han : Dia mengadakan pesta ulang tahun putranya di bar, bukan?

Flashback.....


Dae Han dan Bong Joo diam2 mengikuti Walikota Jung yg menuju suatu tempat.

Tak lama, mereka melihat mobil Walikota Jung masuk ke halaman bar.

Walikota Jung turun dari mobilnya dan bertemu Kyung Hoon yang juga baru datang di depan pintu.

Flashback end...


Sekarang,, Dae Han dan Bong Joo duduk di depan Sungai Han.

Dae Han : Wali Kota Jung bisa menemui Kang Kyung Hoon. Tentu.

Bong Joo : Tentu, wali kota bisa menemui perwakilan distrik.

Dae Han : Tepat sekali. Tapi kau asistennya. Jika dia tidak melakukan kesalahan, kenapa berbohong kepadamu?

Bong Joo : Itu karena aku dekat denganmu.

Dae Han : Kenapa Kang Kyung Hoon tiba-tiba bertemu dengan Han Soo? Saat dia bicara denganku soal betapa dia membencinya.

Bong Joo : Tapi aku ragu Wali Kota bekerja dengannya.







Dae Han : Mereka jelas bekerja sama. Hei. Kenapa warga memilih menentang apartemen upah rendah? Itu karena serangan palsu Kang Kyung Hoon. Aku yakin Han Soo sudah tahu. Hanya itu penjelasan yang masuk akal.

Bong Joo : Apa? Jika itu benar, sekolah internasional dan apartemen itu hanya pura-pura agar Mal Woods bisa masuk.

Dae Han : Ya, tepat sekali. Ini akan jauh lebih besar daripada dugaanku.

Bong Joo : Apa yang akan kau lakukan sekarang?

Dae Han : Jika Anggota Dewan Kang terlibat, ada hal lain di Mal Woods. Aku harus mencari tahu.

Bong Joo : Ini membuatku gila.


Dae Han : Untuk saat ini, berpura-puralah tidak tahu apa pun. Aku jelas berada di pihak yang salah.

Ponsel Dae Han berdering, telepon dari Pak Lee.


Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment