The Great Show Ep 13 Part 2

Sebelumnya...


Dae Han dan Bong Joo pergi ke RS Sunghan.

Bong Joo : Ini sangat membuat frustrasi. Entah apa ini akan berakhir seperti pemilu terakhir.

Dae Han hanya menghela nafas mendengarnya.


Mereka lantas bergegas ke meja resepsionis.

Dae Han : Bisa beri tahu aku di mana Hwang Jae Hoon dirawat?

Tepat saat itu, ibu Jae Hoon keluar dari kamar bersama seorang suster.

Suster : Butuh beberapa jam sebelum dia sadar.

"Apa putraku akan baik-baik saja?"

"Operasinya berjalan lancar, jadi, dia akan baik-baik saja."

"Terima kasih untuk semuanya."

Suster berlalu.


Ibu Jae Hoon melihat Dae Han dan Bong Joo. Sontak, emosinya langsung meledak.

Seketika, orang-orang langsung berkumpul melihat keributan itu.

Ibu Jae Hoon : Sedang apa kau di sini! Berani sekali kau datang ke sini!

Dae Han : Aku sungguh minta maaf. Apa Jae Hoon baik-baik saja?

Ibu Jae Hoon : Bagaimana bisa anak laki-laki yang perutnya pecah baik-baik saja! Menyerangnya dengan pensil mekanis belum cukup! Sekarang dia bersekongkol dengan yang lain untuk memukuli putraku!  Bagaimana bisa manusia melakukan itu! Bagaimana bisa!


Ibu Jae Hoon lalu mengambil keranjang berisi buah di tangan Dae Han dan membantingnya ke lantai.

Dae Han hanya bisa terdiam.

Ibu Jae Hoon : Aku tidak ingin melihatmu atau putramu! Menyingkirlah dari hadapanku!

Ibu Jae Hoon lantas kembali ke kamar Jae Hoon.


Bong Joo memungut buah2an yg diserakkan ibu Jae Hoon di lantai. Setelah membeku beberapa saat, barulah Dae Han membantu Bong Joo mengutip buah2 itu.

Bong Joo : Kuharap ini tidak menarik perhatian media sampai seleksi nomine selesai.

Dae Han : Kita akan menghentikannya.


Tapi sayangnya, seseorang merekam mereka diam-diam.


Sekarang, Dae Han dan Bong Joo sudah tiba di rumah.

Da Jung tanya apa yg akan terjadi pada Tak?

Song Yi : Kak Tak akan dipenjara?

Dae Han : Tidak. Tidak ada penjara. Jangan khawatir. Jika Tak jujur, tidak akan ada masalah.

Da Jung : Dia mungkin mengatakan yang sebenarnya. Tak mungkin bodoh, tapi dia tidak akan berbohong.

Dae Han : Setelah korban bangun dan bersaksi, semua akan baik-baik saja.

Bong Joo : Tapi aku tidak mengerti. Bagaimana bisa mereka menjebak Tak dengan begitu berani?

Dae Han : Mungkin mereka takut dan mengatakan apa yang terlintas di benak mereka.


Bong Joo : Anggota Dewan Wi, sekarang bukan saatnya mencemaskan Tak.

Dae Han bingung, apa?


Di kamar, Dae Han dan Bong Joo melihat tulisan ibu Jae Hoon di media.

"Semalam, putraku harus dioperasi karena usus yang pecah. Putraku adalah korban perundungan dan kini tidak sadar! Tolong! Itu karena dia dipukuli sekelompok teman sekelasnya. Yang lebih membuatku marah adalah fakta bahwa ketua grup ini adalah putra mantan anggota Dewan yang dikenal sebagai Ayah Nasional. Beberapa pekan lalu, si Pelaku menusuk putraku dengan pensil mekanis. Tolong bantu agar orang yang menyerang putraku sekali lagi tanpa penyesalan, meninggalkannya dengan luka parah, membayar tindakannya."


Paginya,, semua orang membaca artikel Dae Han ttg Tak.

Soo Hyun yg duduk di bus juga membaca artikel itu.

"Anggota Dewan Wi Dikritisi karena Buah"
"Tampak Lebih Penting Baginya daripada Anak Orang Lain"

Begitulah judul2 artikel itu.


Soo Hyun lalu membaca kolom komentar.

"Astaga, keluarga macam apa ini?"
"Dia harus mengurus keluarganya dengan lebih baik sebelum politik."
"Karena inilah Hukum Anak harus dihapuskan."

Soo Hyun hanya bisa menghela nafas membacanya.


Di kamarnya,, Dae Han berusaha menjelaskan pada reporter yang menghubunginya kalau Tak tidak memukul siapapun. Tapi sepertinya reporter2 itu tidak mau mendengarnya.

Bong Joo menatap Dae Han iba.


Soo Hyun dan tim nya juga membahas kasus Tak.

Penulis Ahn : Peringkat kata kunci paling populer adalah penghapusan Hukum Anak.

Penulis Ma lalu menunjukkan video Tak menusuk Jae Hoon dgn pensil yg kini viral.

Soo Hyun : Mari tunggu sampai kita tahu kebenarannya. Tak bilang dia tidak memukulinya.


PD Koo masuk.

PD Koo : Aku yakin kalian tahu skandal Anggota Dewan Wi. Kami sudah dapat perintah Direktur.

Soo Hyun : Apa katanya?

PD Koo : Kita harus mengganti panelis.

Soo Hyun : Ini masih terlalu dini. Kita bahkan tidak tahu apakah Tak adalah bagian dari penyerangan.

PD Koo : Periksa Papan Bulletin. Pemirsa meminta kita untuk menyingkirkan Wi Dae Han.

Soo Hyun : Kita tidak boleh terlibat dalam asal tuduh media.

Penulis Ma : Dia benar. Bagaimana kita akan mendapatkan panelis lagi?

PD Koo : Jujur saja. Tiada hari berlalu dengan tenang sejak Anggota Dewan Wi datang.


Soo Hyun : Ayolah! Kau senang sekali karena rating acara kita naik!

PD Koo : Kau pikir aku ingin melakukan ini? Kau seharusnya melihat bagaimana aku dimarahi Direktur.


Jae Hoon sudah sadar. Sang ibu mengaku, lega operasi Jae Hoon berjalan lancar.

Tiba2 Dae Han datang. Ibu Jae Hoon langsung marah2 lagi.

"Beraninya kau, kau sebut dirimu manusia?  Berani sekali kau datang ke sini!"

"Aku mengerti kenapa kau marah. Tapi bisakah aku bicara sebentar dengan Jae Hoon...

"Jae Hoon sudah memberitahuku. Tak adalah yang terburuk."

Dae Han kaget, apa?

Dae Han : Itukah yang dia katakan?

"Tentu saja! Kenapa? Menurutmu dia berbohong, seperti seseorang?"


Dae Han lalu menanyakan sendiri pada Jae Hoon. Jae Hoon pun mengatakan iya kalau Tak yg memukulinya.

Dae Han tidak percaya, Jae Hoon.....

Ibu Jae Hoon mendorong Dae Han keluar dan meminta Dae Han tidak mengganggunya lagi.


Pak Baek menggunakan kasus Tak untuk menjegal Dae Han ke dewan.

Pak Baek : Kita telah melihat bangkitnya standar moral yang diharapkan orang-orang dari para politisi. Aturan partai kami adalah mengecualikan para nomine yang menunjukkan tanda-tanda ketidakcakapan dalam moralitas.


"Berita terbesar hari ini adalah bagaimana putra Anggota Dewan Wi memukuli teman sekelasnya. Apa peraturan kalian juga berlaku untuk bukan hanya anggota partai,
tapi juga keluarga mereka?" tanya seorang reporter.

"Kurasa kita tidak bisa memisahkan nomine dan keluarga. Jika anggota keluarga kandidat bersikap melawan standar moral masyarakat kita, itu akan dianggap serius dalam seleksi nomine kami." jawab Pak Baek.

"Kapan anda akan mengumumkan kandidatnya? tanya reporter lain.

"Aku akan mengumumkannya nanti." jawab Pak Baek.


Dae Han ke kantor polisi dan melihat Tak duduk di sel dgn wajah resah. Tak hanya Tak, tapi ketiga anak-anak yg mengompas Tak, juga ada disana.


Dae Han lalu bicara dgn Tak di ruang interogasi.

Dae Han : Jae Hoon juga bilang kau memukulnya paling parah. Kau yakin tidak melakukannya?

Tak : Kubilang tidak. Dia berbohong.

Dae Han : Kenapa dia berbohong? Dia bilang siapa yang memukulnya karena marah sudah dipukuli!

Tak : Sungguh, aku tidak melakukannya. Saat aku tiba setelah mendapat pesan dari yang lain, Jae Hoon sudah tergeletak di tanah.

Flashback...


Dan memang benar, Tak tidak terlibat.

Saat tiba2 disana, Tak sudah tergeletak.

Anak2 yg mengompas Jae Hoon lah yang memukuli Jae Hoon, lalu meninggalkan Jae Hoon yg terluka parah.

Flashback end...


Tangis Tak keluar.

Tak : Aku menelepon 911 karena tidak bisa meninggalkannya di sana. Tolong percayalah kepadaku.

Dae Han : Anak-anak lain bilang mereka menelepon 911 karena kau memukulinya sampai dia terjatuh.

Tak : Kenapa anda tidak bisa memercayaiku padahal bisa memercayai mereka? Apa karena aku tidak punya hubungan darah dengan anda?

Dae Han : Apa?

Tak : Aku mendengar apa yang anda katakan kepada Kak Da Jung saat anda mengusir kami. Itu yang anda katakan.

Flashback....


Tak mendengar saat Da Jung bicara berdua dgn Dae Han di kamar.

Dae Han : Meski aku ayah kandungmu, aku sama sekali tidak berhubungan dengan adik-adikmu. Aku tidak punya kewajiban menampung mereka.

Flashback end...


Tak : Meskipun Da Jung benar-benar putri anda, kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan anda.

Dae Han terdiam mendengarnya.


Dae Han bersama Bong Joo berjalan bersama menuju pintu keluar.

Bong Joo : Akan ada banyak wartawan di luar. Seluruh negeri mengawasimu, jadi, jangan bicara, ya?


Dae Han tiba2 teringat kata-kata yg ia ucapkan pada Dong Nam saat mengantar Dong Nam pergi setelah memberikan uang ke Dong Nam.

Dae Han : Ya, mereka berharga. Lalu kenapa kau memperlakukan mereka seperti sampah?

Dong Nam : Kau pasti berpikir kau ayah hebat karena orang-orang memujimu, tapi kau dan aku sama-sama orang berengsek yang memanfaatkan anak-anak.

Dae Han : Aku juga bukan orang baik, tapi kurasa aku lebih baik darimu. Aku akan menjadi ayah anak-anak menggantikanmu.

Flashback end....


Setibanya diluar, mereka langsung dikepung para reporter.

Reporter : Korban bersaksi bahwa putra anda menyerangnya. Apa pendapatnya soal itu?

Dae Han diam saja.

Reporter : Rakyat kini menuntut agar Hukum Anak dihapuskan. Bisa beri tahu kami pendapat anda? Anda tetap diam. Apa itu artinya anda mengakui serangan yang dilakukan putra anda?

Barulah Dae Han bicara.

Dae Han : Tidak. Aku tidak mengakuinya. Putraku dengan jelas mengatakan dia tidak memukuli korban, dan aku sangat memercayai ucapannya.


Bong Joo pun sebal melihat Dae Han bicara padahal sudah ia larang.


Reporter : Maksud anda korban berbohong? Bagaimana anda bertanggung jawab jika ternyata itu benar?

Dae Han : Aku akan bertanggung jawab penuh sebagai orang tuanya. Aku juga akan menerima kritik masyarakat.

Reporter : Menurut anda apa alasan kekerasan yang dilakukan putra anda terus-menerus?

Dae Han tidak menjawab lagi dan bergegas pergi.


Di mobil, Bong Joo memarahi Dae Han karena menjawab pertanyaan reporter.

Bong Joo : Bagaimana jika Tak berbohong?

Dae Han : Hanya aku yang bisa diandalkan Tak. Setidaknya aku harus memercayainya.

Bong Joo : Tapi ini berlebihan! Karier politikmu bergantung pada hal itu.

Dae Han : Karena kita sudah sejauh ini, Tak dan aku berada di perahu yang sama.

Bong Joo : Apa maksudmu?

Dae Han : Jika aku tidak bisa membuktikan Tak tidak bersalah, Wi Dae Han, si Politisi, tamat riwayatnya.


Bong Joo : Lalu bagaimana denganku? Apa yang harus kulakukan?

Dae Han : Itu bukan masalahku.

Bong Joo : Apa?

Dae Han : Menurutmu apa yang harus kau lakukan? Kau juga di pihak yang sama, jadi, kau harus bekerja denganku. Dan membuktikan Tak tidak bersalah.

Bong Joo :  Sial! Aku pernah memilih pihak yang salah dan ini yang kudapatkan?

Dae Han : Berhentilah merengek, ya?


Teman2 Da Jung mencemaskan Tak. Ia tanya ke Da Jung, apa Tak masih ditahan polisi?

Da Jung : Ya.

"Adikmu bilang dia tidak memukulnya, jadi, aku yakin dia akan dibebaskan."

Tapi teman2 Min Ji malah mengatai Da Jung.

"Ini sebabnya penting untuk datang dari keluarga baik-baik. Aku tahu. Kakak yang nakal dihamili, dan adiknya seorang perundung yang ditangkap karena memukuli temannya."


Da Jung ingin membalas tapi dihentikan temannya.

"Jangan lakukan itu. Abaikan saja mereka."

Teman2 Min Ji terus mengoceh.

"Atau apa lagi? Adikmu akan menyuruh para perundung memukuli kami?"


Min Ji diam saja. Sesekali, ia menatap Da Jung dgn wajah resah. ^Min Ji tahu sesuatu gaes^

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment