Skip to main content

Selection : The War Between Women Ep 7 Part 3

Sebelumnya...


Kyung langsung ke kamar ibunya. Sang ibu yang tadinya baringan, langsung duduk begitu melihat Kyung dan memasang muka memelas.

Kyung : Apa kau sakit, Bu?

Daebi : Tubuhku sakit karena hatiku sakit.


Wangdaebi datang.

Wangdaebi : Kudengar kau jatuh sakit, Ibu Ratu.

Daebi hendak berdiri, memberi hormat.

Wangdaebi : Tidak apa-apa, duduk lah.


Daebi menangis.

Daebi : Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku pikir aku bosan dengan kehidupanku di istana di mana aku tidak punya siapa pun untuk diandalkan.

Wangdaebi : Apa maksudmu, tidak ada yang bisa diandalkan? Kau memiliki keluarga yang sepenuhnya mendukungmu.

Daebi : Sebuah keluarga hanya bisa melakukan banyak hal. Aku hanya... orang-orangan sawah yang bahkan tidak bisa memilih menantu perempuannya sendiri. Aku ingin menyalahkan mantan raja yang meninggalkanku. Istrinya bahkan tidak berguna, tidak seperti seperti Nyonya Jung. Jika ini nasibku, dia seharusnya membawaku bersamanya.

Mendengar itu, Kyung dan Wangdaebi mengerti apa masalahnya.

Wangdaebi : Jika kau benar-benar ingin bermain sebaga ibu mertua, aku harus membiarkanmu.


Kyung hanya menghela nafasnya. Ia paham siapa menantu pilihan sang ibu.


Wangdaebi memanggil Nyonya Jung. Nyonya Jung masuk.

Wangdaebi : Buat Ratu Ibu mengambil alih putaran kedua seleksi lagi.

Nyonya Jung kaget, apa?

Tapi Nyonya Jung mengerti dan melaksanakan perintah Wangdaebi.


Para gadis menunggu di ruang tunggu.  Nona Park dan Song Yi sibuk berdandan, sementara Nona Bang, Nona Ha, Young Ji dan Eun Bo kumpul bersama.

Nona Bang tanya ke Young Ji, apa Young Ji ingat minum tadi malam.

Young Ji bingung, maaf?

Nona Bang : Serius, kau gelandangan sekali.

Young Ji :Apakah aku melakukan kesalahan secara kebetulan?

Nona Ha : Bagaimanapun, sudah lama sejak kita memasuki istana. Kenapa kita tidak mendengar berita apa pun?

Nona Bang : Aku tahu. Memiliki beberapa. Aku membuat beberapa karena aku mendengar kacang pinus baik untuk mengatasi rasa gugup.


Nona Bang lalu memberikan kacang buatannya ke Young Ji lebih dulu.

Nona Ha : Nona Bang rupanya membuatnya sendiri.

Eun Bo : Kau membuatnya sendiri?

Nona Bang Aku kira aku bisa mengatakan bahwa aku seorang juru masak yang cukup baik.


Song Yi mengarahkan cerminnya Eun Bo.


Young Ji memberikan kacang di tangannya ke Eun Bo.


Eun Bo teringat racauan Young Ji saat mabuk semalam.

"Siapa kau? Kenapa kau kembali?" tanya Young Ji.

Ditatap Eun Bo seperti itu, Young Ji heran dan tanya apa ada yg aneh di wajahnya.

Eun Bo : Tidak.

Eun Bo lalu berterima kasih atas kacangnya.


Daebi senang saat diberitahu pelayannya kalau ia ikut terlibat dalam seleksi babak kedua.

"Anda diharuskan memilih menantu anda sendiri." ucap pelayan.

Man Chan yg mendengar itu juga ikut senang.

Man Chan : Lakukan saja sesuai keinginanmu. Diskualifikasi siapa pun yang kau inginkan dan pastikan yang kau inginkan lulus.


Tapi Daebi dan Man Chan kaget saat pelayannya bilang, ia akan memilih tanpa melihat wajah kandidat.


Nyonya Jung masuk ke ruang tunggu dan memberitahu para kandidat misi untuk putaran kedua.

Asisten Nyonya Jung tampak memegang sebuah toples yang berisi gulungan kertas.

Nyonya Jung : Ini penting untuk pemimpin wanita di pengadilan, untuk membantu keluarga kerajaan. Mulai sekarang, kau akan memenuhi kewajiban anak Ratu Ibu yang sakit. Dan seperti biasa, keputusannya akan dibuat seadil mungkin. Dalam toples ini, ada misi yang harus Anda selesaikan secara individual. Petugas pengadilan di luar akan membantu kalian.

Para kandidat mulai maju, mengambil gulungan mereka.

Ada yg senang, ada juga yg tidak.


Nona Bang senang dengan misinya dan bergegas melaksanakannya.


Nona Park kesal.

Nona Park : Dimana aku seharusnya menemukan hydrangea dalam cuaca dingin ini?

Nona Park juga pergi.


Eun Bo yang berikutnya pergi.

"Dimana dapur kerajaan?" tanya Eun Bo.

"Saya ditugaskan sebagai asisten anda, Nyonya Hong." jawab pelayan Daebi.


Eun Bo pun pergi bersama pelayan Daebi.

Sampai diluar, Eun Bo yang berjalan bersama pelayan Daebi menuju dapur kerajaan, bertemu Kyung yang hendak menuju suatu tempat di dalam istana.

Kyung menatap Eun Bo penuh kerinduan di matanya.

Tapi..... ia berjalan melewati Eun Bo dan bersikap cuek.


Young Ji yang juga kebetulan lewat bersama salah satu petugas pengadilan yang ditugaskan menjadi asistennya, terkejut begitu papasan dengan Kyung. Spontan, dia langsung memberi hormat tapi karena tidak siap, ia terjatuh ke belakang.

Kyung mengulurkan tangannya, membantu Young Ji berdiri.

Young Ji : Permintaan maaf saya, Yang Mulia.


Kyung : Kudengar kau berhasil melewati babak pertama. Harap berhati-hati dalam semua yang kau lakukan. Jangan sampai dirimu dalam bahaya.

Tapi Kyung mengatakan itu, sambil menoleh ke Eun Bo.


Eun Bo yang tidak suka melihat Kyung perhatian ke Young Ji, mengajak pelayan Daebi pergi.


Young Ji : Yang Mulia, ketika aku pertama kali datang ke istana sebagai Yedong, kau membantuku seperti yang kau lakukan saat ini juga. Kau memarahiku saat itu juga. Aku akan bekerja keras. Aku akan bekerja lebih keras daripada orang lain.

Eunuch Hwang sengaja batuk2 mendengarnya.

Kyung yang paham maksud Eunuch Hwang, menyuruh Young Ji pergi.


Kyung lalu kembali berjalan.

Kyung : Berhenti pura-pura batuk dan pergi memeriksa gadis itu sebagai gantinya.

Eunuch Hwang pura-pura bego.

"Gadis yang mana?"

"Wanita mana menurutmu yang aku perhatikan?" tanya Kyung.


Dari balik temboknya, Jae Hwa melihat dua pria suruhan Kyung yg berdiri di depan kediamannya.

Jae Hwa lantas berbalik dan memanggil pelayannya yg berdiri di belakangnya sejak tadi.

Jae Hwa : Ikut denganku.


Pelayan Jae Hwa kemudian pergi, melewati kedua pria itu.

Salah satu dari mereka mau mengikuti tapi ditahan yang satunya.


Ternyata, pelayan Jae Hwa pergi ke kediaman Ja Yong, membawa surat kiriman Jae Hwa.

Ki Ho juga ada disana. Ki Ho tanya, surat apa yang dikirim Jae Hwa.

Ja Yong : Raja tampaknya memata-matai dirinya.

Ki Ho kaget, apa maksudmu? Memata-matai? Untuk alasan apa?


Ja Yong tidak menjawab dan mulai merasakan Kyung ancaman mereka.

Bersambung ke part 3.....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...