Man Chan terkejut, Yang Mulia benar-benar memperingatkan anda seperti itu?
Daebi : Dia tidak hanya mengatakan itu. Dia benar-benar bertekad untuk menghancurkanku.
Man Chan : Dia berusaha mengorbankan ibunya sendiri karena seorang wanita. Astaga... Bagaimana dia bisa meninggalkan tugas berbakti sebagai seorang putra?
Daebi : Jika sesuatu yang buruk terjadi padaku karena itu, kau pikir keluarga Kim akan baik-baik saja? Entah bagaimana caranya, carilah solusi. Apa pun yang diperlukan!
Man Chan dan saudara-saudaranya, serta putranya langsung rapat membahas ancaman Kyung.
"Mungkin Raja hanya menggertak untuk mengejar kita." ucap Tuan Kim.
"Apakah kau tidak kenal bagaimana sifat dia? Dia tidak tahu bagaimana merencanakan melawan seseorang seperti itu. Dia berusaha untuk menghormati ibunya." jawab Man Chan.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Hyung Chan.
"Apa maksudmu, "apa yang harus kita lakukan?" Sepertinya dia sudah memperingatkan kita untuk tidak melakukan apa pun." jawab Hong Sik.
"Sejak kapan itu menghentikan kita? Tapi... kita juga tidak bisa terlalu terburu-buru." ucap Tuan Kim.
"Selama kita bisa membungkam nyonya pengadilan yang memberitahunya, semuanya akan baik-baik saja." jawab Man Chan.
"Bagaimana kita bisa membungkamnya? Semuanya akan berakhir jika dia dikirim ke Biro Investigasi Kerajaan. Tidak peduli seberapa baik dia menanggung kejamnya siksaan, dia tidak akan bisa bertahan selama itu." ucap Tuan Kim.
"Jadi maksudmu kita harus menculiknya sebelum dia ditangkap. Dan bagaimana kita melakukannya? Dan di mana kita akan menyimpannya bahkan jika kita melakukannya?" tanya Hyung Chan.
"Ini untuk tindakan pencegahan. Akan lebih baik untuk memotong akarnya sepenuhnya." jawab Tuan Kim.
"Aku tidak tahu apakah Ibu Suri akan mengizinkannya." ucap Man Chan.
"Aku yakin dia akan melakukannya. Keluarga Kim akan hancur." jawab Tuan Kim.
"Hyungnim, putaran seleksi ketiga akan dimulai besok. Dia perlu melakukan sesuatu dengan cepat, tidak peduli apa itu." ucap Hyung Chan.
Tuan Kim menatap Man Chan. Man Chan diam saja dan mulai berpikir.
Wangdaebi diberitahu, bahwa misi babak ketiga harus diputuskan olehnya.
Wangdaebi menghela nafas dan menatap kertas kosong di depannya.
Eun Bo tiba di kediaman Ki Ho. Begitu turun dari tandu, Yeo Wool memberitahunya bahwa Ja Yong ada disana.
Eun Bo menghela nafas, lalu segera masuk ke dalam.
Ja Yong : Aku mendengar kau memiliki banyak pertanyaan untukku.
Eun Bo : Kenapa kau berbohong padaku? Aku mendengar Raja membuat ayah kabur untuk menyelamatkan ayah.
Ja Yong : Apa pentingnya hal itu?
Eun Bo : Bagaimana ini tidak penting? Raja tidak berusaha membunuh ayah.
Ja Yong : Lalu? Apakah ada yang berubah? Ayahmu menjadi korban Raja dan dia mati mengikuti perintah Raja. Apa kau termakan mulut manisnya?
Eun Bo : Tidak seperti itu. Karena kau membuatku meragukannya dengan berbohong ...
Ja Yong : Bagiku, semua itu benar. Rajalah yang membunuh Kang Yi Soo. Dia adalah teman lamaku dan seseorang yang telah berbagi mimpi denganku! Dia dibunuh oleh Raja.
Eun Bo : Maksud anda mimpi tentang apa itu? Mengapa anda tidak bisa berbicara denganku dengan jelas tentang hal itu? Tolong beritahu padaku semuanya tanpa ada yang disembunyikan. Katakan padaku apa tujuanmu dan mengapa markas bersenjata itu lengkap? Dan apa yang bisa anda capai dengan menjadikanku Ratu? Aku perlu tahu sekarang.
Ja Yong : Besok adalah awal dari seleksi babak ketiga, kan? Kau harus bersiap untuk itu sekarang. Aku akan memberitahumu segalanya saat seleksi berakhir.
Ja Yong pun pergi. Eun Bo menghela nafas kesal menatap kepergian Ja Yong.
Gae Pyong kembali ke kediaman Heung Gyeon.
Young Ji yang melihat Gae Pyong senang dan bergegas mengikuti Gae Pyong.
Gae Pyong sendiri menemui Heung Gyeon. Ia melaporkan dimana Yeon yg asli tinggal.
Heung Gyeon : Awasi dia dengan cermat untuk saat ini. Aku yakin dia akan berguna ketika saatnya tiba.
Gae Pyong : Baik, Tuan.
Heung Gyeon : Ngomong-ngomong, Raja terlalu pendiam sejak dia menangkap pemilik Agensi Buyong. Sudah waktunya baginya untuk mulai menginterogasi pria itu sendiri.
Gae Pyong : Aku akan mencari tahu menggunakan mata-mata yang aku simpan di Biro Investigasi Kerajaan.
Heung Gyeon : Cobalah untuk berhati-hati dalam segala hal yang kau lakukan. Jika sewaktu-waktu kau tertangkap, semua orang akan tahu bahwa akulah yang menodongkan pistol ke Raja. Jika itu terjadi, Young Ji juga akan terancam bahaya.
Tanpa mereka sadari, Young Ji mendengar pembicaraan mereka. Young Ji syok.
Gae Pyong lantas keluar dan terkejut melihat Young Ji di depan pintu.
Young Ji ingin menemui ayahnya tapi dihalangi Gae Pyong.
Di halaman, Young Ji menampar Gae Pyong yang nyaris membunuh Kyung.
Young Ji : Mengapa kau melakukan itu? Beraninya kau melakukan itu pada Yang Mulia? Apakah kau tahu apa yang telah kau lakukan? Apakah kau tahu betapa berartinya dia bagiku? Apakah kau tahu betapa berharganya dia untuk aku?
Young Ji lantas jatuh dan terduduk dan menangis.
Young Ji : Bagaimana kau bisa melakukan itu?
Young Ji lantas mencemaskan dirinya jika hal itu terungkap. Ia takut, kesempatannya menjadi Ratu akan hilang dan ia tak akan pernah bisa mendekati Kyung lagi jika Kyung tahu ayahnya lah dalang dibalik peristiwa tragis itu.
Gae Pyong : Itu tidak akan pernah terjadi. Jika suatu hari aku tertangkap, aku akan menggigit lidahku dan mati secepatnya. Nona tidak akan pernah mendengarku menyebutkan nama nona pada Yang Mulia.
Young Ji : Bisakah kau benar-benar menepati janji itu?
Gae Pyong mengangguk.
Wal mulai dibawa ke Biro Investigasi, sebagai seorang petugas. *Cieee*
Wal dibawa ke sebuah ruangan oleh petugas yang membukakan pintu penjara untuknya waktu itu.
Tak lama, seorang petugas lain datang.
"Kau ingin melihatku?" tanya petugas itu.
Dan petugas yang membukakan pintu penjara untuk Wal, mengenalkan Wal pada petugas itu.
"Dia adalah perwira baru yang akan menjadi mitramu mulai hari ini. Ajari dia dengan baik sehingga dia tidak berada di sisi Ketua yang salah."
Petugas itu kaget, orang ini? Dialah perwira barunya?
Wal pun mengejar partnernya keluar.
Wal : Kuharap kita bisa rukun mulai sekarang. Kita sudah sering bertemu sejak aku adalah pemilik Agensi Buyong." ucap Wal.
Wal lalu mengajaknya berjabat tangan tapi tangannya malah ditepis.
"Mari kita coba untuk tidak terlalu jauh. Lagi pula, siapa yang memberimu pekerjaan ini? Bagaimana dengan agensi-mu?"
"Cobalah untuk tidak terlalu penasaran. Jika aku katakan, kau akan pingsan karena kaget." jawab Wal.
Wal kemudian menunjuk ke sebuah arah.
Wal : Apa kau tahu hal yang di sana itu? Untuk apa tempat itu?
"Itu kantor untuk atasan. Jika kau pergi ke sana, itu area interogasi. Dan jika kau pergi ke sana, ada kantor ketua." jelas partnernya.
Senior mereka datang dan langsung menendang kaki Wal.
"Aku pernah mendengar. Dulu kau berada di balik jeruji besi. Aku tidak tahu bagaimana kau berhasil bergabung dengan Biro Investigasi Kerajaan tapi lebih baik kau persiapkan dirimu. Aku benci orang-orang yang datang ke sini melalui koneksi." ucap senior mereka lalu pergi.
Partner Wal merangkul Wal.
"Jadi dia...."
Wal pun menyingkirkan tangan partnernya dari bahunya.
Wal : Kau tidak perlu memberi tahu padaku. Dia salah satu hama itu, bukan?
Heung Gyeon bertemu dengan Tuan Kim.
Tuan Kim : Kau berjanji untuk berbagi informasi denganku. Kau ingat itu, kan?
Heung Gyeon : Kupikir kita berdua bisa merasakan manfaatnya jika ini tentang Nona Hong. Itu sebabnya aku ingin bertemu denganmu.
Tuan Kim : Apakah kau menemukan sesuatu?
Heung Gyeon : Gadis itu bukan Hong Yeon. Dia adalah Ratu yang sudah mati.... Maksudku, Putri Kang Yi Soo hidup kembali.
Tuan Kim : Apakah ada bukti?
Bersambung ke part 4.....
Nggk sabar dgn cerita selanjutnya