Skip to main content

Selection : The War Between Women Ep 8 Part 3

Sebelumnya....


Man Chan terkejut, Yang Mulia benar-benar memperingatkan anda seperti itu?

Daebi : Dia tidak hanya mengatakan itu. Dia benar-benar bertekad untuk menghancurkanku.

Man Chan : Dia berusaha mengorbankan ibunya sendiri karena seorang wanita. Astaga... Bagaimana dia bisa meninggalkan tugas berbakti sebagai seorang putra?

Daebi : Jika sesuatu yang buruk terjadi padaku karena itu, kau pikir keluarga Kim akan baik-baik saja? Entah bagaimana caranya, carilah solusi. Apa pun yang diperlukan!


Man Chan dan saudara-saudaranya, serta putranya langsung rapat membahas ancaman Kyung.

"Mungkin Raja hanya menggertak untuk mengejar kita." ucap Tuan Kim.

"Apakah kau tidak kenal bagaimana sifat dia? Dia tidak tahu bagaimana merencanakan melawan seseorang seperti itu. Dia berusaha untuk menghormati ibunya." jawab Man Chan.


"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Hyung Chan.

"Apa maksudmu, "apa yang harus kita lakukan?" Sepertinya dia sudah memperingatkan kita untuk tidak melakukan apa pun." jawab Hong Sik.


"Sejak kapan itu menghentikan kita? Tapi... kita juga tidak bisa terlalu terburu-buru." ucap Tuan Kim.

"Selama kita bisa membungkam nyonya pengadilan yang memberitahunya, semuanya akan baik-baik saja." jawab Man Chan.

"Bagaimana kita bisa membungkamnya? Semuanya akan berakhir jika dia dikirim ke Biro Investigasi Kerajaan. Tidak peduli seberapa baik dia menanggung kejamnya siksaan, dia tidak akan bisa bertahan selama itu." ucap Tuan Kim.


"Jadi maksudmu kita harus menculiknya sebelum dia ditangkap. Dan bagaimana kita melakukannya? Dan di mana kita akan menyimpannya bahkan jika kita melakukannya?" tanya Hyung Chan.

"Ini untuk tindakan pencegahan. Akan lebih baik untuk memotong akarnya sepenuhnya." jawab Tuan Kim.

"Aku tidak tahu apakah Ibu Suri akan mengizinkannya." ucap Man Chan.

"Aku yakin dia akan melakukannya. Keluarga Kim akan hancur." jawab Tuan Kim.

"Hyungnim, putaran seleksi ketiga akan dimulai besok. Dia perlu melakukan sesuatu dengan cepat, tidak peduli apa itu." ucap Hyung Chan.

Tuan Kim menatap Man Chan. Man Chan diam saja dan mulai berpikir.


Wangdaebi diberitahu, bahwa misi babak ketiga harus diputuskan olehnya.

Wangdaebi menghela nafas dan menatap kertas kosong di depannya.


Eun Bo tiba di kediaman Ki Ho. Begitu turun dari tandu, Yeo Wool memberitahunya bahwa Ja Yong ada disana.

Eun Bo menghela nafas, lalu segera masuk ke dalam.


Ja Yong : Aku mendengar kau memiliki banyak pertanyaan untukku.

Eun Bo : Kenapa kau berbohong padaku? Aku mendengar Raja membuat ayah kabur untuk menyelamatkan ayah.

Ja Yong : Apa pentingnya hal itu?

Eun Bo : Bagaimana ini tidak penting? Raja tidak berusaha membunuh ayah.


Ja Yong : Lalu? Apakah ada yang berubah? Ayahmu menjadi korban Raja dan dia mati mengikuti perintah Raja. Apa kau termakan mulut manisnya?

Eun Bo : Tidak seperti itu. Karena kau membuatku meragukannya dengan berbohong ...

Ja Yong : Bagiku, semua itu benar. Rajalah yang membunuh Kang Yi Soo. Dia adalah teman lamaku dan seseorang yang telah berbagi mimpi denganku! Dia dibunuh oleh Raja.

Eun Bo : Maksud anda mimpi tentang apa itu? Mengapa anda tidak bisa berbicara denganku dengan jelas tentang hal itu? Tolong beritahu padaku semuanya tanpa ada yang disembunyikan. Katakan padaku apa tujuanmu dan mengapa markas bersenjata itu lengkap? Dan apa yang bisa anda capai dengan menjadikanku Ratu? Aku perlu tahu sekarang.


Ja Yong : Besok adalah awal dari seleksi babak ketiga, kan? Kau harus bersiap untuk itu sekarang. Aku akan memberitahumu segalanya saat seleksi berakhir.

Ja Yong pun pergi. Eun Bo menghela nafas kesal menatap kepergian Ja Yong.


Gae Pyong kembali ke kediaman Heung Gyeon.

Young Ji yang melihat Gae Pyong senang dan bergegas mengikuti Gae Pyong.


Gae Pyong sendiri menemui Heung Gyeon. Ia melaporkan dimana Yeon yg asli tinggal.

Heung Gyeon : Awasi dia dengan cermat untuk saat ini. Aku yakin dia akan berguna ketika saatnya tiba.

Gae Pyong : Baik, Tuan.

Heung Gyeon : Ngomong-ngomong, Raja terlalu pendiam sejak dia menangkap pemilik Agensi Buyong. Sudah waktunya baginya untuk mulai menginterogasi pria itu sendiri.


Gae Pyong : Aku akan mencari tahu menggunakan mata-mata yang aku simpan di Biro Investigasi Kerajaan.

Heung Gyeon : Cobalah untuk berhati-hati dalam segala hal yang kau lakukan. Jika sewaktu-waktu kau tertangkap, semua orang akan tahu bahwa akulah yang menodongkan pistol ke Raja. Jika itu terjadi, Young Ji juga akan terancam bahaya.


Tanpa mereka sadari, Young Ji mendengar pembicaraan mereka. Young Ji syok.


Gae Pyong lantas keluar dan terkejut melihat Young Ji di depan pintu.

Young Ji ingin menemui ayahnya tapi dihalangi Gae Pyong.


Di halaman, Young Ji menampar Gae Pyong yang nyaris membunuh Kyung.

Young Ji : Mengapa kau melakukan itu? Beraninya kau melakukan itu pada Yang Mulia? Apakah kau tahu apa yang telah kau lakukan? Apakah kau tahu betapa berartinya dia bagiku? Apakah kau tahu betapa berharganya dia untuk aku?


Young Ji lantas jatuh dan terduduk dan menangis.

Young Ji : Bagaimana kau bisa melakukan itu?

Young Ji lantas mencemaskan dirinya jika hal itu terungkap. Ia takut, kesempatannya menjadi Ratu akan hilang dan ia tak akan pernah bisa mendekati Kyung lagi jika Kyung tahu ayahnya lah dalang dibalik peristiwa tragis itu.

Gae Pyong : Itu tidak akan pernah terjadi. Jika suatu hari aku tertangkap, aku akan menggigit lidahku dan mati secepatnya. Nona tidak akan pernah mendengarku menyebutkan nama nona pada Yang Mulia.

Young Ji : Bisakah kau benar-benar menepati janji itu?

Gae Pyong mengangguk.


Wal mulai dibawa ke Biro Investigasi, sebagai seorang petugas. *Cieee*


Wal dibawa ke sebuah ruangan oleh petugas yang membukakan pintu penjara untuknya waktu itu.

Tak lama, seorang petugas lain datang.

"Kau ingin melihatku?" tanya petugas itu.

Dan petugas yang membukakan pintu penjara untuk Wal, mengenalkan Wal pada petugas itu.

"Dia adalah perwira baru yang akan menjadi mitramu mulai hari ini. Ajari dia dengan baik sehingga dia tidak berada di sisi Ketua yang salah."

Petugas itu kaget, orang ini? Dialah perwira barunya?


Wal pun mengejar partnernya keluar.

Wal : Kuharap kita bisa rukun mulai sekarang. Kita sudah sering bertemu sejak aku adalah pemilik Agensi Buyong." ucap Wal.

Wal lalu mengajaknya berjabat tangan tapi tangannya malah ditepis.

"Mari kita coba untuk tidak terlalu jauh. Lagi pula, siapa yang memberimu pekerjaan ini? Bagaimana dengan agensi-mu?"

"Cobalah untuk tidak terlalu penasaran. Jika aku katakan, kau akan pingsan karena kaget." jawab Wal.


Wal kemudian menunjuk ke sebuah arah.

Wal : Apa kau tahu hal yang di sana itu? Untuk apa tempat itu?

"Itu kantor untuk atasan. Jika kau pergi ke sana, itu area interogasi. Dan jika kau pergi ke sana, ada kantor ketua." jelas partnernya.


Senior mereka datang dan langsung menendang kaki Wal.

"Aku pernah mendengar. Dulu kau berada di balik jeruji besi. Aku tidak tahu bagaimana kau berhasil bergabung dengan Biro Investigasi Kerajaan tapi lebih baik kau persiapkan dirimu. Aku benci orang-orang yang datang ke sini melalui koneksi." ucap senior mereka lalu pergi.


Partner Wal merangkul Wal.

"Jadi dia...."

Wal pun menyingkirkan tangan partnernya dari bahunya.

Wal : Kau tidak perlu memberi tahu padaku. Dia salah satu hama itu, bukan?


Heung Gyeon bertemu dengan Tuan Kim.

Tuan Kim : Kau berjanji untuk berbagi informasi denganku. Kau ingat itu, kan?

Heung Gyeon : Kupikir kita berdua bisa merasakan manfaatnya jika ini tentang Nona Hong. Itu sebabnya aku ingin bertemu denganmu.


Tuan Kim : Apakah kau menemukan sesuatu?

Heung Gyeon : Gadis itu bukan Hong Yeon. Dia adalah Ratu yang sudah mati.... Maksudku, Putri Kang Yi Soo hidup kembali.

Tuan Kim : Apakah ada bukti?

Bersambung ke part 4.....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...