Joon Young masuk ke ruangan Woo Hyun, membawa surat pernyataan Jo Pil Doo.
Joon Young menunjukkan surat itu pada Woo Hyun dan minta penjelasan.
Woo Hyun bingung, apa?
Joon Young : Aku bertanya apakah kau menjalankan penyidikan paksa 20 tahun lalu.
Woo Hyun : Ya, karena Jo Pil Doo adalah pelakunya.
Joon Young : Karena itulah ada paksaan.
Woo Hyun : Lalu kenapa?
Joon Young : Apa kau yakin dia pelakunya?
Woo Hyun : Jika bukan, lalu apa? Dia membunuh ayahmu dan meminta maaf kepadamu karena itu.
Joon Young : Jika bukan, lalu apa? Biar kuubah pertanyaannya. Apakah Jo Pil Doo pembunuh berantai yang membunuh total tujuh gadis?
Woo Hyun mulai gugup.
Woo Hyun : Kami menemukan sidik jarinya di KTP korban. Dan kami menemukan jasad gadis-gadis itu di setiap lokasi konstruksi tempat dia bekerja.
Joon Young : Bagaimana dengan DNA-nya? Apa DNA pelaku yang ditemukan di TKP cocok dengan DNA Jo Pil Doo?
Woo Hyun marah.
Woo Hyun : Sejak saat itu hingga kini, dia tetap pembunuh. Dia pembunuh yang membunuh ayahmu.
Joon Young : Lalu bagaimana? Bagaimana bisa DNA Jo Pil Doo ditemukan di kuku Mi Jin? Kau yakin 100 persen bahwa Jo Pil Doo pelakunya?
Woo Hyun diam.
Sementara itu, Tae Pyeong ada di rumah Do Kyung.
Ia duduk di kursi tamu, menunggu Do Kyung menyeduh kopi.
Do Kyung lalu keluar dari dapur, membawa dua cangkir kopi. Saat mau keluar dari dapur, ia melihat kaleng2nya berserakan di lantai. Do Kyung menyingkirkan kaleng2 itu dengan kakinya, lalu beranjak ke Tae Pyeong.
Do Kyung meletakkan cangkir di atas meja.
Do Kyung : Mereka membuat kekacauan di rumahku.
Do Kyung lalu heran, kau tidak pernah takut atau hanya berani?
Do Kyung : Begitu datang ke sini, kau mungkin tidak akan bisa pergi.
Do Kyung lalu mencari-cari sesuatu di lantai. Tae Pyeong tanya, apa ia harus takut? Tak lama, Do Kyung menemukan yang dicarinya. Ia mencari plester. Do Kyung lalu duduk dan menempelkan plester itu pada luka di lengannya.
Tae Pyeong menatap luka Do Kyung.
Tae Pyeong : Bagaimana kau tahu siapa aku?
Do Kyung : Karena ada pria yang sangat mengenalmu. Nama anak itu adalah Jo Hyun Woo. Dia adalah putra Jo Pil Doo.
Tae Pyeong : Orang yang sangat mengenalku cenderung memiliki akhir yang menyedihkan.
Do Kyung : Dia harus berhati-hati.
Tae Pyeog : Apa maumu? Membalas dendam untuk ayahmu?
Do Kyung : Berhentilah berpura-pura mengenalku.
Tae Pyeong : Kalau begitu, Hyun Woo, apa kau mau bunuh diri? Dua puluh tahun lalu dan sekarang, aku bisa melihatmu bunuh diri. Jadi, katakan. Apa yang kau inginkan?
Do Kyung lalu mengangguk-angguk.
Setelah itu dia mengambil cangkir kopinya. Tapi Do Kyung tidak meminumnya dan meletakkannya cangkirnya lagi di meja.
Do Kyung : Jika aku memberitahumu, bisakah kau mewujudkannya?
Tae Pyeong : Apa pun selain pembunuhan.
Do Kyung mengangguk-angguk.
Do Kyung lalu mengambil cangkirnya, tapi kemudian ia menatap Tae Pyeong lagi dan meletakkan kembali cangkirnya.
Do Kyung : Bagaimana jika yang kuinginkan adalah Joon Young? Sepertinya kau tidak bisa membiarkanku memilikinya.
Tae Pyeong mulai marah, jangan sentuh dia. Aku akan membunuhmu.
Do Kyung tertawa, astaga...
Lantas wajah Do Kyung berubah serius.
Do Kyung : Apa maksudmu kematianku mungkin berubah? Kedengarannya menarik. Akankah aku bunuh diri di depan polisi, atau dibunuh olehmu?
Tae Pyeong keluar dari rumah Do Kyung. Ia kesal memikirkan kata2 Do Kyung tadi bahwa Do Kyung menginginkan Joon Young.
Tae Pyeong melajukan mobilnya sambil terus memikirkan bahwa Do Kyung menginginkan Joon Young.
Joon Young sibuk dengan laptopnya.
Ponselnya kemudian berdering, dari Tae Pyeong.
Tae Pyeong : Ini aku.
Joon Young : Di mana kau?
Tae Pyeong : Aku di rumah. Bagaimana denganmu?
Joon Young : Aku masih di kantor.
Tae Pyeong : Kau pasti bekerja lembur.
Joon Young : Ya.
Tae Pyeong : Baiklah. Ini sudah cukup larut. Kau harus istirahat.
Joon Young : Baiklah.
Tae Pyeong memutus panggilannya dan terus menatap Joon Young.
Tae Pyeong ternyata ada di depan pintu dan tengah menatap Joon Young dengan tatapan cemas.
Tae Pyeong : Aku sangat takut mungkin tidak bisa membantumu saat kau berada dalam bahaya.
Joon Young yang baru keluar dari kantor polisi, terkejut melihat Tae Pyeong tidur di mobil di depan kantor polisi. Joon Young pun bergegas mendekati Tae Pyeong.
Joon Young mengetuk jendela, Kim Tae Pyeong-ssi!
Tae Pyeong terbangun dan menurunkan jendelanya.
Joon Young : Sedang apa kau di sini?
Tae Pyeong : Bagaimana menurutmu? Aku tidur.
Joon Young : Maka dari itu. Kenapa kau tidur di sini?
Tae Pyeong melihat keluar jendela.
Tae Pyeong : Astaga, salju turun. Kau mau pulang? Aku akan mengantarmu.
Joon Young tersentuh dengan perhatian Tae Pyeong.
Mereka mampir ke kedai mi. Tae Pyeong tercengang melihat Joon Young makan dengan lahap. Joon Young bahkan juga menyereput kuah mi langsung dari pancinya.
Tae Pyeong yang sedang minum meletakkan cangkirnya di meja.
Tae Pyeong : Astaga, ini gawat. Mereka tidak membiarkanmu pulang atau memberimu makanan selama lebih dari 24 jam.
Joon Young : Sejak kapan kau di sana?
Tae Pyeong : Saat aku meneleponmu kemarin.
Joon Young : Apa? Kenapa? Kau mencemaskanku?
Tae Pyeong : Seo Joon Young-ssi, kau tidak ingin tahu bagaimana kau akan mati?
Joon Young : Tidak. Aku tidak peduli. Ini profesiku. Sebagai detektif, kami bisa mati saat menjalankan tugas. Tapi aku tidak menyesal memilih pekerjaan ini. Jadi, jangan memberitahuku bagaimana aku akan mati.
Tae Pyeong : Aku tidak bisa melihatnya. Hanya kematianmu yang tidak bisa kulihat. Kau orang pertama yang kematiannya tidak bisa kulihat.
Joon Young terkejut.
Tae Pyeong : Itu membuatku cemas.
Joon Young : Makanlah. Mi mu mulai dingin.
Di rumahnya, Do Kyung sedang membuat kopi sambil mendengar berita dari radio.
"Mari kita lanjutkan ke berita selanjutnya. Peniru Jo Pil Doo, si Pembunuh Tengah Malam dari 20 tahun lalu, dengan modus operandi sama, masih buron. Polisi telah dipermainkan..."
Do Kyung lalu duduk sembari menunggu kopinya matang.
Ji Won sedang bersama petugas dari rumah duka di rumahnya.
"Kau mau bunga apa? Ada lima bunga berbeda."
Ji Won yang terpukul, diam saja. Dia lalu melihat berita putrinya di TV.
"Nona Lee, korbannya, diselamatkan berkat keajaiban pada tanggal 17 pagi. Meski berada di bawah pengawasan polisi, dia dicekik sampai tewas di rumah sakit tempatnya dirawat. Polisi berusaha maksimal..."
"Bu?" panggil petugas dari rumah duka.
Ji Won terus menonton berita itu.
"... mencari pelakunya, tapi mereka belum bisa mengidentifikasi pelakunya. Reporter Jo Yeon Soo akan memberikan detailnya."
Sekarang, petugas dari rumah duka sudah pergi.
Ji Won duduk di kamar Mi Jin. Tangisnya pecah ketika melihat sudut2 rumah yang biasa diduduki Mi Jin.
Ji Won lalu menatap foto Mi Jin.
Tangisnya semakin hebat saat dia melihat seragam sekolah Mi Jin.
Rumah duka Mi Jin mulai disiapkan. Ji Won hanya bisa terduduk lemas memandangi foto putrinya.
Seorang wanita yang biasa mengurus hidangan untuk pemakaman, mendekati Ji Won.
"Bu, kau mau menu apa? Kau harus memutuskan sebelum aku pergi pukul 16.00. Beri tahu aku begitu kau memutuskan." ucap wanita itu lalu pergi.
Ji Won kemudian pergi. Ia berjalan-jalan tertatih di koridor rumah duka.
Seorang anak perempuan menabraknya, membuat langkahnya terhenti. Anak itu kemudian pergi. Dan pandangan Ji Won teralih pada berita yang membahas kasus putrinya.
Di berita itu disebutkan, tersangka pembunuh Mi Jin adalah Jo Pil Doo. Dan Jo Pil Doo kembali mengajukan rawat jalan dan sudah disetujui pihak terkait.
Stasiun berita itu mengundang beberapa ahli.
"Kita belum tahu dia terlibat atau tidak tapi dia mengajukan rawat jalan dan disetujui. Aku agak bingung."
"Aku yakin semua orang tua di negara ini ketakutan."
"Aku setuju. Selain itu, di hari penculikan Mi Jin, Jo Pil Doo meninggalkan lapas untuk menjalani rawat jalan."
"Ya, tapi dia didiagnosis mengidap kanker stadium empat dan harus menjalani rawat jalan, bukan?"
Di lantai bawah, Joon Hee bicara dengan Han Kyu di telepon.
Han Kyu : Kau benar.
Joon Hee : Kau sudah menyelidikinya?
Han Kyu : Polisi diam saja. Aku memeriksa Badan Forensik Nasional, dan mereka menemukan DNA pelaku di bawah kuku Mi Jin.
Joon Hee : Mereka mengidentifikasinya?
Han Kyu : Aku memberikan kode identifikasi pada pekerja di sana. Ini milik Jo Pil Doo.
Joon Hee kaget, apa? Jo Pil Doo? Bajingan itu dalangnya. Tunggu. Kau yakin soal itu?
Ji Won turun dan mendengar pembicaraan Joon Hee.
Joon Hee : Bukankah kau di penjara kemarin? Bukankah kau bilang melihat Joon Young bertemu dengannya?
Ji Won merebut ponsel Joon Hee. Joon Hee berusaha mengambil kembali ponselnya tapi gagal.
Han Kyu yang tidak tahu Ji Won merebut ponsel Joon Hee, mengatakan, bahwa ia yakin Jo Pil Doo pelakunya.
"Sudah jelas DNA-nya ditemukan di bawah kukunya. Tapi aku tidak tahu kenapa polisi tidak melakukan apa pun. Omong-omong, Jo Pil Doo menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Joongang. Aku akan pergi ke sana."
Ji Won lalu mengembalikan ponsel Joon Hee dan pergi.
Joon Hee mencegah Ji Won pergi.
Joon Hee : Ji Won, kau mau ke mana?
Ji Won marah, apa kata Han Kyu? Tidak, semua yang dia katakan...
Joon Hee : Apa yang kau lakukan?
Ji Won : Katakan padaku! Andai saja kau menjawab teleponku, Mi Jin pasti masih hidup. Aku tidak akan memaafkanmu! Entah itu kau atau orang lain, kubunuh semua yang bertanggung jawab atas kematiannya.
Ji Won pergi. Joon Hee gagal mengejar Ji Won.
Orang2 berunjuk2 rasa di penjara Jo Pil Doo.
Woo Hyun datang. Ia menunjukkan identitasnya pada sipir dan masuk.
Woo Hyun bicara dengan salah seorang sipir.
"Jo Pil Doo sedang keluar untuk menjalani rawat jalan. Kondisinya memburuk, dan dia digotong. Nyawanya sudah di ujung tanduk dan mereka ingin dia mati."
"Boleh aku mengunjungi selnya?" tanya Woo Hyun.
Sipir mengantar Woo Hyun ke sel Jo Pil Doo.
Begitu masuk, Woo Hyun langsung menutup hidungnya dengan saputangan.
Sipir kemudian meninggalkan Woo Hyun sendiri. Saat itulah, Woo Hyun mengambil sikat gigi Jo Pil Doo.
Ya, ia berencana melakukan tes DNA antara Jo Pil Doo dan Do Kyung.
Sambil memegang gelas minumnya, Nona Lee membahas Do Kyung dengan Tae Pyeong.
Nona Lee : Melihat bagaimana mereka membebaskan Goo Do Kyung, kurasa polisi tidak tahu bahwa dia Jo Hyun Woo.
Tae Pyeong : Kita harus memberi tahu Joon Young dan yang lain, bukan?
Nona Lee : Kita harus menyelidiki kasus 15 tahun lalu. Orang yang tewas mungkin bukan Jo Hyun Woo, tapi Goo Do Kyung.
Tae Pyeong : Ini tidak akan mudah, tapi tolong cari seseorang dari Panti Asuhan Harapan yang mengenal Goo Do Kyung dan Jo Hyun Woo.
Tae Pyeong membawakan makanan untuk tim Joon Young tapi hanya ada Kang Jae dan Bong Soo disana.
Bong Soo : Kurasa kau juga bisa memasak.
Kang Jae : Apa kita boleh memakan ini?
Bong Soo : Dia membawakannya untuk kita. Benar, bukan?
Tae Pyeong : Tentu saja.
Kang Jae dan Bong Soo mulai makan.
Tae Pyeong lalu melihat ke arah meja Joon Young.
Tae Pyeong : Omong-omong, di mana Nona Seo?
Kang Jae : Entahlah. Dia di sana beberapa saat lalu. Apa dia pergi ke toilet?
Dong Woo datang. Kang Jae langsung menyuruh Dong Woo makan.
Dong Woo : Apa ini?
Kang Jae : Pak Kim membawakannya untuk kami.
Dong Woo : Aku tidak berniat memakannya, tapi...
Dan memang benar, Woo Hyun berniat melakukan tes DNA. Ia memberikan cangkir minum Do Kyung dan sikat gigi Jo Pil Doo pada petugas.
"Berapa lama waktu yang dibutuhkan?" tanya Woo Hyun.
"Kau akan mendapatkan hasilnya besok. Tolong isi formulir ini dan beri tahu kami terkait penerimaan hasilnya. Silakan serahkan kepadaku jika sudah selesai."
Woo Hyun mengerti dan membawa formulir itu keluar tapi begitu tiba diluar, ia terkejut melihat Joon Young sudah berdiri disana.
Joon Young menatap Woo Hyun. Dengan tatapan minta penjelasan.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment