King Maker : The Change of Destiny Ep 1 Part 3

Sebelumnya...


Bong Ryeon disekap di kediaman Keluarga Kim.

Tangannya diikat, serta mulutnya dibekap kain.

Seorang pejabat duduk dibalik tirai, di depan Bong Ryeon.

Bong Ryeon menatap pria itu dan setelah beberapa saat, dia mengangguk dan pria itu diantar keluar.


Bekapan mulut Bong Ryeon pun dilepas beberapa pelayan.

Bong Ryeon menatap Byeong Woon yang duduk disampingnya.

Bong Ryeon : Jika dia dijadikan menteri, dia akan membuat laporan negatif kepada Raja untuk mengkhianatimu.

Byeong Woon : Sudah kuduga.


Bong Ryeon nangis, minta Byeong Woon melepaskannya. Ia juga tanya dimana ibunya.

Tapi Byeong Woon gak mau melepaskan Bong Ryeon.

Byeong Woon : Tuan Putri dengan bakat sepertimu luar biasa. Keluarga Jangdong Kim akan berkembang dengan itu sampai napas terakhirmu!

Byeong Woon pergi.


Bong Ryeon berdiri dan marah. Beberapa pelayan langsung memeganginya dan mendudukkannya dengan paksa.

Bong Ryeon : Bedebah! Kau sudah berjanji! Lepaskan aku! Ibu! Ibu!


5 tahun berlalu.... Chun Joong ke bawah pohon, menatap pita Bong Ryeon yang ia ikat disana 5 tahun lalu.


Ayah Chun Joong yang kini menjadi Gubernur Ganghwa, pergi ke hutan bersama beberapa pasukan. In Kyu juga ikut. Saat Tuan Choi lengah, In Kyu berniat memanah Tuan Choi.


Tapi tiba-tiba saja, mereka dihujani anak panah dari berbagai arah.

Tuan Choi dan In Kyu terkejut.


Tak jauh di depan Tuan Choi, seorang pria berdiri di balik pohon dan melesatkan anak panahnya ke Tuan Choi.

Beruntung, Chun Joon datang tepat waktu dan berhasil menangkis anak panah itu dengan pedangnya.

Chun Joong : Di sana!


Chun Joong dan pengawal tersisa hendak mengejar pria itu, tapi dicegah Tuan Choi.
Tuan Choi melihat kedatangan sebuah rombongan. Ternyata itu rombongan Byeong Woon.


Tuan Choi : Bukankah anda menteri keuangan?

Byeong Woon : Saat anjing liar berlari ke arah kami, aku berasumsi itu bandit dan memberi perintah untuk menyerang. Namun... kau hampir menembakku.


Kamera menyorot anak panah yang tertancap di tandu.

Di dalam tandu, ada Bong Ryeon!


Tuan Choi : Kami sedang melacak babi hutan di dekat kota kami, dan sepertinya kami terlalu ceroboh.

Tuan Choi tanya, kenapa Byeong Woon ke Ganghwa.

Byeong Woon : Bukan apa-apa. Hanya berjalan-jalan menikmati angin laut.

Byeong Woon melirik Chun Joong.

Chun Joong : Maaf, Tuan. Aku Choi Chun Joong.


In Kyu yang berdiri di belakang Chun Joong, menatap ke arah tandu.


Rombongan Chun Joon berkuda bersama rombongan Byeong Woon.

Mereka tiba di Ganghwa Gwanjin, Pelabuhan Perbatasan Utama Pulau Ganghwa.

Byeong Woon kesal melihat rakyat masih beraktivitas saat Tuan Choi lewat.

Byeong Woon : Kenapa rakyat jelata berkeliaran di saat gubernur lokal lewat? Mereka pantas mendapatkan pukulan karena lancang!

Chun Joong : Aku memerintahkan mereka tidak berhenti, Tuan. Orang-orang ini berusaha mencari nafkah di sini. Akan membuang- buang waktu jika semua orang harus berhenti dan membungkuk untuk tiap bangsawan.

Byeong Woon : Choi Kyung, sejak kau menjadi gubernur lima tahun lalu, tempat ini sudah banyak berubah.

Choi Kyung : Ini semua berkat kerja keras rakyat.


Kamera menyorot tandu Bong Ryeon.

Bong Ryeon membuka jendela tandu dan melihat Chun Joong di seberang jalan.


Sekarang, Chun Joong sudah berada di balai kota Pulau Ganghwa.

Man Seok memberinya banyak berkas.

Chun Joong heran, hanya ini?

Man Seok : Tidak mungkin, Tuan. Ada kereta lain yang penuh dengan masalah mendesak.

Chun Joong : Haruskah kuurus semua?

Man Seok : Bukankah kita sudah terbiasa dengan ayahmu membuatmu banting tulang? Aku tidak mengerti Tuan Gubernur kita! Dia hanya mendengarkan ramalan biksu konyol itu agar anda tetap di sini, pemuda hebat yang mendapatkan peringkat pertama di ujian negara.

Chun Joong : Biksu tercerahkan itu kebetulan meramalkan tanggal kematian ibuku. Dia dukun hebat dan sahabat ayahku, jadi, jaga mulutmu.


Man Seok : Baik, Tuan... Omong-omong, anda sudah dengar? Menteri Keuangan tiba bersama seorang tuan putri hari ini dan katanya dia cantik! Saat melihatnya sekilas, semua pria langsung jatuh cinta!

Chun Joong biasa saja mendengarnya.

Man Seok : Anda masih merindukan Bong Ryeon? Sudah lima tahun berlalu. Bukankah anda sudah mencarinya ke mana-mana? Dia mungkin sudah melupakan anda dan menikahi seseorang dengan bahagia.

Chun Joong : Jika begitu, aku akan merasa agak bersalah.


Tuan Choi menemui Bong Ryeon bersama Byeong Woon.

Byeong Woon : Kupersembahkan Tuan Putri Wha Ryeon.

Tuan Choi : Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, Tuan Putri.

Bong Ryeon : Aku banyak mendengar tentangmu. Rakyatmu tampak ceria dan bersemangat!

Tuan Choi : Ya, Nona. Rakyat kami sangat sibuk menyiapkan kapal barang.


Byeong Woon : Begitukah? Kapal barang... Kapan armada berangkat?

Tuan Choi : Dua hari lagi, Tuan.

Byeong Woon : Dua hari kau bilang?  Tidak ada banyak waktu untuk menjalankan misi ini.

Tuan Choi : Misi?

Byeong Woon : Raja ingin putramu dan Tuan Putri menikah.

Tuan Choi kaget mendengarnya.


Bong Ryeon menunduk mendengarnya.

Byeong Woon : Membicarakan pernikahannya di depannya pasti membuatnya malu... Mari cari tempat bicara lain.


Bong Ryeon memandang keluar.

Pelayannya datang.

Bong Ryeon : Kau sudah menyelidikinya?

"Ya, Nona. Ibu anda, Ban Dal, sudah tidak di sini lagi."

Bong Ryeon kecewa, tapi ia paham.

Bong Ryeon : Sudah lima tahun sejak aku pergi dari sini... Kau tahu ke mana dia pergi?

"Tidak ada yang tahu Nona, maafkan aku."


Man Seok memberikan bungkusan kecil dan sobekan kertas pada Chun Joong.

Chun Joong membukanya. Isinya bubuk mesiu.

Man Seok : Anak-anak yang bekerja di feri Gwan-Jin menemukan ini. Ini mesiu, Tuan.

Chun Joong : Mesiu? Di feri?

Man Seok : Aku curiga penyelundup bertransaksi di sini. Ini kertas minyak yang membungkus kantongnya, tapi sulit mengetahui bentuk pastinya karena robek.

Chun Joong menatap sobekan keras minyak itu yang berlogo itu.


Di kapal, pekerja sedang memindahkan beberapa packing kayu yang logonya sama dengan logo di kertas minyak.


Seorang pria di kapal, lalu menemui Byeong Woon.

Byeng Woon : Kau sudah memindahkan mesiu dengan aman?

"Ya, Tuan." ucap pria itu.

Lalu Byeong Woon teringat ucapan ayahnya.

Flashback...


Tuan Kim Jwa Geun (PM) : Masa depan keluarga kita bergantung pada kesuksesanmu dalam pekerjaan di Gang Hwa. Kau siap untuk tugas itu?

Byeong Woon : Ya, Ayah. Aku akan menunda keberangkatan armada, dan untuk Choi Kyung, pada akhirnya, kita harus menyingkirkannya?

Flashback end...


Bong Ryeon yang sedang tidur, bermimpi. Dalam mimpinya sebuah ledakan terjadi di pasar.

Bong Ryeon terbangun.

Bong Ryeon : Mimpi ini lagi. Sejak datang kemari...

Bong Ryeon pergi.


In Kyu sedang minum-minum di kedai.

Dia lalu teringat pertemuannya tadi dengan Byeong Woon. Ia tersenyum sinis.


Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sosok Bong Ryeon yang sedang memeriksa sesuatu.

In Kyu teringat masa lalu, saat melihat Bong Ryeon yang tengah menatap Chun Joong yang baru pulang dari ujian negara.


In Kyu : Kau kembali.


In Kyu mengikuti Bong Ryeon. Dia melihat Bong Ryeon pergi ke kapal.

Saat mau ngikutin Bong Ryeon lagi, Chun Joong tiba-tiba datang. In Kyu langsung berbalik, agar Chun Joong tak melihatnya.


Chun Joong pergi. In Kyu melihat Chun Joong masuk ke kapal. Sontak dia kesal.


Di kapal, Chun Joong melihat seseorang mencurigakan. Chun Joong langsung mengejarnya.

Chun Joong : Apa yang kau lakukan sekarang? Kau tahu kepalamu bisa hilang karena mengganggu kapal barang?


Orang itu langsung menyerang Chun Joong. Keduanya berkelahi.

Saat sudah tersudut, orang itu melarikan diri.


Di dalam kapal, Bong Ryeon sedang mencari sesuatu. Sepertinya dia sedang mencari bubuk mesiu.

Orang yang menyerang Chun Joong, menabrak Bong Ryeon dan kabur. Sontak Bong Ryeon kaget dan mengambil pisau yang dijatuhkan orang itu.

Sementara orang itu nyeburin diri ke sungai.


Chun Joong melihat Bong Ryeon. Dia fikir Bong Ryeon orang yang tadi. Sadar di belakangnya itu Chun Joong, Bong Ryeon pun menutup wajahnya dengan tudungnya.

Chun Joong berusaha menangkap Bong Ryeon tapi Bong Ryeon menghindar.

Chun Joong : Seni bela dirimu buruk sekali, tapi kau lebih licin daripada belut!

Bong Ryeon : Kenapa melakukan ini?

Chun Joong : Kau tidak tahu kenapa? Karena kau tampak terlalu mencurigakan?


Bong Ryeon melihat pisau yang dipegangnya dan mengerti maksud Chun Joong. Bong Ryeon pun mencampakkan pisau itu ke samping Chun Joong.

Bong Ryeon : Sudah puas?


Bong Ryeon mau pergi tapi Chun Joong menjatuhkannya.

Chun Joong membuka tudung Bong Ryeon.

Bong Ryeon hanya bisa pasrah saat Chun Joong membuka tudungnya.

Sontak Chun Joong kaget lihat Bong Ryeon.


Keduanya lalu teringat masa lalu mereka.


Bong Ryeon dalam hatinya bertanya, apa Chun Joong masih ingat padanya?

Chun Joong senang.

"Kau kembali, Lee Bong Ryeon." ucapnya dalam hati.

Chun Joong lantas tersenyum.


Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment