King Maker : The Change Of Destiny Ep 20 Part 1

Sebelumnya...


Ratu memanggil Bong Ryeon ke istana. Ratu, semua anggota dewan sudah ditangkap di istana.  Sudah kuduga ini akan terjadi. Ayah tidak akan bisa dihentikan sekarang. Karena itu aku menghubungimu, Tuan Putri.

Bong Ryeon : Apa yang kau inginkan dariku, Ratuku?

Ratu : Ramalan dan kekuatanmu telah menjadi rahasia besar di istana ini. Itulah yang kubutuhkan.Seseorang yang memprediksi masa depan! Maukah kau membantuku melawan ayah mertuaku dan mengembalikan istana?

Bong Ryeon terhenyak saat menatap mata Ratu.

"Mata itu! Itu mata Raja yang pernah kulihat!" ucap Bong Ryeon dalam hati.


Bong Ryeon lalu mengatakan, bahwa dulu dia pergi jauh-jauh ke rumah selir untuk mencari Ja Young. Ja Young tanya, kenapa Bong Ryeon melakukan itu.

Bong Ryeon : Karena aku merasakan kehadiranmu. Dan ingin memanfaatkannya.

Ja Young : Memanfaatkannya? Kau ingin memanfaatkanku?

Bong Ryeon : Ya. Ada kemurnian yang luar biasa dan kehadiran penuh kuasa di dalam dirimu, Ratuku. Jangan sia-siakan kekuatanmu untuk kebencian dan perang. Gunakanlah itu untuk rakyat. Kau harus mengubah Daewongun menjadi sekutumu, Ratuku.

Ja Young : Sekutuku? Aku sang Ratu, tapi ayah tidak menghormati dan mempermalukanku di depan seluruh istana. Dia berusaha mendoktrinku. Kau ingin aku menjadikan dia sekutuku?

Bong Ryeon : Aku sangat memahami kebencianmu. Tapi kau bukan manusia biasa. Kau sang Ratu. Tuan Daewonwee adalah Guktaegong kita. Dia bangsawan tertinggi negara kita. Kau harus bekerja dengan Tuan Guktaegong. Rakyat negara kita seperti anak-anakmu. Kau harus menjadi ibu sejati negara kita.

Ja Young kecewa mendengarnya.

Ja Young : Akan kupikirkan, kau boleh pergi sekarang. Tapi kau harus datang kapan pun aku memanggilmu.

Bong Ryeon : Baik, Ratuku.


Bong Ryeon keluar. Diluar, dia bertemu Hakim Lee yang sudah menunggunya.

Hakim Lee : Tuan Putri!

Bong Ryeon : Salam, Tuan Daewonwee.


Hakim Lee : Kau tadi bersama Ratu?

Hakim Lee terlihat marah.

Hakim Lee : Kau tampak sangat sehat, Tuan Putri.

Bong Ryeon : Kau tampak sehat, Tuan. Aku senang.

Hakim Lee : Kau marah kepadaku? Aku sudah lama ingin bertemu denganmu. Apa aku memperlakukanmu sama seperti keluarga Kim-moon? Kadang aku mungkin terlihat kasar. Tapi aku sudah melakukan yang terbaik untukmu dan anakmu. Aku tidak akan mau apa-apa. Bagaimana kau bisa memutuskan hubungan denganku tanpa pemberitahuan?

Bong Ryeon : Maafkan aku. Tapi aku tidak mau membantumu lagi.

Hakim Lee : Tidak! Aku membutuhkanmu, Tuan Putri. Aku akan segera memanggilmu, kau harus membantuku.


Hakim Lee beranjak pergi.

Bong Ryeon menatap kesal Hakim Lee.

Bong Ryeon : Dia tidak akan melepaskanku dengan mudah.


In Gyu akan segera dieksekusi!

Hakim yang menangani kasus In Gyu, membacakan dakwaan In Gyu.

"Kriminal Chae In Gyu telah membunuh Kim Byeong Woon dari Ganghwa dan utusan kerajaan Jung Sun Min. Penjahat ini akan dihukum dengan Gun Mun Hyo Su agar dilihat semua orang!"

*Gun Mun Hyo Su, hukuman dengan dipenggal dan digantung di gerbang besar.


Algojo menari-nari di depan In Gyu, dengan pedangnya.

In Gyu terlihat pasrah. Dia teringat semua rasa sakitnya atas penolakan Bong Ryeon.

Flashback...


Bong Ryeon : Jika kau merundung yang lemah lagi, aku akan memberi tahu Tuan Chun Joong segalanya!

In Gyu marah dan mencekik Bong Ryeon. Bong Ryeon : Pecundang.


Bong Ryeon akhirnya bebas dari belenggu Byeong Woon. Ia berlari ke Chun Joong yang sengaja datang menjemputnya di kediaman Keluarga Kim. Tapi In Gyu yang tak rela Bong Ryeon dimiliki Chun Joong, mengejar Bong Ryeon.

Bong Ryeon marah dan menodongkan pistolnya ke In Gyu.

Bong Ryeon : Entah itu cinta atau obsesi, jangan biarkan emosimu menyakiti hidup orang lain. Hidupku... Jangan mencampuri hidupku!

In Gyu : Tembak aku!


Bong Ryeon terpancing.

Ia men-dor In Gyu. In Gyu syok Bong Ryeon benar-benar menembaknya.


In Gyu melihat kebersamaan Chun Joong dan Bong Ryeon di Sam Jun Do Jang. Chun Joong mencium kening Bong Ryeon.


Bong Ryeon pamit usai memapah In Gyu yang sakit ke dalam kamar.

Flashback end...


Algojo bersiap memenggal In Gyu.

In Gyu dalam hati. Orang bilang hidup seseorang berkelebat di depan matanya. Ini yang kulihat? Baiklah, Bong Ryeon. Kau benar. Pada akhirnya, aku seorang pecundang.


Tapi tiba-tiba, Chun Joong cs datang membawa perintah dari Hakim Lee.

Chun Joong : Aku diperintahkan menghentikan eksekusinya dan mengambil alih. Perintah langsung dari Tuan Daewonwee.


Setelah memberikan suratnya ke hakim yang bertugas, Chun Joong mendekati In Gyu.

In Gyu : Apa yang berusaha kau lakukan? Apa rencanamu, Choi Chun Joong?

Chun Joong : Entahlah. Tunggu dan lihat saja apa yang sudah kurencanakan.


Chun Joong, Pal Ryeong dan Goo Cheol beranjak pergi.

Sementara In Gyu berjalan di belakang mereka, dikawal petugas.

Pal Ryeong : Kau masih menganggapnya teman dan ingin menyelamatkannya? Dia bukan teman. Dia musuh.

Chun Joong : Aku tahu. Aku tidak menyelamatkannya, tapi aku bisa memanfaatkannya.

Goo Cheol : Kenapa kita ke Ganghwa? Kudengar itu diambil alih Beopguk (Prancis).

Chun Joong terdiam dan teringat alasannya datang ke Ganghwa. Ternyata Hakim Lee lah yang memanggil Chun Joong ke istana. Hakim Lee membutuhkan bantuan Chun Joong.


Tahun 1866, Perang Byeonginyangyo, Prancis menginvasi Ganghwa.


Di istana, Hakim Lee marah besar atas perang yang terjadi Ganghwa.

Hakim Lee : Apa yang terjadi pada Ganghwa?


Jae Myeon : Kami mengirim Kapten Lee Kyung Ha dan Gubernur Jeju Yang Hun Soo. Itu masih belum cukup.

Hakim Lee mengambil surat di tangan Jae Myeon.

Jae Myeon : Ini deklarasi yang dikirim oleh prajurit Beopguk.


Hakim Lee membacanya.

Hakim Lee : Karena Joseon membunuh sembilan misionaris mereka, mereka akan membunuh 9.000 orang dari Joseon?

Hakim Lee marah dan membanting surat itu.

Hakim Lee : Beraninya para yangee ini!

*Yangee, orang asing dari Barat.


Chun Joong : Walau mereka hanya mengirim tiga kapal, senjata barat dan kemampuan militer mereka bukan tandingan kita.

Hakim Lee : Kau benar. Alasanku memintamu datang adalah karena kau yang paling mengenal orang Barat. Kau harus ke Ganghwa dan menghentikan mereka.

Chun Joong : Bagaimana jika aku tidak bisa? Apa yang akan kau lakukan?

Hakim Lee : Jangan membicarakan kelemahan seperti itu! Kau harus rela berkorban jika menyangkut hal itu.

Flashback end...


Pal Ryeong : Kau tahu apa artinya, bukan? Jika Tuan menghentikan orang Beopguk? Bagus! Jika tidak, Tuan akan mati. Lagi, bagus! Dia memintamu bersekutu dengannya, tapi dia melakukan ini kepadamu?

Chun Joong : Aku tidak peduli. Bahkan jika bukan karena dia, aku pasti sudah pergi. Ayo.


Pal Ryeong menatap In Gyu.

Pal Ryeong : Dia memiliki wajah yang menjijikkan.

Goo Cheol : Tidak semenjijikkan kau.


Chun Joong cs pergi menemui Jenderal Yang Hun Soo di markas militer.

Jenderal Yang membaca surat tugas Chun Joong.

Jenderal Yang kesal, hanyang mengirim peramal? Kita memperjuangkan hidup kita melawan orang Barat ini dan mereka mengirim peramal? Negara ini sudah benar-benar gila!

Jenderal Yang mencampakkan surat tugas Chun Joong ke atas meja.


Pal Ryeong berdiri dan menjelaskan kalau mereka bukan peramal biasa.

Tapi melihat ekspresi Jenderal Yang, dia langsung diam dan kembali duduk.


Chun Joong : Aku lahir di Ganghwa dan berpengalaman dengan orang Barat. Izinkan aku membantumu.

Jenderal Yang : Aku tidak bisa membuang waktu untuk peramal rendahan. Pergilah.

Jenderal Yang beranjak pergi.


Ratu ada di kamar Ibu Suri. Ibu Suri bilang, Hakim Lee mengirim Chun Joong ke Ganghwa. Ibu Suri bertanya-tanya, apa Hakim Lee berusaha membunuh Chun Joong? Atau mereka bersekutu kembali?

"Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya." ucap Ibu Suri.


Ibu Suri lalu bertanya, bagaimana Hakim Lee memperlakukan Ja Young belakangan ini?

Ja Young tak menjawab.

Ibu Suri : Apa dia masih kejam?

Ja Young : Tidak, Ibu Suri.


Ja Young sekarang sudah di kamarnya lagi. Pelayan membawakannya sekotak buah jeruk.

Ja Young mengambilnya satu. Apa ini jeruk dari Pulau Jeju?

Kepala Pelayan : Ya, Ratu.


Ja Young ingat kata-kata Bong Ryeon, yang menyarankannya dirinya bekerja sama dengan Hakim Lee.

Bong Ryeon : Rakyat negara kita seperti anak-anakmu. Kau harus menjadi ibu sejati negara kita.


Teringat nasehat Bong Ryeon, Ja Young pun meletakkan kembali jeruk yang diambilnya ke dalam kotak.

Ja Young : Siapkan semuanya. Kudengar ayah sangat menikmati jeruk. Aku akan membawakannya sendiri. Aku ingin melihatnya menikmati ini.


Tapi Chi Sung tiba-tiba datang,, ngasih tahu Ja Young kalau Seung Ho ditangkap atas tindakan asusila. Byung Pil dan Hak Jin dari Keluarga Kim juga ditangkap bersama Seung Ho.


Ja Young kaget, apa?

Ja Young kesal, orang-orang bodoh menyedihkan.


Ja Young lalu memberi perintah ke Chi Sung.

Ja Young : Pergi ke sel tahanan mereka. Beri tahu mereka Ratu memerintahkan membawa ketiganya.

Chi Sung : Baik, Ratu!

Chi Sung pun bergegas menjalankan perintah Ja Young.


Kabar soal Ja Young yang membebaskan Seung Ho, sampai ke telinga Hakim Lee. Jae Myeon lah yang mengadu kepada ayahnya. Dia bilang sesuai perintah Ratu.

Hakim Lee : Perintah Ratu? Ratu melindungi kakaknya dari hukum?

Jae Myeon : Ketiga penjahat itu telah dikirim ke kamar Ratu.

Hakim Lee ngamuk, apa!  Perintahkan interogator untuk membawa mereka ke sini segera! Aku sendiri yang akan menemui Ratu!


Seung Ho dan dua anggota Keluarga Kim dibawa Chi Sung ke hadapan Ratu.

Ratu marah, kalian semua menyedihkan!

Seung Ho minta maaf.

Ratu : Seorang pria mabuk mencoba memerkosa wanita? Ternyata dia kakaknya Ratu? Haruskah aku memperlakukan kakakku seperti anak kecil dan mencambukmu?


Hakim Lee tiba-tiba datang, bersama para pengawalnya.

Hakim Lee : Apa yang kau lakukan, Ratu?

Ratu : Ayah, kakakku membuat kesalahan. Aku mendisiplinkan dia.

Hakim Lee : Kau bilang kesalahan? Min Seung Ho telah melanggar kode moral dan kini menjadi penjahat karena tingkah lakunya. Namun, kau bilang kesalahan?

Ratu : Aku akan menghukumnya. Ini tidak akan pernah terjadi lagi.


Hakim Lee : Apa maksudmu, Ratu? Melanggar hukum negara, bahkan Raja tidak aman dari akibatnya. Kakak seorang Ratu tidak berguna dan bukan apa-apa. Tidak ada yang melampaui hukum!

Ja Young tersinggung dengan ucapan Hakim Lee.


Hakim Lee mempertegas, Seung Ho cs akan dijatuhi hukuman janghyeong (dipukul dengan kayu besar).

Seung Ho cs panic dan minta pertolongan Ja Young.

Hakim Lee menatap tajam Ratu.

Hakim Lee : Dan juga, jangan melaporkan apa pun kepada Ratu! Dia tidak perlu tahu lagi kejadian di istana. Tunggu apa lagi? Bawa mereka pergi!

Para pengawal Hakim Lee menyeret Seung Ho cs keluar.

Seung Ho teriak minta tolong sang adik. Sang adik hanya bisa diam menahan marah.


Hakim Lee mendekati Ratu.

Hakim Lee : Jangan mencampuri urusan istana lagi. Aku melindungimu dari membuat kesalahan bodoh seperti ini. Jangan keberatan, jangan dengarkan, jangan ikut campur. Kau mengerti?

Ja Young tak menjawab. Dia menggigit bibirnya, menahan rasa kesal.


Hakim Lee : Kenapa kau tidak menjawabku? Ratu!

Ja Young akhirnya menjawab Hakim Lee.

Ja Young, ya ayah.

Hakim Lee lalu pergi.


Chi Sung menatap Ratu. Dia kaget, Ratu?

Kepala Pelayan memberikan Ratu tisu.

"Ratu, bibir anda berdarah!"

Tapi Ratu menepis tangan pelayannya.


Ratu kesal.

"Ayah telah mempermalukan aku lagi.  Bagaimana caraku membalasnya?] Tunggu dan lihat saja!" ucap Ratu dalam hati.


Chun Joong cs kembali menemui Jenderal Yang.

Jenderal Yang : Bukankah aku menyuruhmu pergi?

Chun Joong : Jenderal, izinkan aku pergi ke perkemahan Beopguk. Aku akan bicara dengan mereka.

Jenderal Yang : Apa yang bisa dilakukan peramal di sana? Kau akan membacakan takdir mereka?

Chun Joong : Tiga tahun terakhir, aku menyaksikan Joseon melalui mata orang asing. Ada alasan kenapa Tuan Daewongun mengutusku kemari. Dia ingin aku menghubungi pihak Barat dan mencari tahu. Tolong izinkan aku.


Jenderal Yang tak menjawab. Dia berdiri, lalu menatap Chun Joong sambil memikirkan permintaan Chun Joong.

Jenderal Yang : Aku tidak bisa berjanji kau akan kembali hidup-hidup.

Chun Joong : Baik, Jenderal.


Chun Joong cs ke perkemahan Beopguk malamnya. Chun Joong bicara dengan perwakilan Beopguk.

Chun Joong : Alasan kalian berada di sini... kudengar itu karena kami membunuh para pendeta Beopguk. Apa aku salah?

Perwakilan Beopguk, Admiral Rose dibisiki oleh seorang pria yang menterjemahkan kalimat Chun Joong.

Rose : Katakan kepadanya! Jika Joseon tidak membuka gerbang menuju Barat, negara lain akan terus menyerang.

Chun Joong : Joseon kami akan diserang oleh imperialis luar negeri? Kurasa kau kemari bukan untuk membalas dendam untuk para pendeta Katolikmu. Kau di sini untuk mencari tahu persiapan kami menghadapi invasi. Untuk menguji pasukan dan senjata kami. Kau datang untuk menyelidiki kami secara menyeluruh.


Chun Joong berdiri. Beri tahu jenderalmu. Joseon dan rakyat kami tidak boleh diremehkan!

Rose pun tampak marah.


Chun Joong cs pergi.

Chun Joong : Kita harus memenangi perang ini.

Pal Ryeong : Bagaimana kita akan menang?

Chun Joong : Kita akan menemui Daewongun. Dan meyakinkan dia untuk menerima budaya asing.

Pal Ryeong : Daewongun telah membunuh orang Barat dan penganut Katolik! Dia tidak akan pernah membuka diri kepada orang asing!

Chun Joong : Kita harus meyakinkan Daewongun. Ini akan menentukan apakah Joseon hidup atau mati.

Chun Joong kemudian pergi.


Chun Joong cs lantas menemui In Gyu.

In Gyu : Kenapa kau mengajakku ke sini?

Chun Joong : Kau tahu tanah ini sama sepertiku. Aku butuh nasihatmu. Militer mereka jauh lebih unggul. Juga, jenderal kita tidak tahu Ganghwa. Kita tidak bisa menang.

In Gyu : Kau ingin menggunakan pengetahuanku untuk membantu menyusun rencana guna mengalahkan tentara Beopguk?

Chun Joong melihat peta yang dibawanya.

Chun Joong : Kita ada di Tongjin lainnya. Pasukan mereka mengambil alih Ganghwa. Kita butuh lokasi untuk menyergap mereka.

In Gyu melihat ke peta,  Gunung Jeongjok.

Chun Joong setuju tapi menurutnya mereka akan mudah terlihat jika melintasi laut dari sana.

In Gyu : Melintasi Hwangsan-do.

Chun Joong : Kau benar! Hwangsan-do sulit disisir di malam hari. Kita memanfaatkan malam dan membawa kapal menyeberang?

In Gyu : Benar sekali.


Goo Cheol : Mereka bekerja sama dengan baik.

Pal Ryeong : Perbedaan antara teman dan musuh setipis kertas. Teman dekat yang berubah menjadi musuh adalah musuh paling menakutkan.


In Gyu : Aku tidak percaya kau membawaku kemari hanya untuk meminta saranku. Berhentilah berbohong. Tidak mungkin niatmu sepolos itu. Kenapa kau tidak membunuhku saja di sini? Bunuh aku dan balaskan dendam ayahmu.

Chun Joong : Itu yang akan kau lakukan. Syukurlah aku berbeda darimu. Aku tidak akan membunuhmu, jangan berharap. Aku tidak mau tanganku kotor.


Chun Joong lantas berdiri dan melepas ikatan In Gyu.

Chun Joong : Sudah lama sekali. Aku akan melihat-lihat.

Bersambung ke part 2..

0 Comments:

Post a Comment