King Maker : The Change Of Destiny Ep 19 Part 3

Sebelumnya...


Ibu Suri memanggil Chun Joong dan Byung Hak ke kamarnya. Ibu Suri bilang, dia akan mengadakan rapat dewan besok pagi. Mereka harus menurunkan jabatan Hakim Lee apapun yang terjadi.

Chun Joong pede. Baik, Nyonya. Besok kita minta dia bertanggung jawab atas kejahatannya. Dan mencabut jabatannya. Begitu keputusannya dibuat, kita kirim pasukan ke istananya. Mereka akan mengumumkan pemecatannya secara resmi.

Byung Hak : Kau yakin akan semudah itu?

Chun Joong : Ada Raja di belakang kita. Bahkan Daewongun yang perkasa tidak bisa melawan perintah Raja.

Byung Hak : Apa Raja benar-benar setuju untuk memecat ayahnya?

Ibu Suri : Jangan khawatir. Aku pribadi sudah bertemu dengannya dan mendengar jawabannya.


Byung Hak senang, dia memuji Chun Joong. Dia bilang Chun Joong tak pernah berhenti membuatnya terkesan.

Byung Hak : Bahkan Daewonwee yang perkasa bukan tandingan Choi Chun Joong.

Chun Joong : Seperti yang kusebutkan sebelumnya, kita akan membagi kekuasaan dan menguasai negara ini.

Byung Hak : Sepertinya kita kembali ke masa-masa indah, Ibu Suri!

*Harusnya Rajanya Chun Joong aja ya..


Hakim Lee ingin menemui Raja tapi kasim bilang Raja lagi tidur siang dan tidak mau diganggu siapa pun.

Hakim Lee : Kau sudah bilang aku yang datang menemuinya?

Kasim : Ya, Tuan Habha.

Hakim Lee : Beri tahu dia lagi.


Kasim pun memberitahu kedatangan Hakim Lee pada Raja, sekali lagi tapi Raja tak menjawab.

Hakim Lee kesal tapi dia memutuskan pergi.


Raja sendiri sedang bersama Ratu. Ratu menggenggam tangan Raja untuk menenangkannya. Raja tak tenang karena harus memperlakukan ayahnya seperti itu. Ratu bilang Raja harus punya kekuatan agar bisa menjadi seorang raja yang sejati.


Bong Ryeon sudah tidur bersama bayinya. Tapi bayinya tiba-tiba terbangun. Bong Ryeon ikut terbangun dan melihat bayinya.

Chun Joong masih terjaga. Dia berdiri, menatap keluar jendela.

Bong Ryeon datang, Doryongnim?


Chun Joong berbalik dan memberitahu Bong Ryeon kalau Gyeongbokgung kebakaran!

Chun Joong : Seseorang membakar Gyeongbokgung!

Bong Ryeon kaget dan langsung melihat keluar. Keduanya tegang.

*Tahun 1866, api melalap Istana Gyeongbokgung.


Ja Young terbangun karena mendengar suara ribut diluar. Lalu beberapa pelayannya datang.

Ja Young : Apa yang terjadi?

Pelayan : Ratu, Gyeongbokgung kebakaran! Kita harus pergi sekarang!

Ja Young kaget, apa? Kebakaran?


Mereka langsung beranjak keluar. Chi Sung datang.

Ja Young : Di mana Raja?

Chi Sung : Para pengawal kerajaan melindunginya. Kita harus bergegas!

Mereka membawa Ja Young keluar.


Raja cemas dan tanya dimana ayahnya. Kasim bilang Hakim Lee sedang dalam perjalanan. Raja lalu menanyakan Ratu nya. Kasim bilang, Chi Sung sudah mengantarkan Ratu ke tempat aman.

Raja lega Ratu nya aman. Raja lalu menyuruh kasim mencari ayahnya.


Hakim Lee berdiri dibawah sinar bulan dengan wajah dingin. *Curiga Hakim Lee udah tahu rencana Chun Joong jadi dia membakar istana untuk menggagalkan rencana Chun Joong.


Paginya, Bong Ryeon ke istana.


Yang lain sudah berada di aula dengan Raja.

Chun Joong : Raja, bagaimana jika kita mengistirahatkan Tuan Daewongun ke pedesaan? Anda juga harus memimpin sepenuhnya, Raja.

Raja kebingungan, mungkin...

Tuan Jung : Bahkan tanpa Daewongun, anda akan memimpin dengan hebat.

Chun Joong minta Raja membuat keputusan. Raja bimbang.

Ibu Suri : Raja, bukankah kita sudah setuju? Ini semudah mengucapkan satu kata. Maka orang-orangmu akan mengurus sisanya.


Curiga, Chun Joong minta pengawal menutup gerbang ke istana.

Tapi pengawal tidak mau mendengarnya.


Tiba-tiba, Hakim Lee datang!!!

Hakim Lee minta penjelasan Raja kenapa dia tidak dikasih tahu kalau ada rapat.

Hakim Lee : Apa ini rapat anggota dewan dan para tetua negarawan?

Byung Hak mencari alasan : Semalam, ada kebakaran...

Hakim Lee : Raja memberiku wewenang penuh atas insiden kebakaran semalam. Tidak boleh ada konferensi resmi tanpa aku. Biar aku tanya sekali lagi. Apa alasan kalian mengadakan rapat tanpa aku?


Chun Joong maju dan menjelaskan alasan mereka mengadakan rapat hari itu.

Chun Joong : Kami berkumpul hari ini untuk mengakhiri tirani seseorang dan kehancuran rakyat kita. Untuk memensiunkan seorang pria yang memegang kekuasaan Raja seolah-olah itu miliknya sendiri.

Hakim Lee : Benarkah? Lalu, siapa pria yang kau pensiunkan?

Chun Joong : Itu kau, Tuan Heungseon-gun!

Hakim Lee tertawa, kau mengklaim aku telah memimpin, alih-alih Raja. Apa itu kejahatanku? Begitukah menurut kalian?


Ibu Suri : Bahkan Guktaegon yang agung pun berada di bawah Raja. Dia harus melayani dan mengikuti perintah Raja.

Hakim Lee : Baiklah. Aku dengan senang hati menerima perintah Raja.

Ibu Suri minta Raja mengambil keputusan.


Tapi Raja malah kabur dengan alasan kurang sehat dan minta ayahnya mengambil alih istana menggantikannya.

Sontak Chun Joong kaget. Dia tak menyangka Hakim Lee menyerang duluan.


Hakim Lee : Aku, Heungseon Daewongun, Lee Ha Eung akan menahan para pejabat negara yang malas dan ceroboh.

Mereka harus bertanggung jawab atas kebakaran itu! Suruh pengawal kerajaan masuk. Tangkap para kriminal!


Pengawal masuk dan menangkap pejabat yang menentangnya.

Ibu Suri marah, apa-apaan ini, Tuan Daewonwee?

Hakim Lee : Jika para petinggi tidak bertanggung jawab, siapa yang akan bertanggung jawab?

Para pejabat dibawa pergi atas perintah Hakim Lee.


Ibu Suri syok.


Chun Joong menatap tajam Hakim Lee. Dia kalah lagi.


Bong Ryeon menemui Ratu.

Ja Young : Semua anggota dewan sudah ditangkap di istana. Sudah kuduga ini akan terjadi. Ayah tidak akan bisa dihentikan sekarang. Karena itu aku menghubungimu, Tuan Putri.

Bong Ryeon : Apa yang kau inginkan dariku, Ratu?

Ja Young : Ramalan dan kekuatanmu telah menjadi rahasia besar di istana ini.Itulah yang kubutuhkan. Seseorang yang memprediksi masa depan! Maukah kau membantuku melawan ayah mertuaku dan mengembalikan istana? Tuan Putri.


Bong Ryeon kaget mendengarnya. Dia makin terhenyak saat melihat mata Ja Young.

Bong Ryeon dalam hati, mata itu! Itu mata Raja yang pernah kulihat!


Hakim Lee tanya apa sakit rasanya kalah darinya?

Hakim Lee : Kita menempatkan putraku di takhta itu. Kau pikir aku tidak tahu siasatmu? Jika ada orang di dunia ini yang benar-benar mengenalmu, akulah orangnya.

Chun Joong : Ya, kau benar. Aku tahu apa yang benar.


Hakim Lee : Lantas, maukah kau bergabung denganku sekali lagi? Akankah kau membuang yang lain dan tetap setia kepada rakyat dan Raja serta berdiri di sisiku sekali lagi? Berdiri di sampingku, Chun Joong-ah!

Chun Joong terdiam, menatap Hakim Lee.


Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment